Summoning the Holy Sword - Chapter 667

Babak 667: Antara Cahaya & Cahaya (V)

Penerjemah: Editor Atlas Studios: Atlas Studios

“Mendesah…”

Berdiri di atas platform yang ramping dan tinggi, Carl mendesah tak berdaya. Dia meletakkan tangannya ke dahinya dan menatap ke kejauhan. Tetapi dia tidak melihat apa yang dia harapkan.

“Mungkinkah Yang Mulia salah waktu …”

Dia bergumam pelan dan tidak bisa menenangkan kegelisahannya. Kemudian, lelaki tua yang menyedihkan ini berbalik dan menoleh ke bawah ke arah tangga di kerumunan orang yang menjijikkan di kedua sisi jalan. Sebagai utusan diplomatik Kerajaan Munn, Carl tahu bahwa orang-orang ini tidak ada di sana untuk menyambut Lydia. Sebaliknya, mereka mengadakan protes terhadapnya. Ini telah menjadi program tahunan bagi orang-orang di Negara Cahaya setiap kali Upacara Jiwa Naga diadakan. Mereka akan memunculkan banyak potret dengan slogan-slogan yang tidak hormat untuk ‘menyambut’ penguasa Kerajaan Munn. Bukan hanya itu, tetapi Carl juga tahu bahwa ini tidak diragukan lagi adalah trik Parlemen Cahaya. Tapi apa yang bisa dia lakukan pada mereka? Parlemen Cahaya mengumumkan bahwa rakyat mereka memiliki kebebasan dan hak istimewa untuk menikmati parade dan Carl hanya bisa menonton dari belakang ketika kerumunan memperlakukan Lydia seperti lelucon. Namun, Lydia memang sosok yang melampaui harapan. Dia telah berpartisipasi dalam Upacara Jiwa Naga setiap tahun dan tidak pernah terganggu oleh kerumunan yang penuh kebencian seolah-olah keributan yang memekakkan telinga tidak ada.

Carl telah tiba di Negara Cahaya sebulan yang lalu untuk memulai persiapan untuk menerima para tamu. Kadipaten independen dan wilayah biasanya akan mengirim utusan diplomatik mereka untuk menghubungi Parlemen Cahaya. Namun, Lydia melangkah lebih jauh. Setelah dia mengambil alih tahta, dia mencabut utusan yang ditempatkan di Ibukota Cahaya dengan alasan bahwa Keluarga Kerajaan Munn adalah bawahan Jiwa Naga Cahaya dan tidak ada alasan bagi mereka untuk melaporkan ke Parlemen Cahaya. Jika Parlemen Cahaya ingin menghubungi Kerajaan Munn, mereka bisa mengirim utusan mereka ke Kerajaan Munn atau melapor ke Jiwa Naga Cahaya secara langsung.

Parlemen Cahaya secara alami tidak puas karena metode Lydia jelas memperlakukan Jiwa Naga Cahaya dan Parlemen Cahaya sebagai keberadaan yang terpisah. Selama ini, Parlemen Cahaya telah menganggap diri mereka sebagai ‘pengawas’ Jiwa Naga Cahaya. Tapi tindakan Lydia dengan jelas mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan Jiwa Naga Cahaya dan mereka harus berhenti mengambil nama tujuan besar sebagai perisai mereka.

Karena alasan ini, Kerajaan Munn tidak memiliki utusan diplomatik di Negara Cahaya. Mereka akan mengirim orang ke Negara Cahaya sebulan sebelum dimulainya Upacara Jiwa Naga dalam persiapan untuk menerima penguasa besar mereka. Tentu saja, Negara Cahaya sengaja membuat segalanya menjadi sulit bagi Kerajaan Munn. Namun, mereka tidak berani terlalu berlebihan karena mereka akan kalah jika Lydia mengetahuinya dan mengurangi jumlah uang yang ditawarkan kepada Jiwa Naga Cahaya.

Meskipun akan ada parade pada periode waktu ini setiap tahun, situasinya sedikit berbeda tahun ini. Carl memindai slogan-slogan tulisan tinggi di parade.

“Diktator jahat! Keluar dari tanah kebebasan ini! ”

“Lepaskan Partai Reformis! Kembalikan kebebasan dan keadilan mereka!

“Pembunuh kejam! Tanganmu berlumuran darah Manusia, tetapi kami tidak akan pernah mundur! ”

“Malaikat adalah sekelompok pelacur! Turun dari permukaan yang milik kita Manusia! ”

“Lawan penindasan ganas! Menentang pembantaian berdarah! Lydia harus meminta maaf kepada Manusia! Malaikat tidak punya hak untuk melakukan percobaan pada perilaku manusia! ”

“Keluar dari sini! Negara Cahaya tidak menyambut Anda! Diktator! Tiruan! ”

“Buat Selatan mandiri! Itu hak mereka! Mereka harus bebas! ”

“Menekan para pencari kebebasan adalah langkah memalukan! Kami tidak perlu berteman dengan tiran! ”

Slogan-slogan tertulis anehnya memelototi di bawah sinar matahari. Beberapa dari mereka bahkan mengangkat potret seorang pelacur dengan sepasang sayap busuk yang menghitam dan kepala Lydia. Pelacur merentangkan kakinya lebar-lebar dengan huruf ‘X’ tebal di antara kedua kakinya.

Carl merasakan darahnya mendidih karena marah. Dia sangat berharap bahwa dia memiliki kekuatan spiritual untuk memanggang semua orang yang penuh kebencian dan menjijikkan bagi mayat. Tapi sekarang, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu kedatangan Lydia. Dia tidak yakin apa yang akan dia rasakan jika dia melihat tanda-tanda tidak sopan. Carl mengangkat kepalanya dan menatap ke kejauhan. Dia mengangkat tangannya untuk melindungi matanya dari sinar matahari yang menyilaukan. Namun, dia segera menyadari bahwa awan putih tanpa cacat yang menyelimuti seluruh langit tersebar sebagai objek yang sangat panjang yang menembus lapisan awan seperti kapas.

Apa itu?

Carl membelalakkan matanya dengan heran. Sebuah kapal perang sihir yang sangat besar muncul dari awan. Lambungnya yang putih sempurna dan menjulang berkilauan dalam cahaya suci di bawah matahari yang penuh gairah. Kehadiran besar ini perlahan-lahan turun bersama dengan angin dan membungkam para pembenci yang berisik secara instan. Para pembenci membuka mata mereka lebar-lebar. Kapal perang itu membawa tekanan yang tak tertandingi di hadapan mereka, seolah-olah gunung yang mengapung ada di atas mereka. Tidak ada yang yakin apakah itu tidak akan menimpa mereka.

Dalam sekejap, suara-suara ramai itu diredam.

“Sepertinya ada kelompok besar yang menyambut kami dengan hangat di sana.” Rhode menatap kerumunan orang yang padat. Ketika kapal perang itu turun, ia melihat berbagai slogan dan potret tertulis terangkat tinggi di tangan mereka. Meskipun dia tidak bisa membaca teks dengan jelas dari kejauhan, dia tahu bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu yang baik.

Ada begitu banyak orang. Pasti ada ribuan dari mereka …

Rhode terpesona saat dia mengamati kerumunan. Pada saat yang sama, dia membayangkan saat Saint Lady Vessel menanggalkan cadar dan mengungkapkan barisan meriam ajaib untuk meruntuhkan seluruh ibukota ke tanah. Api yang membumbung tinggi. Tungkai terbang. Jeritan dan derit darah yang mengental. Darah merah tua yang menodai jalanan. Mayat tumbuk benar-benar berbaring rata di tanah. Tidak baik. Dia hampir meneteskan air liur pada delusinya.

Rhode menyeka air liur yang tidak ada dari sudut bibirnya. Pada saat ini, suara terompet yang dalam memenuhi langit.

Acara akan segera dimulai.

Kapal perang raksasa menyesuaikan arahnya dalam angin kencang dan bersandar ke platform tinggi. Kemudian, tangga logam dilepaskan dari atas yang terhubung ke tanah. Tak lama setelah itu, kelompok itu turun dari tangga mengikuti pimpinan Lydia.

Lydia mengenakan gaun indah untuk acara itu. Tetapi dibandingkan dengan apa yang biasanya dia kenakan di Kerajaan Munn, gaun ini agak ‘konservatif’: gaun putih dengan garis-garis emas dan disulam dengan tanda Kerajaan Munn yang membungkus tubuhnya yang melengkung erat. Gaya dan Amund mengikuti di belakangnya. Wanita muda berambut hitam itu menunjukkan ekspresi menyendiri yang biasa, membawa harpa yang berharga di tangannya. Mage tua memegang stafnya dan menunjukkan wajah yang tenang dan mantap. Marlene, Lize, Derick, dan yang lainnya mengikuti berikutnya.

“Ini…”

Kerumunan itu terdiam. Tim perwakilan Lydia terutama dipenuhi dengan talenta muda yang meningkat. Meskipun mereka sebagian besar mampu, pada dasarnya mereka belum pernah ke Negara Cahaya. Ini karena mereka terutama pilar dan pewaris keluarga besar mereka di Kerajaan Munn. Karena hubungan yang menyeramkan antara kedua negara, Negara Cahaya pasti tidak keberatan menyebabkan beberapa masalah bagi keluarga. Jika salah satu dari orang-orang ini meninggal di Negara Cahaya, itu akan menjadi kerugian yang terlalu besar bagi keluarga. Karena alasan ini, orang-orang muda terutama tidak pernah pergi ke Negara Cahaya. Namun, mereka diingatkan oleh Rhode sebelum mereka turun dari kapal perang bahwa mereka akan menghadapi perlakuan bermusuhan di sini. Namun meski begitu, mereka tidak pernah membayangkan bahwa orang-orang Negeri Cahaya seburuk ini. Lihat saja slogan-slogan tertulis di tangan mereka. Sial. Itu benar-benar penghujatan!

“Ya ampun … Kupikir aku baru saja tiba di negara musuh …”

Cendekiawan perempuan berbingkai kacamata emas itu menghirup udara dingin yang dalam dan bergumam pelan. Tapi tak lama setelah itu, suara Rhode menariknya keluar ke akal sehatnya.

“Ini ADALAH negara musuh, Nona Cohen. Berdiri kuat. Jangan biarkan mereka melihat sisi lemah Anda. Mereka berkumpul di sini untuk membuat lelucon dari kita. Jika kita terlihat lemah pada mereka, kita bahkan bisa menjadi bahan tertawaan Kerajaan Munn. ”

“Apa yang harus kita lakukan, Pemimpin? Haruskah Anne memberi mereka bashing yang bagus? ”

Anne bertanya dengan rasa ingin tahu dengan kepalan tinju sementara yang lain menoleh ke Rhode. Rhode sepenuhnya meyakinkan kelompok orang ini dengan pengalaman dan pengetahuannya selama beberapa hari ini. Mungkin karena perbedaan sudut pandang dan identitas, reputasi Rhode di tim perwakilan ini adalah salah satu yang tertinggi.

“Aku tidak keberatan jika kamu bisa menangani semuanya.”

Rhode tidak terdengar seperti dia ingin menghentikan Anne sama sekali.

“Tetap tenang akan berhasil. Jangan mengingat kata-kata mereka. Semua orang, Anda bangsawan saat mereka adalah warga sipil. Anda harus tahu apa yang harus dilakukan. Mungkin Anda juga dapat mencoba untuk menghalangi keributan mereka yang tidak berarti dan memperlakukan seolah-olah mereka menyambut kami dengan sepenuh hati. ”

Rhode berhenti sejenak. Kemudian, dia mengungkapkan senyum lembut.

“Seperti ini.”

Rhode mengulurkan lengannya dan melambaikan tangan dengan hangat ke arah warga sipil, membuat mereka jengkel. Mereka mendorong maju dan memaki Rhode sambil menunjuk jari-jari mereka.

“Lackey dari tiran! Beraninya kau tersenyum dan bahkan rela menjadi budak para Malaikat! ”

“Keluar dari negara kita! Kami tidak menyambut Anda! ”

“Kamu tidak cocok menjadi Manusia! Bajingan! Kamu tidak lebih dari seorang kekasih pelacur Malaikat itu! ”

Senyum di wajah Rhode tetap tidak berubah. Dia berjalan di sepanjang karpet dan melambaikan tangannya terus menerus. Mungkin karena tekanan luar biasa yang mereka rasakan dari kapal perang besar-besaran dari Kerajaan Munn, warga sipil meledakkan puncaknya. Mereka memutuskan untuk menggunakan seluruh kekuatan mereka untuk menunjukkan kepada antek tiran itu bahwa kekerasan terkuat pun tidak cukup untuk menghentikan mereka menegakkan keadilan dan tekad!

“Kamu melihat. Mereka semakin marah sekarang. Tidakkah menurutmu itu menyenangkan? ”

Rhode berbalik dan berkata kepada kelompok di belakangnya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<