The Anarchic Consort - The Anarchic Consort Chapter 184

Bab 184:

Penerjemah: Misty Cloud Editor: Misty Cloud

Memberi bantuan dan penyimpangan, sejak zaman kuno, ini adalah metode kaisar.

Helian Wei Wei mengamati adegan ini dan mengambil semuanya tanpa mengatakan apapun dan hanya melengkungkan bibirnya. Dia takut tinggal di Kuil Roh Tersembunyi ini tidak akan setenang yang diinginkan Pensiunan Kaisar …

“Miss Sulung.” Wei Wei baru saja akan memasuki ruang samping untuk makan ketika dia dihentikan oleh suara pelayan yang terlihat cantik.

Pelayan itu tidak lain adalah pelayan pribadi Su Yan Mo selama bertahun-tahun, Little Lian.

Dia perlahan berjalan menuju Wei Wei, mengenakan rok panjang merah muda, ditutupi sutra dan satin, meskipun dia tidak bisa dianggap luar biasa cantik, dia masih selalu memancarkan bantalan yang dibudidayakan.

Dia hanya seorang pelayan, namun semua yang dia makan dan gunakan lebih baik dibandingkan dengan orang yang benar-benar membawa darah keluarga Helian.

“Miss Sulung, Nyonya Saya tahu bahwa Anda telah diusir dari klan, dan menderita, mungkin tanpa banyak uang untuk digunakan, jadi dia menyuruh saya memberi Anda perhiasan ini. Mereka wanita mengatakan bahwa Anda juga sudah di usia menikah, jadi Anda akan membutuhkan barang-barang ini untuk mas kawin Anda. ”

Dia pantas menjadi kepala pelayan yang diikuti oleh sisi Lady Su, jelas menyembunyikan penghinaan di matanya, namun setiap kata yang diucapkan sesuai dengan keadaan.

Wei Wei sama sekali tidak segera menerima perhiasan dari tangannya dan hanya tersenyum, nampak linglung. “Berapa tahun kau bekerja untuk Divisi Pertahanan?”

Lian kecil jelas tidak meramalkan bahwa dia akan mengajukan pertanyaan semacam ini, dan hanya sedikit menegang, setelah itu dia menjawab. “Aku sudah memasuki Divisi Pertahanan selama hampir delapan tahun sekarang.”

Sudah delapan tahun.

Ketika dia berusia tujuh tahun, Ibu meninggal.

Istana Pertahanan kemudian berganti pemilik, dan Lady Su mengambil alih kekuasaan. Meskipun dia hidup, namun dia adalah orang baik yang tidak punya apa-apa yang tidak bisa mengolah apa pun.

Dia memandang tanpa daya dengan kebencian yang tidak bisa dibalas, ketidakadilan namun tidak bisa berteriak!

Jadi ternyata sudah delapan tahun …

Wei Wei menarik nafas panjang. Tampaknya ada sedikit kedinginan saat dia bernapas. Semakin seperti itu, semakin tidak berbahaya dia tersenyum. “Kalau begitu aku akan menerima perhiasan ini. Kembalilah dan beri tahu Nyonya Su, katakan saja padanya bahwa aku berterima kasih padanya karena telah merawatku selama ini. ”

Lian kecil mengerutkan alisnya yang panjang dan menyaksikan punggung Wei Wei yang mundur. Mengapa dia merasa ada nada berlebihan dalam kata-kata yang diucapkan orang itu. Namun, setelah dengan hati-hati memikirkan tentang bagaimana tidak ada manfaat ini di masa lalu, Little Lian kemudian merasa nyaman. Bukannya dia belum mendengar. Dia juga baru-baru ini mendengar tentang pencapaian Wei Wei, tetapi tidak peduli betapa mengagumkannya mereka, masih belum ada kemajuan dalam cara dia menangani masalah. Semacam ini temperamen yang mengabaikan konsekuensi akan dengan mudah terjebak dalam skema orang. Mempertimbangkan semua hal, dia hanya memiliki sedikit bakat dalam persenjataan, dan tidak memiliki sedikit pun hal lain.

Seorang gadis muda yang hanya mengandalkan sedikit bakat yang berani menyulitkan Miss Jiao Er, bertindak terlalu ceroboh.

Di masa lalu, nyonya meremehkan untuk berurusan dengannya karena hanya dengan memujinya dengan cara yang membuatnya dirugikan sudah cukup untuk mengacaukan gadis ini.

Sekarang, gadis ini tiba-tiba tidak ingin hidup seperti itu lagi, oleh karena itu sudah saatnya dia mati.

Lian kecil melihat ke bawah, niat jahat dicitrakan dalam matanya.

“Nyonya.”

“Iya.”

Berjalan di antara kerumunan, Su Yan Mo memperlambat langkahnya saat Little Lian membungkuk dan berbicara dengan suara teredam. “Menurut instruksi Anda, pelayan ini sudah mengambil kotak perhiasan dan memberikannya kepada gadis itu. Benar-benar seperti yang diharapkan Nyonya, dalam hal uang, gadis itu tidak pernah menolak. ”

Su Yan Mo mengedarkan manik-manik di tangannya.

Saat matahari terbenam turun, cahaya kuil menjadi sepenuhnya teduh. Cahaya redup malam hari secara bertahap menyelimuti segalanya. Kuil setelah hujan sebenarnya tampak sedikit menyeramkan.

Setelah makan makanan vegetarian, menurut adat istiadat dari tahun-tahun sebelumnya, para siswa dapat beristirahat dan dapat pergi ke halaman lain untuk membakar dupa untuk mencari ramalan mengenai pernikahan yang telah ditentukan sebelumnya.

Mereka menunggu sampai setelah Pensiunan Kaisar selesai berdoa untuk berkah sebelum mereka menuju paviliun.

Wei Wei baru saja tiba di kamarnya. Dia dengan santai menggenggam teko di atas meja kayu dan akan menuangkan teh, ketika dia mendengar ketukan di pintu.

Setelah membuka pintu, dia hanya melihat orang yang naik kereta yang sama dengannya, Chen Wen Wan, berdiri di luar memegang payung di tangannya mengenakan pakaian ganti, suaranya rendah. “Adik yang Lebih Muda, saatnya untuk bergerak …”

Zaa zaa, hujan deras datang.

Semua siswa tidak punya pilihan selain mengenakan jubah dan membawa payung ke aula utama kuil Budha. Sulit untuk menghindari tidak menghormati para dewa, tetapi apa yang membuat para siswa menunggu di luar dengan payung terbuka adalah bahwa Pensiunan Kaisar juga bukan seseorang yang berpegang teguh pada konvensi tanpa mempertimbangkan keadaan. Melihat bahwa hujan sangat deras di luar, ia segera memerintahkan Kasim Sun agar semua orang dipanggil ke kamar samping untuk menghindari mereka dihujani hujan.

Kasim kecil yang menyampaikan pesan kebetulan adalah orang yang mengatur kereta kuda untuk Wei Wei. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata. “Ini sangat aneh. Kenapa hujan tahun ini begitu besar. Biasanya, hujan besar belum pernah terlihat sebelumnya. ”

“Ini hanya hujan deras, kau membuatnya terdengar agak aneh.” Orang lain keberatan.

Mata kasim kecil itu berguling, tindakannya serius. “Bagaimana aku melebih-lebihkan. Lihatlah bagaimana ketika kami tiba, ada pohon di jalan. Batangnya sangat tebal, namun mereka tetap jatuh. Menurut apa yang umum diketahui, ini benar-benar pertanda buruk. ”

“Betulkah?” Orang itu melihat ke kiri dan ke kanan, dan merasa dirinya merinding.

Kasim kecil itu menurunkan suaranya. “Secara umum, wanita tidak diizinkan di kuil. Namun, wanita-wanita muda ini semuanya harta, jadi seharusnya tidak ada masalah. Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah seseorang yang dilahirkan ditakdirkan untuk menjadi momok bagi orang lain, yang penampilannya bisa menyinggung para dewa. ”

“Apa yang kamu katakan sepertinya masuk akal.”

Dua orang itu bergumam satu sama lain di bawah atap tidak bisa menghindari didengar oleh orang lain.

Di bawah atmosfer ini, tidak peduli apakah itu laki-laki atau perempuan, mereka semua suka bergosip. Kebetulan mereka juga menggunakan subjek ini untuk memimpin orang lain. Semakin banyak mereka mengobrol, semakin semangat mereka naik, dan juga semakin berlebihan kata-kata mereka.

Wei Wei berdiri di satu sisi, tubuhnya bersandar di sisi jendela, menatap hujan yang turun di luar, dengan ringan mengerutkan alisnya yang indah.

Tidak tahu apakah itu karena cuacanya buruk, tetapi sejak awal, Wei Wei merasa bahwa sejak dia memasuki kuil, hatinya sudah merasakan sesuatu yang sulit untuk didefinisikan.

Mungkin karena Yuan Ming tertidur lagi. Dia benar-benar tidak terbiasa untuk tidak mendengar suara ‘perlu tamparan’ yang konstan.

Kali ini, itu bukan karena ia ingin berkultivasi, tetapi karena iblis dan Buddha seharusnya berselisih …

“Adik yang Lebih Muda, Pensiunan Kaisar akan segera keluar. Anda harus menonton dengan hati-hati. ” Chen Wen Wan berdiri di samping Wei Wei, mengingatkannya pelan. “Jangan lupa hal yang kuberikan padamu.”

Wei Wei levelly ‘mm hm, sekali, dan segera berdiri tegak setelah itu.

Pintu kayu terbuka.

Kepala Biarawan Fang Zhang memimpin Pensiunan Kaisar dan berjalan keluar. Kedua telapak tangannya disatukan. Orang tidak bisa mengatakan sama sekali bahwa dia adalah pria yang mudah marah yang mereka temui ketika mereka pertama kali naik gunung. Sebaliknya, sikapnya adalah milik seorang guru besar, dengan pikiran yang penuh belas kasihan. “Amitabha, puji Buddha, Pensiunan Kaisar didedikasikan untuk Buddha, benar-benar merupakan berkah bagi kita umat Buddha.”

“Tuan yang hebat terlalu sopan.” Telapak tangan pensiunan Kaisar juga bersama, saat dia menghadapi Fang Zhang dia bahkan membungkuk dalam upacara. Ekspresi tersenyum di mulutnya tampak sangat pemaaf dan murah hati.

Kepala Biarawan Fang Zhang tertawa dan terus memimpin jalan. “Menurut kebiasaanmu setiap tahun, aku sudah menyuruh orang menyiapkan teh hijau yang dibuat dengan mata air. Silahkan.”

“Aku sudah menjadi tua dan hanya menyukai kedamaian dan ketenangan tuan agung di sini. Kali ini saya telah membawa lebih banyak orang, saya harap ini tidak akan menjadi masalah bagi tuan yang hebat. ” Ketika Pensiunan Kaisar berbicara, dia berjalan di luar. “Akankah tuan yang agung juga melihat dan melihat mana dari putri-putri ini yang bernasib baik. Cucu saya itu harus sudah siap. ”

–> Baca Novel di novelku.id <–