Summoning the Holy Sword - Chapter 426

Bab 426: Situasi Kubur

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

“Hmph!” Necromancer mengeluarkan geraman yang tidak menyenangkan dan membalas serangan Roh Burung dengan ayunan tinju kanannya!

Shing! Retort Necromancer yang kuat membagi angin puyuh yang kuat menjadi dua! Kemudian, dia menggerakkan jari-jarinya sedikit untuk memanggil tangan transparan yang bersatu dengan energi gelap untuk mencekik Roh Burung di lehernya. Burung Roh meratap kesakitan, mengepakkan sayapnya untuk membebaskan diri dari siksaan. Namun, upayanya tidak berguna karena cahaya yang menyilaukan di tubuhnya meredup dalam hitungan detik. Itu menurunkan lehernya dan kehilangan napas. Necromancer melemparkan bangkai Roh Burung ke samping saat menghilang ke bintik debu setelah menabrak tanah.

Ini menunjukkan perbedaan kekuatan antara Darke dan Rhode.

Rhode mengambil seluruh adegan sekaligus, tetapi ia tidak punya pilihan lain karena Roh Burung hanyalah perisai untuk sementara melindungi dirinya dari serangan Darke. Sebagai pemain yang berpengalaman, Rhode tahu betapa menakutkannya seorang Necromancer. Makhluk-makhluk ini adalah ahli dalam berbagai debuff dan teknik membunuh instan. Mereka bisa menggunakan kombinasi kutukan untuk menurunkan atribut dan kekuatan target mereka sebelum mengirim mereka dalam sepersekian detik. Lebih jauh lagi, energi negatif khusus mereka begitu mematikan sehingga mereka dapat membuat manusia sangat terpukul. Rhode menyadari bahwa situasinya tidak menguntungkan baginya ketika dia kehilangan keseimbangan setelah gagal menyergap. Sebagai tanggapan, dia memanggil Roh Burung sebagai penutup untuk menghindari terbunuh oleh Necromancer. Meskipun Necromancer melenyapkan Spirit Bird, ini memberi Rhode waktu untuk mengatur napas.

“Fiuh …” Dengan menabrak tanah, Rhode berguling dan melompat berdiri. Dia mengangkat kepalanya ke langit dan mengulurkan lengannya, memanggil kartu merah yang mencolok di telapak tangannya. Namun, kartu itu bergetar hebat dan menghilang ke udara.

Pada saat yang sama, penglihatan Rhode kabur dan gelombang pusing yang kuat memukulnya hingga ke lutut. Energi negatif sedingin es yang tersisa di dadanya membuatnya mual. Dia menarik napas panjang dan dalam untuk memaksa muntah. Saat dia mengangkat kepalanya sekali lagi, semua yang ada di depan matanya tumpang tindih. Kelelahan tak berbentuk menelan tubuhnya dengan cepat, menyebabkan dia melonggarkan cengkeramannya pada gagang pedang. Rhode mengalami kesulitan berdiri dan setiap kali dia berusaha bangkit, rasa pusing itu akan memaksanya berlutut.

“Sialan!” Rhode tahu bahwa situasi ini akan terjadi cepat atau lambat.

Dia benar-benar kehabisan tenaga.

Ini sudah diduga karena Rhode sudah dalam pelarian sejak dia mengalahkan Vulture dengan Legion Horn dan tidak ada waktu baginya untuk mengisi ulang. Fisik dan tingkat pemulihan Rhode lebih kuat dan lebih cepat daripada kebanyakan manusia, itulah sebabnya ia bisa terus mendorong sementara Natasha dan Grendy lebih mati daripada hidup.

Namun, kekuatan fisik dan energi spiritual adalah dua hal yang berbeda … Energi spiritual adalah sumber kehidupan bagi manusia dan itu tidak sesederhana bar mana biru di semua game RPG di mana para pemain tidak bisa mengucapkan mantra setelah menyentuh nol. Di Benua Jiwa Naga, seseorang akan binasa sepenuhnya tanpa energi spiritual. Ini tidak hanya berlaku untuk manusia, tetapi juga monster, makhluk mayat hidup, setan, dan setan.

Tidak peduli seberapa aneh atribut mereka atau seberapa kuat kekuatan mereka, semua itu berasal dari energi spiritual. Itu sama dalam permainan di mana jika seseorang sepenuhnya mengeringkan mana dan tidak mengisi kembali, atribut seseorang akan lumpuh. Lebih jauh, jika seseorang memilih untuk tidak beristirahat, akhirnya dia akan mati. Konfigurasi ini menyebabkan keributan di antara beberapa pemain dan beberapa keluhan bahwa perusahaan game tidak cukup realistis dan permainan mereka akan gagal jika mereka melanjutkan dengan konfigurasi dalam game seperti itu. Namun, perusahaan game tidak mengindahkan saran para pemain. Karena ini adalah satu-satunya game realitas maya yang ada di bumi, para pemain hanya bisa menyedotnya dan beradaptasi dengannya.

Sekarang, Rhode telah mengalami krisis melelahkan semua energi spiritualnya. Dia jelas bahwa kesibukan konstan telah menghabiskan energi spiritualnya kurang dari seperlima dari biasanya. Rhode tidak berani memanggil roh yang membutuhkan energi spiritual terlalu banyak dan inilah sebabnya dia tidak memanggil Celia dan Celestina di saat yang kritis ini: dia tidak punya energi untuk memanggil kedua pembantu ini lagi.

“Eh?” Gillian berdiri di gerobak, merasakan Rhode dalam kondisi yang buruk. Wanita muda bertelinga rubah itu menatap punggung Necromancer dan menggerakkan alisnya sedikit sebelum menunjuk ke langit dengan tangan kanannya. Bola api melayang di atas tubuhnya yang berputar dan mengarah ke Necromancer yang mengambang di udara. Bola api yang mencolok meledak.

Bam! Lima hingga enam sinar cahaya merobek selubung langit hitam pekat dalam sekejap. Sinar cahaya yang muncul dari api yang meledak itu seperti cambuk ginormous yang melayang ke arah Necromancer, menyegel seluruh lingkungannya sepenuhnya.

Bukan hanya Gillian yang memperhatikan keadaan Rhode yang tertekan; Darke juga sepenuhnya menyadari musuhnya yang lemah. Sebagai makhluk mayat hidup yang sangat sensitif terhadap energi spiritual, Darke dengan cepat mengambil energi spiritual Rhode yang lemah seperti nyala lilin yang akan memudar dengan sejumput lembut. Darke menggerakkan pikiran ini dan mengulurkan lengannya untuk mengakhiri kehidupan Rhode yang menyedihkan.

Namun, pada saat ini, Darke merasakan api panas di belakangnya.

Dia berbalik dan menyaksikan beberapa kolom api menyala untuk menelannya.

Darke menahan nafas saat dia merasakan sejumlah besar kekuatan unsur murni di dalam kolom api. Mahluk-mahluk mayat hidup paling takut dengan energi suci dan api. Selain itu, Tujuh Neraka yang dilepaskan Gillian adalah milik konkretasi Mantra Lotus Merah, yang tidak terbatas pada levelnya saat ini. Begitu Darke tertelan olehnya, dia pasti akan berubah menjadi ayam yang terbakar dari dalam ke luar.

Tentu saja, ini jelas bukan tujuan akhir yang didambakan sang Necromancer. Darke melepaskan serangannya pada Rhode dengan tegas dan berusaha menghindari serangan Gillian. Namun, wanita muda bertelinga rubah tidak berniat membiarkannya melarikan diri. Dia melemparkan tiga kolom api lagi di atas Necromancer dan memblokir jalan keluarnya. Namun, Necromancer itu menyelinap melewati celah di antara kolom. Meskipun ada juga beberapa bola api yang membumbung tinggi di langit, Darke tidak punya masalah berurusan dengan mereka.

Tapi…

Situasi saat ini tidak menguntungkan Rhode. “Anne, aku butuh bantuanmu.”

Setelah sekali lagi memaksa Necromancer kembali dengan tiang api, Gillian berbicara dengan ekspresi tegas dan murid-muridnya berkilau dengan nyala api terang ketika dia menatap langit malam. Meskipun Gillian yakin bahwa Tujuh Neraka akan berakibat fatal bagi Darke, konkretisasi mantra Lotus Merah memiliki batas waktunya. Niat awal Rhode adalah untuk menyergap Necromancer saat Gillian melemparkan Seven Hells untuk memberinya pukulan mematikan yang setidaknya akan membuatnya setengah lumpuh. Tapi sekarang, kelelahan Rhode lebih dari yang diharapkan. Perubahan mendadak dalam situasi ini membuat Gillian beralih ke Plan B: seret waktu habis selama mungkin sampai Barter tiba. Bagaimanapun, Barter berada pada puncaknya di tahap Master dan akan mencapai tahap Legendaris. Dia tidak akan memiliki masalah menghadapi ahli nujum di tahap Master, kan?

“Apa masalahnya, Sister Gillian?” Anne berbalik dan menatap Gillian segera. Anne sama-sama prihatin dengan situasi saat dia melihat Rhode berlutut di tanah, tidak mampu bangkit kembali. Sebagai seorang tentara bayaran yang berpengalaman dan Prajurit Perisai yang tanggung jawabnya adalah melindungi orang lain, Anne tahu apa yang ditandakan pertempuran agresif ini.

Namun, dia tidak bisa bertindak atas kemauannya sendiri karena Rhode telah memberinya perintah untuk melindungi Natasha dan Grendy di kereta. Yang bisa dilakukan Anne hanyalah khawatir secara diam-diam dan mengamati situasinya. Dia langsung bersemangat setelah mendengar kata-kata Gillian.

“Tuan tidak terlihat terlalu baik dan Tujuh Neraka saya tidak bisa menunda Necromancer lebih lama. Saya membutuhkan bantuan Anda. Karena saya membuat Necromancer ini sibuk, saya ingin Anda melindungi Master dan menghancurkan kerangka menjengkelkan itu menjadi berkeping-keping! “Tanya Gillian.

Harus dikatakan, permintaan ini agak sulit bahkan untuk Anne. Tidak seperti Gillian dan Rhode, Anne membutuhkan banyak agresi jarak dekat untuk menjadi efektif. Karena serangan jarak jauhnya kurang mengancam, mantra energi negatif yang kuat dari Necromancer dapat menyebabkan kerusakan berbahaya pada wanita muda ini.

Namun, Anne tidak ragu dengan saran Gillian.

“Tentu, tidak masalah!” Mata Anne cerah saat dia mengangguk. Wanita muda itu mundur beberapa langkah dan memperhatikan langit dengan penuh perhatian. Segera, lingkaran cahaya hijau muncul di sekitar tubuhnya dan dia melompat maju!

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<