The Legendary Mechanic - Chapter 524

Bab 524: Hila

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Lingkungan hutan belantara sangat keras, dengan beberapa pengungsi memilih untuk tetap meringkuk di dalam rumah mereka sendiri. Mereka memiliki mentalitas meninggalkan segalanya pada nasib, memilih untuk menanggung masalah potensial yang disebabkan oleh virus mutasi daripada meninggalkan keselamatan rumah mereka. Adapun pengungsi lain, mereka tidak ingin duduk dan menunggu kematian, memilih untuk berani menghadapi bahaya melintasi padang gurun yang sunyi dipenuhi dengan binatang buas untuk mencapai satu-satunya Tempat Suci yang tersisa.

Dengan temperamen Bennett, dia secara alami tidak akan bisa mengabaikan mereka. Bahkan jika Sanctuary kelebihan kapasitas, menyelamatkan satu lagi akan menjadi keuntungan lainnya. Dengan demikian, para pengungsi saat ini yang diterima oleh Sanctuary telah melampaui puluhan ribu. Seluruh kota penuh sesak, dengan tanah di luar tembok asli telah dibersihkan untuk membuat alun-alun yang lebih besar untuk memfasilitasi lautan pengungsi.

Sebelum mereka mengalir tanpa henti, bahkan dengan meningkatnya produksi supresan, pasokannya masih terbatas. Untungnya, ada pemain yang hadir untuk menjaga hukum dan ketertiban. Mereka rela menanggung beban, menikmati diri mereka dalam proses.

Karena tingginya jumlah orang, Aurora selalu sibuk karena dia harus memainkan peran sebagai pendeteksi virus manusia. Dia terus-menerus memindai setiap gelombang yang terinfeksi, praktis tanpa istirahat yang layak.

Di pos pemeriksaan khusus Sanctuary, ada lebih dari seribu pengungsi yang kotor dan tidak terawat menunggu pemeriksaan virus. Tentara bersenjata lengkap hadir di sekitar untuk menjaga ketertiban umum, dan mata para pengungsi mengkhianati kegelisahan dan kepanikan mereka. Bencana ini telah meregangkan saraf mereka ke titik puncaknya.

“Kapan kita akan diizinkan masuk?”

“Apakah Anda tahu bahwa untuk mencapai Tempat Suci, saya menghadapi bahaya yang tak terhitung jumlahnya di sepanjang jalan! Pencarian fisik dapat dijelaskan, tetapi mengapa kita masih ditahan di sini! ”

Banyak pengungsi yang menjadi emosional.

“Semua orang, sebelum diizinkan masuk ke Sanctuary, kita perlu menjalankan pemeriksaan virus. Tolong bekerja sama, ”teriak seorang komandan. Sementara para pengungsi tampak tidak puas, mereka hanya bisa menahan kecemasan.

Pada titik ini, Aurora berjalan di depan orang banyak, menutup matanya, dan merasakan tanda-tanda kehidupan semua pengungsi yang hadir.

Setelah beberapa lama, dia akhirnya membuka matanya dan berbicara dengan ekspresi meminta maaf, “Ada yang terinfeksi di antara kamu. Silakan ikuti prajurit ke area karantina ketika saya menunjukkan kepada Anda. ”

Ketika para prajurit berjalan ke kerumunan untuk menarik keluar yang terinfeksi, tindakan mereka membangkitkan kegelisahan semua pengungsi yang hadir.

“Apa yang sedang kamu lakukan! Berangkat! Saya tidak terinfeksi!

“Lepaskan anakku!”

“Enyahlah!”

Emosi para pengungsi mirip dengan tong bubuk, mudah tersulut oleh percikan kecil. Sekalipun mayoritas awalnya berniat untuk tetap patuh, dengan sebagian kecil pemberontak, semua orang dengan cepat berubah kacau untuk melawan dan menyerang para prajurit.

Teriakan, permohonan, omelan, dan bahkan suara benda-benda yang dilemparkan ke tanah bisa terdengar. Seluruh tempat itu berantakan.

Dalam periode ekstrem seperti itu, metode yang digunakan oleh penjaga secara alami sama ekstremnya. Mereka menggunakan tendangan dan pukulan, dengan paksa menyeret yang terinfeksi untuk memborgol mereka dan melemparkannya ke sudut. Beberapa anak yang terinfeksi bahkan diambil paksa dari tangan orang tua mereka, menyebabkan mereka menangis tanpa henti.

Bang!

Suara tembakan terdengar.

Seluruh lapangan menjadi sunyi senyap. Semua orang melihat seorang pengungsi laki-laki dengan wajah gila, memegang pistol dengan laras yang mengeluarkan asap. Pistol itu diangkat ke atas ke arah langit, menyebabkan para pengungsi di sekitarnya segera berebut pergi. Dalam sekejap, lingkungan pria itu tidak memiliki kehidupan manusia.

Ekspresi para prajurit sangat bergeser, dengan belasan senapan segera menunjuk ke arah pria itu.

“Sial, bagaimana para pencari di depan melakukan pekerjaan mereka – Bagaimana dia menyelundupkan senjata ini ke kota?”

“Letakkan senjatamu, kalau tidak kita tembak!” Seru sang komandan.

Pria yang memegang pistol itu gemetar di kedua kakinya, tetapi dia mengerahkan keberaniannya untuk menjawab, “Jangan… jangan tertipu oleh mereka! Saya mendengar bahwa mereka yang dikarantina sebenarnya semua dieksekusi. Mereka tidak bisa dipercaya! ”

“Kamu salah. Kami sebenarnya memiliki cara untuk menyelamatkan yang terinfeksi ini. Jangan gegabah! ”Komandan itu segera melangkah keluar untuk menenangkan lelaki itu sambil memberi isyarat dengan matanya ke arah orang-orang bersenjata itu.

Saat perhatian pria bersenjata itu digeser, mereka akan segera menembak dan menjatuhkannya.

Pada saat ini, salah satu yang terinfeksi yang ditarik keluar menjerit dengan suara menusuk telinga.

“Ayah!”

Seorang anak delapan tahun berjuang bebas dari tangan penjaga, tersandung ketika dia berjalan di depan pria itu. Dia memeluk erat-erat ke kaki celana pria itu, matanya terbuka lebar ketakutan ketika dia menatapnya dengan kaget, sosok mungilnya gemetar.

Sang komandan segera mengutuk ke dalam, buru-buru menutupi moncong prajurit di dekatnya. Tidak ada yang mau membunuh ayah di depan anaknya. Kalau saja anak itu tidak ada!

“Tolong pertimbangkan untuk anakmu dan letakkan senjatamu. Kita dapat membuktikan fakta bahwa kita memiliki sarana untuk menyelamatkan yang terinfeksi! ”

“Bagaimana … bagaimana kamu bisa menyelamatkan mereka!” Teriak pengungsi bersenjata sebagai balasannya.

Komandan menjaga kesabarannya dan menjelaskan, “Kami telah menghasilkan obat yang dapat menekan virus. Alasan kami mengkarantina yang terinfeksi adalah untuk memastikan bahwa mereka mudah diidentifikasi sehingga kami dapat memberi mereka obat. ”

“Lalu segera bawa obat untuk anak saya. Saya ingin menyaksikan seluruh proses! ”

“Ini …” Komandan ragu-ragu. “Tingkat produksi penekan sangat rendah. Masih ada beberapa orang di zona karantina menunggu obat. Kasar menunggu sampai giliran Anda akan sekitar tiga hari. Saya tidak punya otoritas … ”

Pria bersenjata itu segera menggerutu, memotong penjelasan komandan, “Saya tidak peduli! Kamu sebaiknya membawa obatnya segera, atau kalau tidak … kalau tidak, aku akan memecat! ”

Ketika dia berbicara, pria bersenjata itu mengarahkan moncongnya ke arah Aurora yang khawatir, yang berdiri di kejauhan menyaksikan pemandangan itu. Dia sebelumnya memperhatikan bahwa Aurora adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi virus dan harus menjadi seseorang yang penting. Hanya dengan mengancamnya, tuntutannya bisa dipenuhi.

Setiap prajurit yang hadir kehilangan warna di wajah mereka ketika jari-jari mereka hampir menekan pemicu pada senapan mereka.

“Jangan tembak! Dia satu-satunya orang yang dapat mengidentifikasi virus sekarang. Seluruh dunia membutuhkannya! ”

“Aku tidak peduli! Saya ingin obat! ”Mata pria itu merah, emosinya sangat tidak stabil.

Pada saat itu, gelembung energi merah gelap tiba-tiba mengelilingi Aurora. Hila berjalan keluar dari samping, ekspresinya sangat marah.

Pengungsi bersenjata segera menembak, tetapi peluru semua dibelokkan oleh perisai merah gelap. Hila melambaikan tangannya, dan energinya berubah menjadi sinar, menembak langsung ke arah dahi si penyerang.

Ketika Aurora bekerja, Hila selalu memastikan untuk menemaninya sebagai pengawalnya untuk mencegah nasib buruk menimpa adik perempuannya. Langkahnya ini dibuat untuk membunuh. Dia tidak akan bersikap lunak ketika menghapus ancaman terhadap kehidupan saudara perempuannya.

“Kakak, tidak!”

Alis Hila berkerut, dan pancaran energi yang sedang dalam perjalanan untuk meniup kepala pria itu berubah arah, sebagai gantinya menghancurkan senjata api di tangannya. Para penjaga segera menyerbu untuk menangkap pria itu sambil mencongkel anak yang masih memeluk kaki ayahnya ke samping.

“Seharusnya kau membiarkanku membunuhnya,” kata Hila tidak sabar. “Kebaikan adalah musuh alami untuk bertahan hidup. Anda perlu berubah — berhenti bersikap naif. ”

Aurora, bagaimanapun, tersenyum dan menjawab, “Bukan itu masalahnya. Saya tahu bahwa dengan saudara perempuan saya yang hadir, dia tidak dapat menyakiti saya. Dia hanya impulsif, dan kita seharusnya tidak mencabut nyawanya hanya untuk itu. Kita seharusnya bekerja untuk menyelamatkan para pengungsi. ”

“Huh, adik perempuanku yang bodoh …” Hila menyipitkan matanya, karena semua kenangan berdarah itu melintas di benaknya. Dia menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan mereka. “Jangan ragu melihat orang dari sisi terburuknya.”

Dalam setelan tempur hitam dan ketatnya, kaki panjang Hila memungkinkannya untuk dengan cepat mencapai pria yang ditangkap. Melihat ke bawah dari tempat dia berdiri, dia dengan dingin membentak, “Jika kamu tidak mempercayai kami dan tidak ingin karantina anakmu, tinggalkan tempat ini. Kita kekurangan segalanya kecuali pengungsi. Tidak ada yang akan menghentikan Anda untuk pergi. Penjaga, lepaskan dia dan anak itu. ”

Para penjaga melakukan seperti yang diperintahkan dan melepaskan pria itu. Yang terakhir segera mengambil anaknya, menatap Hila dengan marah. Namun, dia malah balas menatapnya dengan galak. Dari tatapannya yang penuh dengan niat membunuh, perasaan dingin muncul di hati pria itu, dan dia hanya bisa perlahan mundur dalam kemarahan.

Dia menyapu pandangan orang-orang yang tersisa, memeluk anaknya erat-erat saat dia mengambil langkah berat ke arah luar. Dia tidak ingin dipisahkan dari putranya, jadi dia tidak mau tinggal.

Pada saat ini, Aurora tiba-tiba membuka mulutnya.

“Tolong jangan pergi.”

Lelaki itu berhenti, memalingkan kepalanya untuk melihat si mungil Aurora, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut.

Aurora berkata dengan suara tulus, “Meskipun kami tidak akan membatasi Anda untuk pergi, saya mohon Anda untuk tetap tinggal. Hutan belantara sejujurnya terlalu berbahaya, dan hanya dengan tinggal di Sanctuary Anda berdua bisa mendapatkan keselamatan. Tolong percaya pada ketulusan saya. ”

“Kalau begitu segera bawa obat terlarang dan selamatkan putraku!” Mendengar kata-katanya, pria itu segera menyela.

Namun, Aurora menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan. “Untuk melawan dan membalas hanya untuk melindungi kerabatmu terlepas dari bahaya, percayalah padaku, aku juga sangat menyadari dorongan seperti itu. Maaf, kami tidak akan pernah memberi Anda penekan sebelumnya. Itu tidak adil bagi orang lain, dan membuat masalah pasti tidak akan ditukar dengan perlakuan khusus. Tapi saya harap Anda bisa mempercayai kami. Dengan kesabaran, anak Anda pasti bisa disembuhkan. ”

Bahkan jika dia percaya pada kebaikan, dia tidak akan pernah membiarkannya mengubah prinsipnya. Setelah mengalami periode kegelapan yang begitu lama, kenaifan dalam dirinya telah lama menghilang.

Kata-katanya membawa rasa kekuatan dan ketergantungan, dan pria itu tampak ragu-ragu. Pada titik ini, putranya tiba-tiba menyeka air matanya dan berbicara, “Ayah, aku percaya padanya. Biarkan aku pergi ke area karantina. Saya akan melindungi diri saya dengan baik. ”

Pria itu mengertakkan giginya, akhirnya melepaskan anak itu. Komandan maju ke depan untuk memegang tangan anak itu, dan sementara pria itu tampak seolah-olah ingin campur tangan beberapa kali, dia akhirnya menahan diri dari gerakan gegabah.

Setelah episode singkat ini, emosi para pengungsi juga menjadi tenang. Mereka patuh menerima karantina, dan ketertiban dipulihkan.

Kedua saudara perempuan itu meninggalkan situs tersebut karena ukuran besar beruang yang berada di belakang Aurora, lembut dan patuh.

Hila membelai kepala Aurora ketika dia mengerutkan kening, berkata, “Apakah kamu lupa apa yang saya katakan? Tidak ada artinya dalam membantu orang lain. Tidak mementingkan diri sendiri kepada orang lain berarti membiarkan mereka menjadi egois bagi diri mereka sendiri — tidak ada gunanya memperluas niat baik Anda kepada orang asing karena mereka tidak memiliki kualifikasi untuk mendapatkan bantuan Anda. ”

Aurora menarik tangan Hila ketika dia dengan lembut menjawab, “Karena kita memiliki kekuatan untuk membantu orang lain, jika kita menyembunyikannya dan tidak membantu mereka, bukankah kita menjadi egois?”

“Membantu orang lain dianggap sebagai urusan yang mulia, tetapi membantu diri sendiri dianggap sebagai masalah yang menjijikkan,” jawab Hila dengan dingin. “Kemunafikan semacam ini membuatku jijik. Mayoritas moral hanyalah penipuan untuk menipu mereka yang bodoh. ”

“Tapi Paman Black Star pernah menyelamatkanku dari niat baik. Kami adalah orang yang telah mendapatkan bantuan. Jangan bilang kamu tidak senang karenanya. ”Aurora tertawa.

“…” Setiap kali mereka menyinggung topik ini, Hila menjadi terdiam. “Bagaimanapun, bantuannya ini akan dibayar kembali suatu hari nanti. Saya tidak suka berhutang pada orang lain. ”

Sementara dia mengatakan itu, Han Xiao sudah memasuki negara baru, dengan perubahan besar dalam status. Ketika mereka pertama kali bertemu, Han Xiao hanya menjadi subjek tes lemah, pucat menerima pelatihan. Namun, dia sekarang memiliki prestasi semacam ini, membuat Hila bertanya-tanya apakah semua ini benar-benar kenyataan. Hidup benar-benar terlalu berubah-ubah.

Dengan demikian, Hila selalu terbelah tentang bagaimana menghadapi Han Xiao saat ini. Dia sepertinya tidak lagi membutuhkan kekuatannya, dan dia tidak tahu bagaimana tepatnya dia bisa membalas budi ini.

“Kadang-kadang, aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengobrol denganmu.” Aurora berpura-pura menjadi tua, mendesah. “Jika Anda bisa menjadi kurang eksentrik, jumlah orang yang memberi Anda pengakuan akan seribu kali lebih besar dari jumlah saat ini.”

“Huh, seseorang yang membutuhkan persetujuan orang lain hanya begitu-begitu.” Hila mengerutkan kening.

Aurora hanya bisa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Meskipun saya selalu dilindungi oleh kakak perempuan saya, kadang-kadang, saya merasa seolah-olah dia sebenarnya anak itu!

…

Tidak jauh dari sana, Herlous dan Han Xiao baru saja tiba, dan setelah mendengarkan pembicaraan antara kedua saudari itu, mereka saling memandang.

“Ayo kembali, aku merasa tidak ada yang bisa dilakukan untukmu.” Han Xiao menyipitkan matanya.

Herlous terkejut. “D * mn ibumu, kamu bahkan belum bertanya! Bisakah Anda memainkan peran yang lebih praktis‽ ”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<