Summoning the Holy Sword - Chapter 388

Bab 388: Pertempuran di Pegunungan Berkabut (3/3)

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

“Apa ini?”

Lize menatap ke ujung terowongan. Beberapa benda seperti kepompong yang aneh berdiameter setidaknya satu meter tergantung di dinding. Saat cahaya redup dari nyala api menyinari kedua sisi terowongan, kepompong-kepompong itu sepertinya tergantung di ruang bawah tanah, tetapi tidak bisa dilihat dengan jelas karena warnanya hitam pekat.

“Apakah ini yang itu?”

“Ya pak.”

Tentara bayaran itu mengangguk ketika dia bersandar ke dinding dan mengintip ke luar untuk mengamati.

“Aku menemukan benda-benda aneh itu ketika aku melaksanakan instruksimu untuk memeriksa area itu. Meskipun saya mencoba mendekati lebih dekat, saya langsung mundur setelah mendengar desis rendah. Pak, Anda mengingatkan kami untuk tidak terlalu dekat dengan sesuatu yang aneh sehingga saya tidak melanjutkan. ”

“Apa yang terjadi di sisi lain?”

Rhode mengangguk dan berhenti sejenak sebelum bertanya. Tentara bayaran lainnya menjawab dengan tajam segera setelah itu.

“Pelaporan, Pak. Sisi lain telah runtuh dan itu jalan buntu. Sepertinya tidak ada yang lewat sana dan tidak ada yang aneh ditemukan. ”

“Dengan kata lain, orang-orang barbar itu sudah lewat sini?”

Marlene mengerutkan kening saat melihat kepompong. Sebagai seorang Mage, dia belajar tentang berbagai spesies makhluk dan monster dan keanehan dari kepompong ini memicu keraguannya. Dia curiga bahwa kepompong ini mungkin hasil dari monster yang lebih suka bersembunyi di gua yang dalam. Namun, jika orang-orang barbar itu benar-benar telah lewat sini, maka kemungkinannya akan sangat rendah. Lagi pula, di Benua Jiwa Naga, selain pemanggilan dan pemanggilan balik, manusia tidak dapat menjinakkan dan memanipulasi monster-monster ini. Di sisi lain, monster liar ini tidak akan memiliki indera identifikasi musuh atau memiliki kemampuan untuk menilai apakah makanan dapat dimakan atau tidak. Menyangkal dari akal sehat, karena orang-orang Barbar itu bisa keluar hidup-hidup, maka itu seharusnya tidak menjadi masalah bagi mereka untuk masuk juga …

“Ini Laba-laba Pedang.”

Rhode dengan tenang mengungkapkan ‘jawaban yang benar’.

“Pedang Laba-laba?

Semua orang bingung dengan istilah itu. Marlene mengerutkan kening dan mengalihkan perhatiannya ke depan dengan kewaspadaan.

“Bukankah itu makhluk yang hidup di neraka …”

“Itu benar, Pedang Laba-laba adalah makhluk rendahan di tingkat pertama neraka dan merupakan ‘makhluk’, mirip dengan Ghoul Parasit. Karena Pedang Laba-laba ini telah muncul, itu berarti bahwa iblis telah memutuskan untuk memulai ritualnya untuk membuka lorong. Ini akan berarti masalah bagi kita. ”

“Kesulitan?”

Para tentara bayaran yang mendengarkan dengan penuh perhatian ke ‘Discovery Channel Animal Planet Encyclopedia – Rhode’s Edition’ terpana. Dalam pikiran mereka, pemuda yang tangguh dan mahatahu ini nyaris mahakuasa. Sejak mereka bekerja sama dengan Rhode, ini adalah pertama kalinya mereka mendengarnya berbicara tentang kata ‘masalah’. Tak lama setelah itu, tentara bayaran yang memeriksa terowongan ini sebelumnya bertanya dengan ekspresi pucat.

“Tuan, seberapa buruk masalahnya? Mungkinkah makhluk-makhluk ini sulit dihadapi? ”

“Itu tidak sulit atau tidak mudah. Pedang Laba-laba memiliki pola serangan sederhana. Mereka memiliki bulu yang kuat dan pedang biasa tidak bisa memberikan kerusakan pada mereka. Selain itu, delapan cakar mereka setajam pedang yang bisa dengan mudah menebas baju besi baja. Terakhir, mereka dapat mengeluarkan jaring laba-laba dan racun pada musuh mereka sebagai bentuk agresi. Tentu saja, kelemahan mereka juga sangat jelas. Selama Anda mengambil kesempatan untuk menyerang mata dan perut mereka yang lembut, tidak sulit untuk menyingkirkannya. ”

Rhode berhenti sebelum melanjutkan.

“Pedang Laba-laba dan Ghoul Parasit berbeda. Pedang Laba-laba adalah makhluk yang telah dipanggil ke alam eksistensi oleh setan. Karena itu, mereka memiliki hubungan mental yang rumit dengan pemanggil mereka. Jika kita menghancurkan Pedang Laba-laba ini, iblis akan tahu bahwa seseorang ada di wilayahnya dan masalah sebenarnya akan datang. ”

Ekspresi semua orang berubah serius. Jelas apa yang akan terjadi setelah mereka ditemukan, tetapi …

“Apakah ada cara untuk melewati Pedang Laba-laba tanpa terlibat? Seperti barusan, membiarkan Miss Marlene mengubah suara … ”

“The Sword Spiders merasakan sekitarnya melalui getaran, jadi suara tidak ada artinya bagi mereka.”

Rhode menggelengkan kepalanya sedikit sebelum dia mengingat kembali seluruh konstruksi Benteng dengan hati-hati. Lokasi ini berada di lantai dua di bawah tanah dan secara teoritis, lantai ini harus menjadi tempat di mana lorong akan terbuka. Awalnya Rhode berencana untuk secara diam-diam menghancurkan ritual lorong dan kemudian mengalahkan iblis, meninggalkan makhluk lain ke tentara bayaran untuk ditangani. Namun, sekarang tampaknya rencana ini harus diubah. Meskipun dia memprediksi bahwa akan ada musuh yang merepotkan, musuh seperti Pedang Laba-laba membuat Rhode sakit kepala besar lebih dari yang lainnya. Pedang Laba-laba adalah makhluk yang benci Rhode temui bahkan dalam permainan karena sekali makhluk ini terbunuh, mereka pasti akan memanggil lebih banyak makhluk. Itu seperti sistem peringatan bergerak yang tidak bisa dimatikan atau dihapus.

“Jadi, Tuan Rhode, karena makhluk-makhluk ini datang dari neraka, bagaimana kalau kita serahkan mereka pada Nona Celestina? Sebelumnya ketika kita menghadapi Parasit Ghouls … ”

“Tidak.”

Rhode membantah saran Marlene.

“Setan-setan dapat saling merasakan. Meskipun level dan identitas mereka mungkin memiliki perbedaan besar, iblis yang memuja raja iblis lain tidak akan mematuhi iblis tingkat tinggi lainnya. Selain itu, bahkan jika Celestina bisa membuat Pedang Laba-laba ini tenang, auranya pada akhirnya akan terdeteksi oleh mereka dan rencana kita akan gagal. ”

Tapi…

Rhode berhenti dan berbalik ke arah tentara bayarannya.

Mungkin ini kesempatan baik untuk memberi mereka ujian?

Rhode menutup mulutnya dan sebuah ide cemerlang tiba-tiba muncul di benaknya. Dia mengulurkan lengannya dan memberi isyarat mental. Beberapa kartu kemudian muncul di telapak tangannya. Rhode mengunci dua kartu yang disembunyikan di dalam kartu yang dipanggil. Kedua kartu ini sama sekali berbeda dari yang dia miliki. Kartu-kartu itu seluruhnya berwarna merah, dengan pola yang unik dan rumit di sekitar tepinya. Berbeda dengan kartu yang lain, kedua kartu ini tidak memiliki cetakan roh. Sebaliknya, apa yang ditampilkan pada mereka adalah gunung berapi yang mengamuk dan banyak wanita berangkat dari badai api yang berapi-api.

[Menerima Red Lotus Card 3/10, Slave Card, Magic Card – Seven Hells]

[Menerima Red Lotus Card 4/10, Slave Card, Supernatural Card —Sulfuric River]

[Tujuh Neraka (Atribut Budak & Kartu Sihir): Mantra AOE, Tidak Dapat Dipadamkan, Elemen Api, Hukum Lotus Merah – Hukum Rendah

Peringatan: Red Lotus Core – Kartu Ajaib Khusus. Tidak digunakan dengan kartu tambahan. Pemanggil dapat memicu melalui kompensasi dengan EXP.

Durasi: Setiap detik mengkonsumsi EXP satu persen.]

[Sulfuric River (Atribut Budak & Supranatural): AOE, Un-fuseable, Elemen Api, Hukum Lotus Merah – Hukum Tengah

Peringatan: Red Lotus Core – Kartu Supernatural Khusus. Tidak digunakan dengan kartu tambahan. Pemanggil dapat memicu melalui kompensasi dengan EXP.

Durasi: Setiap detik mengkonsumsi EXP satu persen.]

Memang begitu.

Mata Rhode menjadi cerah ketika dia melihat statistik kedua kartu ini. Faktanya, setelah Gillian memanggil Sungai Sulfur, Rhode telah mencurigai ini sejak lama. Meskipun Rhode tidak menggunakan Jiwa Inti, ketika Gillian mengaktifkan kekuatannya, kartunya mirip dengan kartu pemanggilannya. Dan meskipun Rhode pernah mendengar bahwa roh pemanggil tingkat tinggi yang langka di bawah kondisi yang menguntungkan dapat menghasilkan kartu unik yang hanya bisa digunakan oleh pemanggil, dalam permainan, sebagian besar roh pemanggilnya adalah tipe pertempuran, itulah sebabnya dia tidak menerima kartu semacam ini. Sekarang sepertinya persis seperti apa yang dia prediksi. Namun, satu-satunya hal yang membuat Rhode meragukan adalah bahwa tidak ada system prompt sama sekali. Mungkin sistem mengenali kartu-kartu itu sebagai kartu khusus Gillian, dan itulah sebabnya kartu itu tidak muncul.

Namun…

Rhode menarik napas dalam-dalam setelah melihat-lihat persyaratan kedua kartu. Rhode perlu mengonsumsi satu persen EXP-nya setiap detik. Ini mungkin hukumannya karena tidak menggunakan kartu-kartu ini melalui Gillian. Lagipula, ini adalah kartu-kartu inti yang didedikasikan dan dia menggunakannya di luar kewenangannya. Jadi dia harus membayar harga.

Namun, menurutnya, kedua kartu ini adalah pilihan bagus.

Rhode sudah menetapkan rencana di benaknya. Segera, dia menurunkan kepalanya dan meletakkan cincin jarinya di mulutnya.

“Joey, Marfa, Gillian, hentikan apa yang kamu lakukan. Ada perubahan dalam situasi ini. Mulai sekarang, kita akan menyerang Benteng dan kemungkinan besar akan menarik perhatian mereka. Gillian, aku ingin kamu memimpin Anne dan yang lainnya untuk melakukan serangan frontal pada Benteng untuk menarik perhatian mereka setelah musuh-musuh diperingatkan. ”

“Joey, rencanamu tetap tidak berubah. Kendalikan di lantai dua Benteng dan bergabunglah dengan Marfa sesudahnya. ”

“Marfa, begitu Gillian terlibat dalam serangan itu, berkoordinasi untuk menyergap dari bawah. Jika ada yang salah, segera laporkan kepada saya. Jika Anda menemukan sesuatu yang aneh dan asing, jangan bertindak tanpa izin, mengerti? ”

“Iya Bos.”

“Dimengerti, Pemimpin.”

“Sudah, Tuan.”

Setelah menerima pengakuan mereka, Rhode meletakkan lengannya ke bawah dan melirik semua orang.

“Ikuti aku.”

Tidak ada jejak cahaya di ruang bawah tanah. Meskipun Rhode telah memperingatkan semua orang sebelumnya dan mereka telah memperlambat langkah mereka, kepompong yang tampak pucat masih memberi mereka menggigil. Namun, meski begitu, mereka terus maju.

“———!”

Ketika kelompok itu mendekati pintu keluar terowongan, kepompong yang menggantung tidak jauh dari sana tiba-tiba mulai bergetar. Tidak hanya itu, semua orang bisa mendengar suara-suara yang dalam dan aneh dari dalam. Rhode mencengkeram pedangnya sambil menatap penuh perhatian pada kepompong. Yang lain juga mempersiapkan diri saat mereka perlahan-lahan melangkah menuju akhir.

!!

Tepat saat Rhode melangkah ke ruang bawah tanah, kepompong yang tergantung di langit-langit tiba-tiba pecah dan meledak menjadi sinar cahaya sebelum melesat ke arah Rhode.

Rhode tetap tenang dan menyeringai ketika dia mengayunkan pedangnya ke atas, dengan mudah membelokkan cakar yang tajam. Disertai oleh suara gesekan yang menusuk telinga, Rhode miring ke kanan; dan pada saat yang sama, dia memiringkan pedangnya secara diagonal ke atas ke kiri. Dengan gerakan ini, cakar tajam kehilangan lintasan mereka dan terlepas. Pedang di tangan Rhode lalu memukul cakar itu.

Tiba-tiba, sebuah tubuh besar muncul di depan Rhode.

Laba-laba yang ditutupi bulu hitam kehilangan keseimbangan. Itu membuka mulutnya lebar-lebar dan menatap Rhode dengan tiga pasang mata, melepaskan pekikan yang dingin. Namun, Rhode tidak bereaksi terhadap monster yang tampak mengerikan itu. Sebagai gantinya, ia menjentikkan cakar laba-laba dan menebas pedangnya pada perut lembut Pedang Laba-laba.

Aura pedang secemerlang komet bersinar sekali lagi. The Sword Spider mengerang saat menabrak dinding. Darah busuk, coklat keabu-abuan memuntahkan dari lukanya.

“Jangan menyentuh bulu mereka, ada racun pada mereka.”

Rhode mengingatkan sisanya ketika dia memukul laba-laba. Kepompong di sekitarnya mulai bergetar dan tak lama kemudian, banyak Pedang Laba-laba mulai melesat maju satu per satu.

Lize menjadi pucat saat melihat laba-laba yang mendekat. Namun, dia dengan cepat memberi isyarat dengan tangannya dan penghalang emas muncul di atas semua orang dengan cepat. Para tentara bayaran juga mengangkat senjata mereka dan mulai mengelilingi Pedang Laba-laba.

Meskipun tentara bayaran hanya sekitar tiga hingga empat tingkat jauhnya dari Rhode, dalam hal ilmu pedang, mereka sebenarnya sekitar 30 hingga 40 tingkat terpisah. Mereka tidak bisa menghadapi Pedang Laba-laba sendiri dalam satu lawan satu. Namun, mereka tidak akan memiliki masalah jika mereka bertarung dalam duo atau trio. Sementara itu, Marlene dengan cepat memanggil dinding es yang kuat untuk mengurangi jangkauan serangan laba-laba.

Pedang Laba-laba ini memang sulit ditangani.

Sebagai makhluk tingkat rendah dari lantai pertama di neraka, Pedang Laba-laba ini brutal di alam dan memiliki kekuatan fisik yang kuat. Tidak ada yang bisa melawan cakar seperti pisau mereka. Jika tingkat Pedang Laba-laba dihitung dalam istilah manusia, mereka mungkin akan berkisar sekitar pertengahan tahap Elite, yang jauh lebih sulit untuk ditangani daripada manusia.

“Heyah!”

Seorang tentara bayaran mengangkat pedangnya di udara dan bertahan melawan serangan Pedang Spider yang sangat kuat. Tentara bayaran berjuang untuk tetap tegak dan hampir berlutut ke tanah. Kemudian, Pedang Laba-laba tiba-tiba mengeluarkan desis aneh sebelum menyapu cakar kanannya menuju perut tentara bayaran. Saat cakar itu akan merobek perutnya, tiba-tiba, penghalang emas sekali lagi muncul.

Dentang!! Cakar Pedang Spider menabrak penghalang emas. Kekuatannya yang kuat memaksa penghalang emas berkedip-kedip dan cahayanya yang cerah sejenak tumpul.

“Busya!”

Ditemani oleh mantera, sebuah kerucut es melesat dari belakang dan menusuk ke Pedang Laba-laba yang tertangkap basah. Pedang Spider yang terluka parah berguncang dengan keras sebelum menarik cakarnya yang tajam dan berusaha melarikan diri. Namun, sebelum bisa melakukannya, seorang tentara bayaran langsung menebas pedangnya ke bawah dan mengakhiri hidupnya.

“Cha!”

Ujung pedang yang tajam menusuk ke otak Pedang Laba-laba dan dalam sekejap mata, makhluk neraka yang menakutkan berubah menjadi mayat.

“Hu …”

Tentara bayaran itu menghela napas panjang lega, tetapi pada saat itu, Pedang Laba-laba lain diam-diam muncul di sisinya dengan mulut terbuka lebar. Itu akan mengeluarkan seteguk jaring ke tentara bayaran.

“Sh * t!”

Tentara bayaran tidak bisa menghindar tepat waktu dan terperangkap dalam jaring. Dia berjuang untuk membebaskan diri tetapi tidak berhasil. The Sword Spider akhirnya merangkak ke kepalanya dan menyiapkan giginya yang tajam.

Sosok hantu tiba-tiba muncul antara tentara bayaran dan Pedang Laba-laba.

Lampu merah terang bersinar dalam kegelapan dan menebas Pedang Spider. Pedang Laba-laba yang telah melewatkan makannya segera mengerang dan bergegas ke tanah.

“Marlene!”

Rhode cepat-cepat berteriak untuk Marlene. Tanpa ragu, dia meneriakkan dan membuat beberapa simbol yang rumit. Segera, batu berbentuk kerucut yang tajam muncul dari langit-langit dan jatuh ke bawah, menembus karapas Pedang Spider.

Hanya dalam beberapa saat, Pedang Laba-laba yang bertugas menjaga terowongan telah benar-benar musnah. Namun, Rhode tidak mengecewakan penjaganya karena dia mendengar langkah kaki dan teriakan dari orang-orang Barbar. Seperti yang dia prediksi, Barbarian mendeteksi pertunangan mereka!

Rhode mengepalkan giginya dan dengan cepat memerintahkan timnya.

“Lize, tutup pintu masuk dan beri kami waktu.”

“Gillian, mulai serangan itu.”

“Ya tuan.”

Wanita bertelinga rubah yang sedang bermalas-malasan di atas batu segera muncul. Dia membuka matanya dan tersenyum mengancam ke arah Benteng. Tak lama setelah itu, bola api yang tak terhitung jumlahnya muncul di sisinya.

“Baiklah, semuanya! Perintah tuan! Sudah waktunya bagi kita untuk bersinar! Ayo bergerak!”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<