Summoning the Holy Sword - Chapter 425

Bab 425: Amburadul

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

“Bangun. Apa persiapanmu sudah siap? ”Saat kereta menghambur ke depan dengan liar, Rhode setengah berjongkok di belakang dan mengamati langit dengan waspada sambil membangunkan semua orang. Pada saat ini, Natasha, Grendy, dan Anne bangun dari tidur mereka. Lagipula, ledakan Black Hound terdengar keras dan terdengar jelas di telinga mereka. Mungkin karena angin malam yang dingin, mereka semua bergetar dan bereaksi seketika — Necromancer sialan itu ada di sini!

“Anne, bersiaplah untuk bertindak sesuai rencana.” Rhode menatap langit yang pekat. Si Necromancer tidak terlihat di mana pun. Rhode sadar bahwa dia tidak akan binasa dalam ledakan itu. Pada titik ini, Rhode berharap dia bisa menghindari pertemuan langsung dengan seorang Necromancer di tingkat Master.

Pengemudi gerobak itu bukan penduduk desa Hobbit; dia adalah tentara bayaran yang dikirim oleh Purple Lily Guild, yang pandai mengendarai gerobak. Bagaimanapun, tentara bayaran yang berpengalaman ini berani, cepat bereaksi, dan tidak akan melarikan diri dengan panik saat melihat musuh. Satu-satunya hal yang harus dilakukan tentara bayaran ini sekarang adalah mencambuk empat kuda kuat dengan cambuknya dan memaksa mereka untuk maju.

Jalan bergelombang, selain kereta yang melaju dengan kecepatan kilat, menjadi neraka yang menyiksa bagi mereka. Natasha dan Grendy bahkan tidak bisa melihat-lihat Necromancer yang menakutkan ketika mereka memegang ujung kereta dengan sekuat tenaga untuk memastikan bahwa mereka tidak akan terlempar keluar dari sana.

Pada saat ini, tanah berguncang dengan tiba-tiba.

Tanah yang tidak rata pecah menjadi beberapa celah, menyebar ke arah kereta seperti tentakel. Kemudian, pilar batu yang tajam muncul dan langsung menuju targetnya.

Menghadapi serangan mendadak ini, pengemudi tentara bayaran menunjukkan kualitasnya yang bagus. Dia menarik kendali dan mengubah arah gerobak dengan paksa untuk menghindari duri batu yang terlontar dari tanah. Namun, ini bukan akhir, karena pada saat yang sama, puluhan serpihan tulang putih terlontar dari langit.

“Anne!” Perintah Rhode dan wanita muda itu segera berdiri.

“Ya, Pemimpin, serahkan pada Anne!” Saat Anne menjawab dengan percaya diri, bentuk perisainya berubah. Namun, kali ini, ada lapisan tambahan sinar hijau di sekitarnya — indikasi elemen angin yang menyatu.

Anne mengangkat kepalanya ke arah langit dan memberinya perisai ayunan besar.

Jagoan! Perisai besar terlempar keluar dari tangan wanita muda itu, membimbing di sepanjang angin kencang yang bangkit dan menelan kereta dari tanah. Perisai itu melesat di langit hitam pekat dan angin puyuh yang kuat menyebarkan semua serpihan tulang putih yang menuju gerobak. Kemudian, perisai berat itu kembali ke tangan Anne seperti bumerang setelah menyelesaikan tugasnya.

Setelah membangkitkan elemen angin di tubuhnya, kekuatan Anne semakin kuat. Pertahanan yang dia pasang ini telah membuktikan bahwa dia bisa memanipulasi elemen angin sampai batas tertentu. Selain itu, dia tidak membutuhkan rantai baja untuk mengambil perisainya kembali. Selama dia bisa mengendalikan kekuatan elemen angin yang terselubung di perisainya, dia bisa membiarkannya terbang bebas tanpa kehilangan kendali.

“Kekuatan Elemental?” Si Necromancer yang bersembunyi di kegelapan menyaksikan perisai yang kontras dan berseri-seri dengan ekspresi takjub. Dia berharap tim yang mampu mengalahkan Hering harus sangat kuat. Tetapi situasi ini mengubah perutnya menjadi es. Tidak ada yang bisa memiliki kekuatan unsur. Sebelumnya, gaya bertarung aneh pemuda berambut hitam itu membuat Darke dalam kewaspadaan tinggi, dan sekarang, orang lain dengan kekuatan elemental muncul … Sungguh kelompok yang tangguh!

Darke tidak ragu-ragu lagi dan menyerang dua kali hanya untuk saat ini … Tangan Necromancer mulai bergetar ketika dia menggambar simbol gelap, es yang diisi dengan aura kematian di udara. Dia menatap gerobak di depan matanya, melipat kedua telapak tangannya, dan mengayun ke depan.

Seiring dengan gerakan ini, simbol-simbol sihir gelap itu menekan dan menyerap ke dalam telapak tangannya, membentuk bola kegelapan murni yang diarahkan ke tanah.

“Hati-hati!” Rhode dengan tajam mendeteksi aura mematikan yang muncul dari punggung mereka dan dia langsung memesan. “Hentikan gerobaknya! Semuanya berkumpul! ”

Pengemudi tentara bayaran melepaskan reruntuhan dan membalik jalan ke belakang. Anne berdiri di depan semua orang dengan perisai siap. Gillian meletakkan tangan kanannya di tameng Anne dengan ekspresi tegas. Dia melepaskan lingkaran api dengan Anne di tengah, mengembang dan menyelubungi semua orang.

Saat ini, gelombang gelap telah tiba.

“-!” Energi negatif murni merayap dalam diam seperti angin dingin yang lembut. Namun, tiba-tiba berubah menjadi gelombang pasang dan bertabrakan dengan perisai Anne. Tumbukan dingin menyebar seolah-olah monster besar sedang berusaha memecahkan cangkang padat dengan cakar raksasa. Perisai itu meledak dengan sinar hijau dan merah. Elemen Angin dan Api tumpang tindih dan bersatu, menggunakan perisai tebal ini sebagai landasannya untuk menahan gelombang mematikan ini seperti bendungan.

Namun, itu tidak seberuntung yang lain.

Keempat kuda itu kehabisan energi karena mereka telah berlari kencang dan secara naluriah melarikan diri dari kematian dan kegelapan sejauh ini. Ombak maut mendesing dan menelan mereka tanpa ampun, di mana mereka meringkuk dan runtuh sampai mati.

Gerobak secara alami terhenti.

Namun, ketika kereta berhenti, Rhode melesat seperti panah seolah-olah dia telah meramalkan ini, diikuti oleh serangkaian bayangan. Akhirnya giliran Gillian. Kartu merah muncul di telapak tangan Elemental Lord Api. Gillian tersenyum senang dan melipat kedua telapak tangannya.

Simbol Sihir — Tujuh Neraka.

Kartu itu hancur dan dinding api melingkar terbentuk dengan Gillian di tengah, mengembang melintasi tanah. Lima bola api besar dua meter melayang di atas kepalanya, sedikit gemetar seolah-olah mereka hidup. Bola api ini menyusut secara dramatis dan beberapa detik kemudian, lima nyala api yang tak tertandingi meletus dan menyapu seluruh langit.

Api yang indah menerangi kegelapan seolah-olah itu adalah sinar matahari yang mencairkan salju yang membeku. Sosok Necromancer yang babak belur muncul dan dia mencoba mundur dengan panik untuk menghindari pancaran api yang sombong. Namun, Rhode berlari dan muncul di depannya!

Detik berikutnya, pedang berseri-seri dengan cahaya merah menembus tubuh Necromancer.

Serangan ini menghancurkan pertahanan Darke dan menusuk tubuhnya, membuatnya dalam amarah yang menjulang tinggi bukannya rasa sakit yang luar biasa — ahli nujum tidak memiliki indera yang diperlukan untuk mendeteksi rasa sakit. Namun, dia ngeri dengan bagaimana pemuda ini meramalkan gerakannya. Dia melolong dan mencengkeram pedang yang telah menusuk punggungnya. Kemudian, dia menggigil tiba-tiba dan gelombang kejut yang kuat meledak.

Bam! Meskipun Rhode melepaskan gagang pedang tepat waktu, dia tidak bisa menghindari ledakan yang tiba-tiba. Kekuatan gelap dan dingin menerpa tubuh Rhode dan dia merasa seolah-olah dia dihantam di dadanya oleh palu yang sedingin es. Dadanya mengencang saat dia jatuh, kehilangan kendali atas tubuhnya. Pada saat ini, Rhode mengalami kesulitan bernapas dan matanya mulai kabur. Namun, meski begitu, dia mengertakkan gigi dan mengulurkan lengan kirinya untuk memanggil dengan kesadarannya yang tersisa.

Darke menjadi sakit dan lelah dengan manusia yang mencoba menyergapnya beberapa kali. Setelah memaksanya pergi dengan gelombang kejut, Necromancer berbalik dan mengarahkan jarinya ke Rhode. Ketika Darke mengucapkan kutukan, energi negatif absolut mulai menyatu di jarinya, siap untuk merenggut nyawa Rhode.

Namun, pemuda berambut hitam membalas budi dengan tangan kanannya. Pekikan nyaring terdengar dan seekor burung besar bercahaya putih muncul di hadapan Darke, mengepakkan sayapnya dan menghalangi sasarannya.

Si Necromancer ragu-ragu saat melihat burung besar ini. Dia ingat dengan jelas bahwa meskipun ledakan Black Hound tidak mampu membunuhnya, dia masih terluka karenanya. Sekarang pemuda ini telah memanggil burung besar lainnya … Bagaimana jika burung ini memiliki kemampuan yang sama? Selain itu, burung ini tidak seperti anjing itu karena Darke bisa merasakan energi suci yang samar dari itu.

Ini bukan tugas yang mudah bagi seorang Necromancer.

Keraguan sepersekian detik ini menghalangi Darke untuk menyerang dan Roh Burung tidak melepaskan kesempatan ini. Burung Roh mengepakkan sayapnya dan terbang menuju Necromancer!

Angin puyuh yang kuat dan penuh dengan petir menyapu!

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<