Summoning the Holy Sword - Chapter 719

Bab 719: Amburadul (III)

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Makhluk Undead tidak berharap disergap oleh musuh mereka.

Mereka tertegun setelah menyadari bahwa Rhode melompat dari balik batu. Namun, reaksi mereka cepat. Dalam sekejap mata, Kavaleri Tengkorak masuk ke posisi sementara Ghoul mengeluarkan pekikan-pekikan yang tajam dan mengancam serta memperluas cakar setajam silet mereka.

Rhode sudah siap secara mental. Kecepatan gerakannya telah sangat meningkat setelah melampaui ke Tahap Legendaris. Dia menghindari musuh yang mendekat dan memimpin jejak bayangan setelah pertahanan mereka yang tidak lengkap. Kata putih suci di tangannya memancarkan sinar menyilaukan saat dia mengacungkannya.

Pada saat ini, Death Knight mengeluarkan amarah. Dia menggambar dan mengayunkan pedang panjangnya.

Dentang!

Benturan keras baja berdering di telinga mereka. Api suci perak-keputihan meletus dari pedang Rhode dan langsung menelan Death Knight. Kerangka kuda perang di bawahnya mengeluarkan suara sedih sebelum hancur berkeping-keping seolah-olah potongan artistik diskon pecah-pecah. Death Knight di atas kuda perang berguling mati-matian menggunakan dampak dari serangan Rhode.

Ha ha ha. Bagaimana rasanya?

Jika Rhode tidak terbiasa memasang wajah tanpa ekspresi, dia akan tertawa. Pertahanan kuat Death Knight itu luar biasa di antara Makhluk Undead. Namun, itu menjadi sangat rapuh setelah dilemahkan oleh medan sihir dan dibakar oleh api suci. Rhode merasa tebasan pedangnya seakan memotong mentega.

Itu adalah rasa balas dendam yang memuaskan. Dalam permainan, selalu Mahluk Undead yang menggunakan bidang sihir mereka untuk melemahkan pemain sebelum menyerbu ke depan. Ombak telah berbalik sekarang dan akhirnya gilirannya untuk menikmati hasilnya!

Pikiran ini melintas di kepalanya hanya sesaat. Saat dia mendarat di tanah, dia melesat maju dengan pedangnya yang berkilauan dan Death Knight dengan panik meletakkan pedangnya di depannya untuk meniadakan serangannya.

Skeleton Cavalrymen dan Ghouls berbalik dengan tergesa-gesa dan menerkam Rhode. Tetapi pada saat ini, mereka mendengar suara yang tajam.

“Finty Nue Maira!”

Bola api besar melesat melintasi langit, mendarat di antara Kavaleri Tengkorak, dan meledak ke aliran udara yang menelan mereka sepenuhnya. Marlene menatap musuh dengan keras, sementara Lize berdiri di sampingnya dengan kedua lengan terangkat dan tanda ajaib berkelip di atas telapak tangannya.

Sebuah penghalang emas tembus muncul segera setelah bola api meledak seolah-olah dinding melindungi para wanita muda. Dinding itu tidak hanya menahan badai dan api, tetapi juga menghentikan hantu-hantu menerkam mereka. Makhluk yang layu, hitam pekat, dan busuk itu mengungkapkan cakar setajam silet mereka, tetapi menabrak penghalang. Namun, mereka tidak menyerah. Mereka berguling di atas lapangan salju dan berdiri kembali …

Gelombang api merah melahap segalanya.

Gillian duduk di atas batu dengan senyum lebar. Dia mengulurkan jari telunjuk kanannya yang berembun dan menyalakan api kecil. Lalu, dia melemparkannya ke depan.

Dinding api yang menghanguskan membentang untuk membentuk dinding kokoh yang menghalangi Mahluk Mati untuk maju. Dalam sekejap mata, Makhluk Undead dihentikan sepenuhnya. Para Skeleton Cavalrymen dan Ghouls tidak beruntung karena mereka bukan makhluk yang sangat kuat, untuk memulai. Kavaleri Skeleton bergerak cepat dan gesit, sementara Ghoul dilindungi dengan kulit yang kuat dan memiliki cakar yang tajam dan taring beracun. Itu akan terjadi untuk tim Rhode jika itu adalah pertarungan tatap muka. Namun, Rhode memiliki pengalaman yang tak terhitung jumlahnya dalam menghilangkan ribuan Makhluk Hidup, jadi bagaimana mungkin mereka gagal? Selain itu, dengan pembatasan ruang dan efek dari medan sihir, Skeleton Cavalrymen dan Ghouls bahkan tidak layak disebut.

Di sisi lain, Rhode menyerang Death Knight yang lemah dengan beberapa tebasan. Dia tidak ingin menarik ini lagi. Dia mengacungkan pedangnya, tapi kali ini, dia menargetkan Lich di belakang Death Knight.

Semuanya terjadi dalam waktu kurang dari setengah menit meskipun pertempuran itu tampak panjang. Meskipun Rhode yakin bahwa dia bisa mengalahkan Death Knight secara instan, dia menahan diri setelah mempertimbangkan Lich di belakang. Lumut adalah makhluk yang sangat licik. Jika Rhode tampak terlalu mengancam, mungkin Lich mungkin meninggalkan tubuh fisik ini dan memindahkan jiwanya untuk melarikan diri, yang akan menjadi peluang yang sia-sia. Meskipun Rhode punya cara untuk menghadapi langkah itu ketika itu terjadi, tidak ada cukup waktu. Inilah mengapa dia sengaja menyeret pertarungannya dengan Death Knight untuk memberi Lich kesalahpahaman bahwa Rhode lebih unggul karena dia adalah orang yang disergap, tetapi tidak mampu mengalahkan mereka sama sekali.

Sekarang adalah waktunya untuk melihat apakah Lich akan menerima umpannya. Bagaimanapun, mereka ada di sini sebagai pengintai untuk mengumpulkan informasi. Selain itu, Liches kebanyakan percaya diri. Jika Lich percaya bahwa pasukan Rhode tidak cukup mengancam, kemungkinan besar itu akan tetap untuk pembunuhan sebelum kembali … Jika memiliki pemikiran seperti itu, Rhode menjamin bahwa itu akan mati.

Rhode tahu bahwa dia harus membuat Lich mengambil umpan dan tidak jatuh untuk umpan Lich. Jika tidak, dia akan dikutuk.

“Ya Tuhan…”

Frederick dan yang lainnya menunggu untuk memberikan bantuan ketika mereka menyaksikan dari belakang. Mereka terdiam. Bayer juga melebarkan matanya dengan takjub. Ada sekitar 30 Makhluk Undead dalam pasukan pengintai ini yang termasuk Ghouls dan Skeleton Cavalrymen. Tapi Rhode dan tiga bawahannya yang lain langsung memusnahkan lebih dari setengahnya. Meskipun Bayer tidak memiliki pengalaman dalam berurusan dengan Makhluk Undead, dia tahu bahwa mereka sudah ditakdirkan, dilihat dari situasinya. Skenario kasus terbaik untuk Makhluk Hidup adalah memiliki satu atau dua dari mereka melarikan diri. Tapi, Rhode pasti tidak akan mengizinkannya.

Tidak ada yang memperhatikan bahwa Orchid Heart juga mengamati medan perang. Dia bergumam pelan dan meletakkan tangan kanannya di buku yang terbuka. Dalam sekejap, tanda besar dan teks aneh melayang di atas halaman putih yang kosong.

Rhode menangkis serangan Death Knight dan murid-muridnya menyusut dengan tiba-tiba karena Lich telah mengangkat tongkatnya. Dua dari empat Spectre yang melayang di sekitarnya menerkam maju sementara beberapa rune hitam pekat muncul di tubuh Lich.

Lich melarikan diri!

“Lize!”

Rhode memanggil dengan tergesa-gesa. Lize langsung mendorong tangannya ke depan dan menembakkan sinar keputihan perak dari telapak tangannya yang menghantam tanah di sekitar Lich. Kemudian, sinar keputihan-perak melebar dan menghanyutkan rune hitam pekat di Lich.

“Semua beres!”

Rhode menghela napas lega. Untungnya, dia telah membuat Lize mempersiapkan mantra spiritual, Dimension Blast. Dimension Blast dapat mengacaukan dan menghancurkan mantra teleportasi dan korban tidak akan dapat menggunakan mantra teleportasinya untuk jangka waktu tertentu. Namun, ini hanya akan efektif setelah korban mulai menggunakan mantra teleportasinya. Hanya pemain berpengalaman seperti Rhode yang bisa secara instan mendeteksi niat Lich dari gerakannya.

Karena Lich tidak bisa melarikan diri lagi, Rhode tidak perlu menahan diri sekarang. Dia melepaskan seluruh kekuatannya pada bilah yang menusuk Death Knight dalam satu brengsek.

Itu adalah afterimage!

Sinar pedang meteor yang menyilaukan meletus dan menelan Death Knight sepenuhnya. Kali ini, Death Knight tidak bisa mempertahankan dirinya lagi. Itu mencengkeram pedang panjangnya tanpa daya ketika sinar meteor seperti terus memotong armor hitam pekatnya. Pedang di tangannya hancur dan seolah-olah menjadi sinyal bagi bilah pisaunya, mereka bergabung menjadi satu bilah cahaya yang sangat besar dan menyilaukan yang menghantam dan menembus ke dalam tubuhnya.

Ledakan!

The Death Knight jatuh ke tanah tanpa kehidupan. Rhode mengalihkan perhatiannya ke Lich. Dia tidak perlu khawatir tentang punggungnya dengan Lize, Marlene dan Gillian mendukungnya. Dia melesat maju dan meluncur melintasi lapangan salju dengan bilahnya yang berkedip-kedip.

Sejak Ledakan Dimensi Lize mengganggu teleportasi Lich, ia tahu ada sesuatu yang sangat salah. Itu mengangkat tongkat tulangnya dan melayang ke udara dengan tergesa-gesa. Empat Spectre di sekitarnya berubah menjadi angin kencang yang membantu dalam retretnya. Tampak jelas bahwa mereka melarikan diri!

Pada saat ini, alis Anggrek Jantung berkedut.

“Sekarang giliran kita.”

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<