Summoning the Holy Sword - Chapter 552

Bab 552: Ending Ending

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Seiring dengan gerakan Lize, para Ulama yang tersembunyi di semak berdiri dan mengangkat tangan mereka dengan cepat. Beberapa bola cahaya putih meletus. Cahaya terang menerangi seluruh hutan dan itu sangat terang bahkan kemuliaan matahari pun lebih rendah. Kavaleri yang melesat melewati mereka tertangkap basah seolah-olah selusin lampu sorot besar menyinari mereka sekaligus dan mereka harus menutup mata. Bukan hanya mereka, tetapi bahkan kuda perang mereka meringkuk kaget. Kavaleri mengendalikan kuda perang mereka dan mengangkat perisai mereka segera setelah mereka menyaksikan bahwa sesama kavaleri mereka dengan perimeter diserang. Sudah jelas bahwa Kavaleri tidak mempertimbangkan kemungkinan mereka menghadapi penyergapan di sini dan bukannya berhenti, mereka mendorong para prajurit perang dengan paksa.

Tetapi pada saat ini, situasi aneh terjadi.

Teriakan keras dan menyakitkan muncul saat Kavaleri berlari ke depan. Selusin kuda perang kehilangan keseimbangan mereka seolah-olah mereka tersandung dan jatuh ke depan, memecah formasi ke dalam kekacauan. Jika para prajurit di depan yang jatuh, mereka masih akan memiliki kesempatan untuk menyesuaikan formasi mereka di belakang. Namun, kuda perang yang tersandung berada di tengah dan mereka dikelilingi oleh rekan-rekan mereka, yang langsung membanjiri formasi mereka. Beberapa Kavaleri jatuh ke tanah sementara beberapa menghindari ke samping dan menabrak kawan-kawan mereka. Beberapa mencoba melompati kawan-kawan yang jatuh, tetapi mereka bertabrakan berat dengan yang ada di depan. Dalam sekejap mata, lusinan Kavaleri dan prajurit perang diinjak-injak oleh pasukan ramah mereka.

“Heh …”

Joey menyeringai ketika dia merunduk rendah di cabang pohon tebal dan mengamati situasi kacau di bawahnya. Dia berbalik ke Randolf di sampingnya yang memegang busurnya dan mengamati situasi. “Bro Randolf, apakah Anda menyadari bahwa meskipun Nona Lize tampak tidak berbahaya, strateginya sangat menyeramkan? Dia membuat kami membuat jebakan yang hanya akan aktif di tengah kerumunan. Aku tidak berharap dia memikirkan hal ini … Lihatlah bajingan malang itu … Aku tidak tahan untuk terus mengawasi mereka … ”

“-!”

Tiba-tiba, peluit aneh terdengar dari pusat pasukan. Kavaleri menghentikan gerakan mereka tiba-tiba dan mengangkat perisai mereka tinggi di depan mereka. Kemudian, hampir bersamaan, hujan panah melesat keluar dari hutan ke arah mereka. Namun, panah itu tidak berguna melawan baju besi baja berat dan perisai.

Kemudian, terompet berbunyi dan Kavaleri memacu kuda perang mereka. Mereka melepaskan formasi mereka sepenuhnya dan berlari ke depan dari kedua sisi.

“Mereka menyadari bahwa kita kekurangan tenaga kerja dan mereka berusaha melarikan diri!” Randolf menemukan bahwa musuh tidak melambat demi keselamatan mereka sendiri. Sebagai gantinya, mereka bertindak sebagai umpan untuk menyelidiki kekuatan pasukan penyergap. Randolf memiliki sekitar 50 Rangers di bawah kepemimpinannya dan mereka sama sekali tidak memadai terhadap ribuan pasukan Kavaleri. Dia melompat ke cabang pohon lain dan meletakkan jarinya di bibirnya untuk bersiul tangis cuckoo yang bergema di seluruh hutan. Dia menggambar panah dari tabungnya dengan cepat dan ketika dia mendarat ke cabang pohon lain, dia membidik ke depan dan melepaskan jarinya.

Suara mendesing!

Hujan panah lagi terbang keluar dari hutan dan selusin Kavaleri runtuh. Tapi kali ini, Kavaleri di belakang tidak tersandung rekan mereka yang jatuh karena mereka tidak dikelompokkan dalam formasi terorganisir mereka lagi. Meskipun mereka telah kehilangan selusin Kavaleri karena panah dan beberapa bahkan jatuh ke dalam perangkap aneh di bawah kaki mereka, sebagian besar dari mereka terus maju ke depan tanpa peduli. Setelah dua atau tiga menit, mereka tiba di tepi hutan – Apa yang disajikan di depan mereka adalah lapangan terbuka yang luas dan bukan lagi tanah yang diselimuti hutan. Selama mereka berlari keluar dari tempat ini, mereka tidak akan lagi menghadapi hambatan.

Pada saat ini, dunia sebelum Kavaleri menjadi gelap.

Hutan hijau, padang rumput, dan langit biru telah kehilangan warna cerah mereka seolah-olah tirai tebal dan kotor telah menyaring mereka. Bukan hanya itu, tetapi gerakan cepat mereka juga telah melambat seolah-olah mereka dibelenggu ke rantai berat di punggung mereka dan para penulis perang akhirnya terhenti.

Apa yang sebenarnya terjadi ?!

Meskipun Kavaleri sangat berpengalaman, mereka tidak pernah bertemu dengan situasi aneh ini. Penyergapan telah membuat mereka agak gugup dan mereka telah melampaui harapan mereka. Warna abu-abu yang aneh dan suram menyelimuti seluruh negeri dan gerakan prajurit mereka melambat dengan luar biasa. Tidak peduli berapa banyak mereka dicambuk, para prajurit perang mereka tidak memiliki niat untuk mempercepat. Pintu keluar tepat di depan mereka, tetapi tampaknya begitu jauh.

Berdesir! Beberapa wanita muda berjubah putih muncul di depan mereka dan melantunkannya dengan lembut. Meskipun Kavaleri tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, mereka tahu bahwa cahaya keemasan di tangan mereka bukanlah berita baik.

“30 detik!” Lize menggigit bibirnya dengan cemas.

Anehnya, musuh tidak panik seperti yang dia duga. Ketika Lize mengikuti Rhode dalam pertempuran di masa lalu, tidak peduli seberapa kuat musuh, selama Rhode meluncurkan serangan, musuh akan berakhir dalam kekacauan besar seolah-olah mereka kehabisan akal. Tapi sekarang, Kavaleri tidak bingung seperti yang dia kira. Lagipula, dia tidak punya niat untuk mengandalkan metode ini untuk mendapatkan kemenangan. Sebagai seorang wanita muda yang selalu memikirkan hasil terburuk, situasi saat ini jauh lebih baik daripada yang dia perkirakan.

The Deselerating Haloes menghalangi Kavaleri untuk bergerak lebih jauh, tetapi Lize tahu bahwa anak buahnya tidak bisa bertahan lebih lama. Jika musuh memiliki sekitar seratus tentara, Klerusnya dapat mempertahankan Halo Perlambatan untuk durasi yang lebih lama. Tapi 3.000 dari mereka terlalu tangguh untuk mereka. Meskipun para Ulama telah melalui pelatihan yang ketat dan beberapa pertempuran, mereka hanya tentang standar Lingkaran ke-6 dan ke-7 dan itu akan terlalu sulit bagi mereka untuk mempertahankan mantra skala besar ini. Untungnya, itu akan cukup selama Lize dapat menghentikan mereka untuk bergerak maju!

Efek dari Halo Perlambatan perlahan-lahan berkurang dan Ulama mulai pucat. Selain itu, Kavaleri tampaknya telah menyadari bahwa keadaan mereka saat ini ada hubungannya dengan Ulama. Kavaleri di bagian belakang mendorong ke depan sementara yang di depan berbalik. Mereka mengangkat perisai mereka dan menggenggam pedang mereka dalam posisi menyerang.

“Berapa lama lagi ?!”

Randolf melepaskan tali busur yang ditarik sepenuhnya dan panah menusuk ke mata Kavaleri seperti sambaran petir dan Kavaleri membalik dari kuda perangnya. Meskipun mereka telah melenyapkan lebih dari 200 Kavaleri karena Haloes Perlambatan, 3000 dari mereka terlalu banyak untuk ditangani. Bukan hanya para Ulama di depan dalam menghadapi bahaya, tetapi Kavaleri lainnya juga telah mendeteksi sumber masalahnya. 500 dari mereka tersebar ke kedua sisi hutan dengan perisai terangkat mereka. Tampaknya mereka memutuskan untuk membagi tenaga mereka untuk menangani para pembuat onar … Standar para prajurit ini tidak bisa diremehkan.

“Fiuh …” Lize menghela nafas lega.

Kemudian, dia mengerutkan alisnya dan mengulurkan tangannya ke depan. Kolom cahaya menyilaukan naik dari tanah dan meledak ke langit. Pada saat yang sama, dua kolom cahaya yang sama dari ujung yang lain muncul seolah merespons miliknya. Kolom cahaya langsung ke langit, seperti pilar yang menghubungkan langit dan bumi, memancarkan kecemerlangan yang menyilaukan.

Pada saat yang sama, Haloes Perlambatan melambat lemah dan menghilang. Para Ulama terengah-engah dan mundur dengan cepat ke hutan. Namun, musuh jauh lebih cepat daripada mereka. Setelah lingkaran cahaya kehilangan efeknya, Kavaleri menuduh para wanita muda Ulama dengan pedang terangkat …

Namun, pada saat ini, angin puyuh besar bertiup dari samping dan menabrak Kavaleri. “Enyah!”

Anne menampar Kavaleri dengan perisai tergenggam erat di tangannya. Dampak kuat mengirim Kavaleri terbang dari kuda perangnya. Anne menggunakan momentum dan berjungkir balik di udara sebelum menabrak tanah seperti meteor di depan Kavaleri lainnya. Dia mengangkat kepalanya dan menatap sepatu kuda yang sangat tinggi yang akan menginjak-injaknya. Sudut mulut Anne berdenyut dan dia menarik pegangan pada perisai dengan tangan kiri dan memukul ke depan.

“-!”

Angin menderu menyapu debu dari tanah seperti badai dan menyapu Kavaleri keluar dari pertempuran sepenuhnya. Perisai Anne seolah-olah tangan raksasa yang tak terlihat yang menimpa Kavaleri. Setelah debu menyebar, tidak ada satupun dari Kavaleri yang tersisa dan kuda perang terdekat dengannya setidaknya dua ratus meter jauhnya, berkedut di seluruh, tampaknya tidak dapat selamat dari cobaan.

Jika Rhode atau pemain lain menyaksikan adegan ini, mereka pasti akan berbalik dan segera melarikan diri. Namun, sangat disayangkan bahwa Kavaleri bukan pemain dan mereka membuat keputusan yang salah dengan cepat. Tak lama setelah itu, bendera yang sangat terangkat mulai melambai dan menunjuk ke depan dan para Pemimpin Kavaleri di sekitarnya merespons dengan cepat.

“Hancurkan perapal mantra itu!”

Salah satu Pemimpin Kavaleri mengangkat perisai dan pedangnya. Dia bergegas ke depan dan memimpin tim Kavaleri menuju wanita muda Ulama yang diselimuti cahaya di kejauhan.

Mereka disini!

Lize merasakan darahnya membeku saat dia menyaksikan pasukan Kavaleri menyerbu ke arahnya. Pada saat yang sama, dia membuat gerakan tangan yang rumit dan tanda suci yang indah muncul dari udara yang tipis. Itu melayang di sekitar kolom cahaya dan terbang ke atas.

Musuh semakin dekat dan Lize melihat bilah pedang yang berkilau. Namun, dia tidak berhenti karena ini adalah kartu truf terakhirnya dan jaminan kemenangan …

“Saudara, serang!”

Semak di samping Lize bergetar hebat dan beberapa tentara bayaran bermunculan. Marfa setenang biasanya. Dia mengulurkan lengan kanannya dan memberi isyarat. Kemudian, tentara bayaran di sekitarnya mengeluarkan kapak dari pinggang mereka dan melemparkan ke depan.

“Aaahh!”

Kapak berputar memukul Kavaleri berat dan mereka menjerit kesakitan, menjatuhkan kuda mereka.

Pada saat yang sama, mantra Lize akhirnya selesai.

“Semuanya mundur!”

Lize berteriak dan mundur dari kolom cahaya dengan cepat. Marfa dan orang-orangnya pergi tanpa ragu-ragu dan menghindari serangan Kavaleri. Pada saat ini, Kavaleri telah tiba sebelum Marfa dan Lize. Tapi, itulah yang paling dekat yang bisa mereka dapatkan.

Kavaleri mengacungkan bilah setajam silet mereka, tetapi dengan ngeri mereka, serangan mereka dibelokkan. Mereka menyadari bahwa mereka telah terjebak dalam penghalang segitiga seperti piramida. Penghalang emas tipis, namun kokoh membentang di sepanjang kolom cahaya dan menyelimuti seluruh tanah. Kali ini, Kavaleri akhirnya kehilangan ketenangan mereka. Mereka mengangkat kepala dan menyaksikan bahwa semuanya telah melampaui harapan mereka. Sebelum mereka menemukan apa yang sebenarnya terjadi, mereka mendengar tawa renyah.

“Huhuhu, Lize Kecil, aku tidak berharap ini menjadi baik ini. Sepertinya yang tersisa hanyalah menyelesaikan ini, eh? ”

Gillian muncul dari udara tipis. Dia memicingkan matanya dengan bangga dan menatap kerumunan yang kebingungan di bawahnya. Dia mengungkapkan senyum senang sebelum mengulurkan tangannya ke depan. Kartu merah tua yang mempesona berputar di telapak tangannya dengan anggun. Gillian menghancurkan kedua telapak tangannya.

[Magic Symbol – Seven Hells]

Api Scarlet melonjak hebat dan membakar seluruh dunia mereka.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<