Summoning the Holy Sword - Chapter 1373

Bab 1373: Inti Kekacauan

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Mata angin topan selalu menjadi tempat yang paling tenang. Dan deskripsi ini sama-sama tepat jika digunakan untuk menggambarkan Chaos.

Sesaat setelah Rhode dengan susah payah melepaskan diri dari pengekangan Chaos dan tiba di intinya, segala sesuatu di sekitarnya berubah tiba-tiba. Makhluk Chaos yang berisik dan memekakkan telinga tadi menjadi diam. Mereka yang berkerumun ke arah mereka, memamerkan gigi dan cakar, juga terhenti.

Sepintas, makhluk-makhluk Chaos yang padat dapat terlihat menyatu satu sama lain saat tubuh mereka kehilangan semua batas. Sejauh mata memandang, ada banyak mata merah yang terbuka lebar dan mulut terbuka yang dipenuhi dengan gigi yang tak terhitung jumlahnya, menyatu dan membentuk bola berongga. Dan di tengah bola ini ada sepotong daging besar, merah, aneh yang menggeliat tak henti-hentinya seperti hati.

“Wow, benda ini sangat cocok dengan sifat bos terakhir, Pemimpin.”

Melihat adegan ini, Mini Bubble Gum tidak bisa menahan diri untuk tidak bersiul kegirangan.

“Potongan daging dan cacing adalah pilihan terbaik untuk bos terakhir dari RPG berbasis peradaban. Ayo pergi dan bunuh!”

“Apakah kamu yakin bisa membunuhnya, Bubble?”

Setelah mendengar ocehan Bubble, Canary menghela nafas tak berdaya, sementara Icy Snow yang berdiri di sampingnya melirik dengan tenang. Memang, seperti yang dikatakan Bubble, jika skenario permainan atau film muncul berikutnya, Rhode hanya perlu memimpin orang-orang ini untuk menghancurkan Chaos Core untuk menyelamatkan dunia. Tapi… Premisnya adalah bahwa tidak ada banyak perbedaan antara kedua belah pihak seperti yang terlihat.

Betul sekali. Seseorang harus berpikir dua kali sebelum ‘menghancurkan’ sebongkah daging seukuran Jupiter. Faktanya, kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat orang bergidik. Dan jika seseorang adalah manusia, ia akan menjadi gila saat melihat gumpalan daging raksasa ini dan bagian-bagiannya yang keruh, berantakan, kental, dan seperti urat yang memanjang dari tubuhnya dan menghubungkan ke dinding Chaos di sekitarnya.

Udara menjadi berat dan keruh, sehingga mustahil bagi seseorang untuk bernapas sama sekali. Udara tak kasat mata di sekitar mereka seolah menjadi sesuatu yang nyata seperti air di bawah infeksi Chaos. Dan semakin seseorang bergerak maju, semakin dia merasakan tekanan besar. Kecepatan kapal perang magis juga sangat melambat. Tidak hanya itu, penghalang pelindung yang menyelimuti kapal perang sihir juga berkedip tanpa henti. Tekanan dari Chaos menjadi ancaman yang realistis seolah-olah itu adalah binatang buas yang benar-benar akan menghancurkan, mendistorsi, dan menghancurkan semua keberadaan Ketertiban.

“———!”

Begitu tekanan luar biasa mendekati kerumunan, Rhode mengeluarkan raungan yang kuat dan melebarkan sayapnya. Seiring dengan tindakannya, dinding Ketertiban yang tak terlihat terbuka ke segala arah, menghentikan invasi Kekacauan. Hampir pada saat yang sama, seiring dengan terbukanya penghalang Ordo, Chaos Core tampaknya merasakan kehadiran Rhode dan yang lainnya.

Dalam jeritan serak dan tajam seperti paku yang menggores papan tulis, sebuah mata raksasa muncul di atas daging merah. Tampaknya tidak ada bedanya dengan Mata Kekacauan yang telah memantau Rhode dan yang lainnya di luar. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa itu bahkan lebih besar dan lebih menakutkan.

“Menyerang!”

Setelah merasakan pergerakan Chaos, Rhode tidak ragu untuk memberikan perintah untuk menyerang. Faktanya, begitu dia melihat Chaos Core, dia yakin bahwa dia tidak akan pernah bisa membunuh raksasa yang menakutkan ini. Bukan hanya ukurannya yang sangat besar, tapi dia merasa kekuatan Chaos yang membungkus planet daging merah itu sama menakutkannya dengan gelombang yang ganas. Bukan hanya itu, tapi penghalang Ordo yang dia buka dengan susah payah seperti perahu kecil yang jatuh di tengah badai di hadapan kekuatan Chaos.

Selain itu, anak buahnya hampir tidak mencapai tepi inti dan sudah memiliki perasaan yang mengganggu ini. Jika mereka melangkah lebih jauh, mereka mungkin bahkan tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri nanti. Jadi, tanpa ragu sedikit pun, Rhode memberikan perintahnya, berusaha menyerang sebelum Chaos Core bereaksi. Jika tidak, ketika Chaos Core menyerang, itu akan terlambat!

“Sang!”

Yang pertama menyerang adalah Canary, Mini Bubble Gum, dan Icy Snow, yang berpikiran sama dengan Rhode. Sebagai pemain, mereka tahu betapa pentingnya mengganggu momentum pertempuran. Oleh karena itu, begitu Rhode meneriakkan perintah, Mini Bubble Gum mendengus dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Segera setelah itu, sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya menyatu dan menyusut di antara tangannya.

Kecemerlangan suci yang mempesona meledak. Tiga bola besar seperti matahari muncul entah dari mana di atas kepalanya, berputar tanpa henti untuk membentuk lingkaran cahaya yang indah dan elegan. Cahaya suci yang berkedip-kedip merobek aura Chaos seperti bilah tajam, menerangi Chaos Core yang sangat besar.

Beberapa detik kemudian, dalam geraman memekakkan telinga, bagian tubuh Chaos Core yang disinari oleh cahaya mengeluarkan asap putih seolah-olah hangus. Meskipun itu hanya sebagian kecil dari tubuhnya yang besar, jelas bahwa seseorang masih akan merasakan sakit jika menginjak api tanpa alas kaki.

The Chaos Core bergetar hebat setelah disergap oleh cahaya suci. Segera setelah itu, kabut hitam pekat yang besar dan padat menyembur keluar dari salah satu lubang di tubuh dagingnya yang besar, membungkus dirinya sendiri sepenuhnya dan mengubahnya menjadi perisai yang kuat untuk memblokir serangan lebih lanjut dari Mini Bubble Gum.

Namun, pada saat itu, Canary juga membuatnya bergerak.

Seiring dengan nyanyian yang renyah dan hidup, wanita muda itu melambaikan tangannya seolah-olah dia sedang menari dengan lincah. Udara berputar di sekitar ujung jarinya, sementara api menyatu dalam nyanyiannya, melesat lurus ke depan seperti bor dan menghantam permukaan penghalang kabut tanpa ampun seperti tornado yang menyala-nyala.

Seiring dengan percikan percikan di mana-mana, kabut hitam pekat yang menyelimuti Chaos Core secara bertahap menipis. Namun meski begitu, kabut itu sepertinya belum sepenuhnya menghilang. Sebaliknya, setelah tersapu oleh tornado yang berapi-api, itu mulai dari awal lagi. Namun, pembukaan sesaat itu lebih dari cukup untuk dimanfaatkan oleh para penyerang.

Ledakan! Ledakan! Ledakan!

Saat kabut menyebar, sepuluh aliran cahaya seterang meteor melesat di udara. Dalam serangkaian ledakan hebat, kabut yang bergabung membubarkan diri sekali lagi. Dan pada saat itulah Icy Snow menurunkan busur di tangannya. Matanya yang bisa melihat menembus ruang dan waktu hanya memantulkan bayangan kegelapan dan Kekacauan.

Mengikuti dari belakang, kapal perang magis dan sipir dewa juga memulai serangan mereka. Cassidy mengayunkan pedangnya, menebas sinar pedang menyilaukan yang mengiris bagian luar Chaos Core dari atas ke bawah. Dengan sinar bilah yang berkedip-kedip ini, kabut hitam pekat yang dipotong langsung berubah warna. Namun, itu hanya sesaat.

Meskipun para penjaga dewa memiliki kekuatan yang memungkinkan mereka untuk mendominasi dunia Ketertiban, mereka tidak memiliki banyak kekuatan untuk dibicarakan di sarang Kekacauan ini. Kabut hitam pekat yang diubah bentuknya oleh Cassidy ada kurang dari satu menit sebelum benar-benar hancur dalam aliran Kekacauan berikutnya.

Marybelle juga mengayunkan tongkatnya dengan cepat seperti biasanya, mengetuknya di udara. Seiring dengan tindakannya, tambalan besar kabut hitam pekat yang mengelilingi Chaos Core runtuh satu demi satu. Semburan gemuruh sinar magis yang dilepaskan dari atas kapal perang menembus batas kegelapan dan Kekacauan, menyerang tubuh besar Inti Kekacauan dengan kejam.

Bagi Chaos Core, serangan dari Rhode dan yang lainnya seperti tikus yang menakuti gajah, tapi itu tidak sepenuhnya tidak efektif. Karena jika seekor tikus terus menggigiti kaki gajah terbesar tanpa henti, gajah itu pada akhirnya akan mengamuk. Dan seperti yang diharapkan, setelah diserang terus-menerus oleh Rhode dan yang lainnya, Chaos Core sangat bergetar.

Makhluk Chaos di sekitarnya yang menyatu bersama memisahkan diri dan tersebar. Segera setelah itu, makhluk Chaos yang tak terhitung jumlahnya melesat keluar dari pembukaan tubuh Chaos Core, bergegas menuju musuh yang kurang ajar seperti segerombolan lebah.

“Telah dimulai. Tunggu sebentar!”

Setelah menyaksikan makhluk Chaos yang tak terhitung banyaknya di depan, Rhode berteriak lagi. Dia akhirnya menenangkan hatinya karena adegan ini berjalan seperti yang dia rencanakan. The Chaos Core mengubah arah serangannya untuk memastikan keamanannya. Pada saat yang sama, makhluk Chaos yang menyadari bahwa Chaos Core sedang diserang juga menyerang kelompok Rhode. Rhode merasakan bahwa seiring dengan bertambahnya makhluk Chaos di sisinya, jumlah makhluk Chaos di pinggiran berkurang dengan cepat.

Hal berikutnya yang harus mereka lakukan adalah menahan serangan Chaos sampai saluran pesawat benar-benar terbuka!

“Kakak laki-laki…”

Dan pada saat itu, wanita muda di Grandia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit yang jauh dengan ekspresi khawatir. Seperti Rhode, adik perempuan itu juga merasakan bahwa makhluk Chaos yang mencekik saluran pesawat pergi dengan cepat. Dan seiring dengan kepergian makhluk Chaos, saluran pesawat sekali lagi memulihkan kecepatannya yang biasa dan kembali ke jalurnya.

“Saya harap kalian semua akan aman.”

Wanita muda itu berdoa dengan lembut. Dia membuka matanya dan melihat ke Pintu Akasha di depannya.

“Kali ini, kita pasti akan berhasil.”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<