The Anarchic Consort - The Anarchic Consort Chapter 225

Bab 225: Yang Mulia Tercerahkan

Penerjemah: Terjemahan Misty Cloud Editor: Terjemahan Misty Cloud

“Tidak dibutuhkan.” Helian Wei Wei menyentuh pergelangan tangannya dan tersenyum dengan sedikit hati-hati, “Aku bisa mengatasinya sendiri, jangan khawatir. Pelelangan akan segera dimulai, Anda semua harus duduk di tempat yang telah saya pesan. Saya harus berurusan dengan masalah lain terlebih dahulu. ”

Chen Yifeng merasa tidak nyaman tentang hal itu. Namun, Manajer Zhang telah dengan sopan membawa mereka pergi.

Di lantai atas di rumah minum, Kasim Sun melaporkan kembali pesan Helian Wei Wei kepada Grand Emperor. Kaisar Besar duduk kembali di tempat asalnya, menonton Li Resmi yang berteriak, dan telah kehilangan minat dalam pelelangan. Dengan lambaian tangannya, dia meninggalkan Baili Jia Jue untuk mengurus masalah, dan pergi ke istana bersama para penjaga. Pejabat Li menghela nafas lega dan berpikir bahwa karena Grand Master tidak mengatakan apa-apa lagi, masalah hari ini sudah berakhir.

Namun, dia lupa bahwa jika sampai Yang Mulia, hanya akan ada dua situasi. Satu, Yang Mulia sama sekali tidak tertarik, Pejabat Li dapat memuji leluhurnya dan membakar dupa mereka sebagai persembahan. Situasi lain adalah bahwa Yang Mulia sangat tertarik dengan masalah ini, maka itu masih selamat karena tidak ada banyak hal yang Mulia tertarik. Hasilnya adalah pergi dan bergabung dengan leluhurnya segera.

Benar saja, seperti yang dipikirkan Kasim Sun.

Suara dingin dan jelas dari Baili Jia Jue terdengar: “Memenggal dia, bawa dia ke tempat lain untuk melakukannya, jangan sampai ada darah di mana-mana. Ini kotor.”

“Iya.”

Bayangan mereka seperti hantu, Pejabat Li dan putranya tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengatakan sepatah kata pun dan diseret keluar dari kedai teh. Sisa pejabat yang hadir tertegun dan segera menyatukan tangan dan kaki mereka.

Baili Jia Jue masih duduk di meja utama, dia mendongak dan berkata: “Dan keluarga Wu.”

“Keluarga Wu?” Seseorang berbicara dengan bingung, berbisik, keluarga Wu tidak berbicara jadi bagaimana mereka menyinggung Pangeran Ketiga?

Baili Jia Jue tertawa kolik: “Bagaimana dia mematahkan kakinya, saya pikir saya tahu lebih baik dari kalian semua. Dia tidak jujur di militer. Setelah keluar dari militer ia berani bermimpi mengambil seorang istri. Dia seharusnya tahu lebih baik daripada melakukan kesalahan ini. Mengebiri dia dan melemparkannya ke penjara. ”

Kasim Sun: “….” Dia pikir masalah itu telah meledak, tetapi sepertinya Yang Mulia tidak melupakannya.

Beberapa orang merasa hal ini aneh, Kaisar Agung tidak pernah memiliki rombongan yang menemaninya ketika dia hadir. Tapi tahun ini, keluarga Murong, keluarga Yuan dan bawahan mereka, keluarga Li dan Wu, semuanya menerima perintah untuk menemaninya di menit terakhir. Kalau dipikir-pikir sekarang, ini semua ilusi, sudah diatur.

Namun, ini sepertinya bukan sesuatu yang akan dilakukan oleh Kaisar Besar. Jika dia ingin memenggal seseorang, dia biasanya hanya memberi perintah. Dia tidak akan menggunakan metode yang tidak bermoral seperti itu. Siapa dalang skema ini? Sisanya yang tersisa, klan Murong dan Wu bingung dan merasakan kegelisahan yang mendalam di hati mereka. Sepanjang waktu Baili Jia Jue berpegangan pada cangkir teh, dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya.

Kasim Sun memandang tuannya, sepertinya orang-orang yang jatuh hari ini, adalah orang-orang yang membuat Nona Sulung kesal di Akademi Putih.

Tidak, tidak itu tidak mungkin!

Mungkinkah amarah mahkota? Kasim Sun tersedak pikirannya sendiri dan tidak bisa berhenti batuk. Ini adalah pemikiran yang tepat tentang Yang Mulia.

Meskipun, bukankah ini sedikit terlambat? Wajah Kasim Sun memandang Baili Jia Jue dengan penuh tanya.

Baili Jia Jue mengangkat alisnya, suaranya ringan: “Butuh waktu untuk menyingkirkan akarnya.”

Kasim Sun: Sungguh, itu benar-benar amarah mahkota?

Jadi perasaan Yang Mulia untuk Nona Sulung …

Sebelum dia bisa berbicara, Baili Jia Jue berdiri memegang sepasang bunga persik dan pandangannya ke luar. Shadow menginstruksikan: “Pergi dan cari tahu kursi mana yang telah dia sediakan untuk dirinya sendiri.”

“Iya.” Dan menghilang ke rumah lelang.

Malam perlahan mendekat. Pelelangan resmi dimulai.

Namun, setelah rencananya yang cermat untuk pergi berkencan secara rahasia, Tuan Hei melihat orang di sampingnya dan berkata: “Bagaimana kabarmu?”

“Kenapa bukan aku?” Helian Wei Wei mengayunkan gelas anggur di tangannya dan tertawa, “Hei, bukankah ini tempat yang bagus, bagi pasangan untuk datang dan berbicara tentang cinta.”

Alis Hei Ze berkerut dan merasa bahwa pertanyaan itu harus dijelaskan: “Hei, dengarkan aku Wei Wei. Meski aku mengagumimu, aku tidak punya perasaan apa pun untukmu. ”

Senyum Helian Wei Wei membeku, seolah dihina: “Lalu mengapa kamu mengatakan kamu akan menikahiku?”

“Itu karena …” Hei Ze menarik rambutnya yang panjang, dan tiba-tiba merasa menyesal. Itu bukan tugas yang mudah bahwa ia bisa menyelinap di bawah pengawasan ayahnya hari ini. Itu semua agar dia bisa menghabiskan waktu dengan gadis konyol itu. Jadi bagaimana dia bertemu Wei Wei saja?

Selain itu, dia ragu bahwa dia memiliki perasaan untuknya sebelumnya. Jadi bagaimana hari ini … Apakah mungkin petunjuk yang dia berikan sebelumnya terlalu jelas?

Hei Ze merasa sangat menyesal di dalam hatinya, tapi dia takut dia akan melukai perasaan Helian Wei Wei jika dia jujur padanya. Dia berpikir lama tetapi tidak bisa mengatakannya.

Helian Wei Wei punya trik di lengan bajunya. Dia memiringkan kepalanya ke satu sisi dan membuat suara seperti dia menangis: “Jadi kamu telah berbohong padaku selama ini, dan berpikir perasaanku padamu tulus.”

Hei Ze tertegun. Selama ini dia mengenal Helian Wei Wei, dia selalu tenang dan tenang. Dia belum pernah melihatnya menangis.

“Aku, aku, aku …” Hei Ze duduk dengan sedih dan meletakkan tangannya di rambutnya: “Aku bajingan.”

Dia berniat berterus terang padanya. Namun, skenario ini terlihat oleh para pengamat seperti pasangan yang baru saja berdebat dan berbaikan.

Kasim Sun mendengus, berbalik dan kembali.

Topeng perak ekspresi di wajah Baili Jia Jue tampak lebih dingin dari sebelumnya. Alisnya berkerut saat dia sedikit mengernyit, jari-jarinya yang gading mencengkeram erat ke bunga persik yang ingin dia berikan kepada Helian Wei Wei. Kecantikan dingin yang dipamerkannya tidak bisa menutupi perasaan hancur yang dia rasakan. Pada saat itu, udara di sekitarnya begitu dingin sehingga tawanya bahkan membuat orang bergidik.

Melalui kerumunan yang bising, Baili Jia Jue menyaksikan mangsanya, dia yang seharusnya bersamanya sedang berbicara tentang cinta dengan pria lain. Karena ini, hati Baili Jia Jue dalam shock, kesedihan menyebar melalui dirinya yang tidak bisa dia jelaskan. Apakah dia akan kehilangan qi bela dirinya lagi?

Oh, jadi apa.

Mungkin, setelah mangsanya dan kekasihnya berdamai, dia akan melupakan kontrak di antara mereka dan melarikan diri lagi seperti sebelumnya. Serangkaian peristiwa ini berulang-ulang muncul di kepalanya, dan mengingatkan Baili Jia Jue – mangsa yang diinginkannya bukan miliknya.

–> Baca Novel di novelku.id <–