Summoning the Holy Sword - Chapter 682

Bab 682: Antara Cahaya & Terang (XX)

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

Pedang Soderfast merobek asap tebal saat dia menghantam Rhode. Meskipun Soderfast telah mempertimbangkan kemungkinan Andre kalah dalam pertempuran ini, dia tidak berharap bahwa dia akan gagal secepat itu. Bukan hanya itu, tetapi Rhode juga bertekad untuk mengambil hidup Andre! Soderfast tidak bisa menunggu lebih lama setelah merasakan niat membunuh Rhode. Dia lebih suka melanggar aturan daripada menonton Andre mati di tangan pemuda berambut hitam itu karena Andre bukan hanya muridnya, tetapi juga …

“Ahhh!”

Dalam sekejap, Soderfast tiba di samping Rhode. Hanya sedikit lagi dan dia bisa menghentikan pemuda ini! Tapi, bahkan seorang Suci Saint yang berpengalaman seperti dia menggigil pada ekspresi dingin Rhode.

Wajahnya yang cantik bersinar dengan senyum menyilaukan. Namun, itu juga mengungkapkan kegilaan histeris. Soderfast merasakan bahwa tatapan Rhode tidak dipenuhi dengan kejutan, teror, atau keraguan sama sekali. Rhode bahkan tidak tersentak pada pedang yang akan merenggut nyawanya seolah-olah ia siap mati untuk ditukar dengan nyawanya!

Ya Tuhan…

Soderfast menggigil. Dia merasa bahwa pemuda ini seolah mengamuk. Tidak ada jejak rasionalitas di matanya, hanya kegilaan yang tak ada habisnya. Namun demikian, Soderfast terus bergerak maju. Tidak peduli apa, dia harus menyelamatkan murid kesayangannya!

Shing!

Tiba-tiba, tentakel yang tak terhitung jumlahnya muncul dari bayangan di samping Rhode. Sebagai Sword Saint, Soderfast langsung menyadari betapa sulitnya berurusan dengan mereka, dan waktu sangat berharga. Dia berteriak dan pisau tajam di tangannya meletus dengan sinar pedang yang cemerlang yang merobek-robek tentakel hitam pekat. Kemudian, pedangnya hampir menembus ke Rhode!

Rhode tidak menghindar. Sebaliknya, senyumnya berubah menjadi seringai dan dia mengulurkan tangan kirinya.

-!

Pedang Soderfast menembus telapak tangan Rhode dan masuk ke dadanya. Tapi Soderfast tidak bisa memaksakan senyum karena Rhode mencengkeram pedangnya dengan kuat. Pada saat yang sama, Rhode menusuk pedang hitam pekat di tangannya yang lain ke dada Andre.

“Tidak-!”

Dunia di depan mata Soderfast seolah-olah runtuh. Keinginan, cita-cita, dan segalanya yang sudah lama mereka hargai. Apakah mereka semua akan berakhir?

Sial!

Rhode merajuk. Meskipun dia telah menolak serangan terakhir Soderfast, kekuatan benturan menggeser lintasan serangannya dan dia gagal menembus hati Andre!

Anda meminta kematian!

Rasa sakit luar biasa di telapak tangan dan dadanya membuatnya marah. Rhode tiba-tiba berhenti. Dia mencengkeram pedang Soderfast yang telah menembus dadanya dengan tangan kiri dan mengayunkan lengan kanannya ke atas!

Succubus menebas luka mengerikan di tubuh Andre sebelum menggambar busur aneh di udara yang ditujukan untuk kepala Soderfast! The Sword Saint segera merasakan bahaya yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia melepaskan cengkeramannya pada pedang tanpa ragu-ragu untuk menghindar dengan cepat dari serangan mengancam. Namun, dia sudah terlambat. Pisau hitam pekat, setajam silet itu memotong wajahnya dengan kecepatan kilat, meninggalkan pekikan darah yang memenuhi langit.

“Ahhhhh!”

Soderfast mundur sambil mengubur wajahnya dengan tangan kanannya. Sebuah luka yang dalam dan mengerikan yang mengungkapkan tulangnya bisa dilihat di mata kirinya. Dagingnya berputar dan menggeliat ketika darah merah berceceran di mana-mana.

Pada saat ini, asap telah menyebar.

Plaza yang bersih dan rapi telah berubah menjadi medan berdarah. Roh pemanggil Rhode berdiri diam-diam di posisi mereka dengan mayat para Penyihir Ksatria yang dibantai dan para prajurit di sekitar kaki mereka. Bau darah yang kuat keluar di udara.

“Pemimpin!”

Anne melesat ke arah Rhode. Dia membelalakkan matanya karena terkejut setelah menyaksikan pedang yang menembus dada ini melalui telapak tangannya. Kemudian, dia berbalik ke Soderfast yang berada dalam kekacauan berdarah.

“Beraninya kamu … melakukan ini kepada Pemimpin … Grr …”

Wanita muda itu menggertakkan giginya dan mengungkapkan dua gigi taring yang menembus yang perlahan-lahan diperpanjang. Dia mengeluarkan suara binatang buas, geraman dalam di tenggorokannya, sementara mata zamrudnya terpancar dengan cahaya yang sangat menyilaukan. Dalam beberapa detik, perisai di tangannya dengan cepat mengubah bentuknya dan menjadi cakar baja raksasa yang melilit lengannya.

“Beraninya kau … beraninya kau …”

“Berhenti sekarang!”

Ketika Anne membungkuk dan hendak menerkam ke depan, Archangel Boulder mengeluarkan amarah. Rhode tertawa pendek, muram dan mengulurkan tangannya untuk menghentikan Anne.

“Sudah cukup, Anne.”

“… Grr … Grr … Grr … Grr …”

Geraman dalam di tenggorokannya berubah terus-menerus sementara murid zamrudnya yang telah menyusut menjadi garis tipis dan sempit perlahan mendapatkan kembali kontur bulatnya. Anne mengangkat kepalanya dan menatap Rhode dengan perasaan tidak puas.

“Tapi Pemimpin …”

“Tidak harus bertindak berdasarkan dorongan hati. Lagipula mereka akan mati cepat atau lambat. ”

Rhode menunjukkan senyum cerah, tetapi akibatnya di medan perang membuatnya tampak lebih menakutkan. Dia mengulurkan lengan kanannya dan pedang hitam pekat itu berubah menjadi kartu sebelum menghilang ke udara tipis. Dia menatap kerumunan di platform tinggi sebelum menggenggam gagang pedang yang pedangnya menusuk telapak tangan dan dadanya dan menariknya perlahan.

“…”

Kerumunan di peron tinggi jatuh ke keheningan. Tidak peduli apakah itu kamp-kamp Parlemen atau Anti-Parlemen, semua orang menahan napas. Mereka meletakkan tangan mereka di dada mereka dengan tegang seolah-olah pedang itu ditarik dari dada mereka. Banyak dari mereka tahu bahwa ini akan menjadi sensasi yang sangat menyakitkan. Bahkan jika pedang itu tidak mengenai titik vitalnya, itu masih cukup menyakitinya. Senyum yang tak tergoyahkan di wajahnya membuat kerumunan ketakutan dari lubuk hati mereka. Mereka bisa menerima hasilnya jika Rhode mengertakkan giginya dan menderita dalam rasa sakit yang luar biasa, tetapi senyum abnormal di neraka ini penuh dengan darah, mayat, dan kematian tampak begitu aneh sehingga mereka tidak bisa berkata-kata. Tidak ada yang memperhatikan bahwa mata Anne terpaku pada luka segar dan meneteskan darah di dada Rhode dan berkedip-kedip dalam cahaya redup.

“…!”

Rhode mengeluarkan pisau tajam dan darah merah tua langsung mengalir dari luka. Dia terhuyung-huyung dan bergoyang sedikit, tetapi dia meluruskan posturnya dan menatap ketua tua pucat yang mengamati dari platform tinggi.

“Sampah seperti itu masih jauh dari mampu membunuhku.”

Pernyataan yang dalam dan dingin ini bergema di plaza sunyi. Kemudian, Rhode melemparkan pedang yang dimandikan dalam darahnya ke samping. Tabrakan tajam pisau dan tanah bergema.

Segmen latihan militer telah berakhir.

Anggota parlemen menjauh dari platform tinggi dengan ekspresi pucat. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Ksatria Penyihir akan dikalahkan begitu menyedihkan ketika mereka pertama kali menyetujui permintaan Andre. Seratus, Magician Knight yang lengkap tidak memiliki kesempatan pembalasan di hadapan Rhode dan roh pemanggilnya. Tak satu pun dari mereka yang selamat kecuali Andre dan bahkan Andre terluka parah dan pingsan. Meskipun Soderfast tidak menerima hukuman dari Parlemen Ringan karena keringanan hukumannya, ia juga terluka parah dan kehilangan mata.

Bisa dikatakan bahwa Parlemen Cahaya tidak hanya tampak sedih, tetapi mereka juga menderita kerugian besar dalam bentrokan ini. Mudah dibayangkan bahwa reputasi Parlemen Cahaya di Negara Terang akan terus turun setelah berita ini menyebar di kalangan warga sipil.

Adapun kinerja Rhode … Banyak orang kagum.

Sama seperti bagaimana kecantikan sering diperlakukan hanya sebagai wajah cantik atau vas bunga, sebagian besar anggota di kamp Anti-Parlemen memiliki kesan Rhode seolah-olah dia kuat, dia harus menjadi seseorang yang akan bermain-main dengan miliknya. skema kotor. Lagipula, Rhode memiliki fitur wajah feminin yang cantik. Bukan hanya itu, tetapi dia juga langsing dan tinggi, dan tidak terlihat seperti prajurit yang kuat. Tidak mengherankan bahwa orang akan berpikir bahwa Rhode tidak sekuat para prajurit, tetapi lebih seperti seorang Komandan yang memerintahkan pasukannya dari balik layar.

Tetapi kerumunan itu membalikkan pandangan ini setelah menyaksikan pertempuran. Rhode telah menunjukkan sisi yang teguh dan tak kenal kompromi. Dia tidak ragu-ragu ketika menghadapi serangan Soderfast dan melanjutkan serangannya pada Andre. Bukan hanya itu, tetapi dia juga menggunakan dirinya sebagai perisai dalam prosesnya. Sebagai hasilnya, dia menarik pedang yang menusuk telapak tangan dan dadanya di depan mata semua orang yang waspada tanpa mengerang sama sekali. Bahkan prajurit pun tidak bisa sekuat ini.

Kamp Anti-Parlemen juga merasakan kelegaan karena beberapa bagian dari mereka mencurigai Rhode sebelumnya. Lagipula, Rhode adalah Manusia dan Manusia tidak memiliki sudut pandang yang pasti tidak seperti Malaikat. Ini terutama terjadi ketika Rhode adalah orang yang cerdas dan orang-orang pintar sering mempersiapkan rute retret dan tidak fleksibel dan keras kepala. Tetapi kekuatan dan potensi Rhode tidak perlu dipertanyakan lagi pada saat ini. Biasanya, orang seperti itu akan menjadi yang paling bimbang. Tapi sekarang, kinerja pantang menyerah Rhode telah membuktikan mereka salah. Sebagian besar dari mereka memutuskan untuk mencari peluang untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pemuda ini. Bagaimanapun, itu akan bermanfaat bagi perkembangan mereka jika mereka bisa mendapatkan kesan yang menguntungkan dari Rhode karena mereka semua berada di kubu Anti-Parlemen.

Meskipun Rhode terluka, lukanya tidak seserius Andre. Ini sebagian berkat garis keturunan misterius yang mengalir dalam dirinya sehingga ia memiliki konstitusi yang kuat. Selain itu, ia telah menggunakan telapak tangannya untuk menahan pedang Soderfast, yang mengubah jalurnya yang meleset dari titik vitalnya. Selain itu, Lize dan Lydia hadir untuk memberikan perawatan baginya. Tak lama setelah itu, luka-lukanya sembuh dan hanya beberapa hari lagi istirahat dan dia akan pulih sepenuhnya.

Karena hal inilah dia dengan cepat tertidur lelap setelah kembali ke kediaman kekaisaran.

Tetapi dia tidak menyadari bahwa ujian sedang menunggunya.

“Hu …”

Sudah larut malam ketika Rhode membuka matanya. Kamar tidur diselimuti kegelapan total. Dia masih bisa merasakan rasa sakit menyengat dari tangan kirinya, tetapi ini bukan alasan mengapa dia bangun.

“Mm … Mm …”

Suara samar terdengar di kamar tidur. Dia merasakan mati rasa yang nyaman di antara kedua kakinya. Dia tidak bisa lebih akrab dengan sensasi ini. Tapi … ketika dia mengangkat kepalanya dan melihat ke bawah, dia terkejut.

“Anne?”

“Grr …”

Anne yang telanjang meletakkan di perutnya di antara kaki Rhode dan menjulurkan lidah kecilnya seperti susu yang menjilat dari mangkuknya. Cahaya bulan perak yang cerah menyinari kulitnya yang berembun dan rambut pirang panjang. Dia menyipitkan matanya dan menjilat dengan lembut seolah-olah dia berada di alam mimpi. Bukan hanya itu, tetapi Rhode juga bisa melihat sinar hijau yang terpancar dari matanya.

“Grr … Grr …”

Anne mengeluarkan rintihan dengan makna yang tidak diketahui sebelum menyesuaikan kepalanya dan menggosok dengan pipinya. Sensasi lembut dan aroma segar dari diri mudanya menyerang lubang hidungnya. Kemudian, Anne tampak gelisah. Dia menatap di antara kaki Rhode sambil mengayunkan pinggulnya yang halus dan bundar terus-menerus. Pada saat yang sama, dia menggeram dalam-dalam.

“Grr … Grr …”

Dia melebarkan mulut kecilnya.

“…!”

Hampir secara naluriah, Rhode menyusut untuk menghindari serangannya dan Anne menggertakkan giginya.

Ya Tuhan…

Ini adalah pertama kalinya Rhode merasa sangat dekat dengan kematian. Jika bukan karena instingnya dalam merasakan bahwa ada sesuatu yang salah, dia bahkan tidak akan berani memikirkan konsekuensi digigit olehnya. Pada saat ini, punggung Rhode dipenuhi keringat dingin. Dia bahkan tidak setakut ini ketika dia menghadapi Duke Fiend.

“Anne?”

“Grr … Grr …”

Anne mengungkapkan ekspresi kesal setelah kehilangan mangsanya. Dia menatap Rhode dengan mata menyedihkan seolah-olah anak anjing yang tulangnya enak diambil oleh pemiliknya. Lalu, dia menyelinap tubuhnya perlahan, menjulurkan lidah kecilnya seperti anak anjing menjilati pemiliknya dari perut ke dada. Dia mencapai luka di dadanya. Meskipun lukanya telah sembuh sepenuhnya, dia terus menjilatinya.

Rhode merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengannya.

Rasanya seolah-olah dia benar-benar berubah menjadi binatang liar dan tidak menunjukkan tanda-tanda menjawab pertanyaannya. Tapi, tunggu … Dia dengan cepat teringat akan kata-kata yang dikatakan Gillian kepadanya. Perilaku aneh Anne bersama dengan garis keturunan dalam dirinya … Dengan kata lain, apakah Anne … dalam estrus?

“Mm …”

Seolah menanggapi pikiran Rhode, Anne berbalik dan berbaring di ranjang dengan empat kaki, memperlihatkan bagian wanita paling pribadi di pinggulnya yang terangkat. Kemudian, dia berbalik dan menatap Rhode dengan tatapan penuh hasrat sambil menggoyangkan pinggulnya yang lembut dan bersalju. Kelembaban bisa terlihat di bawah sinar bulan yang terang. Tampaknya Anne sudah siap.

“…”

Rhode menelan ludahnya pada pandangan memikat ini. Meskipun dia memiliki banyak pertemuan intim dengan banyak wanita, mereka semua mempertahankan rasionalitas dan kebanggaan Manusia, tidak peduli seberapa liar mereka. Namun, Anne sama sekali berbeda. Dia seolah-olah membuang semua rasa hormat, martabat, dan pertimbangan Manusia dan menjadi binatang liar yang bertindak sesuai dengan naluri nafsu dan perkawinan.

Tidak ada alasan baginya untuk menolak daging lezat yang diletakkan di mulutnya dan dia juga bukan seorang kasim, meskipun dia hampir bergabung dengan barisan mereka. (Dia hanya tidak yakin apakah mantra spiritual Lize dan Lydia dapat membantunya regenerasi atau transplantasi ulang …)

Rhode tersenyum pada pemikiran konyol ini. Kemudian, dia berlutut di tempat tidur dan memegang pinggang ramping wanita muda itu. Anne menyipitkan mata senang seperti anak kucing yang menikmati belaian dari pemiliknya dan mendengkur tak sabar.

Mungkin karena alasan bahwa Anne sering berolahraga, tubuhnya lembut, namun padat. Harum perempuan yang keluar darinya menghantam wajahnya seperti badai yang hampir memadamkan api pemikiran yang tersisa di kepalanya. Rhode menarik napas dalam-dalam dan membungkuk di atasnya. Kemudian, dia mendorong pinggulnya ke depan dengan kuat dan menghancurkan lapisan penghalang yang ketat dan perlu.

“… Mmm!”

Tubuh Anne langsung menegang. Itu bukan tindakan penolakan, tetapi simbol antisipasi. Rhode merasakan tubuhnya menegang hingga kesakitan luar biasa, tetapi dia tidak gemetar ketakutan. Sebagai gantinya, dia mengertakkan giginya dengan erat dan mengeluarkan geraman ambigu di tenggorokannya.

Rhode memperlambat gerakannya dan membelai tubuhnya dengan lembut. Dia perlahan-lahan santai dan menutup matanya untuk menikmati hentakan yang hebat. Rasa sakit memudar saat kebahagiaan yang sangat panas meletus di antara mereka dan menelan indera mereka. Rhode menambah kecepatan sementara dia mencengkeram tangannya ke seprai, mengeluarkan erangan yang tidak jelas, dan mengangkat pinggulnya lebih tinggi karena dorongan kerasnya.

Bayangan mereka bergabung sepenuhnya di bawah sinar bulan yang berkilau sementara kerangka tempat tidur mencicit ke momentum mereka. Kemudian, semburan api meledak dan melahap semuanya.

“… Ah … Ahhh ….!”

Anne mengangkat kepalanya dan mengerang keras, puas sebelum pingsan tanpa daya. Rhode membungkuk dan memegangi tubuhnya yang hangat dan lembut sambil berendam dalam kenyamanan yang menyenangkan. Tapi dia tahu ini bukan akhir.

“Mm … Mm … Mm …”

Anne menoleh ke Rhode seolah-olah dia memohon lebih dan meskipun dia tidak mengatakan apa-apa tentang hal itu, dia bisa membaca hasratnya melalui matanya yang basah dan bulat.

Ini akan menjadi malam yang sangat panjang di depan.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<