The Anarchic Consort - The Anarchic Consort Chapter 138
Bab 138: Mengatur Pertunangan
Penerjemah: Misty Cloud Editor: Misty Cloud
Ketika Helian Wei Wei bangun lagi, itu sudah siang. Pangeran Ketiga baru saja duduk di dekat jendela sambil minum teh. Penampilannya tidak mendesak atau lambat dan sepertinya dia sedang menunggu dia untuk bangun sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan mereka.
Dia demam selama beberapa hari. Bagaimana dia bisa pulih hanya dalam satu hari, kecuali dia sebelumnya adalah anggota pasukan khusus.
Wei Wei belum pernah melihat orang yang memiliki kemampuan penyembuhan yang sulit.
Namun, dia juga tidak keberatan sama sekali. Dia meregangkan tubuhnya sambil masih berbaring dan menatap Baili Jia Jue, lalu tanpa tergesa-gesa tertawa dengan cerdik. βKarena Yang Mulia lebih baik, maka mari kita bahas masalah biaya medis.β
Baili Jia Jue tidak berbicara dan hanya mengangkat alisnya sambil menatapnya. Dia dengan lesu bersandar ke kursi kayu saat kedua kakinya dengan sedikit bersandar. Sikapnya mengesankan dan murni mulia, tidak sedikit pun seperti penampilan seseorang yang terluka.
Tangan Wei Wei yang kosong mengeluarkan sempoa kecil dari Ruang Batas Surgawi saat dia βketuk ketukβ memindahkan manik-manik. βSepuluh tael untuk setiap seteguk darah beracun. Saya mengisap sekitar tujuh suap. Satu operasi skala kecil tidak peduli apa yang seharusnya bernilai delapan puluh tael. Selain itu, sepanjang malam menyeka tubuh untuk mengurangi demam, saya akan menagih Anda hanya seratus tael. Pengeluaran lain-lain juga menambah hingga sepuluh tael. Secara keseluruhan, itu menambahkan hingga 180 tael. β Menghitung semuanya sampai di sini, dia rajutan alisnya yang panjang dan indah. βSeratus delapan puluh tael? Kenapa saya merasa ada yang tidak beres. Oh, itu benar, aku bahkan memberi Yang Mulia pil obat. Saya akan menagih Anda dua puluh tael untuk pil itu, untuk membuatnya lebih merata. β Sementara dia menjatuhkan kata-kata ini, tanpa menunggu pria itu merespons, sepasang tangannya yang ramping putih mulus mengulurkan tangan ke arahnya. βTotalnya adalah dua ratus tael perak. Silakan setel akun, Yang Mulia. β
Baili Jia Jue menatap jari-jari lembut di depan matanya. Murid gelap yang tersembunyi di kedalaman mendongak. Sinar matahari yang cemerlang sepertinya jatuh ke dalam sepasang mata kamar tidurnya yang ramping, gemerlap dan bergerak.
Dua ratus tael? Wanita ini benar-benar berani membuka mulutnya lebar-lebar seperti singa.
Dia mengangkat kelopak matanya dan memindai sempoa perak sederhana di tangan Wei Wei saat dia berbicara dengan datar. βApakah Anda kekurangan uang?β
Begitu dia mendengar kata-kata ini, Wei Wei kemudian merasa bahwa ada harapan untuk mendapatkan perak saat dia menganggukkan kepalanya dengan senyum gembira.
Baili Jia Jue dengan tenang meletakkan cangkir teh di tangannya. βBagaimana dengan perak yang dimenangkan Yang Mulia ini darimu. Itu sepertinya lebih dari dua ratus tael. β
βApakah Yang Mulia berencana untuk menyelesaikan akun-akun itu?β Mata jernih Wei Wei menatapnya. βItu masalah yang berbeda.β
Baili Jia Jue mengamatinya. Setelah beberapa saat, bibir tipisnya yang dingin sedikit melengkung. βApakah kamu benar-benar tidak tahu, atau kamu pura-pura tidak tahu.β
βApa?β Wei Wei selalu merasa bahwa Pangeran Ketiga, orang ini, hanya ada untuk mengolok-olok IQ-nya.
Sepasang mata Baili Jia Jue dingin dan jernih. βDi dalam Kekaisaran Naga Perang, setelah menikah, semua properti dikelola menurut istri dan anak-anak.β
Tangan yang diulurkan Wei Wei berhenti. Pangeran Ketiga bermaksud mengatakan bahwa di masa depan, uangnya akan dikelola olehnya?
Dia tidak punya pilihan selain mengatakan bahwa kadang-kadang, ada sesuatu yang lucu tentang Pangeran Ketiga yang tidak peduli tentang ketenaran dan kekayaan!
Wei Wei kembali mengambil sempoa dan berhenti sebelum dia mengangkat kepalanya untuk bertanya. βKabarnya, ada banyak harta di dalam Ghost Palace, apakah itu benar?β
βMm.β Baili Jia Jue menjawab dengan samar. Tidak ada perubahan sama sekali dalam ekspresi di wajahnya.
Wei Wei pernah memukul sempoa. βJuga, aku mendengar bahwa ketika kamu masih muda, Pensiunan Kaisar memberimu banyak logam mulia, sehingga kamu bisa bermain dengan mereka?β
Baili Jia Jue mengangguk. Itu hanyalah isyarat sederhana dalam hubungannya dengan minum tehnya, tetapi orang bisa melihat dari seberapa baik dia berkembang biak.
Wei Wei kesal. Perbedaan seperti itu, oh man!
Mereka berdua cacat, namun Pangeran Ketiga selalu memperlakukan komponen persenjataan sebagai mainan.
Sedangkan untuknya, dia bahkan tidak tahu apa itu persenjataan! Dan bahkan dengan bodoh mengejar Murong Chang Feng memintanya untuk bermain dengannya.
Memikirkannya dengan cermat.
Apakah ini dianggap sebagai dia menikahi βTuan Sempurnaβ. Apakah ini berarti dia telah mencapai puncak kehidupan?
Bahkan jika ini hanya pernikahan berdasarkan kontrak.
Bahkan jika semuanya palsu.
Melihat itu sekarang, ini sebenarnya tidak buruk.
Namun, Wei Wei tentu tidak terbiasa diam sementara hanya lintah orang lain.
Dia melepaskan sempoa dan dengan senyum ringan, kata. βYang Mulia, bagaimana kalau Anda memberi saya semua komponen persenjataan yang Anda miliki. Saya akan menggunakannya dan ketika mereka mendapat untung, kami akan membaginya menjadi lima puluh lima puluh? β
Baili Jia Jue bisa dikatakan telah meliriknya ketika sudut mulutnya melengkung ke ekspresi tersenyum yang mendalam. βTidak apa-apa.β
βLalu bagaimana kalau kita berdua dengan cepat menandatangani perjanjian.β Saat Wei Wei berbicara, dia juga berjalan ke meja untuk mengambil sikat tulis dan mulai menulis.
Sebenarnya, Wei Wei merasa kaligrafinya sendiri bagus. Setidaknya, mengingat bahwa dia adalah agen rahasia dari zaman modern, tulisan kuas tinta nya lumayan. Karena tinta tidak tercoreng atau percikan, itu sudah cukup bagus.
Namun, Tuan Sempurna, Pangeran Ketiga yang menyendiri dan dingin itu cemberut. βKamu menggunakan tulisan tangan semacam ini untuk lulus ujian untuk memasuki White Academy?β
βMm hm.β Ketika Wei Wei mengangkat kepalanya, wajahnya bahkan ternoda tinta. βApakah kamu tidak berpikir bahwa tulisan saya sangat artistik?β
Baili Jia Jue tertawa dengan dingin. βMemang sangat jelek sehingga orang lain tidak bisa memahaminya.β
Wei Wei: β¦
Dia sekarang akhirnya mengerti mengapa Pangeran Ketiga memilihnya sebagai permaisuri. Selain warna kulitnya yang begitu gelap sehingga menarik pada saat itu, ada alasan lain, dan itu karena dari waktu ke waktu, dia ingin dapat menendangnya, sehingga dapat meningkatkan egonya sendiri!
Kira-kira karena kurangnya pilihan yang lebih baik, Baili Jia Jue cenderung ke arahnya dan melingkarkan tangannya di sekitar miliknya untuk memegang sikat, saat dia dengan ringan menarik untuk membentuk sapuan kuas. Setiap stroke berbeda dan jelas. Setiap goresan langsung dapat digunakan sebagai templat untuk buku latihan kaligrafi modern. Mereka alami dan mengalir, seperti awan yang bergerak dan air yang mengalir, namun memiliki kualitas yang sedikit agresif.
Postur yang ia gunakan untuk memegang sikat itu tegas, semacam cara yang memaksakan bawaan yang mengendalikan situasi keseluruhan, menghasilkan tulisan yang juga sangat kuat.
Hanya saja, memposisikan dirinya seperti ini seolah-olah dia memeluk seluruh tubuhnya ke pelukannya dari belakang. Alis Wei Wei berkerut dan berpikir untuk membebaskan dirinya dari posisi ini.
βJangan bergerak.β Dada Baili Jia Jue hampir cukup dekat untuk menyentuh punggungnya saat alisnya yang panjang rajutan dalam konsentrasi. Ujung jarinya yang panjang turun saat suaranya yang jernih dan dingin terdengar. βSemua selesai.β
Setelah itu, dia berdiri tegak menjulang di atas dan menatapnya, seolah sedang menatap orang asing.
Seperti yang diharapkan, dia terlalu memikirkan hal-hal. Wei Wei melengkungkan mulutnya dan tersenyum ketika dia mulai perlahan memeriksa setiap kalimat dari kontrak itu. Beberapa ditulis olehnya, beberapa ditambahkan oleh Pangeran Ketiga, namun gagasan utamanya tidak berubah dan itu adalah bahwa mereka harus menjadi pasangan di depan yang lain, tetapi orang asing di belakang mereka.
Namun, ada satu masalah, dan itu adalah bahwa skala pernikahan itu terlalu besar. Mereka bahkan perlu membuat proklamasi di seluruh dunia?
Wei Wei fokus pada klausa terakhir ini dan menggigit gagang sikat saat dia mengangkat alisnya. βTidak perlu repot, kan? Bagaimana kalau mengatur sedikit tentang pernikahan biasa. β
Pria itu mendongak dan dengan acuh tak acuh meliriknya. βYa ampun, Baili Jia Jue, hari besar, bagaimana mungkin itu biasa.β
Wei Wei: β¦..
βLalu bagaimana dengan membiarkannya seperti ini dulu, tapi setelah itu, kita bisa menambahkannya jika kita memikirkan hal lain.β Wei Wei secara khusus melihat bagian mengenai kewajiban pasangan yang sudah menikah. Satu-satunya kata di sana adalah: βbukan apa-apaβ. Dia merasa lega ketika dia menggunakan tinta merah untuk mencetak sidik jarinya. Setelah itu, dia dangkal tersenyum dan meraih kertas tulis sambil mendorong dirinya menjauh dari Baili Jia Jue.
Alis laki-laki itu setengah terangkat ketika dia melihat bagian kulit yang terbuka di belakang lehernya ketika wanita itu menundukkan kepalanya. Itu sangat putih, juga lembut dan mudah digigit.
Memikirkan hal ini, Baili Jie Jue agak tidak bisa memalingkan pandangan dari tempat ini yang matanya berulang kali bertahan pada tadi malam β¦
–> Baca Novel di novelku.id <–
YOU MAY ALSO LIKE
