Summoning the Holy Sword - Chapter 481

Bab 481: Disesatkan (VII)

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Belati kembar Rhode menebas api gelap dan dia tiba di sisi Corina dengan segera. Meskipun Moon Elf agak buruk dalam berkomunikasi, gerakannya semakin cepat begitu dia menyadari bahwa situasi harus diselesaikan dengan pertempuran. Jika tidak, Status Legendaris agungnya akan menjadi kebetulan total.

Saat Rhode maju ke depan, yang lain juga bersiap untuk serangan mereka. Meskipun mereka tidak menyadari mengapa Supervisor menyerang, tampak jelas bahwa Malaikat ini adalah musuh.

Di menggerakkan lengan kanannya di udara dengan lembut. Kepulan kabut merah muncul dari udara tipis dan menyelimuti sang Supervisor. Sementara itu, Undead Knight mengangkat pedang panjangnya dan menyerbu ke depan dari samping dengan takut sambil berkoordinasi dengan gerakan Rhode. Corina menggerakkan jari-jarinya dan memproyeksikan tiga sinar keemasan dari ujung jarinya yang secara akurat mengarah ke bagian vital Pengawas. Mage Lansia meneriakkan saat dia mengangkat tongkatnya dan sinar magis berwarna perak meletus dari ujung tongkatnya. Sinar yang berseri terus menenun ke arah dinding dan menjebak semua orang dalam bentuk sangkar.

Ini adalah keterampilan khusus yang dimiliki semua Penyihir dalam Aliansi Ketertiban, ‘Cage of Order’. Penyihir ini bertarung demi Ketertiban seperti para Ksatria Suci. Namun, dibandingkan dengan para Ksatria Suci yang penuh dengan fanatisme agama, Penyihir ini memiliki sifat yang lebih menguntungkan diri mereka sendiri. Semakin sempurna Orde tanah, semakin kuat kekuatan magis mereka. Ini juga mengapa semua Penyihir di Aliansi Orde dibudidayakan untuk melemparkan Cage of Order. Tidak peduli di mana atau siapa yang mereka lawan, mereka bisa dengan mudah mendapatkan keunggulan selama mereka menggunakan medan kekuatan ini.

The Elderly Mage dengan kekuatan Legendaris bisa membentuk Order Forcefield yang kuat. Namun, setelah kekuatannya melemah oleh Chaos Flame, dia hanya bisa melemparkan medan gaya yang seukuran kamar. Tapi ini lebih dari cukup untuk mereka.

Memang, ketika sinar perak terakhir terhubung, mereka merasakan beban di pundak mereka meringankan dan Corina dan Di merasakan kekuatan mereka pulih secara bertahap.

Bahkan di hadapan Chaos, Order masih ada di mana-mana.

“…!” Tidak seperti mereka, Malaikat mengeluarkan geraman penuh kebencian. Dia berbalik ke arah Mage Tua dan mengulurkan tangannya dengan marah. Namun, serangan semua orang telah tiba dan dia terpaksa mundur. Pada saat yang sama, Chaos Flame terus menyala ke depan.

Tiga sinar panah menembus api gelap dan Malaikat melipat sayapnya di hadapannya untuk bertahan melawan mereka. Meskipun panah melotot redup secara dramatis setelah menembus api, mereka akhirnya meledak menjadi debu emas ketika mereka mendarat di sayap. Tabrakan itu sedikit mengguncang Malaikat, tapi dia sekali lagi melebarkan sayapnya dan Flames Chaos tiba-tiba berubah menjadi ular berkepala tujuh dan menerkam ke depan dengan taring yang tajam.

Pada saat ini, Undead Knight telah tiba di kabut merah.

Bahkan, hanya empat detik telah berlalu sejak Rhode meluncurkan serangannya dan kabut merah telah melewati pertahanan Chaos Flame. Kemudian, Ksatria Undead yang diselimuti dalam dibebankan ke depan seperti badak biadab. Dia mengayunkan pedangnya ke bawah dan kabut merah yang menyelimuti tubuhnya langsung berputar menjadi cahaya merah di sepanjang pedangnya. Namun, Supervisor itu bukan target yang mudah. Meskipun Malaikat tampak lemah dan tidak hebat dalam pertempuran jarak dekat, Rhode mengenali pengalaman pertempurannya yang kaya melalui reaksi cepatnya. Dan memang, setelah Malaikat itu memblokir panah Corina dengan melipat sayapnya dan membalas dengan Chaos Flame-nya, dia dengan cepat melebarkan sayap kanannya sebagai perisai di depannya. Pada saat ini, pedang Undead Knight memotong ke bawah.

Bam! Tanda emas yang melayang di sayapnya langsung menyelimutinya dan cahaya darah pada pedang itu meletus menjadi sinar yang cemerlang saat bertabrakan. Tekanan besar meledak antara Undead Knight dan Malaikat dan tanah di sekitar mereka tenggelam dengan berat.

Benar saja, itu adalah kekuatan dari Undead Knight.

Serangan tanpa takut Knight Undead adalah agresi Rhode yang paling dibenci. Karena Undead Knight tidak takut mati, dan itu bisa melepaskan 120% kekuatannya dengan mudah. Tidak ada yang bisa membayangkan seberapa kuat itu akan terjadi ketika Undead Knight maju ke depan sepenuhnya. Belum lagi, Di dan Undead Knight ini adalah sepasang kekasih. Tidak ada keraguan dalam chemistry antara kekasih. Murid Rhode menyusut ketika dia memindai pemandangan menakutkan dari cahaya darah dan pedang ini ke dalam benaknya.

Mungkin mereka akan menjadi musuh masa depannya.

“Kalian semua budak Ketertiban yang bodoh!” Serangan yang dipenuhi kekuatan negatif membuat Malaikat marah. Dia mengepakkan sayapnya dengan marah untuk menyapu pedang panjang Undead Knight sambil memegang Cermin Tembaga di tangan kirinya. Pada saat ini, dia mencengkeram tangan kanannya dengan erat dan tombak berkilau muncul dari udara yang tipis. Tombak itu berwarna putih bersih dan diukir dengan rune suci, sedemikian rupa sehingga setiap orang merasakan angin sepoi-sepoi saat dipanggil.

Sial!

Rhode menatap tombak dengan tak percaya. Dia tidak bisa lebih akrab dengan senjata ini. Di antara semua peralatan yang dihargai di Kerajaan Munn, itu terdaftar dalam 10 senjata seperti dewa terbaik oleh para pemain dan itu adalah senjata legendaris terbaik untuk Ksatria.

Nyanyian Suci.

Dibandingkan dengan tombak Ksatria biasa, Nyanyian Suci ini muncul sedikit lebih unggul di permukaan. Namun, Rhode tahu bahwa tombak ini tidak biasa sama sekali. Itu memegang keterampilan pasif untuk melemparkan penghalang pertahanan permanen yang bisa menyelamatkan kesulitan para Ksatria dari merentangkan lengan mereka untuk perisai sambil menyerbu ke depan. Ini sangat penting bagi para pemain karena mereka perlu melengkapi beberapa peralatan yang berbeda untuk mengeluarkan efek mereka. Ini sama untuk Ksatria. Jika para Ksatria harus membebaskan tangan mereka untuk memegang perisai saat menyerbu ke depan, itu berarti mereka akan kehilangan kesempatan untuk menerima buff lebih lanjut dari peralatan lain. Namun, Nyanyian Suci Suci ini memungkinkan para Ksatria untuk melengkapi peralatan langka lainnya sambil mengisi maju.

Rhode telah bertemu dengan guild yang dibentuk seluruhnya oleh 50 Ksatria yang memiliki Nyanyian Suci. Namun, bukannya ditakuti, mereka sangat memalukan. 50 Ksatria lapis baja lengkap memegang tombak di satu tangan sementara tangan lainnya mengangkat barang-barang konyol dari Barbie Dolls ke Boar Skins. Mereka sama sekali tidak terlihat seperti badai Ksatria. Sebaliknya, mereka tampak seperti sekelompok pengungsi … Meskipun tidak ada keraguan tentang kekuatan mereka, itu.

Yang memperburuk masalah adalah bahwa Nyanyian Suci tidak sesederhana senjata ajaib. Kerajaan Munn maju dalam teknologi magis dan Nyanyian Suci adalah salah satu produk generasi pertama yang dicapai dengan menggabungkan senjata magis dan teknologi magis. Tidak hanya memiliki kekuatan suci, tetapi juga datang dengan kekuatan magis. Rhode tahu bahwa Nyanyian Suci dapat melepaskan gelombang ledakan positif hingga 200 meter sekali sehari. Menurut perhitungan dari beberapa busybodies yang sangat bosan, ledakan itu bisa menembus mantra pertahanan Legendary yang berada dalam jarak dekat. Rhode tidak perlu melihatnya sendiri untuk mengetahui bahwa begitu ledakan kuat ini meledak, orang-orang ini pasti akan mati.

“Serang senjata di tangannya. Jangan biarkan dia membidik kita! Tn. Di dan Tn. Mage, gunakan kekuatan negatif Anda untuk membongkar dan menyerang penghalang pertahanannya! Nona Corina, bidik tangan kirinya dan aku akan memberimu perintah untuk menembak! “Rhode memerintahkan dan mengacungkan belati.

Sinar Blade menjerat ular berkepala tujuh itu dalam bentuk jaring dengan cepat. Rhode menyadari bahwa Malaikat ini tidak sekuat yang dia bayangkan. Dia berpikir bahwa Malaikat ini telah terkontaminasi oleh Chaos sepenuhnya dan dia hanya bisa mengandalkan keberuntungan untuk memenangkan pertempuran ini. Namun, tampaknya kekuatan Ketertiban dalam Malaikat telah bertentangan dengan kekuatan Kekacauan. Kekuatannya tampaknya jauh lebih lemah dari yang dibayangkan Rhode. Pikiran yang tiba-tiba ini terasa mirip dengan Lich yang menggunakan Malaikat sebagai filolognya.

Serangan balik antara Order dan Chaos jauh lebih kuat daripada penolakan antara kekuatan positif dan negatif.

Kekuatan Corina dan yang lainnya telah jatuh ke standar manusia biasa karena Alam Kekacauan. Namun, Supervisor berhasil menghindari efek dengan berasimilasi dengan Chaos. Karena ini, konflik antara Kekacauan dan Ketertiban di dalam tubuhnya meningkat secara drastis. Pada saat ini, dia berada di sekitar level 61, tetapi meskipun begitu, perbedaan antara manusia biasa dan orang-orang di Tahap Legendaris masih mencolok. Untungnya, kekuatannya tidak stabil dan Rhode bisa merasakan bahwa kekuatan Order in the Angel melemah setiap kali dia melemparkan Chaos Flame. Oleh karena itu, Rhode merasakan masalah segera setelah Supervisor mengeluarkan Holy Hymn. Jika dia bisa tetap di Legendary Stage, teman Rhode hanya akan menjadi lalat rumah di sekitarnya.

Rhode tidak ragu-ragu lagi setelah mendeteksi kelemahannya dan dia menggunakan metode pemain paling tradisional — ‘Bergantung pada orang lain’.

Rhode mundur dengan cepat saat dia memerintahkan. Bayangannya goyah dan tentakel yang tak terhitung jumlahnya memanjang dari dalam untuk menghalangi ular berkepala tujuh. Si ular menukik ke depan dengan agresif, tetapi tentakel itu berputar dan memutarnya untuk membatasi pergerakannya.

Sungguh ironis. Sebagai makhluk dari Neraka, tentakel ini memiliki resistensi yang lebih tinggi terhadap Kekacauan daripada yang dimiliki manusia.

Di dan Mage Lansia adalah Mage yang mendalam dan mereka pasti tahu apa arti serangan Rhode. Bukan tentakel yang dipanggil dari Neraka yang mencengangkan; sebagai gantinya, itu adalah metode Rhode untuk memanggil mereka tanpa nyanyian atau gerakan tangan yang membingungkan mereka. Faktanya, yang dilakukan Rhode hanyalah mundur dan Tentakel Nether muncul entah dari mana. Ini sangat aneh.

Namun, adegan selanjutnya membuat mereka semakin bingung.

Rhode menghela nafas lega begitu Nether Tentacles menghalangi Chaos Flame. Dalam sekejap mata, Rhode melesat maju dengan belati kembar diletakkan di atas salib. Sinar menyilaukan dan cemerlang meletus dari Madaras dan Gracier ketika Rhode mengayunkannya dengan sekuat tenaga. Shing! Meteor yang tak terhitung merobek kegelapan.

Tidak hanya itu, ada dua kartu yang tersembunyi di antara para meteor.

Sosok hitam dan putih muncul hampir secara instan.

“Kamu hebat dalam menemukan masalah untukku!” Celestina muncul di depan Undead Knight dan di samping Supervisor. Dia mendengus dan memukul cambuknya yang berduri yang menyemburkan bintik-bintik merah terang ke arah Malaikat. Malaikat itu berdiri diam dan cambuk Celestina menghantam penghalang kristal heksagonal. Celestina mengungkapkan ekspresi terkejut, tetapi dia menyadari masalahnya dengan cepat. Segera, wanita Setan melangkah mundur dengan anggun dan mengulurkan lengan kirinya yang lembut dan lembut dengan jari-jari menunjuk ke arah Malaikat. Dalam sekejap mata, seberkas kekuatan negatif keluar dari ujung jarinya. Namun, penghalang kristal mempertahankan serangan dan permukaan beningnya langsung kabur.

Pada saat yang sama, Celia menyerbu dengan pedangnya.

Semua orang, terlepas dari Rhode, bingung oleh kemunculan kedua wanita muda ini. Namun, Celia dan Celestina tidak berniat memperkenalkan diri dan yang lain menyadari bahwa kedua wanita muda ini ada di pihak mereka. Karena itu masalahnya, mereka lebih baik meninggalkan pertanyaan sampai setelah pertempuran.

Tapi Celia dan Celestina tidak cukup kuat.

Saat ini, para suster masih lebih lemah dari Rhode dalam hal kekuatan. Meskipun mereka memiliki pertumbuhan substansial sepanjang petualangan mereka dan terutama setelah pertempuran di Castel Plateau Ruins, kekuatan mereka telah mencapai puncak Elite Stage di terbaik. Celia dan Celestina meluncurkan serangan mereka di Supervisor bersama-sama. Namun, ancaman mereka tidak lebih kuat dari Ksatria Undead dan sepertinya mereka lebih sebagai penghalang.

Namun, Rhode tidak mengirim mereka hanya untuk pertunjukan.

Dia menatap kedua wanita muda itu dan mengalihkan pikirannya. Kemudian, prompt sistem muncul di depan matanya.

[Aktifkan Taboo Halo]

Rhode merasakan tubuhnya menggigil dan kekuatan tak berbentuk dilepaskan dari tubuhnya dengan tiba-tiba. Dia mengangkat dagunya dan menatap bisikan sistem secara diam-diam.

[Tanda Bintang Pedang Suci – LV20, Serangan 11 (+3) Pertahanan 10 (+3) Batas Terobosan]

[Holy Sword Incubi – LV20, Serangan 13 (+3) Pertahanan 9 (+3) Batas Terobosan]

Momentum medan perang tiba-tiba bergeser.

The Undead Knight mundur selangkah dan menatap Celia dengan mata merahnya yang berkembang. Wanita Malaikat itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dengan nyala api berwarna perak yang berputar menjadi bilah api yang besar. Di sisi lain, Celestina tertawa muram saat dia melebarkan sayapnya yang hitam pekat. Dia mengayunkan tangannya dan cambuk berduri di tangannya melepaskan lapisan demi lapisan. Kemudian, cambuk berduri digantikan oleh sinar dingin. Itu adalah cambuk logam bermata dengan pisau tajam dan bilah di ujung cambuk masih berkeliaran perlahan seolah-olah itu hidup.

“Ini …” Semua orang membeku saat mereka tidak percaya apa yang mereka rasakan. Kekuatan kedua wanita muda ini meningkat pesat. Wanita Malaikat melompat dari Elite Stage ke puncak Master Stage sementara wanita Iblis itu bahkan lebih menakutkan. Dia langsung naik ke Tahap Legendaris!

Ya Tuhan. Apakah kita sedang bermimpi?

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<