The Human Emperor - Chapter 938

Bab 938: Pertempuran Malam (III)

Diterjemahkan oleh: Hypersheep325

Diedit oleh: Michyrr

Penampilan Gao Xianzhi terlalu tepat waktu. Dari awal penggerebekan ini sampai sekarang, Duwu Sili merasa seperti dikurung dari segala arah. Meskipun lawannya berbeda setiap kali, dia merasa seperti bisa samar-samar melihat wajah yang sama di belakang mereka masing-masing.

Pikiran individu muda itu membuat Duwu Sili merasa jengkel dan jengkel.

Ini adalah kontes dari dua jenis kekuatan, kecerdasan dan kekuatan yang berbeda, dan dalam kontes ini, Duwu Sili tidak diragukan lagi berada pada posisi yang kurang menguntungkan.

“Duwu Sili, kau masih seorang Irkin dari orang-orang Turki Barat, seorang Jenderal Agung Gunung Sanmi. Bukankah sedikit memalukan mengejar seorang jenderal tunggal? ”

Gao Xianzhi berdiri dalam kegelapan, tangan di pedangnya dan senyum menghina di bibirnya.

“Gao Xianzhi, aku tidak akan berbasa-basi denganmu. Sejak Anda muncul, saya tidak bisa mengejarnya. Ayo bertemu lagi di medan perang! ”

Duwu Sili menekan niat membunuh, memberikan satu tatapan terakhir, dan membalikkan kudanya.

Pertempuran antara Jenderal Besar seringkali sangat melelahkan dan menghabiskan waktu. Sekarang setelah Gao Xianzhi muncul, Duwu Sili mengerti bahwa tidak perlu melanjutkan pertarungan. Tanpa penundaan sedikit pun, dia menghilang ke dalam kegelapan.

Gao Xianzhi tersenyum ketika melihat Duwu Sili pergi, tidak berusaha menghentikannya.

Tidak lama setelah Duwu Sili pergi, Cheng Qianli muncul dari belakang Gao Xianzhi, tangannya menekan gagang pedangnya.

“Tuanku, itu benar-benar seperti yang diprediksi Wang Chong. Jenderal Besar Dalun Ruozan yang dikirim benar-benar adalah Duwu Sili! ”

“Huoshu Huicang dan Dusong Mangpoje keduanya adalah Jenderal Agung dari Ü-Tsang dan memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Dalun Ruozan. Setiap langkah mereka akan dibatasi oleh Dalun Ruozan, meninggalkan Duwu Sili sebagai satu-satunya Jenderal Agung dari pasukan gabungan Turko-Tibet yang mampu mengejar pasukan kita, ”kata Gao Xianzhi sambil tersenyum.

Sebagai Jenderal Besar dengan penguasaan strategi dan taktik, Gao Xianzhi sangat mirip dengan Wang Chong, dan justru karena kesamaan mereka ia menghargai Wang Chong dan hanya berharap mereka bertemu lebih cepat.

Gao Xianzhi merasa sulit membayangkan bahwa Tang Besar memiliki individu seperti itu. Jika dia tahu sebelumnya, dia akan menggunakan statusnya sebagai Jenderal Pelindung Anxi untuk merekrutnya ke Wilayah Barat. Jika mereka bisa bekerja sama, Wilayah Barat tidak akan pernah berakhir seperti ini.

“Ayo pergi! Kami sudah pergi dari kamp cukup lama. Orang-orang Arab seharusnya sudah memulai serangan mereka. ”

Gao Xianzhi perlahan berbalik dan mulai berjalan menuju Talas.

Untuk mengambil, yang pertama harus memberi. Dia muncul di sini bukan hanya untuk memblokir Duwu Sili. Jika seseorang ingin menangkap ikan, yang pertama harus memancing kail. Ini adalah prinsip yang tidak akan pernah berubah.

Dalam kegelapan, Huoba Sangye dan Kavaleri Mutri Merah keemasannya menatap punggung Gao Xianzhi. Meskipun tidak mau, mereka hanya bisa menekan keinginan mereka.

“Menarik!”

Dengan perintah ini, mereka pergi secepat mereka datang.

……

Swooshswooshswoosh!

Penilaian Gao Xianzhi sudah tepat. Membalikkan waktu ketika Gao Xianzhi pergi untuk menghentikan Duwu Sili, di garis pertahanan pertama, panah mengalir keluar dari kegelapan, masing-masing mengarah ke obor atau tungku di dinding baja. Bangbangbang! Dengan ledakan lembut, Energi Stellar yang melekat pada panah meledak, dan api dipadamkan, membuat garis pertahanan pertama yang cerah menjadi gelap.

“Cermat! Serangan musuh! ” seorang penjaga Tang di garis pertahanan pertama berteriak ketika dia menyadari apa yang sedang terjadi.

Thwish! Sebuah panah melesat keluar dari malam seperti ular berbisa dan menembus leher prajurit yang waspada, menyebabkannya jatuh ke tanah dengan mata terbuka lebar.

Clangclangclang!

Cahaya dingin menyala ketika para penjaga Tang mulai melepaskan senjata mereka, otot-otot mereka menegang saat mereka melihat ke luar tembok.

“Shieldmen, di pertahanan! Gunakan perisai untuk memblokir celah! ”

Seorang jendral Tang menunjukkan hasil dari disiplin dan pelatihannya. Meskipun dia tidak tahu jumlah musuh atau komposisi pasukan mereka, dia dengan cepat membuat keputusan yang benar. Dalam beberapa saat, perisai Tang mulai bergegas ke celah dan menanam perisai tinggi dan berat mereka di tanah, tubuh mereka condong ke depan dalam posisi bertahan.

Tidak peduli berapa banyak musuh yang ada atau bagaimana mereka menyerang, selama pasukan Tang dapat memblokir celah, mereka dapat menggagalkan rencana musuh.

Tetapi meskipun Tang Besar telah bereaksi dengan cepat, musuh dalam kegelapan bereaksi lebih cepat …

Meringkik!

Teriakan sengit para prajurit perang memecah ketenangan malam yang gelap. Bumi mulai bergemuruh ketika sejumlah musuh yang tidak dikenal menyerang di garis pertahanan pertama. Mereka telah bersembunyi selama beberapa waktu, menunggu saat ini untuk meluncurkan serangan mereka.

“Membunuh mereka!”

“Semuanya, ikuti aku! Mereka yang tidak akan mati! ”

“Bunuh semua Tang ini!”

Dalam sekejap mata, ribuan kavaleri Arab dengan mata cerah dan ekspresi buas menyerang pertahanan Tang.

Swooshswooshswoosh!

Yang mendahului mereka adalah tendangan voli demi panah, berjatuhan tebal di antara pertahanan dan menumbangkan tentara Tang yang tak terhitung jumlahnya, yang digunakan kavaleri Arab untuk menutupi serangan mereka. Ledakan! Dua kuku besar terangkat dalam kegelapan dan jatuh dengan momentum gemuruh di salah satu perisai besar. Bentrokan kuku kuda dan perisai infantri ini mengeluarkan bong metalik dan memekakkan telinga yang bisa didengar di sepanjang garis pertahanan pertama.

Perisai di belakang perisai mengerang, wajahnya memucat ketika darah menetes dari bibirnya. Dia telah berhasil memblokir pukulan, tetapi sebelum dia bahkan bisa menarik napas, sepasang kuku kuda jatuh, dan kemudian yang ketiga, yang keempat …

Lima kuda perang Arab berotot menabrak perisai tunggal ini, dan bahkan seorang perisai veteran tidak bisa bertahan melawan kekuatan belaka ini. Ledakan! Perisai itu terlempar kembali bersama perisainya, yang memungkinkan pasukan kavaleri Arab melonjak masuk.

“Membunuh!” teriak orang-orang Arab dalam bahasa mereka. Mereka telah mempersiapkan sangat lama untuk serangan ini, dan mereka sekarang menyerang dengan sangat ganas. Dalam beberapa saat, banyak kavaleri Arab telah berhasil menembus garis dan memasuki kamp Tang.

“Hentikan mereka!”

“Nyalakan api!”

Para jendral Tang juga mulai kehilangan keberanian dalam kekacauan ini.

Fwoosh!

Obor dilemparkan dari luar daerah pertempuran ketika tentara Tang yang berada di dekatnya dengan cepat bekerja untuk membantu rekan-rekan mereka. Ratusan demi ratusan obor dilemparkan ke daerah itu, cahaya mereka menggambarkan sosok kavaleri Arab yang galak.

“Naik!”

Para prajurit Tang yang kuat meraung ketika mereka mulai menyerang Arab.

Tapi sebelum mereka bisa mencapai medan perang, perkembangan mengejutkan lainnya terjadi …

Desir!

Dengan peluit melengking, lengkungan cahaya putih yang menyilaukan, seperti bulan sabit murni, terbang di atas garis pertahanan pertama, menebas leher satu prajurit infantri Tang, dan yang lainnya, dan kemudian mulai menari di antara prajurit Tang. Lebih banyak peluit terdengar ketika busur cahaya kedua muncul, dan kemudian yang ketiga … Dalam beberapa saat singkat, lengkungan cahaya yang tak terhitung jumlahnya menari dalam kegelapan, berkelebat melewati tentara Tang dan membuat mereka tenggelam dalam darah mereka. Ratusan busur cahaya ini cepat dan akurat saat mereka mengeluarkan tarian kematian yang mengerikan.

Dentang! Seorang prajurit Tang menarik pedangnya dan meluncurkan cahaya pedang putih yang menyilaukan di salah satu busur cahaya itu. Ding! Busur cahaya berputar, tetapi bukan saja tidak melambat, kecepatannya juga meningkat saat melesat ke arah prajurit Tang lainnya. Siram! Cahaya menyala dan darah jatuh, dan seorang prajurit Tang lainnya jatuh ke tanah.

“Bagaimana ini bisa terjadi?”

“Apa yang terjadi di sini?”

“Semuanya, hati-hati! Ini pedang Arab! Ada yang aneh dengan mereka! ”

Tentara Tang yang tertib di belakang garis pertahanan pertama langsung jatuh ke dalam kekacauan. Lengkungan cahaya putih cemerlang ini terlalu cepat dan terlalu tiba-tiba. Selain itu, ukuran kecil mereka membuat mereka sangat sulit untuk bertahan. Kerugian yang menyakitkan dengan cepat ditimbulkan pada tentara Tang yang tidak siap.

“Haha, mati! Di benua ini, tidak ada yang bisa menghentikan Sayap Mautku! ”

Sekitar tiga puluh zhang dari garis pertahanan pertama, Jenderal Arab yang ganas Nurman duduk tinggi di atas kudanya, senyum buas di bibirnya. Jeritan prajurit Tang yang sekarat adalah musik yang paling indah di dunia sampai ke telinganya.

“Datang datang! Semakin banyak Anda mengirim, semakin banyak akan mati! ”

Nurman menyipit ke kejauhan, matanya meledak dengan kegilaan dan kegembiraan seperti binatang buas.

The Wings of Death! Ini adalah pasukan penyerbuan malam elit di bawah komando Nurman. Kegelapan adalah bantuan terbesar mereka, memungkinkan mereka untuk menampilkan kekuatan penuh mereka. Dalam pertempuran yang tak terhitung jumlahnya, Nurman telah memimpin pasukan penggerebekan timur untuk membunuh musuh yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun jumlahnya tidak banyak, mereka masing-masing sangat mematikan. Melalui penggunaan taktik umpan, Sayap Kematian Nurman telah membunuh pasukan sepuluh kali lipat dari jumlah mereka, bahkan dua puluh kali lipat. Musuh-musuh Arab memucat saat menyebutkan nama ini. Semakin banyak bala bantuan yang dikirim musuh, semakin terkonsentrasi jumlah mereka, semakin kuat Sayap Maut.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<