Summoning the Holy Sword - Chapter 494

Bab 494: Clash (I)

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Saya kembali ke sini lagi.

Rhode terpesona oleh kota yang menakjubkan itu ketika dia mengaguminya melalui jendela kereta. Dia tahu masalah apa yang akan dia hadapi di Golden City dan tidak membawa siapa pun bersamanya untuk menghindari konflik yang tidak perlu. Namun, Rhode tidak pernah bertarung sendirian sebagai Spirit Swordsman.

Rhode menerima banyak informasi mengenai Golden City dari Marlene sebelum dia meninggalkan Benteng. Kebingungan pecah di seluruh Kota Emas setelah kelompok diplomatik dari Parlemen Negara Cahaya tiba. Semua karakter teduh mulai menampakkan diri dengan skema mereka sendiri. Menurut Marlene, kelompok diplomatik dari Parlemen Negara Cahaya agak sombong setelah mereka tiba dan bahkan ada desas-desus jahat yang menyebar di kalangan bangsawan: kelompok diplomatik akan memecat Lydia dari pangkatnya sebagai Duchess.

Desas-desus ini terdengar keterlaluan, tetapi Rhode tahu ada kemungkinan besar hal itu terjadi. Meskipun sepertinya hubungan antara Negara Cahaya dan Kerajaan Munn telah mencapai tahap di mana tidak ada kompromi dan mereka seperti dua negara yang berbeda, Kerajaan Munn masih melayani Jiwa Naga Cahaya. Tentu saja, Lydia tidak akan dihapuskan dengan mudah karena dia adalah salah satu dari tiga Malaikat Agung. Namun, jika Jiwa Naga Cahaya memberikan anggukan persetujuan, itu tidak akan menjadi sesuatu yang tidak terduga.

Rhode tidak begitu percaya diri pada Jiwa Naga Cahaya karena sejarah telah membuktikan berkali-kali bahwa Jiwa Naga Cahaya benar-benar tidak dapat diandalkan. Itu tidak bisa mengendalikan nasibnya sendiri dan bahkan berubah menjadi chip tawar-menawar untuk pengkhianatan Parlemen Negara Cahaya. Bahkan, sangat jarang untuk melihat pewaris Jiwa Naga Pencipta dalam keadaan yang menyedihkan dan menyedihkan. Mungkin, itu bahkan bisa dianggap satu-satunya — Rhode belum pernah melihat penguasa yang tidak berguna.

Jika rumor di antara para bangsawan itu benar, apa yang akan dilakukan Lydia? Rhode telah mempertimbangkan pertanyaan ini di sepanjang perjalanannya dan dari pemahamannya tentang Malaikat Agung, dia tahu bahwa meskipun dia tampak tanpa hambatan, dia bersikap konservatif dan loyal kepada tulang. Meskipun dia telah ditikam oleh Parlemen Negara Cahaya terus menerus, dia selalu menyelesaikan kontradiksi dan menolak konspirasi mereka dan tidak pernah mengkhianati Jiwa Naga Cahaya. Banyak pemain Kerajaan Munn mengaguminya secara sentimental sementara beberapa menyatakan kekecewaan mereka karena mereka berharap bahwa Malaikat Agung yang tidak konvensional ini tidak akan memilih untuk menderita dalam diam ke Parlemen Negara Cahaya dalam keadaan seperti itu … Tapi Rhode bisa memahami pandangan mereka tentang hal ini.

Mereka merasa seolah-olah target yang mereka kerja keras untuk lindungi diinjak-injak dan dikhianati.

Para pemain itu tidak mengerti mengapa Lydia memilih untuk menderita dalam kesunyian. Bagi mereka, Lydia tidak ingin mengkhianati Jiwa Naga Cahaya dan ingin melindungi bangsanya sendiri. Lebih jauh lagi, dengan gayanya, dia bisa mengundang pewaris Jiwa Naga Cahaya ke Kerajaan Munn dan menggunakan pangkat dan otoritasnya sebagai penguasa untuk memerintahkannya. Meskipun ini sangat tidak menghormati Jiwa Naga Cahaya, dia juga harus menyadari bahwa pewaris itu seperti boneka binatang yang kehilangan otoritas dan posisinya di bawah kendali Parlemen Negara Cahaya. Jadi bukankah lebih baik jika Lydia membawanya ke Kerajaan Munn daripada dimanipulasi seperti boneka Parlemen? Di Kerajaan Munn, setidaknya Naga Cahaya masih akan dihormati, kan?

Namun, Rhode tahu dengan jelas apa yang dikhawatirkan Lydia. Para pemain tidak lebih dari tamu sementara di dunia ini dan selain itu, mereka adalah manusia yang tidak memiliki beban psikologis terkait hal-hal seperti itu. Tetapi sebagai salah satu dari tiga Malaikat Agung, Lydia tidak hanya bertanggung jawab atas hal-hal yang dianggap penting oleh para pemain. Memang, Lydia bisa memilih sesuai keinginan para pemain. Namun, ini akan menyebabkan perang pecah di seluruh tanah yang dilindungi oleh Jiwa Naga Cahaya dan Negara Kegelapan tidak akan membiarkan kesempatan ini tergelincir. Karena itu, Lydia tidak memilih untuk menolak demi benua ini. Tetapi dunia akhirnya berakhir mengikuti arah yang dia coba hindari.

Apakah Lydia benar-benar tidak sadar? Atau apakah dia tidak berdaya bahkan jika dia tahu yang sebenarnya?

Rhode mengalihkan perhatiannya ke pertanyaan saat ini dan yang lebih penting. Jika Parlemen Negara Cahaya mendapat persetujuan Naga Cahaya dan memerintahkan Lydia untuk mundur, akankah Malaikat Tertinggi setuju sambil mempertimbangkan gambaran yang lebih besar?

Jawabannya sepertinya tidak optimis.

Satu-satunya hal yang membuat Rhode lega adalah anggukan persetujuan Dragon Light tidak akan semudah itu diperoleh. Jika tidak, Country of Light dalam game tidak akan memilih pendekatan berisiko untuk melemahkan dan menghancurkan Kerajaan Munn.

Namun, kali ini berbeda. Jika masalah Gunung Soraka tidak ditangani dan diselesaikan dengan tepat, itu akan menjadi sumbu yang akan menyebabkan Lydia mengundurkan diri. Dan jika Parlemen Negara Cahaya menggunakan masalah ini untuk mengancamnya, mungkin bahkan Naga Cahaya akan setuju dengan patuh.

Jika itu masalahnya, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan Rhode.

Kereta itu melambat secara bertahap begitu Rhode tiba di Glenmont Avenue. Ini juga aturan di Golden City: untuk menyatakan rasa hormat kepada Malaikat Tertinggi, semua orang harus berjalan kaki melalui jalan putih salju untuk memasuki Kota Emas kecuali ada keadaan darurat. Sebagai pemain yang sangat akrab dengan Kerajaan Munn, Rhode memahami aturan ini lebih dari siapa pun. Dia keluar dari keretanya dan merapikan pakaiannya. Pada saat ini, dua Battle Angel yang mengenakan armor perak menyambutnya dengan senyum dan memberi hormat sebelum membawanya ke kastil megah. “Selamat siang, Mr. Rhode. Yang Mulia Lydia mengirim kami ke sini untuk menyambut Anda. Anda pasti lelah karena perjalanan Anda yang panjang dan sulit. Kami sudah menyiapkan kamar untuk Anda di Golden City … ”

“Kapan saya bisa bertemu dengan Yang Mulia Lydia?” Tanya Rhode tanpa mengedipkan mata.

“Jangan khawatir, Mr. Rhode. Yang Mulia sudah menyiapkan segalanya. Dia akan berbicara kepada Anda secara pribadi malam ini. ”

“Mengerti …” Rhode mengangguk setuju. Dia berniat untuk bertemu Lydia begitu dia tiba di Golden City. Namun, tampaknya sang Duchess masih tetap bijaksana seperti sebelumnya.

Ketika Rhode dan kedua Battle Angel melewati Glenmont Avenue dan tiba di plaza sebelum Golden City, seorang tokoh besar menghalangi jalan mereka. “Silakan tunggu beberapa saat.”

Seorang pria berbaju putih, berkilau berdiri di depan mereka dengan ekspresi sombong. Kemudian, empat hingga lima prajurit berbaju besi serupa mengelilingi mereka ketika pria itu memberi isyarat.

Ekspresi dua Battle Angels tiba-tiba tenggelam. “Pak. Tres, apa artinya ini? Ini adalah tamu kami yang diundang oleh Yang Mulia Lydia. Apakah Anda tahu apa yang Anda lakukan? ”

“Tentu saja aku tahu.” Pria itu menatap dingin dan mendorong Battle Angel ke samping sebelum melangkah ke arah Rhode. Dia menunduk dan menatap pemuda berambut hitam itu. “Kamu pasti Rhode. Saya Tres. Malman dari Parlemen Negara Cahaya. Mulai sekarang, Anda akan dilindungi oleh Parlemen Negara Cahaya sampai awal persidangan. Apakah ada masalah?”

“Pak. Tres, ini Kerajaan Munn. ”Battle Angels berbicara dengan ekspresi pucat. “Ini bukan Negara Terang dan Parlemen Negara Terang tidak memiliki yurisdiksi untuk melakukannya!”

“Aku tidak bisa berkata apa-apa untuk ayam dengan sayap.” Tres mendengus dan mengabaikan perlawanan Battle Angels. Dia memberi isyarat dan dua tentara mengulurkan tangan mereka ke depan untuk menaklukkan Rhode segera. Namun, dua pancaran putih muncul tiba-tiba dan semua yang Tres dengar adalah jeritan sedih. Kedua prajurit itu pingsan dan meraih pergelangan tangan mereka yang putus saat mereka melolong dengan sedih. Telapak tangan mereka mendarat dan menodai tanah putih bersalju.

“Maaf, Tuan. Saya-tidak-ingin-tahu-nama-Anda.” Rhode menjentikkan darah dari belati dan menatap pria di depannya dengan senyum lembut. “Aku tidak hobi didorong oleh anjing. Adapun anjing-anjing gila yang menggigit, saya tidak keberatan mengajarkan mereka pelajaran yang tepat. Ini adalah Munn Kingdom dan bukan ruang konferensi untuk sekelompok orang tolol di Parlemen Negara Cahaya. Jadi, maafkan saya karena saya tidak akan mendengarkan instruksi dari luar Kerajaan Munn, belum lagi dari anjing menggonggong. ”

“Kau punya nyali untuk menyerang Parlemen Negara Cahaya!” Tres melolong marah. Sebagai perwakilan Parlemen Negara Cahaya, mereka terbiasa dihormati di mana-mana dan kata-kata mereka selalu final. Para prajurit lain menyaksikan keadaan menyedihkan dari teman mereka yang jatuh dan mereka menyerang Rhode dengan pedang yang terangkat.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<