The Anarchic Consort - The Anarchic Consort Chapter 102

Bab 102: Yang Mulia Ingin Menang

Penerjemah: Misty Cloud Editor: Misty Cloud

“Little White ada di depan.” Suara malas Yuan Ming yang ditransmisikan oleh telinganya.

Helian Wei Wei memfokuskan energinya, dia memandang ke depan, merenungkan di mana mereka harus mendarat sebentar lagi …

Sayangnya, Pangeran Ketiga tidak membiarkannya lolos begitu saja. Dengan suara tanpa suhu apa pun, “Untuk terakhir kalinya, kembalilah dengan kekuatanmu sendiri, dan aku akan memperlakukannya seolah-olah tidak ada yang terjadi sebelumnya.”

Wei Wei tidak tahu mengapa, tetapi ketika dia mendengar kata-kata ini lagi, dia secara mengejutkan merasa bahwa di dalam senyum yang dingin seperti setan, terlihat samar-samar ada luka.

Luka?

Bagaimana itu mungkin?

Dia pikir musuhnya pasti lelah. Dia juga lelah. Sejak dia mulai melarikan diri sampai sekarang, dia telah mengambil setidaknya tiga identitas. Masing-masing identitas menguji kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan mendadak yang ekstrem.

Terlebih lagi, menghadapi Pangeran Ketiga, jika dibandingkan dengan pelaksanaannya atas misi lain, mengharuskannya untuk mendorong lebih banyak lagi baik pada batasan mental maupun fisiknya.

Selain itu, alat stamina tubuh ini pada dasarnya tidak bisa mengimbangi.

Karena itu, karena dia sekarang, dia hanya ingin cepat-cepat pergi.

Wei Wei mengepalkan giginya dan terus melanjutkan menggunakan kekuatan binatang bersayap itu, terbang ke luar. Lengannya juga tidak bisa lagi menekuk, karena begitu posisinya berubah, binatang bersayap itu akan meninggalkannya.

Maka semua rencana miliknya akan dibuat sia-sia!

Baili Jia Jue tampak seolah-olah dia telah menggunakan semua kesabarannya saat matanya yang panjang dan indah perlahan menyipit. Rambut hitamnya yang panjang dan gelap mengikuti gerakannya dan mekar dengan keras, seolah-olah dia sedang memanggil sesuatu yang bermigrasi dalam bayang-bayang dunia.

Akhirnya, angin berhenti dan awan meluap.

Di belakangnya ada awan yang tampak seperti diwarnai darah.

Semua bayangan menghentikan gerakan mereka. Sekaligus, bahkan Kasim Sun membuka mulutnya dengan syok saat dia mengulurkan tangannya untuk menutupi dadanya.

Itu, apa itu tadi!

Ada sesuatu di dalam awan itu? !

“Tembak Qilin!”

Tidak tahu siapa yang berteriak.

Seluruh akademi gusar!

Terutama para siswa yang memimpikan binatang buas siang dan malam, satu demi satu, mata mereka terbuka lebar. Mata mereka tidak berkedip saat terpaku pada pemandangan yang seperti dewa turun ke dunia fana.

Dikatakan bahwa api pada tubuh qilin api dapat memusnahkan semua iblis menumbuhkan di neraka.

Di antara iblis dan monster, tidak ada yang berani mendekatinya.

Api-apinya yang terbakar oleh Sungai Kelupaan di neraka tidak akan berhenti membakar bahkan melalui tiga masa kehidupan dan tiga inkarnasi.

Ini adalah kekuatan roh binatang purba, tidak ada yang bisa menghalanginya!

Hanya…

Bagaimana itu bisa muncul di sini?

Semua orang tahu bahwa tidak mudah melihat qilin api.

Itu adalah binatang roh yang paling sulit dijinakkan di dunia.

Tidak pernah ada orang yang memiliki kemampuan untuk membuatnya dengan tulus tunduk.

Bahkan Pangeran Ketiga sebelumnya, ketika ingin meninggalkannya, itu akan meninggalkannya, tanpa ragu-ragu.

Itu secara misterius menyendiri dan dingin, hanya sesekali muncul di Hutan Roh dan tidak pernah datang ke akademi.

Mungkinkah! Itu karena pasang binatang buas?

Pasti itu!

Meskipun Pangeran Ketiga sebelumnya biasa mengontrak qilin api, memiliki kontrak sebelumnya tidak berarti apa-apa.

Terutama ketika api qilin pertama kali muncul, serangan pertamanya masih terhadap Pangeran Ketiga.

Jika api qilin dikirim olehnya, itu tidak akan menggunakan sikap seperti ini untuk muncul di udara sekarang. Sebaliknya, itu harus berdiri di sisi Pangeran Ketiga.

Melihat api tiba-tiba menyala di bawah kaki mereka, para siswa merasa lebih dan lebih bahwa masalah ini sudah melebihi imajinasi mereka sendiri.

Hanya kelopak mata Kasim Sun yang melompat beberapa kali, dan dengan penuh arti berpaling ke arah tuannya dan melihat ke atas.

Pria itu dengan santai memutar cincin ibu jari hias batu giok hitamnya. Bibir tipisnya bergerak sedikit, seperti raja yang berjalan keluar dari tengah kobaran api.

Hati Kasim Sun sedikit berdebar.

Nya, Yang Mulia, dia …

Ketika dia memberikan perintahnya lagi, Baili Jia Jue tidak lupa untuk menoleh dan melirik Kasim Sun.

Pandangan sekilas itulah yang membuat Kasim Sun menjadi sunyi senyap dan mencekik semua rahasia di tenggorokannya. Emosinya begitu teraduk sehingga mereka benar-benar sulit untuk ditekan!

Tidak salah lagi.

Yang Mulia memerintahkan qilin api!

Tetapi karena dia tidak ingin orang lain memahami bahwa, ketika api qilin muncul sekarang, ia pertama kali menyerang tuannya!

Sebagai soal fakta, qilin api juga terasa sangat hancur saat terbang bolak-balik di langit sambil menembak api secara acak. Dari saat itu menerima panggilan, orang bisa membayangkan betapa senangnya sudah.

Namun!

Tuannya tiba-tiba memintanya untuk menembakkan api padanya?

Ini justru secara langsung menguji pengabdian makhluk roh!

Itu awalnya akan menolak dipaksa, tetapi ketika itu sebenarnya berulang kali gagal menahan tatapan dingin tuannya, itu hanya bisa menembakkan tanda kekuatannya, menakuti orang-orang ini.

Melihat orang-orang kecil yang berlari di sana-sini sekarang dan berteriak bolak-balik, itu hanya memikirkan betapa membosankannya meniup gelembung.

Apa yang diinginkan tuannya dengan memanggilnya di sini?

Tetap dan bermain?

Itu sangat tidak mungkin.

Pikiran tuannya tidak pernah sesederhana itu. Qilin api agak pahit melirik Baili Jia Jue.

Baili Jia Jue hanya tampak seolah-olah dia bahkan tidak mengenalinya saat dia dengan tenang dan tidak tergesa-gesa menghindari api di dekatnya. Setelah itu, dia tiba untuk berdiri di belakang para penjaga kekaisaran dengan semacam penampilan “Aku sangat lemah jadi datang dan mengantar aku”.

Saat api qilin memandang, sudut-sudut mulutnya berkedut sedikit sebelum mendengar perintah masuk ke arus kesadarannya, tanpa sedikitpun gelombang. Hanya ada levelness yang menyebabkan seseorang untuk mencapai puncak. “Suruh semua binatang bersayap itu kembali, segera!”

Setelah api qilin mendengar suara sedingin es yang mendominasi itu, sekali lagi dia melihat sosok Baili Jia Jue yang berdiri di sudut dan menghela nafas yang sangat panjang. Itu benar-benar terlalu banyak perubahan, kepura-puraannya terlalu berlebihan.

“Jika kamu terlalu lambat, aku akan mematahkan sayapmu.”

Seperti sebelumnya, nada suaranya tidak memiliki suhu apa pun, namun seluruh tubuh qilin api menjadi kaku.

Dengarkan, dengarkan, dengarkan, sekarang ini tuannya yang sebenarnya, ya ampun.

Anda orang-orang bodoh, pangeran di depan mata Anda yang membutuhkan perlindungan Anda hanya palsu, ah, palsu!

Tidak berani mengutuk tuannya lebih dari itu, api qilin dengan cepat bangkit, menghadap ke barat, dan terbang.

Seekor binatang roh kuno yang agung seperti dirinya, kapan pernah muncul tanpa kehadiran yang memerintah, setinggi dan sedingin dewa.

Setiap kali binatang roh kecil itu menyapanya, itu tidak pernah memperhatikan mereka, dagunya sedikit terangkat dan menghancurkan hati semua binatang muda itu.

Bagaimanapun, untuk menjadi seorang raja, ia harus memiliki sikap seorang raja!

Tapi lihat itu sekarang. Anehnya, itu hanya sama dengan seekor elang yang menangkap anak-anak burung kecil, harus menakuti binatang-binatang bersayap itu untuk kembali satu per satu.

Namun, sudah terbiasa.

Dibandingkan dengan tuan yang memaksanya hanya makan sayuran, dan sebelumnya tidak membiarkannya mengeluh tentang hal itu, kehidupan seperti ini sudah sangat memuaskan … ya benar, seolah-olah!

“Bosnya! Saya akhirnya melihat bos dari legenda! ”

Setelah binatang bersayap itu melihat api qilin, sepasang sayap mereka terbang lebih cepat, sedemikian rupa sehingga jelas betapa bersemangatnya mereka.

Jika seseorang membuat perbandingan, maka itu seperti melihat idola hidup.

“Bos, bagaimana kamu muncul di sini?”

Api qilin jujur tidak mau mengatakan aku keluar karena aku ingin menakut-nakuti kalian, kata-kata konyol semacam ini, jadi hanya bisa terdengar suara yang dalam.

Binatang bersayap menjadi lebih bersemangat. “Bos, bos, bisakah aku berjabat tangan denganmu?”

Wei Wei hampir tidak tahan mendengarkan lagi. Hal macam apa semua ini, argh! Bahkan bertemu selebritas tidak perlu konyol, oke? !

Bahkan jika api qilin terlihat relatif tampan, itu masih binatang buas. Tidak ada kesimpulan bahagia untuk cinta antara dua binatang. Bisakah kalian lebih rasional untukku, eh, hei!

Apa yang membuat Wei Wei merasa bersyukur adalah bahwa binatang bersayap yang menyambarnya relatif dapat diandalkan.

Wei Wei mendongak dan baru saja akan mengucapkan beberapa kata pujian kepada binatang kecil bersayap itu.

Ketika dia melihatnya juga menjadi merah. Kedua matanya yang berbintang-bintang itu menembakkan hati merah ketika dengan bingung menatap api qilin. “Aku juga ingin pergi ke sana.”

Helian Wei Wei: …

–> Baca Novel di novelku.id <–