Summoning the Holy Sword - Chapter 387

Bab 387: Pertempuran di Pegunungan Berkabut (2/3)

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Pisau tajam tanpa ampun menembus bulu tebal Blood Bat. Dagingnya berserakan di udara saat ia mengepakkan sayapnya dengan panik, mencari jalan untuk melarikan diri. Namun, nyala api muncul di ujung pedang, langsung mengubahnya menjadi abu.

“Apakah itu yang terakhir?”

Semua orang saling bertukar pandang sebelum mengangguk ke bisikan Rhode. Meskipun ada sejumlah besar Kelelawar Darah di sekitar, tidak ada yang berhenti bergerak. Semua orang maju sampai ke kedalaman gua. Kelelawar, menyadari bahwa mangsanya terlalu sulit, memilih untuk pergi.

Setelah menarik napas, mereka menyadari bahwa gua di depan mereka tidak sama dengan sebelumnya. Sebaliknya, itu adalah terowongan buatan manusia yang sangat berdebu seolah-olah tidak ada yang menyentuhnya selama beberapa dekade. Meskipun lapisan tebal jaring laba-laba menutupi sebagian besar terowongan, semua orang masih dapat dengan jelas mengidentifikasi platform yang rapi, obelisk berbentuk bulat dan patung-patung yang hancur di bawah cahaya.

Rhode memindai terowongan dengan saksama dan melihat beberapa jaring laba-laba yang rusak. Ekspresinya tumpul. Dia memberi isyarat kepada Marlene tanpa menoleh dan dia segera memadamkan cahaya yang ada di sisinya. Semua orang segera berserakan dan bersembunyi di bayang-bayang.

Semua orang tetap tak bergerak dalam posisi mereka saat kegelapan dan keheningan menyelimuti kembali daerah itu. Tak lama setelah itu, langkah kaki terdengar dari kejauhan. Beberapa tokoh memegang obor muncul. Saat kobaran api menyinari daerah itu, beberapa orang Barbarian muncul di ujung terowongan. Mereka mengangkat obor mereka tinggi-tinggi, memindai sekeliling mereka.

“Apa yang terjadi? Apakah kamu menemukan sesuatu?”

“Tidak ada. Tidak ada yang abnormal di sini. Kenapa kelelawar itu menangis begitu tiba-tiba? ”

“Mungkinkah ada tikus?”

“Berhenti bercanda.”

Orang-orang Barbar ini tampaknya juga takut pada para Kelelawar Darah itu. Di bawah nyala api yang terang, Rhode mengamati fitur-fitur mereka dengan cermat. Setelah menemukan jaring laba-laba yang rusak, Rhode menyadari bahwa seseorang mungkin telah melewati area ini sebelumnya. Tampaknya dia benar. Orang-orang Barbar itu entah bagaimana berhasil menemukan lorong rahasia ini. Namun, untungnya, tampaknya orang-orang ini tidak terlalu memperhatikan tempat ini dan mereka tidak mengatur keamanan yang lebih ketat. Jika tidak, itu akan sangat merepotkan.

Rhode menjulurkan kepalanya dan memandang ke arah orang-orang Barbar. Ada total lima barbar berbaris dalam dua kolom. Barbarian terkemuka memegang obornya tinggi sementara empat Barbarian yang tersisa mengikutinya dari belakang.

“Kemana perginya Blood Bats yang menjengkelkan itu? Terakhir kali ketika aku melambaikan obor, bajingan itu datang ke arahku. Kenapa tidak ada satu pun hari ini? ”

“Mungkinkah kelelawar itu terbang? Haha, jika itu masalahnya, maka itu berita baik bagi kita … Haruskah kita memeriksa situasinya? ”

Perlahan Rhode menyelipkan tangannya ke gagang pedangnya sementara yang lain tetap dekat di belakangnya. Mereka memegang senjata, menunggu saat untuk menyerang. Ketika Barbarian akan melangkah satu kaki lagi ke lokasi penyergapan, dia berbicara.

“Lupakan.”

Pada saat itu, si Barbar di belakangnya memegang pundaknya.

“Mungkin para bajingan itu pergi mencari makanan mereka. Lebih baik kita tidak meninggalkan terowongan ini. Apakah kalian lupa bagaimana si idiot itu mati? Bagaimana jika kelelawar itu kembali setelah kita setengah jalan? Saya tidak ingin menjadi mayat kering! ”

Barbarian memimpin jalan dipertimbangkan sejenak sebelum menarik kakinya.

Mengutuk!

Rhode mengertakkan gigi. Tampaknya sekelompok orang ini tidak berniat untuk pergi. Jadi … Rhode menghela nafas sebelum menundukkan kepalanya dan memberi perintah pada cincinnya.

“Marlene, Lize, serang!”

“Nessay!”

Mantra terdengar dari sudut dan bersamaan dengan itu, Lize berguling dengan cepat di tanah dan muncul di depan orang-orang Barbar.

Kemunculan tiba-tiba wanita itu mengejutkan orang-orang Barbar. Mereka melebarkan mata dan menganga, mengungkapkan ekspresi terkejut. Sementara itu, mereka melambaikan tangan dan sepertinya berteriak tidak jelas. Namun, seluruh terowongan dalam keheningan yang benar-benar aneh. Tidak ada satu suara pun yang meninggalkan mulut terbuka Barbarian, membuat mereka tampak seperti mereka melakukan pertunjukan pantomim.

Lize mengulurkan tangan kanannya tinggi dan mengayunkannya ke bawah. Bersamaan dengan tindakan ini, penghalang emas muncul di belakang Barbarians, menghalangi rute pelarian mereka.

Orang-orang Barbar merasa ada yang tidak beres. Dua dari mereka segera berbalik dan memalu penghalang emas. Namun serangan mereka tidak membuahkan hasil. Tiga yang tersisa mulai bergegas menuju Lize.

Lize mundur dua langkah dengan tenang dan penghalang emas lainnya segera membungkus tubuhnya. Ketika Barbarian tiba dengan pisau mereka, mereka tidak dapat menghancurkan penghalang.

Rhode muncul di belakang tiga orang Barbar seperti hantu. Lalu, bersamaan dengan kilatan merah, dua orang Barbar jatuh ke tanah. Barbarian yang tersisa didorong ke tanah oleh teman-temannya sebelum lehernya diiris rapi oleh pisau Rhode. Setelah menyaksikan kematian rekan mereka, dua Barbarian yang tersisa menjadi ketakutan. Tetapi sebelum mereka dapat menemukan apa pun, mereka merasakan angin dingin lewat dan saat berikutnya mereka mengetahuinya, banyak pecahan es menusuk ke dahi dan dada mereka. Setelah beberapa saat, kedua Barbarian akhirnya memasuki istirahat abadi mereka.

Rhode melanjutkan untuk memindai kedalaman terowongan dan setelah memastikan tidak ada kejadian aneh lagi, dia menghela napas lega. Lalu dia memberi isyarat kepada Marlene dengan tangan kanannya.

Melihat gerakannya, Marlene berdiri dan meneriakkan dengan lembut. Simbol magis hancur di tengah telapak tangan wanita muda itu dan terowongan yang sunyi sekali lagi disuntikkan dengan tanda-tanda kehidupan baru. Lize menghela nafas lega dan mengulurkan lengan kanannya untuk menonaktifkan penghalang emas.

“Sudah selesai dilakukan dengan baik.”

Rhode menghunuskan pedangnya dan mengangguk pada mereka berdua, tampak senang. Lize menjawab dengan senyum sementara Marlene memerah dan menundukkan kepalanya, merasa malu.

Pada saat ini, tentara bayaran lainnya telah berkumpul. Salah satu tentara bayaran setengah baya mencabut pisau lempar dari dahi Barbarian, menyeka darah dan mengeluarkannya ke sarung kulit. Lalu, dia bertanya dengan sedikit cemberut.

“Tuan, selanjutnya apa? Sepertinya terowongan ini tidak aman. ”

“Terus maju.”

Dia melirik kedua mayat itu dan mengernyitkan alisnya. Tampaknya Benteng ini dalam kondisi yang lebih buruk daripada yang dia bayangkan. Dalam permainan, lorong rahasia ini sangat tersembunyi sehingga bahkan Rhode hanya tahu rahasia ini setelah menyuap beberapa pemain tingkat tinggi guild. Namun, sepertinya ada perbedaan antara era ini dan dalam game. Orang-orang Barbar berani untuk berpatroli di sekitar daerah ini membuktikan bahwa daerah ini tidak tersembunyi seperti sebelumnya.

Rhode mengerutkan kening dan mengalihkan pandangannya ke tentara bayaran sebelum memilih dua dari mereka.

“Marlene, berikan mantra penyembunyian pada mereka dan minta mereka untuk memeriksa persimpangan di depan. Ingat, jangan maju terburu-buru. Segera mundur jika ada yang tidak normal, paham? ”

“Ya pak.”

Kedua tentara bayaran segera mengangguk dan menunggu mantra Marlene. Namun, yang mengejutkan Rhode adalah bahwa Marlene tampaknya tidak memperhatikan bahwa dua tentara bayaran berdiri di depannya ketika dia menundukkan kepalanya dan melirik ke arah mayat Barbarian yang tertusuk oleh pecahan es.

“Marlene?”

“Ah?”

Marlene mengangkat kepalanya dengan panik.

“Apa yang salah? Mr. Rhode? ”

“Mantra penyembunyian pada mereka. Saya membutuhkan mereka untuk memeriksa situasi di depan. ”

Rhode berniat untuk melanjutkan, setelah menyadari perilaku aneh Marlene, dia tidak yakin. Namun, Marlene dulu anggota Rhode yang paling bisa dipercaya dan dapat diandalkan, sekarang dia menjadi orang yang paling dikhawatirkannya. Sejujurnya, jika Rhode tidak membutuhkan bantuan seorang Mage, dia bahkan tidak akan mempertimbangkan membawa Marlene dan meninggalkan Anne di depan Gillian. Rhode tahu dengan jelas bahwa baik Anne maupun Gillian tidak mudah ditangani. Anne selalu patuh dengan Marlene karena Marlene akan menjadi sangat ketat ketika dia marah. Namun, agar Anne mau menuruti kata-kata Gillian …? Burung-burung dari satu kawanan bulu akan menjadi bagaimana dia menggambarkan duo itu. Inilah sebabnya mengapa Rhode khawatir tentang Gillian untuk menggantikan Marlene pada serangan frontal dari Benteng. Biasanya, dia tidak akan khawatir tentang Gillian,

Pada saat itu, Marlene yang telah kembali dari lamunannya segera melemparkan mantra penyembunyian. Kemudian, dua tentara bayaran dengan cepat menghilang ke dalam terowongan tanpa mengeluarkan suara.

Ketika mereka berdua pergi, Rhode mengangguk puas. Sejujurnya, beberapa hal perlu diselidiki agar diketahui. Jika Starlight tidak merekrut anggota, Rhode tidak akan tahu bahwa di dalam tentara bayaran biasa, akan ada begitu banyak dari mereka di tahap Elite. Dalam 300-lebih anggota yang direkrut Starlight, hampir dua pertiganya adalah tentara bayaran biasa dan bahkan seratus dari mereka tidak bisa lulus tes tentara bayaran.

Ini menunjukkan seberapa besar pengaruh guild terhadap suatu daerah. Mempertimbangkan murni jumlah tentara bayaran di tahap Elite, Paphield tidak kekurangan mereka dibandingkan dengan daerah lain. Namun, ketika kelompok tentara bayaran dan guild di sini gagal memenuhi harapan, mereka tidak bisa menegakkan posisi dan reputasi yang stabil. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka lebih memilih untuk solo atau hanya membentuk pesta kecil untuk hidup tanpa beban dan tidak pernah ingin menghabiskan hidup mereka dengan kelompok tentara bayaran yang mengecewakan.

Ketika Rhode’s Starlight Guild mulai populer, tentara bayaran ini melihat harapan dan menemukan panggilan mereka. Jika tidak, akan sulit untuk mengatakan apakah Rhode masih bisa merekrut begitu banyak tentara bayaran di tahap Elite.

Rhode menarik pikirannya dan mengamati sekeliling sebelum mengangguk kepada mereka bertiga yang tersisa.

“Pergi memeriksa lingkungan sekitar untuk setiap kejadian. Lize, aku akan meninggalkan di sini untukmu. ”

“Ah! Baik!”

Lize menjawab dengan bingung. Sementara itu, kedua tentara bayaran saling bertukar pandang dengan satu sama lain sambil mengungkapkan senyum ‘Semuanya jelas tanpa perlu sepatah kata pun’. Tentara bayaran ini berpengalaman, elit berpengalaman dan canggih. Selain itu, mereka menghabiskan beberapa waktu di guild dan tahu tentang Rhode dan hubungannya dengan beberapa wanita yang selalu di sampingnya. Setelah mendengar perintah Rhode, mereka secara sadar tidak ingin menjadi ‘bola lampu’ karena mereka pura-pura cepat tiba di ujung lain untuk memeriksa situasi di luar.

Setelah semua orang pergi, Rhode mendekati Marlene. Dia tahu bahwa perilakunya aneh dan dia menundukkan kepalanya dengan tidak pasti.

“Kamu bertingkah aneh akhir-akhir ini, Marlene.”

Rhode mengamati ekspresi Marlene dan bertanya. Serangkaian perilaku aneh oleh Marlene telah dilihat oleh Rhode dan dia menebak bahwa dia menyembunyikan sesuatu tetapi tidak bisa menemukan keberanian untuk menghadapinya. Ini tidak normal untuk wanita muda yang biasanya sombong. Untuk apa Marlene tidak berani menghadapinya? Apakah dia melakukan sesuatu yang salah?

Rhode tidak punya ide. Itu sudah pasti.

“Ini … aku minta maaf, Mr. Rhode. Saya hanya terganggu. ”

Marlene tersipu setelah mendengar pertanyaan Rhode. Sejujurnya, tidak hanya Rhode, bahkan Marlene merasa dia bertingkah aneh dan aneh. Seperti sebelumnya, setelah menyaksikan Barbarian sekarat ke pecahan es, Marlene tiba-tiba memiliki perasaan aneh karena alasan yang tidak diketahui.

Pak Rhode tidak akan melihat saya sebagai wanita yang kejam, kan? Apakah dia akan membenciku karena itu?

Jika itu adalah Marlene masa lalu, dia pasti tidak akan memiliki pikiran seperti itu. Belum lagi, status Barbar bahkan lebih rendah dari penduduk sipil. Sebelumnya di High Cliff Village, ketika menghadapi penduduk desa yang kasar, Marlene menyeka mereka semua tanpa berpikir dua kali. Namun, sekarang, setelah menghadapi mayat Barbarian, wanita itu tidak bisa tidak mengkhawatirkan bayangannya di benak Rhode.

Marlene sangat bingung karena dia tidak mengerti mengapa dia memiliki pemikiran seperti itu. Dia sadar bahwa pikiran seperti itu tidak berguna dan lemah. Karena itu, ketika Rhode mempertanyakan, dia tidak bisa segera memberikan jawaban yang tepat padanya.

“Aku tahu, tapi akhir-akhir ini kau bertingkah aneh.”

Rhode menggelengkan kepalanya dan memindai sekeliling. Ini bukan tempat yang cocok untuk berbicara dari hati ke hati tetapi waktunya nyaman.

“Jika Anda memiliki sesuatu yang mengganggu Anda, Anda dapat memberi tahu saya. Tentu saja, jika saya bukan orang terbaik untuk membicarakan masalah itu, Anda juga dapat mencari Lize dan yang lainnya. Tapi saya harap apa pun yang terjadi, Anda tidak akan menyimpan masalah Anda sendiri. Selama kami berada di sisi Anda, kami bersedia membantu Anda. Juga, kami akan segera terlibat dalam pertempuran yang sangat agresif. Tidak peduli apa yang Anda pikirkan, saya harap Anda bisa menekannya dan memikirkannya setelah pertempuran, mengerti? ”

“…”

Mata Marlene dipenuhi dengan tanda-tanda sukacita dan rasa malu. Wanita itu meletakkan telapak tangannya di dadanya dan menutup matanya saat dia menarik napas panjang. Kemudian, dia membuka matanya dan mengangkat kepalanya. Menatap kembali di Rhode dalam resolusi.

“Oke, Tuan Rhode. Saya mengerti. Yakinlah bahwa saya tidak akan membiarkan ini terjadi lagi. ”

“Baik.”

Rhode mengangguk lega melihat ekspresi tekad Marlene. Meskipun dia tidak bisa membaca pikiran Marlene, setidaknya untuk saat itu, Marlene yang biasa berdiri di depannya, sudah cukup.

Ketika Rhode berbalik, udara di depannya bergetar dan tentara bayaran yang terengah-engah tiba-tiba muncul di wajahnya.

“P-Pemimpin, aku pikir kamu sebaiknya memeriksanya sendiri. Ada sesuatu yang sangat aneh. ”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<