The Anarchic Consort - The Anarchic Consort Chapter 1141

Bab 1141: Buat Ajiu Tahu Tempatnya

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Kucing putih kecil itu sudah melompat ke samping ketika Botak Kecil sedang makan.

Hanya Little Baldy yang tersisa berdiri di sana dengan mata terbuka lebar untuk bertemu dengan tatapan ingin tahu Bai Zhun.

Anak itu menggaruk kepalanya karena malu dan menjelaskan dengan malu-malu, “Buddha Wuli berkata bahwa saya sedang tumbuh dan harus makan lebih banyak. Tapi saya baru saja menghitungnya. Ada 25 roti di dalam panci. Aku akan makan delapan dan memberikan sisanya untukmu, Bibi Wang, dan Paman Liu. Jika masih belum cukup, saya akan pergi dan mengambil makanan orang lain. Apakah tidak ada seseorang di halaman yang memegang kotak makan siang? Pasti ada makanan di dalamnya. ”

Bibi Wang awalnya berencana menggoreng 25 roti untuk makan malam, tapi dia tidak menyangka… bahwa anak ini akan memiliki nafsu makan yang baik.

Tapi Bai Zhun menangkap bagian yang lebih penting. “Di masa depan, kamu tidak boleh merebut makanan dari orang lain. Jika Anda lapar, Anda bisa memberi tahu saya. Roti kukus ini semuanya untukmu. Anda bisa makan sebanyak yang Anda mau, tapi jangan makan berlebihan. Apakah kamu mengerti?”

Saat Bai Zhun berbicara, dia mengeluarkan selembar tisu dari kotak tisu dan menyeka mulut anak itu.

Mata Little Baldy membelalak. “Tapi jika aku selesai makan semuanya, kamu tidak akan punya apa-apa untuk dimakan.”

“Bibi Wang akan memasak lagi.”

Begitu Bai Zhun mengatakan ini, Bibi Wang tersenyum dan berkata, “Itu benar. Tuan Muda, ada banyak roti di rumah. Makan sebanyak yang kamu suka. ”

“Amitabha. Bhikkhu yang tidak punya uang di hadapanmu ini disebut Xuan Jiu. ” Little Baldy mengulurkan tangannya dan menelan makanan di mulutnya. Dia kemudian menatap Bibi Wang dengan serius dan berkata, “Nyonya Dermawan, Anda bisa memanggil saya Ajiu.”

Bibi Wang merasa biksu kecil berwajah datar ini sangat menggemaskan. Dia mungkin baru saja kembali ke dunia sekuler, jadi dia masih menyebut dirinya ‘biksu tanpa uang’ seperti biksu di biara.

Bai Zhun memindahkan kursi Little Baldy lebih dekat ke dirinya sehingga akan nyaman baginya untuk merawat anak itu.

Ketika Baldy Kecil melihat masih ada roti yang tersisa, dia berkata kepada Bai Zhun dengan sangat serius, “Kalau begitu aku akan menekan nafsu makanku.”

Nafsu makan yang ditekan macam apa ini? Dia baru saja makan enam roti kukus besar, serta roti pasta kacang tadi…

Bai Zhun menekan dahinya. Mengapa dia merasa seperti mengadopsi seorang foodie?

Makanan ini sangat enak. Roti itu dicelupkan ke dalam minyak cabai, dan dari waktu ke waktu, dia juga akan mengambil acar mentimun. Ini adalah cara makan khas orang utara, dan orang-orang di Beijing suka makan dengan cara ini.

Sebelumnya, daging sapi dengan kecap pasti akan disajikan juga. Itu akan disiram dengan saus khusus, dan akan terasa harum terutama di musim panas.

Namun, dengan Little Baldy di sekitar hari ini, Bai Zhun tidak makan hidangan daging apa pun. Dia juga makan bubur dan roti kukus. Nafsu makannya tidak lebih buruk dari biasanya. Sebaliknya, dia makan lebih banyak dari biasanya karena ada anak di sebelahnya.

Makanan favorit Little Baldy adalah tahu telur goreng. Ini adalah hidangan lokal, dan cara memasaknya juga berbeda. Seolah tahu empuk dicampur dengan telur dan meleleh di mulut. Rasanya sangat enak.

Setelah makan sekitar setengah jam, Little Baldy menjulurkan perut kecilnya yang bulat dan berkata kepada Bibi Wang, “Amitabha. Terima kasih, Nyonya Dermawan. ”

Bai Zhun melihat ekspresi anak itu dan takut dia tidak akan bisa mencerna dengan baik, jadi dia menariknya dan menggosok perut kecilnya dua kali.

Little Baldy tidak mengerti mengapa Bai Zhun bertingkah seperti ini. Setelah tertegun sejenak, dia mengulurkan tangannya untuk meniru Bai Zhun dengan mencoba menggosok perut Bai Zhun juga.

“Berhenti main-main.” Bai Zhun memblokir tangan anak itu. Apakah kamu kenyang?

Little Baldy berpikir sejenak dan memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya. “Sebenarnya, aku masih bisa makan lima bakpao lagi, tapi Bibi Wang terlalu lelah karena memasak, jadi aku akan menghemat perutku untuk makan malam.”

Bai Zhun tidak tahu harus berkata apa.

Sepertinya dia harus menemukan Bibi Wang sebagai penolong.

Little Baldy mengedipkan matanya yang besar dua kali. Dia merasa ada yang tidak beres. Mengapa tidak ada yang membunyikan bel bahkan setelah dia selesai makan?

Kapan dia harus mulai melantunkan kitab Buddha?

Little Baldy sangat berkonflik ketika dia memikirkan hal ini. Dia telah belajar membaca tulisan suci selama waktu ini di bait suci.

Tentu saja, pada kenyataannya, dia tidak terlalu tertarik untuk melantunkan kitab suci. Poin utamanya adalah bahwa setelah dia selesai mengucapkan kitab suci ini, dia akan diizinkan bermain gulat dengan semua bhikkhu lainnya.

Jika dia tidak membaca kitab suci apa pun, lalu kapan dia bisa bermain gulat?

Baldy Kecil sangat cemas, jadi dia mengulurkan tangan untuk meraih lengan baju Bai Zhun.

Bai Zhun sedang minum teh, dan di tangannya ada salinan novel yang seluruhnya ditulis dalam bahasa Inggris, “The Little Prince”. Dia memperhatikan bahwa dia berkeringat banyak, jadi dia bertanya dengan bingung, “Ada apa?”

“Saya perlu melafalkan tulisan suci. Buddha akan menyalahkan saya jika saya tidak melafalkan kitab suci, ”Little Baldy menjelaskan dengan tidak jelas. “Tapi belum ada yang membunyikan bel.”

Orang lain mungkin tidak mengerti apa yang dia ocehkan, tetapi Bai Zhun, yang pernah tinggal di sebuah kuil, mengerti jadwal harian di sana. Dia menatap jam di aula.

“Kamu bisa mulai melantunkan kitab suci mulai sekarang. Aku akan memberitahumu kapan waktunya berhenti ”

Saat Bai Zhun berbicara, dia membungkuk, mengambil gadis kecil itu, dan meletakkannya di sofa.

Little Baldy sangat memercayai kakak laki-laki barunya. Dia menyilangkan kakinya dan mulai melafalkan tulisan suci dengan saleh.

Suara anak itu tidak nyaring, tapi masih bernada lembut dan kekanak-kanakan.

Bai Zhun tidak hanya tidak menganggap ini berisik, tetapi sebenarnya juga membawa ketenangan yang berbeda. Bahkan matahari di luar tidak terasa panas lagi.

Namun, saat-saat indah ini tidak berlangsung lama.

Little Baldy hanya melafalkan tulisan suci kurang dari setengah jam ketika sekelompok anak masuk.

Anak-anak ini semuanya dibesarkan dalam zona militer, jadi dapat dikatakan bahwa masing-masing dari mereka berasal dari keluarga yang kuat dan sering datang ke rumah Bai. Para prajurit di luar pasti tidak akan menghentikan mereka untuk masuk.

Anak yang memimpin adalah seorang tiran kecil yang tidak mau mendengarkan orang lain selain Bai Zhun. Begitu dia memasuki pintu, dia melihat seorang biksu kecil bermeditasi di sofa dan tertegun untuk waktu yang lama.

“Apa yang sedang terjadi? Dari mana biksu ini berasal? ”

“Tidak ada sehelai rambut pun di atas kepalanya. Apakah dia telah dicukur? ”

“Mengapa biksu kecil ini muncul di rumah Brother Bai?”

Tiran kecil itu mendengarkan komentar anak-anak di sekitarnya dan mengeluarkan tongkat kayu yang mereka mainkan sebelumnya. Dia merendahkan suaranya dan memperingatkan mereka, “Kalian semua, diam. Bai Zhun tidak ada di sini, jadi dia pasti sedang tidur siang. Jika Anda akhirnya membangunkan Brother Bai, Anda bisa melupakan tentang membuat saya menerima salah satu dari Anda sebagai bawahan saya. ”

“Lalu bagaimana kita menghadapi biksu kecil ini?” Ada gadis lain di antara mereka. Dia mengenakan gaun putri yang sangat anggun, dan dia memandang Ajiu kecil dengan tidak senang. Jika dia tidak salah, kaki biksu kecil itu ditutupi selimut kecil Bai Zhun.

Biasanya, dia bahkan tidak diizinkan menyentuh barang-barang Bai Zhun, jadi bagaimana biksu kecil ini bisa ditutupi dengan selimut kecilnya?

Terkadang anak-anak menjadi iri karena hal-hal teraneh.

Tiran kecil itu juga mengenali selimut itu. Setelah memikirkannya, dia menyadari bahwa dia seharusnya orang yang paling dekat dengan Bai Zhun! Dari mana biksu kecil ini berasal? Mengapa dia tidak mendengar apapun tentang orang ini?

Tiran kecil selalu menjadi tipe yang menghasut anak-anak lain. Ketika dia melihat bahwa biksu kecil itu hanya duduk diam di sana, dia mengedipkan mata pada dua anak yang berdiri di sampingnya. Dia ingin menunjukkan kepada bhikkhu kecil ini kekuatannya sehingga bhikkhu kecil itu tahu wilayah siapa ini!

–> Baca Novel di novelku.id <–