Treasure Hunt Tycoon - Chapter 1021

1021 Negara Si Kecil

Bab 1021: Negara Si Kecil

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio

Editor: Nyoi-Bo Studio

Musa belum kembali, yang membuat Li Du sedikit khawatir.

Big Ivan mengeluarkan pistol keledai dan meludahkan sepotong permen karet. “Bos, haruskah aku

mencari-cari dia? ”

“Kamu tidak perlu khawatir, kan? Apa yang bisa menyakitinya? Seekor binatang?” Lu Guan

berbicara dengan lembut.

Big Ivan menjawab, “Hewan buas tidak berbahaya seperti manusia. Siapa tahu, dia bisa

ditangkap oleh seseorang dari suku, atau dia mungkin bekerja sama dengan orang – orang dari

suku untuk membuat kita perangkap. ”

Li Du menggelengkan kepalanya. “Kamu tidak harus berpikir seperti itu. Musa bukan tipe orang seperti itu,

Maksudku, dia tidak punya otak untuk berpikir membuat jebakan. ”

“Selalu lebih baik untuk berhati-hati,” kata Big Ivan.

Saudara Wolf setuju dengannya dan mengeluarkan pistol juga.

Pemburu singa telah menyiapkan senapan untuk mereka. AK-74U sudah ada sejak lama.

Model itu dibuat sejak lama tetapi cukup kuat untuk pertempuran hutan.

Li Du berlari agak rendah pada kesabaran setelah menunggu empat puluh menit lagi.

Namun, Musa akhirnya muncul.

Dia membawa panah hitam Mamba, dengan dua burung liar dan seekor kelinci

pinggang. Langkah kakinya ringan saat dia mendekat, dan emosinya tampak meluap.

Li Du, tertegun, bertanya, “Apakah kamu keluar untuk berburu?”

Musa menjawab dengan riang, “Aku sudah sampai di sukuku, dan aku punya ini.”

Ketika Li Du mendengar ini, dia segera berdiri dan bertanya, sama-sama bersemangat, “Apakah kamu

menemukan jalan kembali ke suku? ”

“Ya,” Musa mengangguk dengan penuh semangat.

Mereka memadamkan api unggun, menahannya dengan tanah, dan memastikan tidak akan ada

bara terbakar tersisa. Kemudian kelompok itu mengikuti Musa ke hutan yang dalam.

Pohon-pohon besar berdiri berjajar, batang menjulang ke awan. Beberapa pohon punya

dedaunan hijau, dan dedaunannya begitu subur sehingga menutupi langit.

Sulit untuk bepergian di hutan. Ketika mereka berjalan lebih jauh ke kedalaman

kayu, mereka menemukan lebih banyak sungai dan aliran kecil. Mereka sepertinya sedang berlari

ke lebih banyak sungai dengan setiap beberapa langkah.

Ada kawanan rusa yang tinggal di hutan, tetapi mereka sangat waspada terhadap rusa

lingkungan. Mereka akan melarikan diri sekaligus setiap kali ada gerakan atau kebisingan

sekitar.

Satu jam berlalu ketika mereka berjalan, beristirahat di antaranya. Mereka belum melihat

suku Pygmy.

Li Du berpikir bahwa mereka mungkin masih berada di Afrika Selatan, tetapi mereka sudah melewati itu

perbatasan ke Botswana. Hutan membentang di kedua negara.

Jika demikian, peluang tambang berlian yang ada tidak diragukan lagi meningkat. Botswana adalah

produsen berlian terkemuka dunia.

Sambil berjalan, Ah Meow, yang memimpin jalan, tiba-tiba berlari ke pohon besar lewat

sisi jalan dan berteriak, “Meong meow!”

Ah Ow, Crispy Noodles, dan Ali adalah yang pertama merespons teriakan itu. Mereka bertiga

melihat ke depan dan dengan cepat berkumpul. Mereka dengan waspada melindungi Sophie, yang dulu

dibelakang mereka.

Li Du dan yang lainnya memandang ke arah yang sama dan melihat seekor binatang buas di pohon.

Binatang itu sangat mirip dengan Ah Meow, tetapi lebih besar dan lebih kuat. Itu ditutupi dengan

Bulu kuning kecoklatan dengan bintik-bintik hitam tersebar di atasnya. Itu adalah hewan Afrika yang terkenal, itu

Cheetah.

Cheetah tampak cantik dengan tanda-tanda hitam mengalir dari sudut mulutnya

ke sudut matanya. Itu memiliki tubuh yang ramping dan ada cincin hitam di panjangnya

ekor. Ketika ia hinggap di antara cabang-cabang pohon, garisnya tampak seperti perunggu

patung.

Kedua belah pihak saling memperhatikan. Cheetah menatap Li Du dan timnya dari pohon

rakit. Empat kakinya yang panjang menjuntai dari pohon, dan itu tidak tampak memusuhi mereka,

tetapi hanya seolah-olah menikmati hidup dengan santai.

Saudara Wolf dan Big Ivan mengarahkan moncong ke arah cheetah tetapi tidak menembak.

Saudara Wolf memandangi cheetah itu sambil melambai dan berbisik, “Cepat! Ayo

lewat dan pergi! ”

Li Du tidak ingin memprovokasi binatang itu, juga tidak punya ide untuk memburunya. Lagipula,

mereka memasuki wilayahnya.

Tentu saja, dia tidak memiliki keberanian untuk memprovokasi cheetah, pembunuh hutan.

Cheetah adalah hewan darat tercepat dan bisa mencapai kecepatan 1.112 kilometer per

jam saat berlari.

Cheetah itu sangat cepat untuk mendapatkan kecepatan, terutama dalam sprint jarak pendek. Jika sebuah

sprinter juara dunia manusia dan seekor cheetah sedang berlomba seratus meter, sang

cheetah bisa membiarkan juara dunia mendapatkan 60 meter pertama dan masih mencapai finishing

baris pertama.

Sebuah bangkai kijang yang dianiaya bersandar di pohon di sebelah cheetah, rupanya sedang

makanan yang terakhir.

Mungkin karena cheetah kenyang dari makan malamnya, atau karena Li Du adalah bagian dari a

kelompok besar., tetapi hewan itu tidak menunjukkan tanda-tanda ingin memprovokasi mereka juga.

Kedua pihak saling memandang dan akhirnya berpisah.

Musa memimpin jalan selama satu jam lagi. Saat Sophie kelelahan, tiba-tiba

peluit datang dari pohon.

Mereka semua mengangkat kepala dan melihat seorang lelaki hitam mungil berdiri di cabang,

menghadap mereka dengan sepasang mata berbinar.

Seperti Musa, pria kulit hitam kecil itu tidak lebih tinggi dari satu meter tiga puluh. Tubuhnya kurus

dan dia mengenakan rok jerami dan memegang busur pendek buatannya di tangannya, sementara

sesuatu yang tampak seperti tanduk tergantung di lehernya.

Melihat pria kecil itu, Musa bersorak. “Akana, Akana!”

Pria kulit hitam itu memandangnya dengan hati-hati, lalu dengan cepat mengambil tanduk yang berkeliaran

lehernya dan gagal, “Whoo-hoo!”

Segera, selusin pria kulit hitam kecil muncul dan Musa menjadi lebih bahagia. Dia menari dan

teriak, “Akana, Akana, Akana!”

Para lelaki kecil lainnya berlari, tetapi mereka menutup mata terhadap Li Du dan temannya

rombongan. Mereka berlari ke Musa dan menari-nari di sekitarnya ketika mereka berteriak, “Akana!”

Lu Guan mengikuti ritme dan mengguncang tubuhnya, memanggil, “Akana!”

“Apa artinya?” tanya Li Du.

Lu Guan berkata, “Aku tidak tahu, mungkin itu nyanyian sukacita?”

Laki-laki kecil itu hanya melihat ke belakang pada mereka, dan salah satu dari mereka memiliki ekspresi bingung

di wajahnya. “Akana?”

Melihat ekspresinya dan merasakan kecurigaan dalam nadanya, Li Du merasakan itu

ada sesuatu yang salah dan bertanya kepada Musa, “Apa artinya Akana?”

Musa menjawab, “Artinya, anak suku telah kembali.”

“Apakah itu berarti pengembara telah kembali ke rumah?”

“Iya.”

Li Du mendorong Lu Guan dan berkata, “Baiklah. Kamu milik suku sekarang.”

Musa mengatakan sesuatu kepada rekan-rekannya dan mereka memberi isyarat tangan pada Li Du. Mereka

Mereka menyentuh dahi mereka dengan punggung tangan dan melambaikan tangan ke langit.

Li Du bertanya, “Apa ini?”

Musa tertawa dan menjawab, “Phantom, gerbang Phantom.”

Dikelilingi oleh pigmi, mereka berjalan ke depan. Mereka melewati serangkaian tinggi

pohon-pohon dan disambut oleh hamparan tanah datar yang luas. Bidang visi mereka

tiba-tiba melebar.

Banyak pondok kecil berdiri di tanah yang rata. Mereka tidak lebih dari satu meter

tingginya enam puluh, dengan api unggun berukuran mini, bangku, dan gerobak di depannya.

Singkatnya, mereka tampaknya telah memasuki tanah Lilliput.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

–> Baca Novel di novelku.id <–