Summoning the Holy Sword - Chapter 522

Bab 522: Rencana Rhode

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

“Ah!”

Perwira Garrison berwajah pucat itu terbanting ke tanah dengan keras dan genangan darah busuk menyerang lubang hidungnya. Dia tidak bisa berhenti menggigit bibirnya karena dia dikelilingi oleh anggota badan yang terputus dan perut yang hancur. Hidupnya berada pada batasnya ketika duri dingin dan dingin di cambuk mencabik-cabik kulitnya.

Semua orang saya meninggal dalam waktu kurang dari 20 menit. Siapa sebenarnya wanita muda ini?

Ketika Petugas Garrison bergidik dan menunggu kematiannya, sosok hitam muncul diam-diam. Rhode menatapnya melalui topeng putih yang aneh dan dia melirik bumi yang berlumuran darah. “Kamu sepertinya bersenang-senang, Celestina.”

“Fiuh …” Kulit Celestina tidak pucat dan dia tertawa kecil sambil mengangkat dagunya yang bangga. “Hmph. Budak ada untuk hiburan tuannya. Meskipun kebahagiaan yang diberikan oleh petarung babi ini hampir tidak berarti, mendengarkan ratapan sedih mereka dan memohon pengampunan benar-benar menghibur suasana hatiku … ”

“Tentunya Anda belum melupakan bisnis yang layak, bukan?”

“Tentu saja tidak.” Meskipun Rhode memotongnya, dia secara mengejutkan tidak bertengkar dengannya. Dia mencibir sambil berjalan dengan elegan ke arah orang yang selamat terakhir dan mendorong tumitnya ke dagunya untuk mendorong kepalanya. Murid merahnya sekali lagi bersinar. “Lihat mataku dan jawab pertanyaanku, budak. Anda tidak diizinkan menyembunyikan apa pun dari saya. Apakah kamu mengerti?”

“…” Kirmizi, cahaya menyala dari Celestina tercermin dalam murid-murid Perwira Garrison. Dia mengangguk kaku dan dengan suara serak, dia berkata, “… Ya … Tuan …”

“Itu sudah cukup.” Celestina mengangkat kepalanya dengan bangga dan memberi isyarat kepada Rhode. Rhode mendekati Petugas Garrison yang telah benar-benar tertarik padanya. Menilai dari noda darah di tubuhnya dan kulit pucatnya, pria ini tidak tahan lagi. Tapi Rhode tidak peduli dengan kesehatannya.

“Kamu termasuk pasukan mana?”

“… Grosso Militia …”

“Apa persiapan pertempuran saat ini untuk Grosso? Resimen mana yang bertanggung jawab

mengawasi garnisun? ”

“Semuanya seperti biasa … Resimen yang bertanggung jawab untuk pengawasan adalah … Divisi ke-5.”

“Siapa Komandan?”

“Tuan Michael Hans …”

Itu dia?

Rhode ingat bahwa Komandan ini adalah senior yang berbakat dalam urusan militer. Dia setia, taat, jujur, dan sangat peduli pada warga sipil. Dia juga sering dipuji oleh publik dan memiliki reputasi tinggi. Banyak pemain telah menerima misi darinya yang menyangkut membasmi bandit dan makhluk iblis di Kerajaan Munn selatan.

Kepribadian lembut yang peduli pada orang-orang, kurangnya pendapat pribadi, dan bakat biasa dalam urusan militer — ini adalah generalisasi keseluruhan Rhode untuk Michael.

Tapi ini adalah berita yang sangat bagus untuk Rhode …

Rhode telah menerima setiap informasi yang dia butuhkan setelah interogasi. Seperti yang dia prediksi, meskipun kekuatan militer Grosso lebih kuat dari biasanya, itu tidak terlalu kuat. Grosso memiliki dua tim infantri dan satu tim pemanah yang bergabung menjadi kurang dari seribu tentara. Menurut Perwira Garrison, fokus utama Divisi 5 tampaknya menjadi garis depan dan tidak ada kekuatan militer tambahan yang dikirim di sini. Inilah mengapa milisi-milisi ini bergabung untuk berpatroli di sekitarnya. Namun, tempat ini masih merupakan daerah perbatasan Grosso dan bukannya mengatakan patroli di sini adalah untuk menjaga tempat itu, mereka lebih baik digambarkan sebagai praktik biasa karena, setelah semua, tidak ada yang berpikir bahwa Partai Raja akan mengirim orang untuk mendapatkan melalui garis pertahanan dan menembus jauh ke pedalaman ini.

Tentu saja, ini murni menargetkan ‘Pesta Raja’.

Pow! Celestina menghancurkan tengkorak Perwira Garrison dengan tumitnya dan dia berbalik ke arah Rhode dengan rasa ingin tahu dengan tangan terlipat. “Tuan, apakah kamu punya rencana?”

Rhode memicingkan matanya. “Aku datang dengan rencana sebelum datang ke sini … Informasi yang baru saja kudengar hanya membuatku dapat memahami situasi dengan lebih jelas …” Rhode mengulurkan tangan kanannya dan lingkaran ritual terbentuk di telapak tangannya. Cahaya redup terpancar dari mayat-mayat yang menumpuk dan mereka berubah menjadi berkas cahaya yang berkibar ke telapak tangannya. Cahaya memudar secara bertahap dan batu-batu putih kusam seperti permata diletakkan di tangannya.

Five Soul Cores.

Rhode mengangguk puas. Ini adalah pertama kalinya dia menggunakan skill [Reaper Song] dari pohon talenta [Hell Lord] untuk mengekstraksi Soul Cores di depan seseorang. Bagaimanapun, hanya Makhluk Undead dari Negeri Kegelapan yang akan menggunakan keterampilan mengekstraksi roh. Tidak apa-apa jika seseorang mengalahkan BOSS dan menjarah Inti Jiwa, tetapi orang akan menjadi masalah besar jika seseorang dengan berani mengekstraksi jiwa-jiwa mayat untuk menciptakan Jiwa Core. Jika seseorang diketahui melakukannya, keluarga seseorang mungkin akan dimusnahkan jika konsekuensinya serius.

Ini juga mengapa Rhode mengambil misi ini sendirian. Dia tidak bisa melakukannya dengan Celia di sekitarnya, tetapi dia percaya bahwa Celestina tidak akan keberatan sebagai Setan.

Alasan lain mengapa dia tidak menggunakan skill ini adalah karena Soul Cores yang diekstraksi menggunakan [Reaper Song] biasanya akan memiliki atribut tunggal dan biasanya lemah. Dia tidak akan bisa memanggil roh dan meningkatkan level mereka seperti yang biasanya dia lakukan bahkan setelah dia membangunkannya. Satu-satunya keuntungan adalah bahwa keterampilan ini mengkonsumsi lebih sedikit energi spiritual dan juga memungkinkan pemegang untuk memanggil lebih banyak roh. Tetapi karakteristik ini menyebabkan Spirit Swordsmen dengan bakat [Hell Lord] menjadi sangat pasif dalam duel. Bahkan jika Rhode membangun murni di salah satu pohon talas [Master Pemanggilan] atau [Utusan Jiwa] dan tidak memiliki kartu roh seperti Celia, Celestina, dan Gillian, Pendekar Pedang Roh yang membangun di atas pohon talenta [Hell Lord] perlu memanggil setidaknya 100 Undead Spirit untuk mendapat kesempatan melawannya. Lagipula,

Tinggi dalam kuantitas tetapi sangat rapuh. Pohon bakat [Hell Lord] itu sendiri tidak akan meningkatkan banyak statistik seseorang dan oleh karena itu, jarang bagi Spirit Swordsman dengan pohon bakat [Hell Lord] berada di peringkat PVT. Tapi pohon bakat ini sangat gagah dalam aspek lain, dan itu adalah SOLO.

NPC tidak sekuat pemain. Selain itu, dalam hal level yang sama, energi spiritual yang dikonsumsi dari roh pemanggil tidak banyak. Seseorang bisa menggunakan aliran roh tanpa akhir untuk mengubur NPC hidup dengan pengisian energi spiritual yang tepat. Dengan peralatan yang layak, pemain level 40 dengan pohon talenta [Hell Lord] bisa melakukan solusinya melalui semua ruang bawah tanah mulai dari level 35 hingga lvl 39. Setelah mencapai puncaknya, pemain juga bisa solo semua ruang bawah tanah terpisah dari yang diperlukan lebih dari 20 anggota tim.

Pohon bakat ini sangat disukai oleh para pemain yang membenci serangan kelompok — tentu saja, karena sifat individualistis dari pohon bakat [Hell Lord], banyak kelompok dan guild tidak memiliki celah untuk mereka.

Tapi sekarang, itu adalah peluang besar bagi Rhode.

Dia datang ke sini untuk menyelesaikan misi sendirian dan Jiwa Cores yang biasa-biasa saja di tangannya adalah dukungannya.

“Ayo pergi, Celestina.” Dia menyimpan Soul Cores di sakunya dan menatap langit yang gelap. “Ini akan menjadi malam yang sibuk.”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<