Treasure Hunt Tycoon - Chapter 302

Bab 302: Tidak Bisa Menghentikan Nakal

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Para penonton mengerutkan bibir mereka dengan jijik, dan memandang rendah Harris dan Hugo karena ketidakberdayaan mereka.

Tapi Harris dan Hugo tidak peduli. Mereka terus menatap Li Du. Hugo sengaja menggunakan nada provokatif dan menantang: “Hei, bocah curang, apakah Anda berani menerima tantangan?”

Li Du tersenyum dan berkata, “Tidak perlu mendorong saya ke dalamnya. Ketika saya belajar cara berdiri dan p * ss, trik ini berhenti bekerja pada saya. Adapun saran baru Anda, jujur saja, saya masih tidak ingin untuk mengatakan ya. ”

Terlihat kekecewaan terlihat di wajah penduduk asli Amerika ketika mereka mendengar itu. Seseorang mulai menghina Li Du dengan berteriak, “Lemah! Pengecut!”

Li Du melanjutkan dan berkata, “Begini, alasan saya tidak ingin setuju adalah karena saya tidak ingin ada hubungannya dengan Anda dan orang-orang Anda. Apa yang akan Anda lakukan jika saya menang lagi? Anda akan memiliki yang lain alasan baru, bukan? ”

Hugo dengan cepat menjelaskan, “Tidak, tidak ada yang melihat bagaimana kamu berburu di babak sebelumnya. Kali ini kita akan bersaing dengan adil. Dan jika aku kalah, kita akan mengakui kekalahan kita tanpa mengucapkan sepatah kata pun!”

Li Du menguap iseng dan berkata, “Oke, sepertinya aku harus tidur siang nanti.”

Lalu ia mengambil sejumlah uang dari Hans, mengeluarkan 20.000 dolar dan menyerahkan masing-masing 10.000 dolar kepada Godzilla dan Big Quinn.

“Apa artinya ini?” Harris bertanya.

Li Du menjawab dengan penuh keyakinan, “Saya akan membagi uangnya terlebih dahulu. Ini kemenangan yang pasti bagi saya. Kedua orang ini bekerja untuk saya, saya hanya memberi mereka sedikit bonus.”

Big Quinn memegang 10.000 dolar seperti kentang panas, tangannya yang besar mengepal, mengendur, dan mengepalkan lagi. Ekspresi wajahnya adalah ketakutan dan kecemasan.

Godzilla segera memasukkan uang itu ke dalam sakunya dan terus memakan keripiknya, benar-benar tidak peduli tentang itu.

Big Quinn berbicara dengan suara rendah, “Hei teman, apakah ini benar-benar baik-baik saja?”

Godzilla dengan santai menjawab, “Jika Boss mengatakan itu kemenangan, dia pasti akan menang.”

Para penonton merasakan kekaguman terhadap Li Du. Orang Amerika menghargai orang-orang yang percaya diri, dan kepercayaan diri Li Du telah memenangkan tepuk tangan dari orang banyak.

Harris merasa ingin muntah darah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, “Baik, kamu suka bertingkah keren? Oke, semoga kamu tidak menjadi idiot nanti! Hugo, pastikan kamu menang!”

Pemuda penduduk asli Amerika memegang senjata; dia juga menggertakkan giginya dan menjawab, “Tenang sepupu, aku akan mengajarinya bagaimana berperilaku!”

Kedua pria itu berjalan menuju hutan. Beberapa parker yang usil mengikuti mereka. Penduduk asli Amerika berpencar, karena mereka bertugas menemukan mangsa dan mengantar mereka ke keduanya.

Tiba-tiba, seekor kelinci liar yang ketakutan meninggalkan lubang pohon dan menuju semak-semak.

Kelompok itu melihat kelinci hampir bersamaan dengan Hugo dan Li Du. Hugo bersukacita atas pemandangan itu; dia dengan tenang mengangkat senjatanya tepat sebelum mencoba menembaknya.

Namun, tepat ketika dia mengangkat moncongnya, kilatan cahaya dingin muncul. Desir! Suara panah terbang terdengar tepat saat menembak kelinci, memakukannya ke tanah!

Tiba-tiba terdengar teriakan terkejut: “Ya Tuhan, orang ini begitu cepat!”

Li Du tersenyum pada Hugo, mengangkat panah dalam salam.

Jantung Hugo tidak berdetak — dia tahu dia dalam situasi berbahaya.

Dia ahli dalam berburu. Dia menerima pelatihan tempur elit ketika dia bersama Marinir. Kemahiran dan ketepatan Li Du dengan panah otomatis membuatnya takut dan gelisah.

Panah itu adalah pembunuh yang sangat bijaksana. Senjata itu menghasilkan sedikit kebisingan, tidak ada bau mesiu, dan ketika digunakan pada malam hari tidak akan menghasilkan percikan api. Karena itu sangat cocok untuk pertempuran malam hari.

Ketika Hugo masih bersama Marinir, dia telah melihat para ahli menggunakan busur panah, tetapi dia tidak ingat siapa pun yang memperlihatkan bakat Li Du!

Ada berbagai macam burung liar di hutan. Ketika lebih banyak orang datang ke hutan, beberapa burung mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit.

Hugo dengan cepat mengangkat pistol; burung liar yang terbang di kejauhan tidak jauh darinya. Namun ini bukan target yang mudah untuk ditabrak karena burung itu kecil, hutannya subur, dan cabang serta daunnya bisa mengaburkan pandangan. Hugo membidik setelah mengangkat pistol.

Desir! Dia mendengar suara dan burung abu-abu liar itu jatuh dari langit.

Hugo berbalik untuk melihat Li Du dengan ngeri, dan melihat Li Du tersenyum padanya, dengan panah melambung tinggi.

“D * mn, kamu tidak bisa begitu cepat!” seru Hugo, merasa tidak berdaya.

Li Du tertawa, “Jika kamu tidak buta, kamu harus tahu bahwa aku secepat itu.”

Sandgrouse berdada kastanye muncul di pohon pinus. Hugo buru-buru mengangkat pistol dan membidik. Pada saat itu, tali panah bergetar — panah lain melintas!

Di kejauhan, sandgrouse berperut kastanye sudah mulai melarikan diri, tetapi panah tumbuh dari punggungnya sebelum bergerak satu kaki!

Martin dan teman-temannya terkejut melihat pemandangan itu. Sekelompok pria tua memandang Terry dan bertanya, “Apakah Anda pernah melihat penembak jitu seperti ini?”

Terry menjawab dengan pasti, “Ketika saya berperang di Irak, saya bertemu dengan seorang pria dari Navy SEAL yang merupakan penembak cepat yang baik, tetapi bahkan dia tidak memiliki kecepatan seperti ini!”

Mereka terus berjalan dan akhirnya, penduduk asli Amerika menemukan mangsa yang lebih besar — seekor rusa. Mereka mengendarainya ke arah Li dan Hugo.

Hugo mengangkat pistol, merasa penuh percaya diri saat ini. Mempertimbangkan ukuran rusa, dia bisa mengenai target sejauh 600 kaki. Adapun panah otomatis, kekuatan panah sekitar 600 kaki akan sudah melemah. Kali ini, dia bisa mengambil kesempatan!

Li Du sudah memikirkan rencana untuk mengatasi ini: dia segera melepaskan bug kecil untuk terbang ke laras pistol Hugo untuk menyerap energi waktu.

Laras senapan memiliki senapan, yang sering digambarkan sebagai jiwa laras senapan. Ini memberi proyektil kemampuan untuk memutar dan tetap menghadap ke arah yang sama setelah dimuat.

Jika senapan sudah luntur, laras pistol harus diganti. Kalau tidak, itu tidak akan bisa menembak dengan akurat.

Serangga kecil itu menyerap energi waktu laras dan senapan berbentuk spiral dengan cepat merosot.

Ketika Hugo melepaskan tembakan, peluru memasuki laras dengan suhu tinggi dan gas tekanan tinggi. Gas menjadi sedotan terakhir yang menghancurkan rifling. Karena itu, senapannya rusak dan aus.

Tanpa rifling sebagai panduan, peluru itu meleset dari sasaran secara signifikan. Rusa itu berlari ke arah mereka. Hugo menembakkan tiga kali tetapi tidak ada peluru yang menabraknya!

Sekelompok penduduk asli Amerika mengumpat tak percaya ketika mereka melihat bahwa: “F * ck!”

Ketika rusa memasuki jarak tembaknya, Li Du mengangkat panah dan menekan pelatuk terus menerus.

Kali ini ia melakukan beban manual baut panah. Setelah tembakan, ia segera memasukkan panah ke atas panah dan meregangkan tali panah. Panah lain ditembakkan!

Empat panah ditembakkan satu demi satu, mengenai kepala dan dada rusa.

Setelah selesai menembakkan panah, Li Du melemparkan panah dan dengan cepat menarik pistol dari punggungnya. Kedua tangannya memegang pistol saat dia berlari ke depan.

Ketika dia mengeluarkan pistol, dia menggunakan kemampuan “Time Deseleration”. Ketika matanya, tujuannya, dan rusa itu berada dalam satu garis, dia berulang kali menarik pelatuknya.

Bang! Bang! Bang! Bang!

Percikan muncul berulang kali di moncong saat dia menembakkan tembakan. Dia sekarang sangat dekat dengan rusa — tidak lebih dari 30 kaki jauhnya. Peluru-peluru itu pasti mengenai binatang itu.

Setelah terus menerus ditembakkan oleh panah dan peluru, rusa itu jatuh ke tanah, tak bernyawa.

Li Du meletakkan pistol ke punggungnya dengan gesit. Dengan satu kaki di atas kepala rusa, dia menatap Hugo dengan dingin, bertanya, “Masih ingin melanjutkan?”

Kerumunan yang mengikuti mereka tidak terlalu jauh di belakang tercengang oleh kata-kata. Sebuah kata dengan suku kata tunggal berteriak: “Keren!”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di novelku.id <–