Summoning the Holy Sword - Chapter 606

Bab 606: Tanah Suci Peri (3)

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

“Aku punya saran, Yang Mulia.”

Semua orang berpaling ke suara itu. Seorang Elf yang mengenakan armor kaca yang elegan melangkah maju dengan langkah besar. Dia melepas helmnya dan menunjukkan wajah yang bersih dan cantik. Dia membungkuk kepada Ratu Elf sebelum berbalik ke semua orang sambil tersenyum.

“Seperti yang Mulia katakan, kita harus menegakkan tradisi. Tapi kita juga harus mengakui bahwa tidak ada aturan di Lembah Gading yang melarang masuk ke Manusia. Itu semata-mata karena itu adalah tanah suci Peri, jadi Manusia jarang meminta untuk masuk. Kita tidak dapat menyangkal identitas dan hak anak muda ini karena bagaimanapun caranya, dia melawan Duke Fiend dengan berani dan Corina kita yang manis dapat kembali kepada kita dalam keadaan utuh. Kita harus berterima kasih padanya untuk itu dan di samping itu, perilaku moralnya juga seharusnya tidak menjadi masalah. ”

Ekspresi Corina menjadi sedikit aneh. Dia ternganga dan menatap Elf yang telah melangkah maju, tetapi dia ragu-ragu setelah menatap wajah Rhode yang tanpa ekspresi. Semua orang memusatkan perhatian mereka pada Elf dan bertanya-tanya apakah dia telah menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Memang. Tidak ada aturan yang melarang manusia masuk ke Lembah Gading. Namun, Manusia pada dasarnya tidak mau memasuki Lembah Gading karena berbagai alasan atas perubahan dalam ribuan tahun. Karena itu, sudah menjadi aturan tak terucapkan yang disepakati secara diam-diam.

Namun, aturan yang tidak diucapkan adalah aturan yang tidak diucapkan.

“Tapi kita harus mengakui bahwa jika kita membiarkan manusia memasuki tanah suci kita, itu akan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan Peri. Karena itu, aku punya saran. ”Elf itu berhenti dan menatap Rhode dengan tatapan penuh makna. Tak lama kemudian, dia mengungkapkan jawabannya.

“Kita bisa menentukan kualifikasinya melalui Pedang Dance Rite.”

Mata Ratu Peri berkedip ketika Rhode mengernyitkan alisnya. Dia menatap Elf yang tampaknya berusia sekitar 30 tahun diam-diam. Meskipun Elf tampaknya berbicara untuknya, Rhode bukan pemula yang tidak mengerti satu hal pun tentang kebiasaan mereka. Dalam istilah pemain, Pedang Dance Rite dianggap sebagai ritual duel. Namun, pertempuran para Peri tidak mematikan, tidak memiliki pertumpahan darah, dan lebih artistik. Tetapi jika seseorang meremehkan ritual ini, ia akan berada di ujung penderitaan. Peri yang mampu berpartisipasi dalam Rit Dance Pedang bukan pemula baru. Mereka telah melalui latihan keras bertahun-tahun sebelum menjadi pendekar pedang paling elit.

Dan yang paling penting, ada aturan tertulis yang jelas tentang Sword Dance Rite — hanya Elf yang bisa berpartisipasi.

Meskipun Elf ini terdengar murah hati, Rhode tahu bahwa Elf sebenarnya telah menolaknya. Tidak peduli apa, Pedang Dance Rite adalah kebanggaan Peri dan tidak akan nyaman terlepas dari apakah Rhode menang atau kalah. Jika dia kalah, para Peri akan berpikir bahwa dia telah menodai ritual sakral mereka. Jika dia menang, Peri tidak akan senang dan mereka akan merasa bahwa dia telah merusak harga diri mereka dan merusak kehormatan mereka. Oleh karena itu, meskipun Elf tampaknya memberikan solusi yang masuk akal, Rhode tahu bahwa ini tidak jauh berbeda dengan ditolak.

“Mohon tunggu sebentar, Sir Dale.”

Seperti yang diharapkan, Elf Mage melangkah maju dengan ekspresi tegas dan alis berkerut.

“Rit Dance Pedang adalah tradisi keagungan bagi kita, Peri. Tidakkah menurut Anda saran Anda sedikit gegabah? Selain itu … ini bukan saran yang cocok untuk tamu kita, kan? ”

“Aku tahu tentang itu, tentu saja. Tapi selain dari Sword Dance Rite, apakah ada cara lain untuk membuat sesama Peri kita mengenali pria ini dan dengan rela mengizinkannya masuk ke Lembah Gading? ”

Peri ini benar-benar licik. Komentarnya menyegel mulut yang lain sepenuhnya. Memang. Ritual Tarian Pedang adalah yang tertinggi di hati Peri dan pemenang akan mendapat rasa hormat dari semua Peri. Ini adalah satu-satunya ritus yang sesuai dengan persyaratan Rhode, tetapi sebaliknya, para Peri lainnya tidak dapat menemukan penggantinya karena supremasi.

Rhode sedikit mengedutkan alisnya dan menatap Elf Knight yang bernama Dale. Dale mendeteksi tatapannya dan tidak mengungkapkan ekspresi canggung atau benci. Sebagai gantinya, dia mengedipkan mata kepada Rhode dengan licik seolah-olah seseorang mengerjai temannya. Dari tindakan Dale, Rhode tidak melihatnya sebagai kebencian atau ketidakpuasan. Alih-alih, rasanya lebih seperti — menjadi nakal?

Apa artinya ini? Menguji saya?

Memang. Ini pertanyaan yang sulit.

Ratu Elf merenung dalam diam dan mengalihkan pandangannya antara Dale dan Rhode. Sebaliknya, Corina sedikit gugup. Dia meletakkan tangannya di dadanya dan menatap Dale dengan cemas. Dia mengerutkan kening dan ingin berbicara, tetapi tidak ada yang keluar dari mulutnya. Adapun Peri lainnya, mereka berbisik ke telinga satu sama lain, mendiskusikan apakah saran Dale akan berhasil.

Tapi tidak ada yang mengira Rhode akan berbicara dengan tiba-tiba.

“Saya sangat berterima kasih atas niat baik Anda, Tuan Dale.”

Semua orang mengalihkan perhatian mereka kepadanya. Mereka penasaran ingin mendengar apa yang dikatakan pemuda ini untuk dirinya sendiri. Rhode terus memperlihatkan ekspresinya yang sedingin es.

“Aku tahu Sword Dance Rite luhur dan sangat dihormati oleh Peri. Tidak hanya itu ujian, tetapi juga melambangkan keberanian dan kemuliaan Elf. Sebagai Manusia, saya pikir saya tidak cocok untuk berpartisipasi di dalamnya. ”

Beberapa Peri melihat Rhode dengan tatapan yang jauh lebih ramah dan hangat. Bagaimanapun, Rhode telah menunjukkan rasa hormatnya terhadap Ritual Tari Pedang. Lagi pula, dia sekali lagi membuktikan bahwa dia menghormati adat istiadat Peri. Memang, seperti yang diharapkan Rhode, alasan mengapa Elf membahas masalah ini adalah karena kebanyakan dari mereka tidak dapat menerima dia mengambil bagian dalam ritual itu. Itu karena itu akan menyiratkan bahwa dia adalah prajurit terkuat di antara Peri jika dia menang … Meskipun Peri secara alami lembut dan baik hati, tidak ada dari mereka yang akan merasa nyaman jika itu terjadi.

Namun, Rhode belum menyelesaikan kata-katanya.

“Tapi…”

Rhode melanjutkan.

“Aku harus mengatakan ini. Sangat penting bagi saya untuk menuju ke Lembah Gading kali ini dan saya tidak ingin melepaskan kesempatan ini. Jadi, saya punya sedikit saran. ”

Rhode menatap Dale dan mengangguk sambil tersenyum.

“Ritual Pedang Dance yang disarankan Pak Dale adalah ide yang bagus, tapi aku tidak bisa berpartisipasi sebagai Manusia. Jadi saya menyarankan teman saya untuk berpartisipasi dalam Rit Dance Pedang atas nama saya. Jika mereka menjadi pemenang terakhir, saya harap kita akan diberikan izin masuk ke Lembah Gading. Bagaimana dengan itu? ”

Ratu Elf berukuran Rhode naik dari kepala ke kaki dengan rasa ingin tahu. Wajah menawan Dale mengungkapkan beberapa keraguan dan keingintahuan.

“Tidak masalah dengan itu. Jika temanmu mampu memenangkan Rit Dance Pedang, mereka akan menjadi prajurit terkuat dari Peri. Tapi Tn. Rhode, saya yakin Anda sadar bahwa hanya Elf yang bisa berpartisipasi dalam Sword Dance Rite. Tapi … “Dale menoleh ke Corina. “… Kamu tidak akan berpikir untuk membiarkan Corina menggantikanmu, kan?”

“Tentu saja tidak, Tuan Dale.”

Rhode mengangkat kepalanya dan bertepuk tangan.

“Sudah waktunya untuk menunjukkan dirimu. Gracier, Madaras. ”

Gadis-gadis yang berdiri di sampingnya tertawa kecil. Kemudian, mereka mengambil setengah langkah ke depan bersamaan.

Seluruh suasana berubah.

Peri ingin tahu siapa yang akan menggantikan Rhode untuk Pedang Dance Rite. Namun, ketika mereka tenggelam dalam pikiran, pandangan mereka melintas dan dua sosok mungil dalam jubah salju muncul entah dari mana.

“-!”

Dalam sekejap, para Elf mengarahkan busur mereka ke Rhode dengan tali yang ditarik sepenuhnya dan para Ksatria Elf yang berdiri di samping Ratu Elf menghunuskan pedang mereka dan berdiri di depannya.

Tidak heran mereka memiliki reaksi drastis seperti itu karena hanya yang terkuat yang bisa melayani Ratu Elf. Meskipun Corina telah memasuki Tahap Legendaris, dia masih salah satu yang paling lemah di antara mereka. Dapat dikatakan bahwa hampir semua orang yang hadir berada di Tahap Legendaris selain dari Rhode. Terlebih lagi, Peri dilahirkan dengan indera yang tajam dan tidak ada yang bisa luput dari deteksi mereka. Tetapi mereka merasa seolah-olah kebenaran dunia telah hancur sepenuhnya bagi mereka – Mereka yakin bahwa tidak ada orang di samping Rhode beberapa saat yang lalu. Namun, kedua gadis itu muncul di sampingnya dalam sekejap mata! Mereka tahu itu bukan taktik pengalih atau mantra teleportasi. Sebagai ras yang memiliki kekuatan sihir tingkat lanjut, para Elf sensitif terhadap gelombang sihir. Namun, mereka yakin bahwa tidak ada gelombang sihir,

Mereka tidak mendeteksi keberadaan kedua gadis itu!

Tangan Corina bergetar. Dia secara naluriah mengarahkan busurnya pada kedua gadis itu, tetapi dia menemukan masalah tak lama setelah itu. Dia yakin bahwa dia telah membidik kedua gadis itu dan selama dia melepaskan jari-jarinya, panah cahaya itu akan menembus tubuh mereka dalam sekejap. Namun, dia tidak bisa mengunci aura mereka! Bukan hanya itu, tetapi dia juga tidak bisa merasakan apakah mereka hidup atau mati. Meskipun kedua gadis itu berdiri di depannya, semua yang lain telah membuktikan bahwa mereka tidak ada di dunia ini!

Tidak. Corina bahkan tidak bisa mengandalkan matanya. Dia memiliki kesalahpahaman bahwa jika fokusnya sedikit bergeser atau dia rileks selama satu detik, kedua figur mungil itu akan lenyap sepenuhnya. Dia menyipit dan menatap, takut kehilangan pandangan dari mereka. Dia tidak merasa begitu sedih dan lelah sebelumnya. Rasanya seolah dia mengejar dua sosok imajiner.

Meskipun Elf bereaksi drastis, tidak satupun dari mereka yang melampaui reaksi Ratu Elf. Ratu Elf yang telah duduk dengan tenang melompat dengan tiba-tiba dan wajahnya yang cantik berubah pucat. Dia menatap kedua gadis itu dan bergumam pelan.

“Carlesdine …”

Ratu Elf mempertahankan senyumnya yang hangat dan menunjukkan ekspresi tegas.

“Pak. Rhode, saya menghormati bahwa Anda adalah tamu kami, tapi … lelucon ini sama sekali tidak menarik. Apakah Anda mengerti apa yang saya maksud? ”

“Tentu saja, Yang Mulia.”

Rhode mengangkat bahu dan merentangkan tangannya.

“Tapi aku bisa menjamin bahwa ini bukan lelucon. Selain itu, inilah alasan utama mengapa saya ingin memasuki Ivory Valley. Saya pikir Anda harus mengerti apa yang saya maksud sekarang. ”

Gracier dan Madaras telah menarik tudung mereka dan menunjukkan wajah mereka, memperlihatkan kepala mereka penuh dengan rambut putih panjang yang memuji kulit halus mereka yang bersalju. Mata keemasan mereka yang memesona, telinga yang lancip, dan pola rumit yang membentang dari pipi ke leher membuat mereka tampak anggun.

Keputihan yang mengerikan menyebar ke wajah beberapa Elf.

“Mereka adalah … Peri Putih? Oh Tuhan! Apakah mereka benar-benar Peri Putih ?! ”

Perlombaan Elf telah bercabang selama milenium. Beberapa ada sejak dahulu kala sementara beberapa bervariasi karena kejadian tertentu. Contohnya adalah Behermes Alchemy Elf dan Dark Elf, yang merupakan hasil dari Perang Ciptaan. Peri telah melewati dua diferensiasi — satu adalah ketika dunia dibentuk. Karena alasan yang tidak ditentukan, para Elf berpisah, meninggalkan Pesawat Keberadaan utama, dan tinggal di Pesawat Unsur Keberadaan yang elementer. Peri Elf yang dipanggil oleh Rhode termasuk salah satu ras Elf yang bercabang. Selain Elf Laut, ada juga Blaze Elf, Wind Elf, dan Ground Elf. Namun, karena empat balapan adalah hasil dari Elemental Plane of Existences, mereka tidak memiliki banyak koneksi dengan Peri di Dataran Keberadaan utama. Di satu sisi, hubungan antara Peri Gelap dan kerabat mereka yang jauh memiliki perselisihan yang tak terselesaikan. Di sisi lain, keluarga Behermes pada dasarnya mati. Karena ini bahwa selain Peri Elf dan Alkimia Elf, sebagian besar Peri di benua terdiri dari Peri Bumi, Peri Bulan, dan Peri Tinggi. Peri Bulan dan Peri Tinggi adalah sisa dari zaman kuno sedangkan Peri Bumi adalah cabang baru yang muncul sesudahnya.

Tapi, ada ras lain yang berada di atas mereka semua — Peri Putih.

Desas-desus mengatakan bahwa Peri Putih memiliki darah bangsawan sejati dan merupakan penguasa asli Peri. Namun, setelah Perang Ciptaan, Peri Putih pada dasarnya telah punah dan karena itu, kerabat mereka, Peri Tinggi, mengambil alih kekuasaan. Peri Bulan bertanggung jawab dalam membantu dan melayani bangsawan sementara Peri Bumi menjadi orang-orang Kerajaan Peri.

Di Kerajaan Peri saat ini, Ratu Peri adalah Peri Tinggi sementara Corina adalah Peri Bulan. Tapi, meski begitu, penampilan mereka mirip dan hanya memiliki perbedaan mata, kulit, dan warna rambut. Tidak peduli ras Elf mana mereka, mereka memiliki mata berwarna gelap kecuali Elf Putih karena desas-desus mengatakan bahwa Elf Putih adalah kumpulan Elf pertama yang diciptakan oleh Jiwa Naga Pencipta sesuai dengan penampilan Jiwa Naga Pencipta. Inilah mengapa warna mata mereka identik dengan Jiwa Naga Pencipta — emas.

Munculnya kedua gadis itu seperti dua bom atom jatuh ke lautan, sehingga menimbulkan gelombang besar. Bahkan Peri yang telah hidup selama ribuan tahun tidak bisa tetap tenang. Bagaimanapun, kekuatan misterius dan menakutkan yang berasal dari kedua gadis itu mengerikan. Tidak hanya Peri tidak memperhatikan kehadiran mereka sebelum mereka muncul, tetapi identitas kerajaan mereka sebagai Sementara Peri juga sama-sama mencengangkan. Peri Putih telah menghilang dari benua ini selama ribuan tahun dan bahkan Peri yang paling lama hidup telah menjadi legenda. Tapi sekarang, legenda telah muncul kembali dan menjadi kenyataan di depan mata mereka.

Beberapa Elf menoleh ke Ratu Elf dengan khawatir karena mereka tahu bahwa Ratu Elf bukanlah orang yang menunjukkan emosi di wajahnya dan dia adalah orang yang sangat lembut, damai. Siapa sebenarnya kedua gadis yang memicu reaksi besar darinya?

Ratu Elf menyadari bahwa dia telah kehilangan kontrol diri dan dia mengulurkan lengan rampingnya untuk menenangkan Peri di sekelilingnya. Kemudian, dia menyisir rambutnya yang panjang dengan jari-jarinya yang ramping dan menatap Rhode dengan kilatan yang rumit.

“Saya mengerti, Mr. Rhode. Saya curiga dengan permintaan Anda sebelumnya. Tapi sekarang, aku mengerti permintaanmu untuk memasuki Ivory Valley … ”

Ratu Elf berhenti dan menatap kedua gadis itu dengan emosi yang kompleks. Lalu, dia menghela nafas sedikit.

“Saya setuju dengan saran Anda, Mr. Rhode. Tolong istirahat sementara kita memilih pesaing untuk Rit Dance Pedang. ”

Ratu Elf dengan tegas memutuskan.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<