Summoning the Holy Sword - Chapter 364

Bab 364: Permata Infernal

Penerjemah: AtlasStudios Editor: AtlasStudios

Setelah momen Lize dengan Lydia, beberapa tentara bayaran masih belum siap untuk keinginan mereka, jadi mereka mundur untuk saat ini.

Sebaliknya, Marlene menyerah pada kesempatan ini karena statusnya mewakili Keluarga Senia. Tidak banyak yang bisa dia harapkan sehingga Lydia menyimpan keinginan Marlene untuk masa depan kapan pun dia membutuhkannya.

Randolf berharap agar Lydia membangun jalan untuk desa kelahirannya yang terpencil yang terletak di dalam Pegunungan Molok yang terhubung ke dunia luar.

Joey ingin merenovasi rumah yatim piatu di Kota Baques tempat dia berasal sebelumnya, sehingga tidak seperti dia, anak-anak yatim di masa depan bisa tinggal di kamar yang nyaman.

Lydia dengan mudah mengabulkan semua keinginan ini karena itu tidak berdampak pada pengaruh para bangsawan.

Berikutnya adalah Lapis; permintaannya bahkan mengejutkan Rhode. Gadis pemalu yang selalu bersembunyi di bayang-bayang orang lain menunjukkan ketegasan langka yang dia ungkapkan beberapa waktu lalu. Dia dengan berani mengakui kepada Lydia bahwa dia tidak berpartisipasi dalam perkelahian, jadi dia tidak mungkin menerima hadiah yang tidak seharusnya dia dapatkan. Dari tindakan berani ini, Lapis memang menunjukkan keberanian Keluarga Kerajaan Behermes. Meskipun dia mungkin telah bertindak seperti tikus jinak untuk sebagian besar waktu, ketika sampai pada keputusan besar seperti ini, ketegasannya memang pemandangan yang cukup mengesankan untuk dilihat.

Tapi sebagai Raja yang baik hati, Lydia tidak akan membatalkan janjinya. Jadi, seperti halnya dengan Marlene sebelumnya, dia mencadangkan keinginan Lapis untuk masa depan.

Terakhir, giliran Gilian.

Wanita yang menyihir itu pergi ke Lydia, ekornya berayun dari kiri ke kanan dengan anggun. Ketika Rhode dan yang lainnya melihat ini, hati mereka naik ke tenggorokan. Setelah menghabiskan banyak waktu bersamanya, mereka memahami karakternya. Semua orang khawatir bahwa Gillian akan meminta sesuatu yang keterlaluan – seperti Lydia bergabung dengan harem Rhode atau sesuatu seperti itu. Jika itu Gillian, hal seperti itu tidak akan mengejutkan.

“Halo, Miss Gillian.”

Melengkung bibirnya ke wanita bertelinga rubah, Lydia mengungkapkan sedikit rasa ingin tahu. Sementara kekuatan sejati Gillian telah dibatasi ke level Rhode saat ini, bagaimanapun, dia masih seorang Elemental Lord. Kekuatannya mungkin disegel, tetapi udaranya yang bermartabat tidak bisa disembunyikan dengan mudah.

“Kamu telah memberi kami tontonan yang tak terlupakan di Sacred Arena. Apa yang ingin Anda miliki, Miss Gillian? ”

Telinga Gillian yang runcing meninggi, dan ekornya yang lebat bergetar dari satu sisi ke sisi lain.

“Bisakah aku benar-benar meminta sesuatu?”

Semua orang segera menjadi mata terbelalak. Dari apa yang dia katakan, siapa pun bisa tahu bahwa kalimat berikutnya akan menjadi sesuatu yang gila.

“Bapak. Rhode … ”

Marlene dan Lize memanggil Rhode dengan gugup. Mereka tahu bahwa Gillian sudah tidak baik lagi dan akan meminta sesuatu yang konyol dari Lydia.

Sementara itu, para bangsawan juga berada di tepi kursi mereka. Meskipun mereka tidak tahu siapa Gillian ini, menilai dari ekspresi wajahnya, mereka tahu bahwa dia akan menanyakan sesuatu yang besar.

Alun-alun Utama langsung diam.

Berlawanan dengan perilaku gelisah banyak orang, Lydia mempertahankan ketenangannya. Seperti yang diharapkan dari Malaikat Agung yang bermartabat, bahkan ketika dia menghadapi Gillian yang tampaknya menyembunyikan niat jahat, ekspresinya tidak bergerak sedikit pun. Alih-alih, dia menunjukkan senyum cemerlang dan menunggu Gillian berbicara.

Setelah beberapa saat, senyum nakal Gillian muncul dan berkata, “Karena memang begitu—”

“Aku hanya punya satu permintaan kecil-kecilan … bisakah aku memiliki ‘Permata Infernal’?”

“Pff— !!”

Darah Rhode nyaris muntah. Marlene dan yang lainnya tidak terlihat lebih baik ketika mereka menatap Gillian dengan kaget.

Permata Infernal bukan rubi biasa; itu adalah lambang kesempurnaan dalam kemurnian dan penampilan. Legenda mengatakan bahwa permata ini berasal dari Api Elemental Plane of Existence dan merupakan hasil dari pembentukan api yang paling murni. Itu juga salah satu permata favorit Lidia! Memikirkan bahwa Gillian akan berani menatap permata itu!

Ya Tuhan, sepotong batu ini bernilai setidaknya enam puluh juta koin emas dan wanita ini benar-benar ingin memilikinya? Apa yang dia pikirkan?

Saat Gillian menyatakan permintaannya, seruan tangis datang dari kerumunan. Namun, tidak ada yang berani berbicara karena Permata Infernal akhirnya menjadi milik Lydia. Sementara itu, para ningrat dari Partai Reformasi senang dengan kehilangan Lydia karena mereka tahu bahwa dia menyukai permata itu, dan sekarang dia dipaksa untuk berpisah dengannya.

“Tentu tidak masalah.”

Namun, respons Lydia datang lebih cepat dari yang diharapkan. Dia mempertahankan senyumnya dan dengan santai menyerahkan permata berkilauan kepada Gillian seolah itu bukan sesuatu yang bernilai jutaan.

“Huhu, terima kasih banyak Lydi — Yang Mulia.”

“Sama-sama, Miss Gillian. Lagipula aku berjanji. ”

Setelah bertukar kata singkat, Gillian akhirnya mundur. Tidak sampai ketika dia mencapai yang lain mereka akhirnya bisa menghela nafas lega.

“Gillian, untuk apa kau membutuhkan Permata Infernal?”

Rhode mengerutkan alisnya ketika dia berbisik pada Gillian. Dia tidak yakin untuk apa dia membutuhkannya.

Sebagai tanggapan, Gillian hanya tertawa kecil dan mengibaskan jari telunjuknya.

“Ah Tuan, tolong pikirkan kata-katamu ~ Bukannya aku perlu meminta dengan sopan untuk itu, tapi aku hanya ingin mengambil apa yang semula milikku. Permata Infernal milik saya, dan saya sudah sangat sabar untuk tidak menuntutnya dari anak itu. Itu adalah salah satu permata favorit saya, dan … ”

Gillian menyipitkan matanya dan menyunggingkan senyum penuh arti.

“… itu sangat penting untukku saat ini.”

Setelah Gillian, sisa upacara itu seperti biasa. Viktor memimpin Cole Falcon Guild-nya untuk meraih kejuaraan untuk pertandingan-pertandingan tim Guild. Sebagai bagian dari Pesta Raja, Viktor dan anak buahnya secara alami tidak akan meminta sesuatu yang abnormal dari Lydia. Segera, upacara itu berakhir yang menandakan dimulainya karnaval dan pesta.

Ketika semua orang menuju ruang perjamuan untuk makan, Rhode membawa Christie ke Lydia.

“Bukankah ini Miss Christie kecil?”

Lydia menurunkan dirinya setinggi Christie dan mengungkapkan senyum lembut namun menyilaukan pada gadis yang bersembunyi di balik Rhode.

“Anak kecil yang imut. Sekarang saya bisa mengerti mengapa Pak Rhode memilih untuk menggunakan keinginannya pada Anda. Sayang sekali bagi anak yang menggemaskan sepertimu untuk tidak bisa berlari dan bermain seperti yang lain. Tidak ada keraguan bahwa menjadi seorang wanita cantik yang tidak sempurna benar-benar memilukan, dan itu benar-benar layak untuk keinginan saya – terutama mereka yang memiliki jiwa murni … hmm? ”

Alis Lydia sedikit berkedut; sedikit keraguan muncul di wajahnya. Kemudian, dia berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah Christie.

“Ikut aku gadis kecil yang lucu. Adapun Anda, Mr. Rhode, harap tunggu sebentar di sini dengan subjek saya. ”

Reaksi Christie dengan jelas mengungkapkan niatnya terhadap undangan Lydia. Dia memegang lengan baju Rhode dengan erat dan menatapnya dengan ragu. Namun, Rhode hanya menepuk kepalanya dan tersenyum padanya.

“Jangan khawatir, Christie. Yang Mulia Lydia adalah orang yang baik. Dia akan menyembuhkan Anda dari penyakit Anda dan Anda tidak akan sakit lagi. ”

“…”

Christie terdiam sesaat sebelum mengangguk dengan ragu. Dia mengulurkan tangannya perlahan dan meletakkan tangan mungilnya di telapak tangan Lydia. Kemudian, keduanya memasuki ruangan terdekat.

Pintu-pintu besar menutup di belakang mereka.

Christie melangkah ke ruangan luas yang dipenuhi aura suci. Dia mengangkat kepalanya dan menatap wanita di sebelahnya, bertanya-tanya apa yang akan terjadi.

“Jangan khawatir Christie kecil yang lucu. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Sekarang, berdiri di depan saya dan tutup mata Anda. ”

“… Baik.”

Hati Christie masih memiliki beberapa ketidakpastian, tetapi dia masih patuh mengikuti instruksi Lydia. Lydia mengulurkan tangannya dan membelai rambut Christie yang lembut dan gelap sebelum menanam ciuman ringan di dahinya.

“Rilekskan otot Anda. Saya akan memikirkan cara untuk mengeluarkan energi gelap di dalam tubuh Anda sehingga tidak akan mengganggu Anda lagi. Mungkin sakit, tapi saya harap Anda bisa tahan dengan itu. ”

“… Ok … aku akan bertahan … itu …”

“Anak yang baik.”

Lydia tersenyum dan berdiri. Tiba-tiba, ekspresinya menjadi tajam saat dia mengulurkan kedua tangan ke depan.

Enam sayap cahaya secara bertahap muncul dari punggung Lydia yang membungkus dan memeluk Christie, melepaskan cahaya suci yang lembut.

Aliran cahaya yang tak terhitung jumlahnya melayang di sekitar Christie seperti sungai sungai yang lembut, membersihkan pikiran dan tubuh gadis kecil itu. Pada saat yang sama, tubuh Christie juga mulai bersinar dengan cahaya yang sama.

“Jiwa Suci, dengarkan perintahku. Bersihkan tubuh anak ini dan kurangi rasa sakitnya … ”

Lydia meneriakkan dengan lembut, menyebabkan aura suci bersinar lebih terang. Sementara itu, tubuh Christie mulai bergetar, tetapi Christie menggigit bibirnya dan menahan rasa sakit.

Kekuatan ilahi tumbuh lebih kuat; Namun, Lydia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.

Reaksinya terlalu agresif.

Fluktuasi magis menjadi semakin sengit seolah memperingatkannya … dan pada saat itu, Lydia tiba-tiba menyaksikan sinar ungu besar yang menembus cahaya.

“———!”

Sinar itu menyebarkan aura suci, dan Lydia segera mundur ke belakang. Sayapnya dengan cepat membentuk kepompong di sekeliling dirinya untuk menahan energi yang tiba-tiba meletus.

“Sriysate!” (TL: Bahasa Angel: Stabilkan)

Ketika Lydia berteriak, fluktuasi magis yang mengamuk langsung berkurang menjadi angin sepoi-sepoi dan akhirnya kehilangan kekuatannya. Setelah menjaga sayapnya, Lydia membelalakkan matanya karena terkejut ketika dia melihat sekelilingnya.

Pada saat itu, ruang meditasi yang semula murni berantakan. Yang tersisa adalah Christie mengambang di udara, tidak sadarkan diri. Di samping Christie ada jubah yang terbentuk dari bayangan lebat yang diam-diam berputar-putar di sekitar gadis itu sebelum menghilang.

“Ini adalah…”

Lydia mengerutkan kening ketika dia mencoba untuk mencerna situasi.

Kemudian, sebuah petir berwarna ungu melengkung dan tersebar sebelum akhirnya berubah menjadi statis.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<