The Human Emperor - Chapter 1602

Bab 1602: Jenderal Besar Jiudu Fuluo Keluar

Diterjemahkan oleh: Hypersheep325

Diedit oleh: Michyrr

Mencongklang!

Beberapa saat kemudian, gemuruh kuku bergema di atas padang rumput seperti gemuruh guntur. Kuda jantan ilahi yang tampaknya memiliki darah naga mengalir melalui nadinya, lebih tinggi dari seorang pria dan meledak dengan kekuatan, berangkat dari sebuah kamp. Di punggungnya adalah Jenderal Besar lapis baja yang memancarkan lautan energi yang besar.

Creee! Ketika Jenderal Besar itu berlari keluar, seekor elang emas besar dengan mata tajam lepas landas dari bahunya dan mulai terbang ke selatan. Dalam ledakan sonik, pria dan elang itu lenyap.

Kecuali diperintahkan secara khusus, Jenderal Agung Imperial dilarang meninggalkan pasukan dan pangkalan mereka. Ini adalah kasus di Tang Besar dan di antara orang-orang Turki Barat. Namun pengecualian telah dibuat.

Untuk menghentikan kekuatan empat ratus kavaleri Tang, Ishbara Khagan telah memerintahkan Jenderal Agung untuk mengejar.

……

Seorang penunggang kuda lapis baja hitam di pasukan Tang tiba-tiba naik ke depan dan memberikan laporannya.

“Tuanku, musuh mengejar kita dari belakang.”

“Berapa banyak orang?” tanya jendral Tang berumbai putih.

“Hanya satu,” jawab pramuka.

Suara tampaknya menghilang ketika kavaleri Tang fokus pada pengintai.

“Tapi dia bergerak dengan kecepatan luar biasa. Kuda perangnya memiliki kecepatan tiga hingga empat kali lipat kecepatan kita. Ini akan menjadi paling banyak satu jam sampai dia menyusul kami, ”lapor pramuka.

Pada saat ini, semua kavaleri tiba-tiba berhenti dengan meringis.

Seseorang harus menyadari bahwa mereka telah diperintahkan untuk menangkap Ashide dan Hulugan dan kemudian kembali secepat mungkin, jadi mereka pada dasarnya mendorong kuda mereka hingga batas. Tetapi musuh ini bergerak dengan kecepatan tiga hingga empat kali lipat, yang kedengarannya benar-benar tidak masuk akal.

“Apakah kamu sudah mengidentifikasi dia?” tanya si jenderal kulit putih.

“Tidak mungkin untuk memastikan, tetapi menilai dari kecepatan kuda perang, dia setidaknya seorang Brigadir Jenderal, bahkan mungkin seorang Jenderal Besar,” jawab pengintai itu.

Hanya ada empat ratus orang dalam operasi ini, tetapi karena mereka menghadapi musuh yang jauh lebih banyak, hanya yang terbaik yang dipilih. Tidak hanya mereka semua kuat, hampir semua dari mereka adalah pemanah master, dan mereka dilengkapi dengan senjata dan baju besi terbaik.

Wang Chong pernah membeli seratus ribu kuda perang berkualitas tinggi dari Turki Barat, dan dia telah memberikan empat ratus kuda terkuat dan tercepat untuk kavaleri ini. Kuda perang biasa Turki tidak akan pernah bisa mengejar yang ini.

Tetapi pria yang mengejar mereka bepergian dengan kecepatan tiga hingga empat kali lipat. Hanya Jenderal Agung yang bisa mencapai sesuatu yang begitu absurd.

Udara berubah suram.

Bahkan jika hanya satu orang yang mengejar mereka, jika itu benar-benar seperti yang mereka duga, seorang Jenderal Besar Turki Barat, mereka akan kesulitan untuk mengalahkannya.

Tapi ini jauh dari perhatian mereka …

Creee!

Teriakan tajam datang dari atas, dan mereka semua mendongak.

Elang emas besar turun dari awan. Lebih banyak suara cempreng yang terdengar ketika burung-burung yang berpatroli di atas kelompok mereka mulai menyerang dengan keras elang emas.

Pasukan burung besar inilah yang memungkinkan mereka mencapai perkemahan Ashide tanpa terdeteksi.

Tetapi elang emas ini tidak takut diserang oleh begitu banyak burung. Dia melambai dan memukuli sayap baja sambil merobek dan menyambar dengan cakarnya.

Dan kedua matanya tampaknya tertuju pada kekuatan empat ratus. Atau lebih tepatnya, mereka terpaku pada sosok Ashide dan Hulugan pada kuda mereka.

Hati semua orang tenggelam pada pemandangan ini. Burung-burung yang datang dalam misi ini dapat dengan mudah membunuh elang di bawah komando pasukan Ashide, tetapi mereka tidak berdaya melawan elang emas ini.

Thwish!

Sebuah anak panah melesat ke atas secepat kilat, tetapi elang emas sepertinya memprediksi ini. Dengan kepakan sayapnya, ia dengan mudah menghindari serangan fatal ini.

Jenderal berkulit putih dan tentaranya dibuat terdiam oleh pemandangan ini. Elang emas ini jelas telah melalui pelatihan keras untuk melawan pemanah master, karena ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh burung biasa.

“Hahaha, itu rajawali ilahi Jenderal Agung Jiudu, Jueling! Itu tertangkap! Kalian semua sudah mati! ”

Hulugan, yang telah dilemparkan ke punggung kuda seperti tas kulit, tiba-tiba duduk tegak dan tertawa. Beberapa saat yang lalu, dia dipenuhi dengan penyesalan dan percaya bahwa dirinya sudah mati, tetapi sekarang, matanya dipenuhi dengan harapan dan kegembiraan yang kuat.

“Khagan pasti sangat marah mengirimnya. Tak satu pun dari Anda meninggalkan stepa hidup-hidup! ”

“Hmph, benarkah begitu?”

Jenderal Tang berumbai putih itu mencibir.

“Jangan khawatir tentang apakah kita bisa melarikan diri atau tidak, karena kalian berdua tidak akan keluar dari sini hidup-hidup!”

Kata-kata ini membuat Hulugan menjadi sangat pucat.

Jenderal putih berumbai dengan cepat berbalik ke anak buahnya.

“Semuanya, dengarkan pesanan saya. Jika tebakan kami benar, musuh Jenderal Besar sedang mengejar kami dan mungkin telah menemukan lokasi kami melalui rajawali emas ini. Mulai dari sekarang, kami dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari sepuluh orang dan melarikan diri ke arah yang berbeda. Kami akan bergabung kembali bersama setelah kami melintasi perbatasan! ”

“Ya, Tuanku!”

Semua orang menjawab tanpa ragu-ragu, dan hanya butuh beberapa saat bagi mereka untuk menyebar ke arah yang berbeda.

Beberapa saat kemudian, jauh di belakang kelompok itu, Jenderal Besar Sanmi dari orang-orang Turki Barat, Jiudu Fuluo, mengejar kuda ilahi-nya, gumpalan debu yang ditimbulkan oleh kuku-kuku kakinya yang terangkat lebih dari seratus kaki ke udara. Creee! Mendengar tangisan tajam, Jiudu Fuluo mengulurkan lengan kanannya untuk menerima rajawali emas.

“Berantakan?”

Jiudu Fuluo hanya bisa mengerutkan kening.

Komandan pasukan Tang ini agak sulit ditangani, mengubah satu target menjadi empat puluh. Selain itu, elang emas mengatakan kepadanya bahwa ia telah melihat ‘target’ dalam beberapa kelompok yang berbeda, tetapi tidak ada keraguan bahwa ini semua adalah Hulugans dan Ashides palsu.

“Semut lemah ini cukup sulit untuk ditangani!”

Pikiran mendadak muncul pada Jiudu Fuluo.

Belum lama berselang, tepat sebelum Pertempuran Talas, seorang bawahan yang melayani Raja Negeri Asing yang dikenal sebagai Su Hanshan telah menggunakan kain penutup untuk menyembunyikan beberapa ribu balada Tang, menyebabkan dia terperangkap dalam penyergapan.

Sementara kekuatan keempat ratus orang ini begitu tidak signifikan sehingga Jiudu Fuluo dapat dengan mudah menghancurkan bahkan menggandakan jumlah mereka, kelicikan yang mereka perlihatkan ini tidak memberikan masalah kecil bagi Jiudu Fuluo.

“Hmph, sangat disayangkan bahwa ini hanyalah beberapa trik kecil!”

Jiudu Fuluo dengan dingin terkekeh saat mengeluarkan gulungan dari lengan bajunya dan membukanya di belakang kudanya.

Ini adalah peta topografi Great Tang. Dengan Tang Besar meningkat dalam dominasi dan Raja Negeri Asing menaklukkan semua musuhnya, negara-negara lain semua datang untuk menakuti Tang Besar. Pada saat yang sama, mereka fokus pada hal itu tidak seperti sebelumnya, dengan pengintai yang tak terhitung jumlahnya maju di ibu kotanya. Meskipun Tang Besar akan memusnahkan semua pengintai yang ditemukannya, kebijakan ini tetap tidak berubah.

Peta Great Tang Jiudu Fuluo yang dipegang datang dengan harga yang sangat mahal.

Mata Jiudu Fuluo memindai peta dan dengan cepat menemukan jalan utama di dalam Tang Besar.

Ini adalah jalan yang harus digunakan untuk memasuki Tang Besar. Tidak peduli berapa banyak tim yang terdiri dari empat ratus Tang terbelah, mereka semua harus melewati daerah itu untuk mencapai ibu kota Tang Besar.

Satu-satunya masalah adalah bahwa daerah ini berada dalam perbatasan Tang Besar. Meskipun Tang Besar dan Turki Barat memiliki ‘persahabatan’, itu masih merupakan pelanggaran besar bagi seseorang dengan status Jiudu Fuluo untuk memasuki wilayah Tang. Tapi dia tidak terlalu peduli soal ini.

“Hmph, jenderal ini akan sampai di sana pertama dan menunggu kalian semua untuk masuk perangkap. Karena Anda berani menyerbu wilayah Turki Barat, Anda seharusnya sudah siap untuk sepenuhnya dihancurkan! ”

Jiudu Fuluo mencibir sambil meletakkan peta dan pergi.

Beberapa ratus li berlalu dalam sekejap mata. Tetapi tepat ketika Jiudu Fuluo hendak menyeberangi perbatasan Tang Besar, sebuah seruan nyaring masuk ke telinganya.

“Jiudu Fuluo, aku harap kamu baik-baik saja! Beiting Protector-General Seorang Sishun telah menunggu cukup lama! ”

Di perbatasan antara wilayah Turki Barat dan Tang Besar, seorang jendral Tang Agung yang mengesankan naik ke atas kuda jantan pelan-pelan berjalan menuju Jiudu Fuluo.

Jiudu Fuluo langsung merengut melihat pria ini.

“An Sishun!”

Di seluruh utara, hanya An Sishun yang berani tampil di hadapannya dengan cara seperti itu.

Dalam luasnya stepa, Jiudu Fuluo tidak pernah membayangkan bahwa ia akan bertemu dengan An Sishun. Seolah-olah An Sishun telah memperkirakan rute yang akan diambilnya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<