Summoning the Holy Sword - Chapter 397

Bab 397: Kejutan

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Meskipun waktu setengah hari tampak sangat singkat, rasanya tidak ada habisnya bagi tentara bayaran ketika mereka dengan cemas berdiri di sekitar dan dengan aneh memindai sekeliling untuk mencari perubahan. Semakin banyak orang ditolak sesuatu, semakin dia menginginkannya. Ini adalah karakteristik manusia yang semua orang tunjukkan saat ini. Beberapa tentara bayaran bahkan diam-diam berencana untuk mengintip apa yang sebenarnya terjadi di sisi lain. Jika Rhode memergoki mereka mengintip, mereka siap untuk mendukung diri mereka dengan alasan logis. Mereka akan mengatakan bahwa mereka khawatir bahwa Rhode mendapat masalah karena gemuruh keras yang mereka dengar sebelumnya. Meskipun ada banyak tentara bayaran dengan niat seperti itu, tidak satupun dari mereka mengambil tindakan. Alasannya sangat sederhana.

Mungkin pencegahan Rhode yang tidak berwujud tidak cukup untuk mencegah semua orang mengintip, namun, tatapan Mage yang kuat sudah cukup untuk menghentikan mereka di jalur mereka. Selain itu, pencegahan Marlene tidak kalah dengan Rhode. Lagi pula, di hari-hari lain, wanita muda ini memiliki martabat yang kuat dan begitu dia berkobar, tentara bayaran biasa bahkan tidak berani mengangkat kepala mereka untuk menghadapinya. Bisa juga dikatakan bahwa di dalam semua tentara bayaran, Rhode dan Marlene memainkan peran orang tua yang ketat, sedangkan, Anne dan Lize memainkan peran penjahat.

Saat mereka menunggu dengan cemas, waktu yang dijanjikan lama ditunggu akhirnya tiba.

“Baik! Semuanya, ayo pergi! Kita akan melihat kejutan apa yang akan diberikan Tuan kepada kita! ”

Setelah Marlene menarik kembali tatapannya, Joey segera melompat dan memanggil tentara bayaran. Para tentara bayaran yang cemas bersorak dan mengikuti Joey ke arah Benteng.

“Hahaha, aku yang tercepat!”

Sebagai Pencuri dengan perawakan lincah dan kecepatan, Joey adalah orang pertama yang mengatasi lereng curam. Dia berbalik dan memamerkan ke arah tentara bayaran yang berjuang untuk mengejarnya.

“Aku ingin melihat apa yang telah disiapkan Sir untuk kita …”

Dan kata-kata Joey berakhir di sini.

Dia menatap kosong sambil mempertahankan postur merayakannya. Seolah terkena mantra membatu, matanya melebar ke ukuran lonceng tembaga. Pada saat ini, rahang Joey secara tidak sadar jatuh dengan sendirinya. Napasnya mulai cepat dan bahkan menjadi sedikit bingung!

“Kenapa kamu berlari begitu cepat, Nak? Tidak sabar untuk mati? ”

Dan pada saat ini, tentara bayaran akhirnya menyusulnya. Prajurit bayaran kelas Pencuri lain yang berteman dekat dengan Joey melemparkan pukulan lucu. Namun, menghadapi tinju rekannya, Joey tidak bereaksi sama sekali. Dia seperti boneka tanpa kemauan sendiri saat dia terus menatap kosong ke arah pemandangan di depan matanya.

“Apa yang salah? Apa kamu baik baik saja?”

Tentara bayaran lainnya merasakan perilaku aneh Joey. Terkejut dengan reaksinya, para tentara bayaran mengalihkan perhatian mereka ke arah pandangan Joey …

“Ya Tuhan!”

Seorang tentara bayaran berteriak kaget dan jatuh ke tanah dengan kakinya yang lunak dan tidak mendukung. Sedangkan untuk tentara bayaran lainnya, mereka tampaknya jatuh di bawah mantra membatu yang sama ketika mereka berdiri dengan kaku di tanah mereka. Mereka menatap dengan ekspresi pucat pada pemandangan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Di bawah sinar matahari sore yang cerah, sebuah Benteng yang megah dan megah hadir dengan megahnya. Hitam legam, dinding setinggi 10 meter yang tebal berputar dan berputar. Melihat dari jauh, sepertinya mereka telah menyatu dengan gunung curam sebagai satu. Di sisi luar, ada sungai parit lebar yang mengalir sambil mengeluarkan suara aliran air yang menyegarkan. Menara kerucut berdiri di dalam dinding dan menembus langit seperti tombak yang naik sambil memproyeksikan bayangan yang ramping dan panjang. Orang bahkan bisa melihat banyak sekali bangunan di balik tembok.

Pada saat ini, semua orang bingung dan pikiran mereka tidak bisa mengetahui apa yang disaksikan mata mereka. Oh Tuhan! Benda apa ini? Benteng? Mengapa ada Benteng raksasa di sini? Mereka bersumpah kepada Tuhan bahwa ini belum pernah melihat Benteng di sini! Itu benar sekali!

“Aku pasti terlalu banyak tidur. Ini adalah ilusi, semuanya pasti adalah ilusi … ”

Salah satu tentara bayaran menundukkan kepalanya dengan panik sebelum menampar dirinya beberapa kali. Tapi, meski pipinya sudah bengkak, masih belum ada tanda-tanda dia ‘bangun’.

“Ap-Ap-Apa sebenarnya yang terjadi! Kalian juga melihatnya? Hei! Kalian tahu tidak ada yang seperti itu di sini sebelumnya, kan? Kanan?!”

Salah satu dari mereka bahkan meraih lengan temannya dan menariknya sekuat tenaga. Temannya itu tidak menanggapi ketika dia berdiri di sana tanpa berpikir seperti orang idiot. Hanya setelah beberapa detik, dia dengan bingung berbalik untuk melihat temannya sebelum berbalik lagi untuk menghadapi Benteng yang luar biasa.

“Oh Tuhan…”

Di sisi lain, kelompok yang dipimpin oleh Mage Maiden berlutut dan berdoa. Hampir semua orang saat ini mencurigai ada yang salah dengan ingatan mereka. Bagaimana mungkin Benteng sebesar ini muncul di sini? Mungkinkah ini halusinasi kita?

Tidak heran bahwa tentara bayaran ini meragukan mata mereka sendiri. Bagaimanapun, tidak peduli apa, mereka tidak mungkin untuk tidak melihat Benteng sebesar itu dari perspektif logis. Selanjutnya, untuk membangun Benteng seperti itu akan membutuhkan setidaknya dua hingga tiga tahun. Namun, Benteng ini muncul dalam waktu setengah hari?

Apakah ini logis?

Tentu saja, itu tidak logis. Jadi, apakah itu berarti mereka salah? Atau apakah dunia yang mengalami masalah?

Pada saat ini, ada kekacauan total di kepala tentara bayaran. Mereka bahkan tidak tahu ekspresi dan gerakan seperti apa yang harus mereka ungkapkan untuk mengekspresikan emosi mereka. Karena sekarang, mereka bahkan tidak tahu reaksi apa yang seharusnya mereka miliki!

Di sisi lain, Lize sama-sama bingung. Namun, saat dia siap secara mental untuk kejutan besar dari Rhode, dia dapat dengan cepat memulihkan ketenangannya yang biasa. Anehnya, bahkan Marlene berhasil membuatnya tetap tenang meskipun ada sedikit keanehan yang muncul di matanya setelah dia menyaksikan Benteng itu.

“Ternyata benar-benar begini …”

Gadis itu bergumam pada dirinya sendiri. Saat yang lain tenggelam dalam keterkejutan, tidak ada yang mendengar kata-kata Marlene. Setelah Marlene menyelesaikan kalimatnya, dia mengamati sekelilingnya sebelum mengeluarkan batuk untuk menyeret semua orang kembali ke kenyataan.

“Baiklah, berapa lama lagi kalian semua akan berdiri di sini? Pak Rhode masih menunggu kita di dalam. ”

Mendengar komentar dari Marlene ini, para tentara bayaran tersentak dari lamunan mereka. Mereka menggelengkan kepala dan menarik diri sebelum memindahkan pandangan hormat mereka ke Marlene – Mage memang adalah Mage yang memang berpengalaman dan berpengetahuan. Bahkan pemandangan yang menakjubkan seperti itu tidak dapat mempengaruhi wanita muda ini!

“Mis-Miss Marlene.”

Pada saat ini, Joey memasang wajah berani dan mendekati Marlene. Dia bertanya dengan lembut.

“Kami-Kami tidak bermimpi, kan? Itu benar-benar Benteng di sana? Dan bukan hal lain … ”

“Itu memang Benteng.”

Marlene sedikit mengangguk dan mengangkat dagunya.

“Bukankah Mr Rhode mengatakan bahwa dia akan memberi kalian semua kejutan? Jadi, apa pendapat Anda tentang hadiah ini? ”

“Ini luar biasa!!”

Akhirnya Joey kembali sadar dan menjerit kegirangan. Dia dengan cepat berbalik dan memberi isyarat kepada semua orang.

“Ayo kita periksa, saudara!”

“Ya!!”

Para tentara bayaran langsung setuju dan mulai melesat ke Benteng dengan tidak sabar. Mengamati punggung mereka, Marlene menunjukkan senyum pahit dan menggelengkan kepalanya tanpa daya. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke mata Lize.

“Ada apa, Lize? Apakah ada masalah?”

“Marlene, kamu benar-benar tenang … Bahkan aku sangat terkejut.”

“Ah, kamu sedang membicarakan ini?”

Marlene tertawa kecil seperti seorang wanita setelah mendengar keluhan Lize.

“Tidak peduli apa, aku seorang Mage yang telah melalui struktur pendidikan di Sekolah Sihir. Lize, Mage adalah makhluk yang bisa mencapai banyak hal luar biasa. Saya pernah melihat Mage yang kuat yang melakukan hal serupa seperti ini sebelumnya. Sejak awal saya benar-benar bingung, tapi sekarang … Saya agak terbiasa dengan itu. ”

Marlene tersenyum kepada Lize.

“Kamu juga harus membawa yang lain untuk melihat-lihat. Saya akan segera menyusul. ”

“Baiklah, Marlene.”

Jelas bahwa Lize tidak sabar menunggu untuk menjelajahi semua Benteng ini. Jadi, setelah percakapan mereka, Lize mengungkapkan jejak antisipasi dan buru-buru bergegas menuju Benteng. Tepat setelah Marlene mengkonfirmasi kepergian Lize, gadis itu kemudian menarik napas dalam-dalam. Dia merentangkan lengannya ke depan dan lengannya yang tersembunyi di bawah lengan mengintip keluar. Pada saat ini, gadis itu mengepalkan tangannya dengan erat. Kuku panjangnya sedikit menusuk telapak tangannya yang indah dan lembut dan darah segar menetes dengan sengaja.

Marlene menarik napas dalam-dalam dan lengannya sedikit bergetar. Setelah beberapa saat, dia berusaha melepaskan jari-jarinya. Gadis itu dengan hati-hati meraih lipatan pakaiannya untuk saputangan untuk menghapus noda darah di telapak tangannya. Setelah berjuang beberapa saat, akhirnya dia menyeka mereka.

“Hu … Meskipun aku sudah mengharapkan ini, aku tidak berharap itu memiliki pemandangan yang luar biasa …”

Marlene tersentak kagum sebelum mempercepat langkahnya menuju Benteng.

Ketika Marlene tiba di pintu besar di Benteng, tentara bayaran sudah berbaris dalam satu baris dan menghadapi Rhode dengan penuh hormat dan penyembahan. Memperhatikan kedatangan Marlene, Rhode mengangguk mengakui.

“Selamat datang di Benteng kami … Nona Marlene.”

Rhode memberi isyarat undangan ke arah Marlene sebelum dia menyipitkan matanya dan mengamati sekeliling.

“Jadi … dia yang terakhir … Eh? Mengapa saya kehilangan satu? ”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<