Mystical Journey - Chapter 588

Bab 588: Universitas 2

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Garen tertegun dan para penumpang di sekitarnya tertawa terbahak-bahak. Di antara mereka, reaksi seorang pria berperut besar adalah yang paling dibesar-besarkan, dengan dia menepuk-nepuk perutnya sambil minum bir kaleng.

“Ibumu benar-benar kuat.” Dia menepuk pundak Garen.

Tanpa bicara menatapnya, Garen mengambil kopernya dan berjalan menuju kompartemennya. Kereta itu lebar sehingga tidak banyak terjepit dan mendorong. Pendingin ruangannya cukup dingin dan udara bertiup dari bawah, kadang-kadang dia bisa mencium bau kaki yang bau.

Garen dengan cepat menemukan kompartemennya sesuai dengan tiketnya, tetapi sayangnya, seorang pria berkepala botak berbaring di kedua kursi dengan sepatu lepas, tidur nyenyak.

Setelah meletakkan barang bawaannya di rak yang berlawanan, Garen mengamati pria itu. Wajah dan lengannya menonjol keluar, memberinya penampilan yang berotot dan keras.

Dia bertepuk tangan pada celana pria itu tetapi tidak ada reaksi.

“Di sini, duduk di sisiku.” Di seberang kursi itu adalah sepasang ayah dan anak perempuan. Sepertinya sang ayah mengirim putrinya ke universitas. Anak perempuan itu berusia sekitar 18 atau 19 tahun dan terlihat cukup pemalu, sementara ayahnya mengenakan seragam pekerja biru dan memiliki rambut abu-abu dan wajah yang baik.

Dia tersenyum pada Garen dan memberi isyarat ke arah ruang oleh putrinya.

“Duduk di sini, tunggu sampai dia bangun.”

“Tidak perlu.” Garen membalas senyumnya.

Dia menepuk kaki pria itu lagi, kali ini dengan lebih banyak kekuatan.

“Apa !?” Pria itu akhirnya terbangun dan matanya menyipit menatap Garen.

“Kau mengambil tempatku, bisakah kau bangun sebentar?” Garen bertanya dengan ramah.

“Tidak bisakah kau duduk di sana?” Pria berkepala botak itu bertanya kembali, sedikit kesal.

“Ada orang yang duduk di sana.” Garen menggelengkan kepalanya. “Maukah kamu bangun?”

“Biarkan aku tidur sedikit lebih lama setelah itu aku akan memberimu ruang.” Pria berkepala plontos mengeluh. “Anak muda, kau masih muda. Anda perlu belajar untuk bersimpati dengan orang dewasa seperti kami. ”

Garen terdiam. Kali ini, ia memperhatikan bahwa di belakang kursinya, ada dua lagi teman lelaki berkepala plontos yang mengenakan kemeja tanpa lengan hitam dengan otot-otot menonjol dan tato ular hijau hitam di leher mereka.

Satu benar-benar botak dan rambut lainnya dipotong pendek. Keduanya menatapnya.

“Kemarilah, duduklah bersamaku sebentar.” Merasakan atmosfer yang aneh, sang ayah menarik Garen ke sisinya.

“Ketika kita di luar, mari kita memiliki pemahaman terhadap orang-orang.” Dia tersenyum ramah pada pria berkepala plontos yang mengantuk itu. Kedua lelaki di belakang kembali ke obrolan mereka.

“Terima kasih, tapi aku lebih suka tempat dudukku sendiri.” Garen tersenyum dan mendorong tangannya.

Kemudian, dia mengulurkan tangannya ke kerah pria berkepala botak itu.

“Jangan berani!”

Dua pria di belakang tiba-tiba berdiri. Salah satu dari mereka memiringkan alisnya dan tangannya meraih bahu Garen.

Peng Peng !!

Dua tendangan berturut-turut. Sebelum mereka bisa mengetahui apa yang terjadi, mereka merasakan sakit yang luar biasa di perut mereka dan meratap.

“Kenapa kamu tidak mendengarkan saat kita berbicara? Kamu hanya bisa menyesal kalau sudah terlambat. ”Garen mengangkat kerah pria botak itu dan menekan perutnya. Kecepatannya sangat cepat sehingga sebelum dia menyadari, dia telah dilemparkan ke teman-temannya.

Ketiga lelaki itu meringkuk sambil mengerang, tampak seperti udang yang tertangkap, yang bahkan tidak bisa meluruskan diri.

Untuk kentang goreng kecil seperti mereka, dia malas menghabiskan lebih banyak usaha untuk mereka. Melihat ekspresi waspada ayah dan anak itu, dia tersenyum hangat seperti matahari.

Senyum yang indah menghapus kekerasan yang dia tunjukkan beberapa saat yang lalu.

Segera, dua penjaga tiba dan mengajukan beberapa pertanyaan. Garen berjalan dan memasukkan sejumlah uang ke tangan pemimpin penjaga, lalu ketiga orang yang berlutut di tanah diseret pergi.

Seluruh kompartemen awalnya sunyi, tetapi ketika Garen, pria cantik yang tampak lemah telah menyelesaikan ketiga penjahat itu dengan mudah, perhatian seluruh kompartemen tertarik kepada mereka dan semua orang memeriksa Garen. Suasana yang awalnya sunyi semakin tenang.

Ayah dan anak perempuan yang duduk di seberangnya bahkan lebih penasaran.

“Nak, ketiganya mungkin punya lebih banyak kaki. Kamu harus memperhatikan saat turun dari kereta. ”Pria berambut abu-abu itu dengan cemas menasihatinya.

“Tidak masalah, aku menangani banyak hal semacam ini.” Garen menyeringai, menunjukkan gigi putih mutiara. Dalam dua kehidupan sebelumnya, makhluk yang telah mati di tangannya berjumlah sedikitnya delapan ribu jika tidak sepuluh ribu, terutama di Totem World ketika ia perlu menanam poin Potensi. Tangannya diwarnai dengan darah.

Adapun tiga, dia bahkan tidak menaruh masalah di hati.

Mereka tidak tahu mengapa, tetapi ketika mereka melihat gigi putih Garen yang mengilat, mereka menggigil tanpa sadar dan tidak menyebut ketiga lelaki itu lagi.

Untuk beberapa waktu, kedua belah pihak diam. Garen duduk di dekat jendela yang merupakan kursi favoritnya. Awalnya, itu bukan kursinya, melainkan kursi lelaki berkepala plontos itu, tetapi sekarang lelaki itu tidak punya cara untuk menggunakan kursi ini, tentu saja, kursi itu menjadi miliknya.

Adapun apakah ketiganya akan kembali untuknya, tentu saja, itu tidak mungkin.

Cedera yang diberikan Garen akan menyebabkan mereka setidaknya dua jam kesakitan sampai mereka benar-benar tidak berdaya. Rasa sakit semacam ini akan berkesan bagi mereka.

Kereta berlanjut seperti biasa.

Dengan siku di ambang jendela, Garen mengeluarkan CD player dengan tangannya yang lain, memasukkan CD musik dan memutarnya secara berulang-ulang.

Suara wanita yang lembut selaras dengan melodi dan melengking di telinganya.

Jari-jari Garen mengetuk meja mengikuti irama lagu. Tidak ada suara ketukannya, karena dia hanya mengetuk dengan lembut.

Gadis di depannya menatapnya dengan rasa ingin tahu, sambil merasa malu. Dia mencoba mengalihkan pandangannya tetapi keingintahuannya jelas. Penampilan gadis itu normal. Rambut hitam pendek, kemeja biru tua, dan celana jeans hitam tanpa riasan dan kacamata.

Garen tersenyum padanya. Dia melihat ke bawah dengan cepat, wajahnya merah.

Waktu di kereta berlalu dengan cepat. Karena tidak ada hubungannya, Garen mengeluarkan sebuah novel dari tasnya dan mulai membaca.

Awalnya, dia berencana membeli tiket tempat tidur tetapi tiketnya terjual lebih awal. Dengan semua siswa pergi ke universitas, tiket tidur sulit untuk dibeli. Dia bukan bocah manja, jadi dia menyerah dan langsung membeli kursi biasa.

Perjalanan dari Feinan ke White Card City akan memakan waktu sekitar delapan jam, dan dia akan tiba setelah tengah malam.

Garen mengukur waktu. Ketika dia tiba, dia akan tepat waktu untuk naik pesawatnya sehingga dia tidak pergi tidur.

Duduk di sana, ia mengamati aliran orang naik dan turun dari kereta.

Yang mengejutkannya, bahkan setelah ratusan orang, tidak satupun dari mereka adalah vampir atau keberadaan supranatural lainnya. Mereka semua adalah orang biasa.

Ini membuatnya menyadari betapa jarang jumlah Breed Darah dalam masyarakat manusia.

Adapun penyihir, dia tidak bisa mengenali mereka. Selama mereka tidak menunjukkan kekuatan mereka, mereka akan sama dengan orang biasa lainnya yang menjalani kehidupan sehari-hari seperti bekerja dan belajar.

Karena tidak ada yang layak diperhatikan, Garen kembali membaca novelnya. Jarang baginya untuk memiliki waktu luang seperti itu. Apakah dia berada di Dunia Teknik Rahasia atau Dunia Totem, dia selalu menghadapi tantangan dan tidak ada waktu baginya untuk beristirahat. Di sini, teknik rahasia tidak bisa dipraktikkan secara berlebihan. Dia hanya bisa melakukan apa pun yang dia suka di waktu luangnya, dan ada banyak hal.

Ketika dia bosan, dia juga memikirkan konflik antara saudara perempuan Arisa dan organisasi Warna Utama. Sejak tentara bayaran botak itu datang, dia menutupi informasi kedua saudari itu dengan menggunakan cara yang tidak diketahui dan sekarang setelah beberapa tahun, bahkan seorang tentara bayaran pun tidak datang untuk membunuh mereka.

Namun, sebagai adik perempuan Isaros, Arisa tumbuh dewasa, aura aneh yang dipancarkan oleh tubuhnya menebal, dan terasa lebih mirip dengan planet tua.

Dia punya firasat bahwa mungkin Arisa adalah orang kunci di balik semua insiden ini.

Untuk saat ini, semua ini tidak ada hubungannya dengan dia, karena dia hanya perlu fokus pada universitas dan menemukan lebih banyak hal serupa dengan Black Wood Cross.

Setelah tentara bayaran botak dan istrinya meninggalkan Warna Primer, mereka akan mendirikan korps tentara bayaran mereka sendiri. Setiap anggota mendapat persetujuan Garen dan belajar Menembak Keterampilan Rahasia Bayangan.

Para anggota awalnya sangat berbakat. Sekarang setelah mereka memiliki Skill Menembak, mereka seperti harimau yang telah menumbuhkan sayap dan dapat dibandingkan dengan tentara bayaran khusus tingkat tinggi.

Akhir-akhir ini, mereka menjadi populer di lingkaran bakat khusus dan bahkan menerima nama panggilan, Nighthawk.

Elit sniper dengan Skill Rahasia Shadow Penembakan, sekarang mereka menjadi pembunuh top. Tahun lalu di Afrika, mereka mencapai hasil yang luar biasa dan menjadi tiga korps tentara bayaran pengayauan teratas yang menempatkan mereka di antara peringkat teratas dalam lingkaran tentara bayaran.

Garen secara bertahap meningkatkan Keterampilan Rahasia Shadow Shadow dan sangat mengurangi efek samping tetapi versi perbaikan hanya ada di tangannya dan tidak dibagikan.

Meskipun baginya, keterampilan ini hanya beberapa mainan.

Bagi yang lain, ini adalah salah satu teknik pembunuhan terbaik.

Sebagai seorang pencipta, ia harus sejelas mungkin pada nilai sumber daya di tangannya, menggunakan biaya paling sedikit untuk mendapatkan keuntungan tertinggi. Ini adalah prinsip yang selalu dipatuhi Garen.

Bagaimanapun, seseorang tidak selalu bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan kapan saja dan di mana saja. Memiliki kebiasaan ini akan membantu dalam memanfaatkan yang terbaik dari setiap situasi.

Selama ini ketika ia tenggelam dalam pikirannya, Garen tidak berhenti mengamati orang-orang untuk mencari Vampir atau Blood Breed yang tersembunyi. Ternyata, jumlah mereka sangat kecil dibandingkan dengan manusia.

Delapan jam berlalu, dan ayah dan putrinya yang berseberangan dengannya masih menonton film di MP4 mereka. Kereta akhirnya tiba di White Card City.

Garen melepas earphone-nya, menyingkirkan CD-nya yang berdaya rendah dan tersenyum pada keduanya. Mengambil tasnya dari rak barang yang berlawanan, Garen dengan lancar turun ke White Card City.

Waktunya sudah lewat tengah malam.

Setelah turun dari kereta, udara di luar terasa dingin.

Stasiun kereta kosong kecuali para penumpang yang baru saja turun dan menuju ke jalan bawah tanah. Dia samar-samar bisa mendengar suara kereta lain dari kejauhan.

Garen menghembuskan napas melalui mulutnya dan melihat napasnya putih.

Dia meraih tasnya dan dengan tenang menuju jalan bawah tanah.

Lantai semen putih, papan reklame yang cerah, dan suara seorang wanita mengumumkan kedatangan kereta api.

Semua itu tampak sangat normal seolah-olah setelah meninggalkan Grano, bagian luar hanyalah dunia tanpa keganjilan.

Tidak Ada Golongan Darah, Tidak ada Penyihir, dan tidak ada kekuatan luar biasa. Itu hanya dunia normal.

–> Baca Novel di novelku.id <–