Summoning the Holy Sword - Chapter 432

Bab 432: Pohon Bakat Ketiga?

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Kembali ke kamarnya di penginapan, Rhode meletakkan kotak di atas meja dan mulai memeriksa sepasang belati dengan hati-hati. Ketika tangannya melayang di atas mereka, kartu-kartu Celia dan Celestina muncul di telapak tangannya. Kartu-kartu berputar tanpa henti, berkilau dengan aura halusinasi, seolah bereaksi terhadap lingkungan. Pada saat ini, cahaya putih serupa bersinar dari belati, bersinar dalam simfoni dengan dua kartu, menanggapi panggilan mereka.

Saya melihat.

Rhode bisa memastikan bahwa kedua belati ini memang bagian dari Kartu Pedang Suci. Namun, Rhode meragukan karena sebelumnya, kedua kartu ini hanya muncul setelah membangkitkan Soul of Existence mereka. Tetapi karena dua belati ini ada dan tidak membutuhkan kebangkitan, apa yang harus saya lakukan?

Pendekar Roh memiliki kemampuan untuk menyegel makhluk hidup ke dalam kartu. Namun, makhluk itu harus hidup. Selama makhluk hidup sepakat, Spirit Swordsman bisa menyegel mereka ke dalam kartu saat mereka masih hidup. Namun, makhluk hidup itu memiliki kesadaran diri. Sejak awal, Holy Sword Card Deck adalah kartu tak bernyawa dan hanya ketika Rhode membangunkannya dengan kuat mereka akan memiliki kemampuan untuk berubah menjadi sosok manusia.

Namun, Rhode berada di ujung kecerdasannya menghadapi dua belati tak bernyawa ini. Karena dia tidak mungkin bertanya kepada mereka apakah mereka ingin menjadi roh pemanggilnya, apa yang harus dia lakukan?

Rhode menghela napas dan mengepalkan tinjunya. Dua kartu mengambang hancur di telapak tangannya dan Celia dan Celestina muncul.

Celia menunduk begitu dia muncul, membungkuk hormat. “Maaf, Tuan. Kami tidak dapat menawarkan bantuan ketika Anda paling membutuhkan kami … ”

“Kamu tidak perlu meminta maaf, Celia.” Bukan Rhode yang mengatakan itu, tapi Celestina. Wanita muda iblis itu bersandar di dinding, memandang Rhode dengan jijik. Meskipun ekspresinya tidak mengungkapkan pikirannya yang sebenarnya, matanya mengkhianati bagaimana dia memandang Rhode. “Itu bukan salahmu. Itu hanya karena Tuan kita terlalu lemah, menghabiskan seluruh energinya berurusan dengan beberapa belatung. Ha, sebuah lelucon. Itu hanya keberuntungan kita untuk menjadikannya sebagai Tuan kita. ”

Rhode mengerutkan kening dan mengabaikan ucapan Celestina. Wanita muda iblis ini memang terlalu merepotkan untuk ditangani. Dia pada dasarnya tidak menyukai perintahnya dan sering menyindir kata-katanya. Namun, meskipun pernyataannya masuk akal, Rhode tidak merasa dihargai. Selama Celestina tidak menentang perintahnya dan membuat masalah baginya selama pertempuran, dia tidak akan berdebat dengannya.

Rhode mengabaikan kata-katanya saat dia menunjuk ke belati yang diletakkan diam-diam di dalam kotak. “Apa yang kalian pikirkan tentang mereka?”

Para suster mengalihkan perhatian mereka pada belati dan ekspresi mereka sedikit berubah. “Itu … Tidak heran aku merasakan aura yang akrab di sekitarku …”

Celestina berjalan menuju belati dan dengan lembut membelai mereka saat dia berbicara. Namun, dia berhenti di tengah jalan dan melirik Rhode dengan waspada. Seolah-olah Rhode bukan tuannya, melainkan musuhnya. Wanita muda iblis itu menarik tangannya dan berbalik.

“Ayo pergi, Celia. Jika tuan kita bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian, maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan Pedang Suci. “Kabut hitam muncul dan menyelimuti Celestina sebelum dia akhirnya kembali ke keadaan kartu, menghilang ke udara tipis . Sementara itu, Celia memasang ekspresi sulit saat dia mengernyitkan alisnya sedikit, menatap Rhode tanpa daya. Dia akan berkomentar, tapi malah mendesah.

“Saya sangat menyesal, Tuan. Meskipun saya ingin mengatakan sesuatu, Sister benar. Ini adalah pengalaman yang harus kamu alami sebagai Pemegang Pedang Suci dan tidak mencari bantuan kami. Kamu harus mengandalkan kekuatanmu sendiri untuk membangunkan mereka. ”Celia membungkuk dengan sungguh-sungguh dan berubah menjadi sebuah kartu, menghilang juga.

Harus dikatakan, reaksi para suster membuat Rhode heran karena dia tidak berharap mereka menolak untuk menawarkan bantuan atau bahkan memberi tip. Meskipun tidak jarang bagi Celestina untuk berperilaku seperti ini, membuat Celia tidak menaati dirinya sendiri sepertinya dia benar-benar perlu menyelesaikan ini sendirian.

Rhode tenggelam dalam pikiran yang dalam, mengambil kedua belati.

Kedua belati ini memiliki bobot yang sama dan cukup ringan, dengan sentuhan yang sesuai dan keseimbangan yang bagus secara keseluruhan. Jelas sekali bahwa dua belati ini dibuat untuk menggunakan ganda dan mereka memberi Rhode perasaan yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan setiap senjata lain yang dia miliki. The Star Mark, Succubus, atau Crimson Blade semuanya adalah pedang satu tangan dan meskipun tidak masalah untuk memegangnya dengan kedua tangan, perbedaan panjang dan keseimbangan sulit untuk dipahami. Namun, dua belati ini sempurna dalam hal panjang dan keseimbangan, yang menunjukkan bahwa mereka digunakan sebagai satu set.

Rhode menutup matanya dan merasakan dua senjata misterius di tangannya. Segera, barisan system prompt muncul di hadapannya.

[Madaras – Runes Dagger. Lahir di bawah kemuliaan sihir, mewarisi kehormatan misterius. Kekebalan Ajaib 15%. Rekonsiliasi 30%. Peningkatan Kecepatan 30%]

[Gracier – Dawn Destroyer. Semua makhluk menyerah padanya. Kekebalan Fisik 15%. Ketajaman Blade 30%. Saldo 30%]

Rhode dengan cepat menyadari bahwa kedua senjata ini adalah rekan satu sama lain. Madaras adalah Belati Runcing yang memiliki resistensi dan serangan magis yang kuat sementara Gracier, seorang Dawn Destroyer, menyusun perlawanan dan serangan fisik. Kekebalan sihir dan fisik mereka adalah yang diperhatikan Rhode. Harus dikatakan, poin-poin ini adalah pujian yang paling layak. Sementara itu, satu-satunya kelemahan mereka adalah tingkat keberhasilan yang rendah hanya 15%. Lebih jauh lagi, deskripsi menyatakan bahwa peluang akan dipicu secara acak, yang tidak begitu menarik karena itu berarti bahwa peluang itu dapat dipicu kapan saja. Akan lebih bagus jika peluang dipicu selama pertempuran dan membantu Rhode dalam membalikkan situasi apa pun. Namun, jika mereka mulai berlaku dalam situasi yang tidak mengancam dan kehilangan kesempatan mereka di saat-saat penting, itu akan sangat disayangkan.

Selain cacat ini, ‘Rekonsiliasi’, ‘Peningkatan Kecepatan’, ‘Pisau Tajam’, dan ‘Saldo’ agak baik. Namun, mereka hanya layak dibandingkan dengan senjata biasa. Meskipun belati ini jarang dibandingkan dengan senjata biasa, fitur-fitur ini masih kurang ketika diletakkan melawan Holy Sword Card Deck. Atribut senjata dari Tanda Bintang dan Succubus bernilai tinggi dan yang paling penting, keduanya memiliki teknik unik mereka sendiri, sedangkan dua belati ini tidak memilikinya. Terlepas dari nama dan atribut senjata mereka, tidak ada yang unik.

Sepertinya itu ada hubungannya dengan dua belati itu sendiri …

Rhode mengingat kata-kata Celestina. Meskipun wanita muda iblis ini memuntahkan kata-kata kasar dan tidak simpatik, Rhode berhasil menangkap beberapa petunjuk. Kedua belati tidak menunjukkan potensi penuh mereka, jadi pasti ada sesuatu yang dia tidak lakukan dengan cukup baik, menyebabkan mereka tidak bangun sepenuhnya.

Namun, Rhode tidak tahu bagaimana ia harus membangkitkan dua belati ini. Dia menutup matanya dan berusaha memanggil mereka secara rohani. Tetapi tidak ada jawaban.

Tanpa pilihan, Rhode menempatkan belati di samping dan mempertimbangkan hal-hal lain.

Dan itu levelingnya.

Rhode naik dua tingkat dan mencapai level 30 setelah mengalahkan Vulture dan Necromancer. Terlepas dari empat poin keterampilan yang ia terima dari naik level, tidak ada penghargaan khusus untuk mencapai tonggak level 30. Awalnya, Rhode telah memutuskan untuk meningkatkan poin keterampilan untuk bakat dari Soul Messenger dan Summoning Master. Namun, setelah dua pertempuran ini, Rhode merasa bahwa dia perlu mempertimbangkan kembali keputusannya.

Alasannya adalah Tanduk Legiun.

Rhode menyadari bahwa ada tren peningkatan penggunaannya di Tanduk Legiun karena kebanyakan musuh yang dia lawan lebih tinggi levelnya daripada dia. Kemampuan kuat dari Tanduk Legiun tidak bisa diabaikan ketika datang untuk menjamin pembunuhan instan kepada musuh-musuh ini. Namun, itu adalah konsumsi energi Tanduk Legiun yang selalu menjadi sakit kepala terbesar Rhode. Dalam game, Spirit Swordsman akan mengambil kesempatan untuk menggunakan Legion Horn melawan BOSS ketika BOSS rendah di HP. Sedangkan untuk PK, tidak perlu penjelasan. Pendekar Pedang Roh perlu memahami kelemahan lawan mereka dan hanya tragedi yang menunggu jika mereka ketinggalan.

Dalam permainan, pemain bisa membuat kemajuan yang stabil secara bertahap dalam mengalahkan monster yang berkeliaran di area yang berbeda. Namun, Rhode tidak bisa di dunia nyata ini, terutama ketika ada misi Ice Lake tepat setelah misi Castel Plateau Ruins. Dalam situasi seperti itu, menjadi sangat penting dalam mengejar kemampuan membunuh instan. Namun, setelah Tanduk Legiun menjadi masalah besar yang paling mengganggunya. Sama seperti saat ini, dia mengalahkan Vulture dengan angin sepoi-sepoi dengannya, tetapi dia harus melarikan diri dari Necromancer karena dia tidak memiliki energi untuk melanjutkan duel melawannya. Rhode beruntung bahwa dia bertemu Paris; jika tidak, dia akan bergantung pada membuka segel Gillian untuk menyelesaikan masalah ini.

Tapi Gillian hanya akan bisa menyelesaikan masalah seperti itu sekali.

Setelah mempertimbangkan, Rhode memutuskan bahwa alternatif terbaik adalah meningkatkan kemampuan bertahannya. Rhode tidak terlalu mengkhawatirkan fisiknya karena energi spiritualnya jauh lebih kritis karena pertumbuhan kapasitas energi spiritual paling lambat. Di bagian terdalam dari pohon talenta [Utusan Jiwa], ada talenta yang memungkinkan pemegang untuk memulihkan kesehatan dan kondisi penuh di tempat (Tentu saja, dengan syarat bahwa pemegang itu hidup). Namun, Rhode harus menyelesaikan dua tahap talenta pertama secara penuh dan terlebih lagi, dia harus mencapai level 40 untuk melakukannya.

Pada saat ini, Rhode mengalihkan perhatiannya ke bakat lain: [Soul Territory].

[Soul Territory: Secara otomatis melempar halo. Pemegang dapat menyerap energi spiritual dari makhluk yang telah dibunuh oleh pemegang sebesar 10%, 20%, 30%. Kuantitas dapat ditumpuk]

Ini terdengar seperti bakat yang cocok untuk Rhode.

Tapi masalahnya adalah bahwa bakat ini diletakkan di Pohon Bakat ketiga: Hell Lord.

Rhode ragu-ragu.

Apakah saya benar-benar harus mengaktifkan Talent Tree ketiga?

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<