Summoning the Holy Sword - Chapter 513

Bab 513: Paphield Battle (6)

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

“Aku tidak berharap bajingan itu memandangiku.” Garcia bersiul saat dia melihat nyala api yang menyala di kejauhan dengan seringai sambil berjongkok di dinding yang kasar. Lautan api memberinya ilusi puluhan ribu tentara di sekitar mereka. Meskipun tampaknya ada sekitar seribu tentara di Cloud Summit Fortress, tenaga aktif mereka tanpa mempertimbangkan prajurit yang terluka sebenarnya jauh lebih sedikit. Menurut laporan pos terdepan, setidaknya ada 3000 tentara yang mengepung Benteng saat ini.

Para prajurit yang berdiri di belakang komandan kapal pesiar mereka tidak bisa mengagumi pemandangan malam yang langka ini sesantai dirinya. Di Benteng yang terang benderang, tentara memindahkan persediaan, meletakkan lempengan, menutup gerbang, dan memperbaiki dinding yang rusak untuk mengeraskannya sebanyak mungkin.

Meskipun mereka sangat jelas bahwa itu mungkin tidak efektif, itu lebih baik daripada tidak melakukan apa pun.

Tapi berapa lama mereka bertahan?

Tidak ada yang tahu jawabannya.

“Kami pasti akan menurunkan Benteng ini sebelum fajar!” Thon membanting tinjunya ke peta militer di hadapannya ketika ia memelototi pasukannya dengan mata merah. Namun, reaksi para prajurit sangat mengecewakannya. Sebagai Panglima Legiun Selatan yang bertanggung jawab atas zona perang Paphield, Thon tidak cukup berpengaruh bagi para veteran ini. Meskipun para veteran berdiri dengan hormat, Thon tahu bahwa mereka tidak menganggap serius kata-katanya.

Thon tahu bahwa ia tidak akan diterima semudah itu karena ia dulunya adalah perwira militer berpangkat tinggi biasa dari Legiun Selatan dan hanya setelah Partai Reformasi mengumumkan kemerdekaan mereka, ia memilih untuk bergabung dengan barisan Partai Reformasi. Karena alasan ini, Partai Reformis mengangkatnya sebagai Panglima bertindak Legiun Selatan yang bertugas menyerbu pertempuran garis depan di Paphield. Thon mengambil kehidupan baru dan menjadi atasan dari banyak sahabatnya.

Banyak veteran di Legiun Selatan tidak senang karena pria yang selalu sejajar dengan mereka tiba-tiba menjadi atasan mereka meskipun tidak memiliki prestasi penting. Namun, karena mereka yang berdiri di belakang Thon sebagian besar berasal dari Partai Reformis, mereka hanya bisa menyedotnya meskipun mereka tidak yakin. Thon sadar dan ini semakin membangkitkan rasa lapar akan prestasi. Jika dia bisa tampil sangat baik dalam pertempuran, mungkin itu bukan hanya mimpi lagi jika dia bisa meyakinkan Partai Reformis untuk menghapus gelar ‘akting’ dengan sukses.

Awalnya, Thon tidak terlalu khawatir tentang pertempuran di Paphield ini karena semua orang tahu bahwa garis pertahanan Utara lemah dan telah mendistribusikan pasukan. Tanpa membutuhkan mata-mata, mereka yakin bahwa tidak ada sesuatu pun yang layak menjadi perhatian mereka. Thon meramalkan bahwa selama dia bertarung dengan mantap, dia bisa mengalahkan Cloud Summit dalam waktu singkat dan pada saat itu, dia bisa melancarkan serangan habis-habisan terhadap Paphield menggunakan Benteng ini sebagai titik awal. Setelah serangan mereka berhasil, dia bisa mengandalkan prestasinya dalam menduduki Cloud Summit Fortress dan mendominasi wilayah untuk mengusulkan kondisi dan permintaannya untuk mendapatkan manfaat dan reputasi yang lebih baik …

Tapi mimpi ini tidak semudah yang dia bayangkan.

Thon terkejut setelah dia menerima berita bahwa Lion Legion telah dikalahkan. Meskipun Singa Legiun sering secara jocular dinamai sebagai ‘Pasukan Tuan Muda’, Thon menghargainya sebagai ahli dalam serangan frontal dan bentrokan. Dia tidak percaya bahwa mereka telah dikalahkan dalam keahlian mereka.

Setelah itu, Thon merasakan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah mendengar deskripsi pertempuran dari para prajurit yang mundur. Ada sekelompok sekitar 50 pendekar elit Elite dengan kekuatan yang tangguh dan lebih jauh lagi, mereka bahkan bukan garnisun garis pertahanan Utara.

Rhode meramalkan bahwa Thon akan mulai takut bahwa dia tidak akan dapat menyelesaikan misinya. Bala bantuan dari Partai Raja juga akan segera tiba dan jika Thon tidak memberi mereka waktu lebih banyak, mungkin ia akan memiliki masalah dalam menjaga keamanan garis pertahanan ini, belum lagi menyerang Paphield.

Thon mengubah rencananya pada menit terakhir dan memimpin serangan ke arah Cloud Summit Fortress. Selama dia bisa mengalahkan Benteng, itu akan menjadi kemenangannya. Dia telah menerima berita bahwa dalam waktu tiga hari, pasukan yang tersisa akan diangkut dari belakang. Oleh karena itu, jika dia dapat mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan kontrol atas Benteng, posisinya di dalam militer akan menjadi lebih stabil.

Namun, Thon terganggu oleh fakta bahwa pasukannya tampaknya tidak mau mendengarkan perintahnya.

Terutama Singa Legiun – mereka telah menderita kerugian besar dalam pertempuran sebelumnya dan tampaknya ini menjadi bagian dari alasan mengapa mereka takut pada musuh. Thon telah mengatur agar tentara mencari musuh, tetapi prajurit-prajurit ini mengelak dari tanggung jawab dengan menggunakan segala macam alasan dan pada akhirnya, hanya satu detasemen yang dikirim sementara yang lain mencari alasan untuk tetap tinggal di belakang dan merawat rekan mereka yang terluka. Biasanya, mereka yang menentang perintah militer akan dipenggal secara instan tetapi mereka beruntung bahwa Thon tidak punya waktu untuk itu. Meskipun semua orang tampaknya mendengarkan perintah, mereka tidak memiliki dasar yang kuat untuk memulai. Setelah kehilangan batasan dan otoritas Partai Raja, tidak ada kekurangan konflik antara ketiga legiun. Jika Thon menghukum tentara resistif yang sesuai,

Untungnya baginya, itu juga karena konflik internal ini bahwa dua legiun yang tersisa cukup tertarik untuk merebut prestasi militer yang luar biasa dari Singa Legiun dan mengejek mereka dengan jahat. Namun, ini masih tidak berarti bahwa mereka bersedia mematuhi perintah dengan patuh.

“Ikuti sesuai rencana. Black Panther Legion akan bertanggung jawab atas gelombang serangan pertama. Falcon Legion, saya ingin Anda mengalihkan perhatian musuh dari sisi dengan menembakkan panah. Benteng ini tampaknya rusak dan tidak mungkin bagi mereka untuk menolak. Lion Legion akan melindungi Anda dari samping dan ingat, kami harus menurunkan Cloud Summit Fortress secepat mungkin. Hanya dengan cara ini, kita bisa … ”

“Bagaimana dengan tamu-tamu misterius dan berkuasa itu?” Sebelum Thon menyelesaikan perintahnya, seorang pria kurus dengan hidung bengkok terganggu dengan nada kasar dan aneh. Pada saat yang sama, dia menatap rekan berwajah pucat itu dengan tatapan mengejek. “Mereka berhasil mengalahkan kekuatan … pelopor Lion Legion ful. Jika informasi kami benar, mereka memiliki setidaknya 50 Elite Swordsmen puncak. Ngomong-ngomong, mereka tampaknya juga memiliki perapal mantra dan pemanah yang aneh … Meskipun aku tidak tahu ada berapa banyak … ‘Tuan’ Thon, bukankah menurutmu rencanamu kurang pertimbangan? ”

Pergi ke neraka. Kau burung nasar sialan.

Thon memandang pria di depannya. Apakah saya perlu Anda mengingatkan saya tentang hal itu? Tapi nyatanya, Thon tidak punya terlalu banyak solusi untuk itu. Lagipula, dia bahkan tidak bisa menangani jumlah musuh tertentu dan satu-satunya hal yang dapat diandalkan adalah bahwa musuh tidak harus memiliki banyak tenaga. Jika tidak, mereka tidak akan mengirim hanya 50 dari mereka. Dengan kemampuan seperti itu, seluruh barisan depan Lion Legion akan dihancurkan jika mereka mengirim lebih dari 100 orang.

“Tidak peduli seberapa kuat mereka, mereka terbatas dalam tenaga kerja. Tetap pragmatis. ”Hanya itu yang disarankan Thon dan lelaki berhidung bengkok itu mendengus sebelum melangkah pergi sementara dua lelaki yang tersisa juga meninggalkan tenda. Thon mengerutkan alisnya dan mengalihkan pandangannya ke arah Cloud Summit Fortress di kejauhan. Di bawah langit malam, Benteng yang rusak ini sepertinya akan runtuh dengan satu jari.

Saya berharap ini akan berhasil selama pertempuran.

Thon menghela napas panjang sebelum memanggil orang-orangnya. “Bersiaplah untuk bertempur!”

Suara terompet memenuhi seluruh hutan.

Lize berbalik ke arah di mana terompet-terompet berbunyi dan pandangan yang tidak pasti ditampilkan di wajahnya. “Pak. Rhode, mereka … ”

“Sepertinya Legiun Selatan lebih cemas daripada yang kita duga.” Dibandingkan dengan Lize yang gugup, Rhode menyapu pandangannya dengan santai seolah-olah dia tidak peduli dengan kejadian itu. “Saya harap ini sesuai dengan prediksi Tuan Garcia itu. Tetapi kita hanya perlu melakukan bagian kita. Lize, jangan berhenti bergerak. Jangan buang waktu lagi jika Anda ingin menyelamatkan mereka. ”

“Ya … Mr. Rhode. Tapi … kemana kita akan pergi? ”

“Tempat di mana Legiun Selatan tidak akan pernah bayangkan.”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<