Summoning the Holy Sword - Chapter 629

Bab 629: Saint Monastery (X)

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Perjalanan ke Biara Saint telah berakhir.

Celia muncul dengan semangat rendah. Setelah pertempuran, dia berdiri kosong di tempat. Setelah beberapa saat, dia kembali ke sisi Rhode dan memberi hormat sebelum mengubah kembali ke bentuk kartu tanpa cuti, yang jarang terlihat darinya. Dia tidak tidak taat seperti Celestina, tapi pertempuran ini cukup untuk membuktikan hubungan dekat antara dia dan Malaikat Jatuh. Namun, Rhode tidak mengganggunya untuk penjelasan karena dia tahu bahwa dia akan menjelaskan jika dia mau.

Namun, sekarang bukan saatnya untuk membahas hal ini. Rhode tidak datang jauh-jauh ke Biara Saint hanya untuk menonton pasangan menggoda dan menggiling EXP. Alasan paling penting adalah bahwa peralatan yang sangat ia hargai pasti akan muncul di sini: Air Mata Asha.

Jika Air Mata Asha dibedakan sesuai dengan permainan, itu tidak diragukan lagi akan dianggap sebagai artefak legendaris. Rumor mengatakan bahwa itu adalah setetes air mata kepuasan dari Naga Cahaya yang dihabiskan ketika melihat sinar matahari terbit yang penuh vitalitas dan harapan. Tetesan air mata ini akhirnya membeku menjadi kristal yang indah — Air Mata Asha.

Meskipun itu adalah peralatan yang kuat, itu juga peralatan konstruksi yang pada dasarnya tidak berguna bagi para pemain biasa, yang sangat disayangkan. Dengan kata lain, hanya pemain yang memiliki wilayah atau guild mereka sendiri yang dapat menggunakannya untuk membangun Patung Perawan Suci.

Patung Holy Maiden terbuat dari kristal besar transparan. Dia melipat tangannya di depan dadanya, menutup matanya, dan berdoa dengan saleh. Kemampuannya keluar-masuk dari artefak legendaris itu. Dalam jarak lima kilometer dari radius yang dijaga olehnya, Makhluk Undead mana pun akan dilemahkan setelah memasuki jangkauan dan ini bahkan berlaku bagi mereka yang telah memasuki Tahap Legendaris. Bahkan para hantu dan Vampir yang ahli dalam infiltrasi akan terlihat begitu mereka memasuki zona itu. Tidak hanya itu, tetapi setelah Patung Perawan Suci mencapai tingkat tertentu, itu juga akan melepaskan sinar suci di Tahap Legendaris untuk menjatuhkan penyusup. Itu adalah artefak legendaris yang dapat digunakan melawan Makhluk Mati dan inilah bagaimana Biara Santo melawan Negara Kegelapan selama Perang Penciptaan.

Air Mata Asha dianggap sebagai artefak yang berguna. Namun pada kenyataannya, itu dianggap sebagai sampah yang tidak berharga dalam permainan oleh para pemain.

Alasannya cukup sederhana. Patung Holy Maiden hanya efektif melawan Makhluk Undead. Selain itu, bahkan dengan Air Mata Asha, pembangunan Patung Perawan Suci membutuhkan sejumlah uang yang sangat besar. Sejak awal, beberapa pemain gembira bersorak setelah mendapatkan Air Mata Asha karena mereka bisa menjualnya kepada guild dan tuan pemain. Tetapi kemudian, mereka perlahan-lahan menyadari bahwa meskipun itu adalah artefak legendaris, itu tidak akan berdampak pada apa pun selain Makhluk Undead. Para pemain harus bertahan melawan pasukan pemain lain juga dan Patung Perawan Suci membutuhkan setidaknya 300 ribu koin emas dan 100 kg Kristal Ajaib. Itu masih generasi pertama permainan dan sebagian besar pemain tidak didanai, di mana bahkan guild pemain yang memiliki ratusan dan ribuan koin emas dianggap salah satu yang terbaik. Guild pemain harus bertahan melawan guild pemain lain dari Country of Darkness dan meskipun Vampir, Undead Knights, dan Liches tidak bisa menyerang wilayah mereka, guild pemain masih bisa. Jika guild pemain lawan menyelinap masuk dan menghancurkan Patung Holy Maiden, bukankah semuanya sia-sia? Dengan sejumlah besar uang ini, mereka lebih baik memperkuat dinding dan membeli lebih banyak panah dan minyak tanah, yang akan memiliki efek yang sama dengan harga yang jauh lebih murah. Jika guild pemain lawan menyelinap masuk dan menghancurkan Patung Holy Maiden, bukankah semuanya sia-sia? Dengan sejumlah besar uang ini, mereka lebih baik memperkuat dinding dan membeli lebih banyak panah dan minyak tanah, yang akan memiliki efek yang sama dengan harga yang jauh lebih murah. Jika guild pemain lawan menyelinap masuk dan menghancurkan Patung Holy Maiden, bukankah semuanya sia-sia? Dengan sejumlah besar uang ini, mereka lebih baik memperkuat dinding dan membeli lebih banyak panah dan minyak tanah, yang akan memiliki efek yang sama dengan harga yang jauh lebih murah.

Karena itulah hingga akhir generasi pertama dan pelepasan tambalan, hanya ada tiga guild pemain yang telah membangun Patung Perawan Suci di seluruh benua. Salah satu guild pemain adalah Starlight. Meskipun Patung Perawan Suci memiliki kelemahan, efeknya terhadap Makhluk Mati masih sebanding dengan hulu ledak nuklir. Adapun uang …

Dengan pemain pay-to-win seperti Mini Bubble Gum di guild, apa yang ada di sana untuk resah?

Namun, setelah Negeri Kegelapan dihancurkan, Patung Perawan Suci pada dasarnya kehilangan nilainya. Itu berubah dari artefak legendaris yang digunakan untuk memusnahkan Makhluk Undead menjadi dekorasi mahal yang digunakan untuk memamerkan kekayaan seseorang. Dalam permainan, beberapa pemain kaya suka memiliki trofi di wilayah mereka. Tidak hanya itu terlihat cantik, tetapi juga memamerkan betapa kayanya seseorang. Begitulah cara merendahkan patung itu. Setelah itu, tidak peduli apakah itu para veteran yang membelanjakan uang atau pemula menggiling EXP, tidak ada yang pada dasarnya bisa mendapatkan Air Mata Asha. Bahkan jika mereka melakukannya, itu hanya digunakan untuk menukar sejumlah uang dari Gereja.

Kemudian, Air Mata Asha juga menjadi simbol untuk mengevaluasi standar dan kualifikasi para pemain. Jika ada pemain yang melompat ke forum atau saluran utama untuk memamerkan bahwa dia telah menemukan Air Mata Asha, dia pasti akan dianggap sebagai pemula.

Pada titik ini, Air Mata Asha dapat dianggap sebagai salah satu artefak legendaris yang paling membosankan dan tidak berguna dalam sejarah Benua Jiwa Naga.

Namun, Rhode membutuhkannya sekarang. Meskipun sedikit mahal, dia mendapat cukup banyak dari penjualan ramuan Lapis. Mineral yang diekstraksi di Tanah Pendamaian akan cukup untuk membangun Patung Perawan Suci. Dia berencana untuk membangun setidaknya tiga Patung Perawan Suci sebelum musim panas tahun depan. Jika dia bisa melakukan itu, keamanan Benteng akan dijamin.

Tapi dia punya sesuatu yang harus ditangani sebelum itu.

“Pemimpin, apa yang harus kita lakukan dengannya?”

Mini Bubble Gum menunjuk wanita muda yang tak sadarkan diri yang terbaring di atas altar. Wanita muda itu muncul setelah Malaikat Jatuh pudar menjadi debu. Jelas bahwa Malaikat Jatuh telah menggunakan tubuh wanita muda itu sebagai Vessel untuk datang ke dunia ini dan kulit pucat wanita muda itu telah membuktikan bahwa kerusakan Celia pada Malaikat Jatuh telah ditimpakan padanya. Jika dia bukan Manusia, mungkin dia sudah mati sekarang.

“Suruh yang lain menanganinya.”

Rhode menatap wanita muda yang tak sadarkan diri itu dan mengernyitkan alisnya. Dia mengangkat tangan kanannya dan cincin di jarinya memancarkan sinar cahaya yang melesat ke langit. Setelah beberapa saat, dua sosok kabur muncul di samping sinar cahaya.

“Naik? Apa yang salah?”

“Pak. Rhode? Di mana tempat ini?”

Marlene dan Lize membelalakkan mata mereka dengan rasa ingin tahu. Sebagai Pemimpin Persekutuan, Rhode memiliki kemampuan untuk memanggil bawahannya menggunakan sistem kapan pun dia mau. Karena hal inilah dia tidak khawatir hanya membawa Canary dan Mini Bubble Gum dengan ‘tangan penjarahan yang tidak beruntung’ ke Saint Monastery karena dia tahu dia bisa memanggil Marlene dan Lize ke tempat ini. Tidak ada yang akan mengatakan tidak untuk peralatan gratis yang luar biasa, bukan?

“Ini adalah tempat berkumpulnya para pemuja. Canary dan saya baru saja menghilangkan makhluk-makhluk di sini. Marlene, kamu yang bertanggung jawab atas penjarahan tempat itu dan Mini Bubble Gum akan tetap di sisimu. Lize, jaga wanita muda itu. Canary dan aku akan memeriksanya.

“Ah. Baiklah, Mr. Rhode. ”

Lize tersipu begitu dia mendengar suaranya. Dia buru-buru menundukkan kepalanya dan menjawab dengan lembut sementara Marlene memutar matanya sebelum mengangguk tanpa daya. Dia tahu tentang kebiasaan anehnya. Tidak peduli di mana pertempuran itu terjadi, dia pada dasarnya adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjarah tempat itu. Meskipun ini adalah tanda kepercayaan dan kehormatan bagi tentara bayaran, Marlene terlahir di keluarga bangsawan. Tentunya dia tidak akan senang menggali mayat sepanjang hari. Dia juga ingin tahu mengapa Rhode begitu gigih menyuruhnya melakukannya. Ada begitu banyak anggota di Persekutuan, jadi bahkan jika Lize dan Anne tidak bisa melakukannya, bukankah ada Canary dan Mini Bubble Gum juga?

Tetapi ketika Marlene mengajukan pertanyaan ini kepada Canary, senyum yang terakhir menegang dan dia menepuk bahu Marlene.

“Marlene. Masa depan Rhode, masa depan Persekutuan, dan masa depan kita semua ada di tanganmu. ”

Meskipun Marlene tidak mengerti apa yang dimaksud Canary dengan itu, dia mengumpulkan keberaniannya dan melangkah maju.

Di sisi lain, udara lembab dan dingin menghantam wajah Rhode. Di bawah pancaran nyala api, pintu-pintu yang berat bisa terlihat diikat erat oleh rantai baja. Rhode mengayunkan lengan kanannya dan sinar berkilauan menembus rantai baja. Kemudian, pintu dibuka secara bertahap.

Kristal yang terang dan mempesona muncul di depan matanya.

Panjangnya setengah meter dalam bentuk tetesan air mata. Itu adalah harta karun tempat ini: Air Mata Asha. Artefak legendaris ini melayang di udara dengan tenang, memancar dalam kilauan. Di bawahnya ada lingkaran ritual yang rusak yang berasal dari pancaran magis yang samar.

Ini yang saya butuhkan.

Rhode menghela napas lega dan suara Canary terdengar di telinganya.

“Akankah kita berhasil kali ini, Rhode?”

“Ah…”

Rhode melangkah maju dan membelai kristal itu dengan ringan. Lalu, dia mengangguk dengan kuat.

“Tentu saja. Kami akan menemui ajal kami jika kami tidak berhasil. ”

Dia berkata dengan nada tegas dan tegas.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<