The Anarchic Consort - The Anarchic Consort Chapter 306

Bab 306: Memasuki Pasukan Roh Pertempuran

Penerjemah: Larbre Studio Editor: Larbre Studio

Mendering.

Kunci besi jatuh ke lantai.

Helian Wei Wei membalikkan pergelangan tangannya, itu tidak terlalu menyakitkan. Dia kemudian melirik rantai mahal itu, akan sia-sia jika dia membuangnya begitu saja, jadi dia memutuskan untuk membawanya bersamanya.

Pintu terbuka tiba-tiba.

Shadow tertegun ketika dia melihatnya.

Helian Wei Wei menatapnya dengan malas, “Dia tidak bisa bereaksi sekarang, tapi sekarang setelah dia tahu bahwa Yun Biluo sudah kembali, tidak mungkin baginya untuk meluangkan waktu untukku. Bayangan, apakah Anda ingin mendapatkan saya atau membiarkan saya pergi? ”

Shadow menatap Helian Wei Wei, tidak yakin bagaimana harus menjawab. Dia menghalangi jalannya dengan hormat, “Maaf, Putri Permaisuri. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi. ” Dia harus mengikuti perintah tuannya.

Helian Wei Wei tertawa dingin, “Apakah kamu pikir kamu bisa menghentikanku?”

“Tolong jangan beri aku waktu yang sulit, Putri Permaisuri.” Shadow adalah tipe orang yang biasanya pendiam. Selain itu, yang dia hadapi adalah Helian Wei Wei sehingga dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Itu bukan hanya karena hormat kepada Baili Jia Jue, dia juga tidak ingin melukai wanita istimewa ini.

Mata Helian Wei Wei berkedip, “Baiklah, saya mengerti. Saya akan menunggu Baili Jia Jue kembali lebih dulu dan membahas ini. ”

“Terima kasih atas pengertianmu, Permaisuri Putri.” Shadow masih diperingatkan, memperhatikan Helian Wei Wei dan menunggunya untuk menutup pintu.

Helian Wei Wei tertawa sedikit dan terus berjalan perlahan.

Shadow mengawasinya dari belakang seolah dia berhati-hati terhadap sesuatu. Ada gerakan di sampingnya ketika dia akan mengulurkan tangannya dan dia memblokir dengan tangannya secara tidak sadar!

Percikan dari gesekan antara praktik bela diri tercermin di mata Helian Wei Wei. Dia kemudian tersenyum pada Shadow, “Kamu bagus dalam hal ini.”

Bayangan tetap diam.

“Namun,” Helian Wei Wei terdiam, dia kemudian menggerakkan jarinya sedikit dan asap keluar dari sisi lain payung.

Shadow ingin menahan napas, tetapi sudah terlambat.

Penglihatannya menjadi hitam dan dia pingsan.

Helian Wei Wei menyimpan payung sementara dia melihat Shadow yang pingsan. Dia tersenyum jahat, “Apakah Anda pikir ini hanya payung biasa?”

Dia menyeret Shadow kembali ke kamarnya. Dia menyandarkan Shadow ke dinding alih-alih membiarkannya duduk di kursi saat dia menganggap bahwa Baili Jia Jue adalah orang yang kebersihan.

Setelah itu, dia mengganti bajunya menjadi Shadow sebelum meninggalkan halaman.

Ada beberapa bayangan bersembunyi di sudut-sudut luar di halaman.

Meskipun mereka tidak menunjukkan diri, Helian Wei Wei bisa merasakan tatapan mereka.

Jika dia tidak mengenakan pakaian Shadow, dia pasti sudah ketahuan begitu dia meninggalkan halaman.

Tak satu pun dari mereka yang bisa melihat melalui penyamarannya karena dia pandai menyamar.

Dia meninggalkan halaman dan pergi ke halaman Tu Sufeng tanpa ragu-ragu.

Helian Wei Wei tidak khawatir tentang apakah Tu Sufeng tertidur karena sebagai dekan Akademi Putih, dia selalu begadang.

Selain itu, ia harus merawat seorang anak …

Begitu Helian Wei Wei memasuki halaman yang terang benderang, dia melihat Pangeran Ketujuh dengan setumpuk mangkuk kayu di kepalanya.

Pangeran Ketujuh berkedip dan menatapnya dengan ekspresi tenang, “Bibi Ketiga.”

Helian Wei Wei mengangkat alisnya, “Apa yang kamu lakukan?”

“Aku tertangkap karena mencuri daging untuk dimakan.” Pangeran Ketujuh tampak kesal ketika dia mengatakan ini, alisnya yang imut bahkan mengerutkan kening.

Helian Wei Wei meliriknya, “Berapa lama lagi?”

“Dekan tidak mengatakan apa-apa tentang ini,” Pangeran Ketujuh mengikuti Helian Wei Wei saat dia bergerak, kakinya yang pendek terhuyung.

Helian Wei Wei meraih tangannya dan melepaskan mangkuk dari kepalanya. Dia bertanya, “Di mana dekan?”

“Dia menghela nafas,” Pangeran Ketujuh melemparkan semua mangkuk ke sumur tua dengan wajah poker, “Aku terlalu nakal baru-baru ini, dia tidak tahu bagaimana cara memberitahu Kaisar Pensiunan.”

Helian Wei Wei terdiam …

“Kamu juga tahu itu?” Seseorang tertawa tanpa daya di belakang mereka.

Helian Wei Wei berbalik dan melihat Tu Sufeng berjalan ke arah mereka perlahan dengan jubah panjangnya. Dia tidak terlihat berbeda dari biasanya dan dia seanggun sebelumnya. Berlalunya waktu membuatnya tampak lebih meyakinkan.

Ada roti isi daging panas yang mengepul di tangannya, jelas untuk Pangeran Ketujuh.

Pangeran Ketujuh berlari ke arahnya, meraih roti dan menggigitnya. Saat dia makan, dia berkata, “Aku hanya menjadi kompetitif.”

“Hanya menjadi kompetitif?” Tu Sufeng menggosok dahinya dengan jari-jarinya yang panjang, “Kamu sangat kompetitif sampai kamu mematahkan lengan semua tuan muda di Superior Compound?”

Pangeran Ketujuh mengangkat kepalanya dengan sanggul di tangannya dan berkata dengan nada serius, “Saya hanya mencoba menyelamatkan mereka agar tidak terluka lebih parah oleh Kakak Ketiga saya.”

Tu Sufeng tidak bisa menyangkal apa yang dia katakan. Selain itu, semua siswa yang baru saja mendaftar baru-baru ini tidak mengikuti aturan akademi, ini membuatnya sakit kepala. “Kalian semua hanya tahu cara membuat masalah.” Terutama orang yang peduli pada orang lain, tidak mungkin baginya untuk menahan diri.

Begitu keluarga Yuan pensiun, keluarga Liang mulai ikut campur dalam urusan halaman, kebanyakan mengeluh tentang Baili Jia Jue.

Orang-orang itu tidak tahu apa-apa tentang identitas Baili Jia Jue. Mereka mencoba memenangkannya ke pihak mereka selama tes internal terakhir kali tetapi mereka gagal.

Oleh karena itu, itulah alasan mengapa orang-orang dari keluarga Liang dan guru-guru di akademi mengeluh tentang Baili Jia Jue.

Untungnya Tu Sufeng yang menangani semua masalah ini. Jika orang lain ada di posisinya sekarang, orang itu akan pingsan karena stres.

Orang yang kompeten seperti itu harus diterima ke dalam Pasukan Roh Pertempuran.

Tanpa kata lain, Helian Wei Wei tersenyum dan menunjukkan padanya Segel Militer di tangannya!

Pandangan Tu Sufeng berhenti, “Apa ini?”

“Saya ingin membahas apa yang terjadi di Hutan Fantasi dengan Anda,” Helian Wei Wei menyimpan segel militer dan melanjutkan, “serta aturan internal Pasukan Roh Pertempuran.”

Tu Sufeng tersenyum, “Saya tidak tahu banyak tentang Pasukan Roh Pertempuran, tapi saya bisa berbicara dengan Anda tentang Hutan Fantasi.”

Helian Wei Wei meliriknya, “Aku punya berita denganku yang mungkin mempengaruhi keselamatan semua warga di Kyoto tetapi aku hanya bisa mengatakan itu kepada anggota Pasukan Roh Pertempuran.”

Pangeran Ketujuh mendengarkan percakapan orang dewasa di sampingnya sementara dia menggigit roti besar itu. Dia terus menatap mereka dengan mata terbelalak.

Tu Sufeng tidak menahan kali ini. Dia memandang Helian Wei Wei dan tersenyum, “Kamu memang pintar. Ayo, kamu yang kedua datang padaku hari ini. ”

“Yang pertama adalah Yun Biluo.” Helian Wei Wei mengangkat alisnya.

Tu Sufeng tertawa, “Itu dia, tapi dia salah arah.”

Helian Wei Wei tetap diam dan mengikuti Tu Sufeng ke ruang belajarnya.

Tu Sufeng membalik tempat pena di atas meja kayunya dengan terampil dan rak-rak kayu terbuka ke samping.

Lorong panjang dan tidak pernah berakhir muncul di depan Helian Wei Wei ..

–> Baca Novel di novelku.id <–