Strongest Abandoned Son - Chapter 488

Penerjemah: Timothy_ Editor: GlobeGlotter

Tidak ada yang melihat bagaimana pria berpakaian hitam menendang Zheng Chao dari panggung. Feng Wu memandang dengan tak percaya. Dia yakin bahwa dia tidak akan bisa menendang Zheng Chao dengan mudah.

Ye Mo mengerutkan kening. Dia melihat dengan jelas bahwa gerakan pria berpakaian hitam itu dipenuhi dengan kekejaman dan begitu pula qi batinnya. Qi batinnya mungkin tidak sekuat Zheng Chao, tapi Zheng Chao jelas tidak terbiasa dengan cara hantu ini untuk bertarung. Saat itu, pria berpakaian hitam telah memutar tubuhnya menjadi bentuk heliks ganda. Itu sangat singkat, tapi Ye Mo mengambilnya dengan perasaan rohnya.

Ye Mo yakin bahwa jika pria itu menggunakan gaya bertarung yang digunakan Zheng Chao, kemenangan akan sulit diprediksi. Sedangkan baginya, ancaman yang ditimbulkan oleh pria berpakaian hitam ini jauh lebih kecil daripada Wang Lenchan karena di bawah kesadaran jiwanya, gerakan sulit pria berpakaian hitam ini jelas seperti siang hari.

Tetapi bagi yang lain itu berbeda. Bahkan Wang Lenchan tidak akan bisa memastikan kemenangan jika dia tidak terbiasa dengan gerakan pria berpakaian hitam itu. Kecuali Wang Lenchan menggunakan pukulan pembunuhannya begitu dia keluar, tapi siapa yang akan menggunakan pukulan membunuh yang memiliki efek samping yang kuat dengan segera?

“Kekuatan kecil ini, namun kamu berani bertingkah keren?” Pria berpakaian hitam itu sepertinya telah melakukan sesuatu yang tidak penting ketika dia mengetuk tangannya.

Mata Feng Wu menjadi dingin. Bahkan jika dia bukan tandingan orang ini, dia harus menyerang. Kalau tidak, Akademi Jiu Ming-nya akan kehilangan muka.

Melihat Feng Wu ingin melawannya, pria berpakaian hitam itu berkata dengan jelas, “Karena kamu setuju untuk bertarung denganku, itu berarti bahwa jika kamu kalah, kamu akan memberikan kristal?”

Feng Wu berkata dengan dingin, “Kamu punya skema licik, tapi kristal itu bukan milikku. Tidak mungkin kamu bisa memilikinya. ”

Feng Wu harus berhati-hati.

Pria berpakaian hitam itu tertawa, “Apakah negara dengan warisan seni bela diri kuno terbesar terlalu takut untuk bertaruh sebanyak ini? Saya akan jujur di sini: Saya datang ke sini untuk kristal hari ini. Jika Anda tidak ingin bertarung, itu tidak masalah. Katakan saja bahwa Anda seniman bela diri Tiongkok kuno tidak cocok untuk saya. ”

“Hal yang tidak tahu malu, biarkan aku menguji seberapa kuat kamu.” Zeng Zhengxia berdiri dan mengeluarkan pedang yang didapatnya dari Ye Mo.

“Hmph, aku siap bertarung kapan saja, siapa pun. Tetapi jika Anda datang, itu berarti Anda menerima tantangan saya dan Anda akan memberikan kristal jika Anda kalah, “kata pria berpakaian hitam itu.

Feng Wu melambaikan tangannya, “Karena kamu sangat percaya diri, biarkan muridmu yang lebih dulu, dan aku akan memilih murid dari pihak kita.”

“Oke, Xihu, cobalah tes seberapa jenius para genius Cina itu,” ejek pria berpakaian hitam itu.

Feng Wu menghentikan Zeng Zhengxia dan berkata dengan tenang, “Orang ini agak aneh. Kami bahkan tidak melihat bagaimana dia menjatuhkan Zheng Chao dari panggung. Saya menyarankan untuk memperhatikan muridnya terlebih dahulu, dan kemudian kita bisa menyerang. ”

Zeng Zhengxia setuju.

Ye Mo menghela nafas. Dengan pergerakan yang tak terduga itu, murid pria berpakaian hitam ini kemungkinan akan menang. Jika murid pribadi Zeng Zhengxia melanjutkan, Ye Mo perlu bantuan.

Berpikir tentang ini, Ye Mo mulai menyiapkan beberapa bilah angin.

Pada saat ini, Xi Hu itu berjalan dan berkata, “Ada yang berani melawanku?”

Segera setelah dia berbicara, seorang pemuda panggung utama tingkat hitam melompat ke atas panggung, “Beberapa pengecut yang tak tahu malu berani menantang Cina kita? Anda meminta untuk mati. ”

Pria muda ini adalah salah satu dari 12 final. Dia mencambuk cambuknya ke arah Xi Hu saat dia berbicara.

Xi Hu mendengar ini, dan wajahnya tenggelam. Dia juga mengeluarkan dua bilah yang menyerupai penguasa. Saat ini cambuk sudah mendekat. Jika dia tidak menghindar, dia mungkin terbelah dua oleh itu.

Pada saat cambuk tiba, Xi Hu jatuh ke tanah seolah dicambuk, tetapi Ye Mo tahu bahwa cambuk itu tidak menyentuhnya sama sekali. Ye Mo menghela nafas. Pemuda ini memegang cambuk akan dalam kesulitan.

Seperti yang diharapkan, sebelum pemuda itu bahkan bisa tertawa, dia tiba-tiba memiliki ekspresi ketakutan di wajahnya dan segera jatuh mati di atas panggung.

Ye Mo telah memperhatikan bahwa tubuh Xi Hu menjadi jauh lebih lama ketika dia jatuh ke tanah, dan itu meluas ke punggung pemuda sebelum Xi Hu menghancurkan penguasa ke dalam hati pemuda itu.

“Martial Brother Wei!” Tangisan penderitaan terdengar dari bawah panggung. Seorang pria melompat dan mencabut pedangnya, hendak membunuh Xi Hu, tetapi sebelum dia bisa dengan tepat menusukkan pedangnya, Xi Hu telah menghilang.

Ketika semua orang fokus pada panggung lagi, pria yang melompat di atasnya sudah mati. Penyebab kematian bisa ditebak dari lubang di belakang kepalanya.

Ini terlalu mengerikan. Tidak ada yang melihat bagaimana pemuda yang menakutkan itu menyerang. Hanya Feng Wu dan Zeng Zhengxia yang melihat sedikit.

Adegan itu tenggelam dalam keheningan. Pasangan guru dan murid ini terlalu menyeramkan. Tidak ada yang bisa melihat bagaimana mereka menyerang, dan mereka tidak meninggalkan penyerang hidup-hidup.

Bahkan Feng Wu dan Xiang Mingwang yang marah pun terdiam.

“Apa – hanya dua yang akan muncul? Apakah China tidak memiliki seorang pun yang tersisa? ”Pria berpakaian hitam itu menantang dengan jijik.

“Aku akan naik.” Seorang pemuda tampan bangkit penuh amarah. Itu adalah Shi Zhongzhi, unggulan nomor satu.

Feng Wu berkata, “Tanpa perintahku, Akademi Jiu Ming tidak boleh bertarung.”

Ye Mo berkata kepada Zeng Zhengxia, “Brother Zeng, beri tahu murid pribadimu, Zeng Xihou di sini, untuk datang. Saya akan mengajarinya bergerak dan membiarkannya naik.

Zeng Zhengxia memanggil Zeng Xihou tanpa ragu. Jika itu orang lain, dia akan berpikir mereka mencoba untuk menyakiti muridnya tetapi bukan Ye Mo.

Zeng Xihou sudah gatal untuk pergi, jadi sekarang tuannya membiarkannya, dia ingin mengisi tanpa ragu, tetapi dia dihentikan oleh Ye Mo.

Ye Mo memberikan setumpuk kertas rune pisau angin kepadanya dan berkata, “Jangan berbicara dengannya ketika kamu naik ke sana. Dia tidak sekuat kamu. Dia hanya mengandalkan beberapa teknik gerakan menakutkan. Anda hanya perlu membuang tumpukan kertas rune ini dan berteriak ‘lin’. ”

“Ya, Martial Paman.” Zeng Xihou mengambil kertas itu dengan hormat. Karena tuannya, semua orang di 36 River menghormati Ye Mo.

Ye Mo telah membuat seluruh set kertas rune pisau angin kali ini. Itu tidak seperti kertas Rune tunggal. Dia memiliki niat membunuh yang tepat untuk Xi Hu yang kejam ini.

Zeng Xihou berjalan ke atas panggung. Xi Hu menatapnya dengan dingin, “Alangkah baiknya, memiliki nyali untuk mati, kau lebih baik daripada para pengecut itu. Tiongkok setidaknya memiliki beberapa pejuang. ”

Zeng Xihou hanya menjepit dua jari di udara, meniru pembunuhan seekor semut.

Melihat ini, Xi Hu menunjukkan agresi di wajahnya, “Kita akan melihat seberapa sombongnya kamu setelah aku membunuhmu.”

Pada saat yang sama, Zeng Xihou membuang tumpukan kertas rune itu dan berteriak, “Lin!”

Zeng Xihou merasakan sinar pedang dan pedang chi yang tak terhitung jumlahnya melintas di matanya dan yang dia pikirkan hanyalah, ‘Sungguh pedang chi yang kuat!’

Splash- Darah keluar di mana-mana. Bahkan Zeng Xihou linglung. Dia tahu bahwa makalah Rune Ye Mo memberinya akan berguna karena dia melihat Han Yan menggunakannya, tetapi dia tidak berharap mereka menjadi sekuat ini. Xi Hu ini sebenarnya terbunuh tanpa perlawanan.

Segera setelah itu, Zeng Xihou ingin muntah. Kepala dan kaki Xi Hu telah benar-benar terbelah.

“Huh ?!” Butuh waktu beberapa pria berpakaian hitam untuk bereaksi. Murid kesayangannya terbelah menjadi beberapa bagian?

Dalam amarahnya, pria itu menyerbu panggung dan mengangkat penggaris logamnya untuk menabrak Zeng Xihou, tapi entah bagaimana dia meleset. Ketika dia menyadari apa yang terjadi dan melihat Ye Mo mengambil Zeng Xihou, dia tidak melanjutkan serangannya.

Ye Mo menatapnya dengan dingin, “Hanya dengan sedikit kekuatanmu, kamu berani bertingkah sombong dan memiliki desain pada kristal, kamu orang Jepang?”

Pria berpakaian hitam itu tenang dan tidak menunjukkan amarah yang dimilikinya sebelumnya. Dia berkata dengan sangat dingin, “Aku, Yoyon Karou, menantangmu untuk berkelahi. Jika kamu kalah aku bisa membiarkanmu pergi, tetapi kamu harus memberinya aku. ”Dia menunjuk Zeng Xihou.

Ye Mo berkata dengan jelas, “Bicaralah setelah kamu menang, kamu tidak bisa menang dengan mulutmu.”

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<