Strongest Abandoned Son - Chapter 250

Penerjemah: Timothy_ Editor: Chrissy

Setelah beberapa lama, Ye Mo menghela napas dan berpisah dengan bibir Luo Ying. Luo Ying tidak berani menatap Ye Mo, jadi dia hanya membenamkan kepalanya di dadanya seolah tindakan canggung itu tidak relevan baginya.

Namun, tubuhnya masih hangat dan lembut dan napasnya menjadi lebih cepat. Ye Mo melihat dupa di sudut ruangan yang berhenti terbakar. Pada saat yang sama, ia menggunakan chi-nya untuk menghilangkan efek dupa di tubuh Luo Ying. Napas Luo Ying menjadi tenang, tapi dia memegang Ye Mo lebih erat.

Ye Mo memindahkannya jauh dari tubuhnya sendiri sebelum dia tersenyum, lalu berkata, “Susu, aku merasa dupa yang kamu nyalakan bermasalah. Tampaknya ini adalah sejenis afrodisiak. ”

Luo Ying mendongak dan tersenyum manis, “Mhm, aku baru sadar setelah itu. Bau itu tampak berbeda dari dupa yang tenang yang saya gunakan sebelumnya. Saya tidak tahu siapa yang mengubahnya. ”

Dia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan dupa setelah dia merasakan keinginannya yang tiba-tiba menyala. Meskipun dia ingin melihat Ye Mo, dia tidak akan seperti ini segera setelah mereka bertemu.

Ye Mo merasa bingung, tetapi dia segera berjuang dan berkata, “Yah, untungnya aku menciumnya sebelumnya dan tahu bagaimana menghapusnya, kalau tidak …”

Luo Ying berbaring di pelukan Ye Mo. Suara lembutnya sepertinya datang dari surga.

“Seharusnya Jing Xi shi shu yang mengubahnya. Dia ingin menangkap saya karena tidak mematuhi aturan sekte dan mengusir saya. Tapi aku sudah lama ingin pergi bersamamu, jadi tidak masalah jika dia menendangku. ”

“Tapi …” Sebelum Ye Mo bisa berbicara, tangan putih Luo Ying menyentuh bibirnya untuk menghentikannya berbicara, “Jangan bicara. Saya bersedia. Jika aku tidak mau, bahkan dupa ini tidak bisa mengubah pikiranku … ”

“Susu, aku akan meninggalkan itu untuk malam kita menikah …” Ye Mo memiliki kegembiraan diterima dan sepertinya tidak bisa menjadi dirinya sendiri.

“Mhm …” Luo Ying setuju dengan lembut dan setelah beberapa saat, dia berkata, “Bodoh, kau selalu memanggilku tuan dan sudah terlambat untuk berubah sekarang. Saya selalu memimpikan Anda, seolah-olah saya mengenal Anda dari kehidupan terakhir saya. Apakah kamu selalu seperti ini juga? ”

Ye Mo menjadi linglung sejenak. Dia tidak berharap Luo Ying tidak hanya mengingat namanya tetapi juga sosoknya.

“Mengapa kamu tidak berbicara?” Suara Luo Ying seperti awan lembut.

“Mhm, aku juga ingat kamu juga, kamu adalah tuanku, yang disebut Luo Ying. Dahulu kala, aku memanggilmu tuan dan kamu memanggilku Mo Er. Setelah itu … ” Ye Mo sepertinya tenggelam dalam pikirannya dan ketika dia bangun, dia menemukan bahwa Luo Ying sedang tidur.

Ye Mo membelai rambut Luo Ying dan bergumam, “Tuan, Anda telah melindungi saya seumur hidup. Sekarang biarkan aku melindungimu dalam hidup ini. ”

Ye Mo dengan hati-hati melepas sedikit sisa giok kalungnya dan melihatnya sebentar. Dia tidak berharap artefak sihir yang dibuatnya menjadi milik Luo Ying dan melindunginya.

Dia mengambilnya dan menggunakan batu giok hitam itu dari terakhir kali untuk membuat kalung lain untuknya sebelum dengan hati-hati memakainya. Kemudian, dia memeluknya dan perlahan tertidur.

…

Sinar fajar menyinari kabut ke dalam ruangan. Luo Ying membuka matanya. Dia menatap Ye Mo saat dia memeluknya. Hatinya tenang. Jika dia tidak bisa berkultivasi, maka biarkanlah.

“Kamu sudah bangun?” Ye Mo melihat Luo Ying bangun. Dia pikir dia sedang bermimpi. Luo Ying yang sudah dipikirkannya selama berhari-hari dan tak terhitung jumlahnya akhirnya ada dalam pelukannya. Dia benar-benar takut bahwa ini adalah mimpi. Namun, sinar matahari pagi memberitahunya bahwa itu bukan. Itu nyata. Dia telah melewatkan kesempatan sekali dan dia tidak akan melewatkannya untuk yang kedua kalinya.

“Mhm, keluar sebentar. Saya perlu mandi dan berganti pakaian. “Luo Ying berdiri.

Ye Mo masih tertegun. Tadi malam dia tidak menyadarinya, tapi sekarang dia tahu betapa cantiknya Luo Ying.

Luo Ying menatap wajah Ye Mo yang tercengang dan tersenyum. Tepat ketika dia ingin berbicara, suara dingin Jing Xi terdengar di pintu, “Apa, apakah kamu tidak memiliki cukup seks tadi malam? Ye Mo, keluar. Saya perlu berbicara dengan Susu. ”

Ye Mo membuka pintu dan menatap Jing Xi dengan dingin. “Kesal. Susu tidak suka berbicara dengan Anda. Anda tidak punya hak. ”

Wajah Jing Xi menjadi hijau dan menatap dingin ke arah Ye Mo, tapi dia berkata kepada Luo Ying, “Susu, aku perlu bicara denganmu.”

Luo Ying berdiri dengan tenang dan berjalan di samping Ye Mo berkata, “Biarkan dia masuk dan menungguku di luar. Jangan khawatir, aku akan mendengarkanmu. Setelah hari ini, aku akan pergi denganmu. ”

Namun, Ye Mo tidak terlalu mempercayai Jing Xi. Tapi karena Luo Ying mengatakan itu, dia hanya bisa membiarkan Jing Xi masuk sementara dia berdiri di luar halaman dengan gelisah. Dia merasa bahwa tujuan Jing Xi tidak begitu sederhana, tapi dia benar-benar tidak bisa mengerti apa yang ingin dikatakannya kepada Luo Ying.

Jing Xi menutup pintu dan tanpa sadar menatap kuali dupa. Dupa dibakar. Dia menyeringai.

“Dia benar-benar memberimu pil pengawet wajah?” Jing Xi masuk dan segera melihat perbedaannya pada Luo Ying. Kecemburuan di hatinya berkobar seperti api. Luo Ying tanpa sadar bertanya, “Itu adalah pil pemelihara wajah?”

“Susu, tadi malam pasti sangat enak. Anda memiliki pil pengawet wajah dan seorang pria untuk menemani Anda. Tentu saja, itu akan jauh lebih baik daripada mematuhi aturan sekte. “Jing Xi mengesampingkan kecemburuannya yang menyala-nyala dan mencoba yang terbaik untuk mengejeknya.

Susu tersenyum polos. “Ya, Jing Xi shi shu. Meskipun saya tidak tahu mengapa Anda menargetkan tuan saya dan saya, saya tidak lagi Susu sebelumnya. Anda tidak perlu membuang waktu. Aku akan pergi dengan Ye Mo, jadi katakan apa yang kamu inginkan. ”

Mata Jing Xi menunjukkan sinar kecemburuan, “Apakah kamu tidak melihat seperti apa Ye Mo kemarin?”

“Aku percaya padanya. Jika shi shu akan membicarakan ini, tidak perlu untuk itu. Jika Anda tidak memiliki hal lain untuk dikatakan, saya akan pergi mencari Ye Mo. ”Luo Ying tenang seperti danau yang tak berangin.

Jing Xi merasa sangat kesal. Dia ingin membuat Luo Ying dan Ye Mo sedih, tetapi semua yang dia lakukan membuatnya tampak seperti badut. Luo Ying sepertinya tidak merasa buruk sama sekali.

“Apakah kamu tahu bahwa Ye Mo akan turun ke lautan api hari ini? Apakah Anda pikir dia bisa keluar? “Ada ejekan yang meningkat dalam nada Jing Xi. Dia ingin melihat Susu sekali lagi memintanya seperti kemarin untuk membiarkan Ye Mo pergi. Kemudian, dia akan mempermalukannya.

Namun, Luo Ying masih menjawab dengan tenang, “Saya tahu. Jika dia tidak bisa keluar, aku akan pergi bersamanya. Shi shu, jika Anda tidak memiliki hal lain untuk dikatakan, silakan pergi. ”

“Kamu …” Jing Xi gemetar karena marah. Dia tidak berharap Luo Ying tidak memohon padanya. Meskipun dia masih tidak akan membiarkan keduanya pergi bahkan jika Luo Ying memohon padanya, dia ingin melihat keputusasaan Luo Ying setelah dia memohon.

Luo Ying memandang Jing Xi dengan tenang dan tidak mengatakan apa-apa. Dia tahu shi shu ini berusaha untuk menghancurkan mentalnya dan membuatnya merasa buruk. Kemudian, Jing Xi akan mendapatkan kepuasan. Setelah berbicara dengan Ye Mo tadi malam, dia tidak lagi ingin tinggal di sini lagi.

“Tapi apakah kamu tahu bahwa kamu dan Ye Mo adalah saudara kandung?” Suara Jing Xi sepertinya datang dari neraka. Menakutkan menakutkan.

Luo Ying bergetar dan wajahnya segera menjadi pucat. “Apa yang kamu bicarakan…”

Jing Xi tampak sangat senang dengan perubahan ekspresi Luo Ying dan tertawa sebelum berkata dengan dingin, “Kamu pasti berpikir aku menipu kamu. Lebih dari 20 tahun yang lalu, ibumu mencampakkanmu dan kakakmu di kuil Luo Hong. Kemudian, Anda dipilih oleh Ning Zhongfei dan Lan Yu, tetapi Ye Mo diterima oleh Yen Wentian dan istrinya. Lima tahun kemudian, ibumu mencoba membuatmu datang ke Serenity. Dia pikir saya tidak tahu, tetapi saya melihat segala sesuatu di mata saya. Karena dia mencuri laki-laki saya, saya benci dia sampai akhir zaman. Anda seperti ibumu, perempuan jalang. Anda bahkan tidak akan membiarkan saudaramu pergi. Hahahaha…”

Luo Ying segera meludahkan seteguk darah dan jatuh ke tikar dengan gemetar.

Ye Mo mendengar tawa histeris Jing Xi, jadi dia menyerbu masuk tanpa berpikir. Melihat keadaan Luo Ying, dia sangat takut sehingga jiwanya hampir meninggalkannya. Dia dengan cepat membantu Luo Ying bangkit. “Susu, apa yang terjadi padamu?” Pada saat yang sama, dia mengirim chi-nya untuk menenangkan chi kacau Luo Ying.

“Jing Xi kamu jalang, apa yang kamu lakukan untuk Susu?” Ye Mo tidak bisa peduli tentang hal lain. Dia mengumpulkan semua chi-nya dan meninju Jing Xi.

Jing Xi tidak menyangka bahwa Ye Mo akan menyerang begitu tiba-tiba. Dia bergegas untuk mempertahankan tetapi tinju ini sepenuhnya didukung oleh kemarahan dan terburu-buru, Jing Xi tidak bisa sepenuhnya meniadakan kekuatan pukulan.

Gedebuk! Jing Xi menabrak dinding, menyebabkannya batuk darah. Dia menatap Ye Mo dengan dingin tetapi sebenarnya tidak menyerang. Dia berbalik untuk pergi.

Ye Mo bahkan ingin mengejar tetapi ditarik oleh Susu, “Jangan mengejarnya. Anda tidak cocok untuknya sekarang. Ingat, jika suatu hari Anda bisa mengalahkannya, bantu saya bunuh dia. ”

Ye Mo diam. Tentu saja, dia akan membunuh Jing Xi, tetapi dia belum pernah mendengar Susu mengatakan dia ingin membunuh seseorang sebelumnya. Bisa dilihat betapa geramnya dia di Jing Xi.

“Mo Er, aku akan tetap memanggilmu begitu.” Meskipun Luo Ying menenangkan chi-nya dengan perawatan Ye Mo, wajahnya masih pucat.

“Aku ingin bertanya sesuatu padamu. Apakah ayahmu, Ye Wentian? ”Mata Luo Ying menjadi penuh harapan.

Ye Mo mengangguk dan berkata, “Ya, tapi aku mungkin bukan dari keluarga Ye. Meskipun nama keluargaku adalah Ye, aku bukan dari keluarga Ye Beijing. ”

Ye Mo mengatakan ini karena nama belakangnya adalah Ye dalam kehidupan masa lalunya.

Mendengar kata-kata Ye Mo, wajah Luo Ying bertambah buruk. Dia terengah-engah, “Apakah Anda tahu dari mana Anda berasal?”

Ye Mo menatap Luo Ying dengan rasa ingin tahu dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu. Saya hanya tahu saya dijemput dari jalanan. ”

“Dari mana?” Luo Ying tampak khawatir.

“Dari kuil Luo Hong. Saya masih punya saudara perempuan. Ada apa, Susu … ”Sebelum Ye Mo menyelesaikan kata-katanya, Luo Ying memuntahkan darah lagi.

Ye Mo dengan cepat memberinya pil kehidupan lotus sambil menggunakan chi-nya untuk menenangkan tubuhnya.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<