Summoning the Holy Sword - Chapter 625

Bab 625: Saint Monastery (VI)

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Tumbukan keras bergema dari kejauhan dan aula bawah tanah bergetar dengan debu yang jatuh. Nyala lilin bergetar. Biarawati, Suster Helen, rajutan alisnya yang panjang dan mengangkat kepalanya untuk menghadapi kerumunan di depannya. Seorang lelaki jangkung berbadan kekar dengan baju besi hitam berdiri di sampingnya. Dia memegang cambuk besar di tangannya dan topeng tebal menutupi wajahnya. Sebelum Suster Helen adalah sepuluh biarawati berpakaian sama dengan jubah merah, mengelilingi altar batu yang di atasnya seorang wanita muda berbaring dengan mata tertutup.

Apa yang terjadi di sana!

Sister Helen mengutuk dalam hati. Ritual ini sangat serius, sakral, dan sangat penting. Para Ksatria Saint telah mendeteksi gerakan aneh di Gunung Soraka beberapa hari yang lalu dan sebagai pembela para Ksatria Saint, Sister Helen juga telah menerima wahyu dari jurang yang gelap. Melalui wahyu, dia belajar bahwa era kegelapan dan kehancuran akan segera datang. Ordo di benua itu akan sepenuhnya ditumbangkan dan ini adalah kesempatan terbaik bagi Saint Knight untuk muncul kembali. Wahyu yang Sister Helen terima adalah bahwa mereka membutuhkan ahli waris yang cakap untuk memimpin para Ksatria Saint. Dia telah berupaya keras dalam mencari korban yang dibutuhkan. Selama dia mengorbankan persembahan dalam ritual suci, namun jahat, tubuh dan jiwa wanita muda itu akan menjadi milik ras mereka sepenuhnya. Dewa suci yang mereka sembah akan datang ke dunia ini menggunakan tubuh wanita muda itu. Para Ksatria Saint akan kembali ke benua dan membawa kehancuran dan kematian bagi semua makhluk hidup!

Tapi sekarang…

Ritual itu telah terputus tiga kali, yang membuat Suster Helen marah. Jika mereka melewatkan kesempatan ini, mereka perlu menunggu beberapa dekade lagi sebelum mereka dapat memanggil Tuhan suci mereka kembali ke dunia ini. Itu tak tertahankan bagi para Saint Knight! Karena hal inilah Sister Helen meminta semua orang untuk sepenuhnya fokus dalam mempertahankan biara malam ini. Tetapi sekarang, ritual mereka telah terganggu berulang kali dalam sepuluh menit. Meskipun masih ada beberapa jam yang tersedia di malam hari, Suster Helen khawatir bahwa gangguan itu akan terus terjadi, yang membuatnya sangat marah dan tak berdaya pada saat yang sama.

“Apakah kamu ingin aku memeriksa situasinya, Helen?”

Ksatria di sebelahnya berbicara dengan suara rendah di belakang topeng tebal itu. Sister Helen merenung dalam diam sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. “Tidak, kami akan melanjutkan. Uskup Agung berjaga dan dia akan melapor kepada kami jika perlu … ”

Bam.

Seolah membuktikan wawasan Suster Helen, pintu yang tertutup rapat mendorong terbuka lebar dan Uskup Agung masuk dengan ekspresi berat. Dahinya berkeringat, berkilauan di bawah nyala api yang bercahaya. Dia tiba-tiba berhenti setelah menyaksikan ritual dan melangkah maju dengan hati-hati. Sister Helen menahan perasaan cemas dan lekas marahnya.

“Uskup Agung, apa yang sebenarnya terjadi? Ritual kami telah terputus tiga kali. Apa yang terjadi di sana? Di mana orang-orang kita? ”

Meskipun Sister Helen berkata dengan nada tenang, dia tidak bisa menahan ketidakpuasan yang mendalam di dalam dirinya. Uskup Agung menggelengkan kepalanya tanpa daya dan memandangi Suster Helen dan ksatria di sebelahnya.

“Situasinya tidak terlihat bagus. Kami memiliki penyusup yang menyerang biara! ”

“Siapa mereka?”

Sister Helen merajuk seketika. Dia tahu gangguan konstan itu terlalu luar biasa. Jika bukan karena ritual penting ini, dia akan keluar untuk memeriksa situasinya sendiri. Bagaimanapun, Biara Saint selalu dalam isolasi dan kedamaian. Mereka bertahan sampai sekarang karena mereka berhati-hati dan tidak menonjolkan diri. Mereka tahu bahwa mereka tidak sekuat sebelumnya, jadi mereka harus berhati-hati. Selain menculik persembahan korban mereka, mereka tidak pernah muncul di hadapan orang-orang selama bertahun-tahun dan seluruh benua hampir melupakan tempat ini yang ditinggalkan oleh Malaikat Tertinggi. Tapi sekarang, seseorang benar-benar mengetuk pintu mereka ?!

Apakah ada sesuatu yang terjadi selama penculikan yang menyebabkan gangguan ini?

Sister Helen menggelengkan kepalanya tanpa daya. Mereka tidak hanya berhati-hati dalam seluruh proses penculikan, tetapi mereka juga tidak mengungkapkan identitas mereka dan target mereka hanyalah putri muda seorang pedagang kaya. Selain itu, mereka juga menyelidiki latar belakang pedagang secara menyeluruh. Meskipun pedagang itu kaya, dia tidak memiliki terlalu banyak dukungan kuat. Inilah sebabnya para Saint Knight tidak khawatir bahwa dia akan membantai jalannya ke depan pintu mereka. Tapi sekarang…

“Itu Malaikat Pertempuran! Malaikat Pertempuran yang benar-benar tangguh! Orang-orang kami tidak bisa menghentikannya sama sekali! Aku curiga dia mungkin salah satu Malaikat Tertinggi! ”

“Apa?!”

Suasana di aula bawah tanah membeku dan niat membunuh memenuhi seluruh tempat.

Para Ksatria Saint memendam kebencian terhadap dua kekuatan terbesar: Negara Kegelapan dan Negara Cahaya, diwakili oleh tiga Malaikat Agung. Dalam Perang Penciptaan, para Saint Knight adalah pion para Malaikat Tertinggi dan target dari Negara Kegelapan. Sebagai Half-Angels, Saint Knight sangat kuat. Karena itu, para Ksatria Saint memikul tanggung jawab untuk memimpin serangan terhadap Negeri Kegelapan. Pertempuran mereka dengan Negeri Kegelapan penuh dengan kekerasan. Ksatria Saint yang tak terhitung jumlahnya mati dalam pertukaran dan mayat mereka tidak bisa menerima kedamaian, yang menyebabkan para Ksatria Saint membenci Negara Kegelapan. Dalam sejarah Saint Knight, kebencian mereka terhadap Negara Kegelapan telah menjadi bagian dari budaya mereka. Selama satu adalah anggota Saint Knights,

Itu hampir seperti keadilan dan kejahatan. Siang dan malam. Tak terhindarkan dan tidak bisa diubah.

Sasaran lain untuk membalas dendam adalah Malaikat Tertinggi.

Mereka telah menjaga biara selama bertahun-tahun untuk Malaikat Tertinggi. Tetapi alih-alih mendengar kembali dari Malaikat Tertinggi, mereka malah meninggalkan mereka sepenuhnya dan membiarkan mereka mati sendiri. Jika Saint Knight adalah Malaikat murni, mungkin mereka tidak akan keberatan bahkan jika mereka tidak puas. Namun, hampir semuanya adalah Half-Angels. Darah Malaikat dan Manusia mengalir di dalam mereka dan mereka tidak bisa menerima kebenaran ini. Mereka telah memberikan segalanya untuk Malaikat Tertinggi, tetapi yang mereka dapatkan hanyalah pengkhianatan!

Tidak ada yang tahu apakah itu direncanakan atau hanya kecelakaan bahwa Archangel Serene meninggalkan garis pertahanan terakhir dari Biara Saint terhadap Negeri Kegelapan. Namun, cinta dan benci adalah dua hal yang ekstrem. Setelah kehilangan perhatian dan dukungan dari Malaikat Tertinggi, kebanggaan dan keyakinan Saint Knight telah hancur menjadi ketiadaan. Setelah itu, untuk bertahan hidup dalam Perang Penciptaan yang kejam, mereka tidak punya pilihan selain pindah ke bawah tanah seperti Peri. Demi kelangsungan hidup ras mereka, mereka menyerah pada kebanggaan, kemuliaan, dan segalanya. Tidak masalah bahkan jika itu memutarbalikkan nilai-nilai dan keyakinan mereka. Keyakinan orang mati tidak ada artinya dan tidak bisa diteruskan.

Jika kebencian terhadap Negeri Kegelapan adalah semacam inersia, maka kebencian terhadap Malaikat akan menjadi perpanjangan dari kebencian dan iman yang terpelintir. Dan sekarang, segera setelah mereka mendengar bahwa Malaikat Tertinggi datang mengetuk pintu rumah mereka, emosi mereka tak terlukiskan dengan kata-kata. Namun, menilai dari ekspresi bermartabat Sister Helen berputar seolah-olah dia adalah serigala yang terluka, melolong, itu mungkin cukup untuk memahami pikiran yang melintas di kepala mereka.

“Malaikat ?! Bagus!”

Sister Helen mengangguk sambil merajuk. Dia berbalik untuk menghadapi teman dan bawahannya.

“Ini adalah ujian terakhir dari Tuhan kita yang kudus. Cahaya telah meninggalkan kita dan sudah saatnya perwakilan cahaya mengetahui kehadiran kita! Kami akan menjadi pemenang terakhir! Sekarang, mari kita gunakan darah segar dan mayat Malaikat untuk memberikan penghormatan terbesar bagi Tuhan kita yang kudus! ”

Sister Helen mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.

“Segala sesuatu! Demi kehancuran abadi! ”

Patung batu yang besar dan berat itu hancur saat jatuh ke tanah dan Mini Bubble Gum mendengus. Dia berdiri di tengah-tengah alun-alun biara, menghadap Uskup Agung dan kelompok Saint Knights yang telah berkumpul. Namun, para Ksatria Saint tidak menyerang maju seperti rekan mereka. Sebagai gantinya, mereka memperhatikan dengan penuh perhatian pada ketiganya, tidak yakin apakah mereka sedang merencanakan sesuatu atau tidak siap menghadapi kematian mereka. Tapi tidak peduli apa, mereka tidak akan mendapat kesempatan melawan Mini Bubble Gum dan Canary. Kedua wanita muda itu akrab dengan Biara Santo seperti Rhode dan mereka tahu bahwa tidak ada jebakan yang bisa mengancam mereka sama sekali.

“Dasar pengecut.”

Mini Bubble Gum menjatuhkan tombak emas ke tanah dan mengangkat dagunya dengan bangga, memandang musuh-musuhnya dengan jijik. Ratusan mayat Saint Knights ditumpuk di depan mereka. Setelah Mini Bubble Gum memasuki alun-alun, para ksatria lapis baja berat menyerang gadis kecil itu. Lalu … Tidak ada lagi.

Saint Knight rata-rata berada di sekitar level 50 dan mungkin mereka bisa menggertak NPC atau pemain level bawah. Namun, dalam menghadapi Mini Bubble Gum level 85 yang bahkan ada di peralatan polosnya, mereka tidak memiliki kesempatan sama sekali. Mini Bubble Gum mengayunkan tombak emas di tangannya dengan cepat dan menjatuhkan Saint Knight ke udara sebelum mengirim mereka menabrak kematian mereka.

Ratusan dari mereka berubah menjadi mayat dalam sekejap.

Bahkan para Saint Knight yang percaya pada kehancuran dan kematian bergetar ketakutan di bawah efisiensi ini.

Meskipun para Saint Knight melotot seperti harimau yang mengawasi mangsanya, Rhode sama sekali tidak peduli dengan kehadiran mereka. Dia mengamati biara di depannya dan memandangi putri duyung kecil itu. Meskipun Rhode tidak secara spesifik menghitung jumlah EXP yang dia terima, itu mungkin bisa membawanya di atas level 50. Tidak hanya itu, tetapi bahkan putri duyung kecil tumbuh dengan luar biasa. Meskipun dia masih belum bisa dibandingkan dengan Gillian dan kurang menyilaukan dari Celia dan Celestina, dia jauh lebih tangguh daripada Hell Hound dan Spirit Bird sekarang.

Selain itu, putri duyung kecil tidak hanya tumbuh lebih kuat dalam nilai-nilai kartu, tubuh fisiknya juga tumbuh juga. Dia dulu sedikit lebih tinggi dari satu meter di bola air, tapi sekarang, dia seolah memasuki masa puber, tumbuh saat dia mengambil semua EXP. Tingginya hampir sama dengan Christie sekarang, dan bola air telah berubah sedikit.

“Sungguh aneh, Rhode.”

Canary menatap penuh rasa ingin tahu ke alun-alun dan meletakkan jari di dagunya.

“Uskup Agung seharusnya sudah keluar sekarang. Kenapa kita tidak melihatnya? ”

“Siapa tahu? Mungkin itu bug? ”

Rhode mengangkat bahu. Sepanjang perjalanan, peran Mini Bubble Gum dan Canary telah sepenuhnya beralih dengan Rhode. Menurut kelas, Mini Bubble Gum, yang adalah seorang Cleric, harus menjadi orang yang melindungi Rhode. Tentu saja, dengan pengalaman bermain game Rhode yang kaya, masih mungkin baginya untuk menyerang beberapa Saint Knight dan melarikan diri dari daerah itu jika kecelakaan terjadi, bahkan jika musuh lebih tinggi levelnya daripada dia. Ini karena perbedaan level antara Saint Knight dan dia kurang dari 10 setelah jumlah EXP yang dia dapatkan. Selain itu, dia membawa Celia dan Celestina bersamanya dan bahkan jika mereka tidak bisa menangani musuh, dia bisa memanggil keempat Kartu Pedang Suci dan menggunakan keterampilan ‘Taboo Halo’ untuk mentransendensikan mereka ke Tahap Legendaris. Jadi, apa kesulitan membantai jalan keluar mereka?

Ketiganya tidak menjarah mayat-mayat karena mereka tahu bahwa mereka selalu sial dan Saint Knights toh tidak akan menjatuhkan barang-barang yang berguna. Sudah diketahui secara luas bahwa banyak jarahan besar tidak ada di BOSS itu sendiri. Sebaliknya, mereka berada di kamar BOSS. Inilah sebabnya mengapa banyak kelompok pemain akan menang sampai akhir dan mengalahkan semua monster dan BOSS sebelum kembali untuk mengambil rampasan perang mereka.

Namun, ada titik di mana permainan itu tak tertandingi. Pada kenyataannya, mayat-mayat itu tidak akan hilang … Mereka akan berbaring diam dan menunggu seseorang untuk menghapus semua yang ada di tubuh mereka … Ya, Rhode tidak yakin apakah ini hal yang hebat atau tidak.

Setelah membantai jalan mereka ke biara, ketiganya tidak berhenti sama sekali. Mini Bubble Gum dibebankan ke depan sementara Canary melemparkan penghalang angin puyuh dan mantra api untuk mempertahankan dan menyapu daerah itu. Jejak yang ditinggalkan oleh mereka telah berkurang menjadi reruntuhan. Cahaya bulan yang dingin menembus awan dan menumpahkan mayat-mayat tak bernyawa dan menghancurkan bangunan.

“Jangan pedulikan mereka. Ayo maju! ”

Mini Bubble Gum mendengus dan mengarahkan tombak emas ke arah musuh di depannya. Para Saint Knight yang mengenakan armor merah tua menegang dan mengangkat perisai mereka dengan tergesa-gesa untuk menjaga pintu seolah-olah menggunakan nyawa mereka untuk mempertahankan garis pertahanan terakhir ini. Mini Bubble Gum menunjukkan seringai dan …

Pada saat ini, suara keras dan mengesankan terdengar.

“Siapa yang membobol Biara Saint !?”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<