Mystical Journey - Chapter 718

Bab 718: Break Away 2

Penerjemah: EndlessFantasy Translation Editor: EndlessFantasy Translation

Mereka berempat memulai persiapan dengan cepat sambil menyesuaikan kondisi pikiran mereka.

Hutan ini tidak sepenuhnya tanpa batas dan tanpa batas. Ketika Garen duduk di tubuh Ibu Buddha dan mengamati sekelilingnya, ia memperhatikan bahwa seluruh ruang ini hanya membentang sejauh lima atau enam kilometer dan sebenarnya sangat kecil. Langit tampak tanpa batas dan tak berujung tetapi sebenarnya ditutupi oleh lapisan transparan, hamparan setengah lingkaran, sehingga mustahil bagi mereka untuk terbang melewatinya.

Dua jam kemudian.

Di dalam hutan, Bunda Buddha berlutut di tanah dengan satu lutut perlahan sebelum AG, Garen dan dua orang lainnya bersembunyi di dalam mulutnya. Mereka menggunakan telapak tangan mereka untuk menggenggam erat dinding bagian dalam rongga mulut Buddha Bunda sehingga mereka tidak akan terlempar.

Pingsan, garis-garis emas secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh Ibu Buddha. Pada awalnya hanya ada beberapa baris, tetapi segera ada sepuluh, lebih dari selusin, lebih dari seratus sebelum mereka bertambah dan menyebar ke seluruh tubuh Bunda Buddha.

Cih !!

Tiba-tiba, tubuh raksasa Bunda Buddha melonjak menembus langit dan naik ke arah hamparan transparan dan nyaris tak terlihat di atas.

Ketika menyentuh hamparan, ruang di sekitarnya menjadi sedikit terdistorsi untuk sementara waktu sebelum langsung berperilaku seolah-olah belum disentuh sama sekali. Perubahan besar terjadi sepanjang pemandangan secara tiba-tiba. Langit malam menghilang dan digantikan oleh lubang magma lebar di atas mereka.

Bunda Buddha tidak berhenti sama sekali dan terus menyerbu ke atas.

Jatuh!

Lubang itu bergetar seketika untuk beberapa saat sebelum lubang hitam raksasa itu terbuka lebar.

Seluruh Bunda Buddha menerjang ke permukaan dengan panik seperti mesin bor yang mencoba menggali sesuatu. Selama semburannya yang mengerikan, ruang di sekitarnya berputar terus menerus seolah-olah kekuatan yang kuat ditentukan untuk menariknya kembali. Namun, kekuatan ini pada akhirnya tidak bisa melampaui kekuatan luar biasa Bunda Buddha.

Ahh … !!

Bunda Buddha melolong pelan sebelum tubuh besarnya melaju dengan tiba-tiba. Keenam tungkainya mulai berputar perlahan sementara senjata yang mereka pegang bergerak lebih cepat untuk membentuk bor berputar berkecepatan tinggi.

Seluruh tubuhnya mulai terbakar sementara api hitam aneh mulai menyala pada tubuhnya yang seperti kayu. Nyala api meningkat dan menyala lebih terang. Saat api terus menyala, tubuhnya menjadi semakin kecil.

Permukaan tanah tampak sangat jauh sebelum jejak terakhir menghilang dari pandangan.

Tubuh Bunda Buddha tumbuh semakin kecil.

Kachak!

Salah satu lengannya yang memegang kapak perang pecah berkeping-keping tiba-tiba sebelum dilalap api hitam.

Sementara lengannya terbakar, kecepatan Bunda Buddha meningkat secara bertahap sebelum menyerupai sinar cahaya hitam yang terbang dari tanah dan menusuk ke atas dengan cepat.

Kachak !! Salah satu lengannya patah berkeping-keping sebelum terbakar dengan senjatanya. Kali ini lengan yang memegang tongkat panjang.

Kecepatan Bunda Buddha meningkat lagi sebelum melaju ke depan seperti roket hitam. Namun, permukaan tanah tampak tak berujung dan jelas bahwa Garen dan yang lainnya tidak mempertimbangkan kedalamannya ketika mereka turun.

Segera setelah itu, lengan yang memegang cincin dan labu masing-masing putus dan terbakar pada saat yang sama sebelum kecepatannya meningkat sekali lagi. Namun, mereka masih tidak dapat melihat jejak permukaan apa pun.

Selanjutnya, lengan yang memegang pita sutra dan lengan terakhir yang memegang belati pendek pecah berkeping-keping dan mulai terbakar.

Tahap terakhir dari pembakaran meningkatkan kecepatan Bunda Buddha ke tingkat yang menakutkan.

Di dalam rongga mulut.

Garen dan tiga orang lainnya duduk melingkar dengan telapak tangan menempel pada dinding bagian dalam rongga mulut dengan erat.

“Mulailah,” Garen menstimulasi pikirannya dan memindahkan ide ke Bunda Buddha. Begitu dia mewarisi Kitab Suci Phoenix Suci dan menghapus tulisan suci dan petikan dari dinding bagian dalam Bunda Buddha, dia menjadi satu-satunya orang yang bisa mengendalikan keberadaan makhluk hidup raksasa ini.

Saat dia menggunakan pikirannya untuk mengirimkan perintahnya, hisapan kuat mulai menarik telapak tangannya tiba-tiba.

Pada saat ini, esensi darah dan aura dari tubuhnya menyembur keluar dengan cepat melalui telapak tangannya.

Hal yang sama terjadi pada AG, Nasira, dan Manasi. Wajah mereka menjadi memerah ketika esensi darah dan kekuatan penyihir dari tubuh mereka diserap.

Ledakan!!!

Ada suara keras di samping telinga mereka sebelum adegan sebelum mata mereka dipenuhi dengan cahaya!

Mereka berempat tidak bisa melihat atau mendengar apa pun untuk sementara waktu. Visi mereka hanya dipenuhi dengan cahaya putih tanpa akhir.

****************

Dalam gurun pasir kuning yang tampak tak terbatas pada pandangan pertama.

Hamparan bukit pasir yang bergulir terus menerus membentang ke arah tepi cakrawala. Lapisan debu dan pasir menyerupai kabut ketika diaduk oleh angin. Suara lembut dan gatal bisa terdengar ketika mereka menari.

Di samping salah satu bukit pasir, nyala api hitam melintas sebelum api menghilang dan empat siluet muncul di kaki gundukan pasir tiba-tiba.

Salah satu dari mereka memiliki tubuh yang penuh dengan otot kencang dan tampak terlalu berotot untuk menjadi manusia. Sementara itu, tiga orang lainnya terdiri dari dua pria dan seorang wanita, meskipun mereka semua tampak sangat bingung. Pakaian mereka robek dan lelaki tua itu bahkan menutup mulutnya dengan erat, seolah-olah dia dengan tegas menekan kebutuhannya untuk muntah.

Garen memegang bola kayu hitam di tangannya. Itu hanya seukuran kepalan tangan dan merupakan inti dari Bunda Buddha yang tersisa setelah makhluk itu dibakar sepenuhnya. Selama dia memiliki benda ini, dia dapat dengan mudah menggunakan bahan dari dunia luar untuk merekonstruksi Bunda Buddha lagi. Tubuh Bunda Buddha sebelumnya terutama dibuat dengan kayu karena ia hidup di hutan yang luas.

“Di mana tempat ini?” Garen menjaga inti Bunda Buddha dan mengamati sekelilingnya.

“Kami sudah pasti meninggalkan daerah itu kali ini,” di sebelahnya, Nasira sudah mengeluarkan teleponnya dan memeriksanya, sebelum menyadari bahwa mereka memiliki sinyal telepon di sini.

“Ada sinyal telepon di sini. Sepertinya kita benar-benar sudah pergi, ”AG mengangguk. “Ponsel saya hancur total. Nasira, tentukan lokasi kami saat ini. ”

“Lakukan itu sekarang.” Nasira menunduk dan memfokuskan matanya ke telepon.

Semua peralatan mereka yang lain telah hancur selama perjalanan. Meskipun Garen tidak terluka, dia tidak membawa ponsel. Karena itu, dia hanya memanjat salah satu bukit pasir di sekitarnya dan berdiri di sana sebelum melihat ke kejauhan.

Angin kencang meniupkan pasir dan debu ke atas dan mengaburkan visi mereka, sehingga tidak mungkin bagi mereka untuk melihat lingkungan mereka dengan jelas.

Segera, Nasira dapat menghubungi kantor pusat para penyihir Warna Gelap untuk menentukan lokasi dirinya dan tiga orang lainnya.

Mereka berada di bagian terdalam Gurun Ganneling yang juga merupakan gurun terbesar di dunia.

Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka berempat masih merasa sangat panas di sini.

Suhu di sini mencapai empat puluh hingga lima puluh derajat. Hanya vitalitas Garen yang sangat kuat yang bisa memastikan pori-porinya akan menyusut sendiri untuk mencegah air di tubuhnya menguap. Adapun suhu, meskipun kurangnya kehilangan air akan menyebabkan suhu tubuhnya meningkat, vitalitas 10 poinnya dapat menahan suhu ratusan atau bahkan seribu derajat. Karena itu, dia sama sekali tidak khawatir dengan suhu.

Orang lain menemukan cara lain untuk memerangi ini masing-masing.

Kulit AG pucat dan agak berubah warna tetapi bisa berubah seperti cermin setiap kali ada cahaya. Kulitnya bisa memantulkan cahaya dan panas dalam jumlah besar yang menciptakan efek menurunkan suhu tubuhnya.

Nasira bahkan lebih aneh karena butiran air akan terbentuk di permukaan tubuhnya sesekali. Dia tampaknya memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengembunkan air langsung dari lingkungannya. Tampak jelas bahwa tetesan air yang terkondensasi pada tubuhnya tidak berkeringat.

Akhirnya, Manasi sedikit lebih buruk, tetapi ia masih memiliki metode sendiri untuk mengalahkan panas. Bercak ungu mulai terbentuk di seluruh tubuhnya sebelum potongan baju besi yang tersisa di tubuhnya melepaskan udara dingin dengan cepat dan terus-menerus untuk membantunya mendinginkan dari panasnya panas.

Mereka berempat memutuskan pada satu arah sebelum bergerak maju dengan cepat. Barisan jejak kaki yang mereka tinggalkan di padang pasir tercakup dalam waktu kurang dari 30 detik, tanpa meninggalkan jejak.

Meskipun mereka terluka parah, kekuatan keempat orang ini memungkinkan mereka untuk dengan mudah melampaui kecepatan rata-rata manusia dan mencapai kecepatan mobil yang bergerak.

Tengah hari berlalu dan sore tiba sebelum suhu turun secara bertahap. Segera, mereka memasuki area gurun yang jauh dari pusat.

Dua mobil putih berbentuk aneh berhenti tepat di depan mereka. Sekelompok orang turun dari mobil dan berjalan ke arah Nasira dan membungkuk di depannya dengan hormat. Mereka semua dibungkus kain kasa putih, sehingga tidak mungkin untuk melihat wajah dan tubuh mereka.

Ketika mereka duduk di mobil putih ini, mereka memperhatikan bahwa mobil itu melaju dengan kecepatan yang menakutkan. Kendaraan itu meninggalkan gurun sementara langit gelap sebelum memasuki sebuah kota kecil di perbatasan.

Baru kemudian AG menghubungi orang-orangnya sendiri. Sepanjang perjalanan, dia sama sekali tidak menyebutkan Ular Berkaki Seribu seolah-olah dia sama sekali tidak peduli tentang apakah itu mati atau hidup. Mungkin kehadiran Garen membuatnya tidak perlu bertanya.

Garen juga menghubungi orang-orangnya sendiri. Mereka saat ini berada di bagian selatan Afrika di mana pangkalan Nighthawks juga terletak.

Saat malam tiba, beberapa bawahannya dari Nighthawks bergegas ke kota kecil bernama Damu.

Selama ledakan kecepatan dan api terakhir, keempat orang itu, termasuk Garen, telah menderita luka-luka serius. Oleh karena itu, mereka kembali untuk melanjutkan pemulihan. Mereka tidak banyak bicara satu sama lain sebelum bergabung dengan bawahan mereka sendiri.

“Aku pasti akan mengunjungimu di Holy Fist Palace ketika aku bebas,” lampu merah samar muncul di mata AG sebelum dia pergi.

“Anda dipersilakan untuk melakukannya,” Garen bisa merasakan Qi yang berkembang dan menakutkan yang dilepaskan dari tubuh AG. Sepertinya dia ingin kembali dan menutup latihannya. Selain itu, juga jelas bahwa tas besar ramuan obat yang dia bawa sangat berharga baginya.

Dibandingkan dengan Nasira dan Manasi, AG sudah jauh lebih kuat dari mereka sebelumnya. Sekarang dia diberi kesempatan ini, hanya masalah waktu sebelum dia dapat melanjutkan dengan pengorbanan makhluk hidup yang menakutkan yang dia rencanakan.

Meskipun tiga dari mereka telah menderita kehilangan kekuatan yang besar dan dianiaya dengan buruk kali ini, mereka dapat menuai hasil besar. Sepertinya AG lebih mungkin untuk memasuki tingkat Rasul Kematian sekarang sementara Garen telah mendapatkan niat sejati Phoenix Suci dan inti Ibu Buddha.

Nasira dan Manasi tidak menuai keuntungan fisik apa pun, tetapi pengalaman ini menjadi pengalaman pelatihan yang luar biasa bagi mereka. Mereka awalnya adalah bawahan AG dan bagian dari Aliansi Tanpa Cahaya miliknya. Selain itu, Nasira pernah menyebutkan bahwa AG telah melatih mereka sejak mereka muda seolah-olah mereka adalah murid-muridnya tetapi juga kekasihnya, membuat hubungan di antara mereka sangat tidak biasa.

Ketika mereka pergi, Garen masuk ke mobil lapis baja tentara bayaran Nighthawks dan merapikan dirinya sebelum meninggalkan kota kecil bernama Damu ini.

Di bawah langit malam, dia duduk di mobil dan memandangi pemandangan malam Afrika di kejauhan. Di sepanjang jalan kuning, rusa akan melompat sesekali sementara singa berbaring malas di pinggir jalan, menunggu malam yang merupakan waktu berburu mereka yang sebenarnya.

Mengaum!!

Beberapa singa betina dan singa jantan berjalan perlahan dan menghalangi jalan. Ketika mendengar suara-suara mobil, kebanggaan singa memalingkan kepala dan menoleh. Ketika lampu mobil menyinari mereka, kilau hijau mengkilap muncul di mata mereka.

Biasanya, mobil lapis baja akan menunggu singa mundur setelah menyadari bahwa mereka dalam bahaya. Namun, mereka tidak perlu repot saat Garen berada di dalam mobil.

Di belakang jendela mobil, dia memelototi singa di depannya. Bayangannya yang dalam posisi duduk memutar dirinya dengan cepat dan tumbuh lebih lama sebelum memanjang ke arah kebanggaan singa seperti monster bayangan hitam.

Suara mendesing!!

Beberapa singa melarikan diri dengan kegilaan sebelum menghilang ke dalam malam tanpa jejak.

Wakil konvoi adalah seorang pria kulit hitam berotot muda yang ekspresinya berubah penuh hormat dan antusias segera.

Konvoi terus bergerak maju. Lebih dari sepuluh mobil lapis baja melaju di jalan santai. Bahkan kawanan gajah akan lari panik ketika mereka melihat aura Garen.

“Komandan, Master Hochman dan Marshall Dahm telah tiba di Afrika. Mereka saat ini sedang dalam perjalanan untuk bertemu Anda dengan kecepatan tinggi, ”kata seorang informan di belakangnya dengan lembut pada saat ini.

Suasana di dalam mobil berubah sedikit stagnan sekaligus.

“Bertemu?” Garen terkekeh. Wajahnya benar-benar dikalahkan dan seluruh tubuhnya menderita luka berat karena esensi darah dan auranya terbakar. Selain itu, levelnya telah menurun beberapa derajat juga.

“Sepertinya kita hilang untuk waktu yang lama. Luka mereka telah sembuh total. Mereka masih punya energi untuk bertemu saya? ”

Garen tertawa dingin.

“Singkirkan semua orang di mobil ketiga,” perintahnya tiba-tiba.

Wakil itu sedikit terkejut, dan begitu pula informan di belakangnya.

“Apakah kamu tidak mengerti?” Garen menatap wakil itu. Yang terakhir merasakan seluruh tubuhnya bergetar tiba-tiba sebelum dia menyalakan alat komunikasinya dengan cepat dan menghubungi mobil-mobil di belakang.

Sejumlah mobil lapis baja berhenti tiba-tiba dan menghalangi bagian depan, memaksa seluruh konvoi berhenti. Sekelompok besar orang yang memakai baju besi turun dari mobil sebelum serangkaian tembakan keras dapat didengar segera setelah itu.

Garen tetap di kursinya. Ada ekspresi tenang di wajahnya, tetapi sedikit sinis muncul di sudut mulutnya.

–> Baca Novel di novelku.id <–