Treasure Hunt Tycoon - Chapter 1371

Bab 1371: Bab 1371 – Hukuman Cinta

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Insiden keamanan publik seperti ini biasanya dituntut oleh polisi tanpa mediator.

Setelah polisi mengajukan dakwaan ke pengadilan, pengadilan akan mendengarkan kasus ini. Dalam kasus ini, Li Du, sebagai terdakwa, tidak yakin akan dihukum.

Namun, jika mereka menerima hukuman keamanan publik, mereka tentu akan bersalah, dan informasi terkait akan ditambahkan ke catatan kriminal mereka.

Namun, kejahatan penganiayaan ini tidak serius, dan hukuman keamanan publik seringkali ringan.

Li Du dan anak buahnya dengan lesu mengikuti para petugas ke aula kantor polisi, dan kemudian merasa bahwa situasinya tidak baik: ada wartawan, memegang kamera untuk mengambil foto!

“Sial, tidak ada privasi lagi,” gerutu Li Du dengan frustrasi.

Polisi di sebelahnya berkata, “Mengapa kamu melanggar hukum?”

Untungnya, kamera tidak fokus pada Li Du. Ada sekelompok orang lain di depannya. Aula besar itu sangat ramai, dengan lebih dari seratus orang.

Kepala polisi berjalan ke depan dan mengatakan banyak omong kosong, tetapi Li Du berfokus pada gagasan umum: semacam hukuman penuh kasih yang akan digunakan oleh departemen kepolisian Tucson alih-alih hukuman yang keras.

Sementara Li Du bertanya-tanya apa artinya ini, hukuman dimulai.

Sama seperti yang dikatakan pengacara, masalah ini berskala relatif besar dan akan dipublikasikan secara luas, tetapi hukumannya tidak akan serius, terutama bagi Li Du yang telah mencatat bukti bertindak membela diri.

Hukumannya sedikit di luar kebiasaan. Dua petugas polisi memperagakannya dengan berpegangan di pinggang masing-masing dengan satu tangan, dan kemudian berdiri berdampingan, mengangkat tangan lainnya di atas kepala, dan membentuk bentuk hati.

Melihat adegan ini, bukan hanya Li Du, tetapi semua orang juga terkejut.

Li Du berpikir pose ini tampak familier, dan kemudian ingat bahwa itu populer dengan banyak pasangan di WeChat.

Li Du selalu merasa itu norak dan tidak pernah melakukannya dengan Sophie. Sekarang, alih-alih Sophie, dia berpose dengan pria asing!

Bahkan lebih sulit bagi lelaki tangguh dari Tucson untuk menerima hukuman seperti itu. Gagasan itu begitu menakutkan mereka sehingga mereka berteriak:

“Apakah kamu meminta saya untuk melakukan ini? Tembak aku, aku lebih baik mati! ”

“F ** k, aku tidak akan melakukan ini. Jangan pernah memikirkannya! ”

“Maaf, opsir, saya menyesal minum dan berkelahi, dan saya bersumpah tidak akan pernah melakukannya lagi. Tinggalkan aku sendiri, jangan biarkan aku jadi malu! ”

“Aku juga menyesalinya. Saya lebih suka masuk penjara. ”

Li Du menghela nafas tanpa daya ketika dia melihat pria-pria Tucson yang terluka menunjukkan kelemahan mereka. Orang-orang bodoh ini tidak menyadari bahwa polisi memperkenalkan hukuman publik seperti itu justru untuk efek psikologis mereka. Kengerian orang-orang Tucson menunjukkan bahwa itu berhasil.

Benar saja, petugas polisi menolak dengan sangat tegas. “Ini adalah kantor polisi, bukan toko kelontong, dan kamu tidak bisa tawar-menawar. Di sini, Anda keluar dulu. Kemarilah dan berpose. ”

Kedua pria, satu dari Tucson dan yang lainnya dari Phoenix, naik ke atas panggung untuk berpose untuk foto.

Li Du melihat pemandangan itu. Ada 70 atau 80 orang dari Tucson, lebih dari di sisi pemburu harta karun. Dia punya firasat buruk tentang itu semua.

Dia melihat beberapa petugas polisi membawa kopi, jelas berniat memainkan permainan yang panjang, dan sebuah gagasan yang menyedihkan muncul di benaknya.

Orang-orang yang dipilih menolak untuk berpartisipasi, berdebat bolak-balik dengan polisi. Media ada di sana, sehingga polisi tidak bisa menggunakan kekerasan dan seluruh bisnis macet untuk sementara waktu.

Pada saat ini, Li Du berdiri dan berkata kepada polisi, “Petugas, saya bersedia menerima hukuman ini.”

“F ** k, bajingan ini adalah af ** king gay!” seseorang dari Tucson memanggil.

“Jika kamu mau, lakukan sendiri, dengan pacar kecilmu. Kami tidak akan pernah melakukannya! ”

“Sialan, kita harus mengalahkan bajingan ini tadi malam!”

Li Du memandang sisi Tucson, tersenyum, dan berkata kepada pria paling keras, “Bagaimana dengan pria ini? Saya akan mengambil foto dengannya. ”

Pria yang memarahinya terkejut. Setelah beberapa detik, dia bereaksi dan berteriak, “Kenapa aku harus berfoto denganmu? Jangan pernah memikirkannya! Aku tidak akan melakukan itu!”

Saudara Wolf berlari keluar dari kerumunan seperti angin puyuh dan menendang. Pria bermulut keras itu terbang ke kerumunan.

Namun, alih-alih menghukum Saudara Wolf, polisi malah menariknya kembali. Kepala berkata kepada orang-orang Tucson dengan wajah dingin, “Jangan membuat masalah di sini, perhatikan kata-katamu, atau aku akan mengirimmu ke penjara!”

“Aku lebih baik masuk penjara daripada …” seseorang mulai berbicara, tetapi berubah pikiran dan berhenti di tengah kalimat.

Li Du berdiri di depan orang banyak dan berkata, “Karena orang ini tidak ingin mengambil foto dengan saya, saya akan memilih orang lain.”

Dia memandang kerumunan dari Tucson, dan mereka tidak berani memarahinya. Setiap kali matanya bertemu dengan mata mereka, mereka menundukkan kepala.

Li Du memilih satu pria yang terlihat relatif jujur. Dia menunjuk ke orang itu, dan dua petugas polisi pergi dan menyeretnya keluar.

Pria muda itu tampak putus asa dan berkata, “Saya tidak bersalah. Saya tidak berpikir untuk mengambil bagian dalam pertarungan pada saat itu … ”

Polisi tidak peduli.

Li Du berdiri bersamanya dan berkata, “Oke, sobat, cepat beri aku tanganmu. Lebih baik kita selesaikan ini. Percayalah, kamu akan berterima kasih padaku nanti. ”

Pria muda itu gemetar ketika dia mengangkat lengannya, dan wajahnya pahit ketika dia bergumam, “Aku sudah selesai, jika foto itu bocor, aku sudah selesai. Saya tidak akan pernah bisa hidup seperti ini. ”

Mereka menyentuh ujung jari mereka bersama, dan kamera berkedip beberapa kali.

Li Du memandang kepala polisi, yang mengangguk. “Selesaikan seluruh prosedur dan kamu bisa pergi.”

Saudara dan Godzilla melakukan bagian mereka setelah Li Du, dan beberapa kelompok berikutnya melanjutkan sesi pemotretan tanpa keberatan. Setelah beberapa tim pertama menjalani prosedur, yang lain berhenti berjuang dan dengan enggan menerima bahwa mereka tidak punya pilihan.

Kerumunan berpikir bahwa mereka dapat pergi setelah mengambil satu foto, tetapi sutradara tersenyum dan berkata, “Untuk membuat kesan yang cukup dalam, tidak ada yang akan dibiarkan pergi sebelum mereka mengambil foto dengan masing-masing sepuluh orang.”

Ekspresi semua orang berubah. Ada sekitar seratus orang di aula. Jika setiap orang harus memotret sepuluh orang, itu akan menghabiskan banyak waktu.

Kuncinya adalah, mengambil foto dengan satu orang bisa diartikan sebagai lelucon, tetapi sepuluh foto seperti itu? Bagaimana mereka bisa menjelaskannya kepada teman-teman mereka?

Inilah mengapa Li Du mengambil inisiatif untuk memberi contoh. Dia menemukan bahwa polisi siap untuk proses yang panjang. Bagaimana itu akan berakhir hanya dengan satu foto masing-masing? Itu akan terlalu mudah.

Seperti yang dia duga, semua orang di belakang dihukum berulang kali, kecuali mereka yang mengajukan diri.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di novelku.id <–