My Cold and Elegant CEO Wife - Chapter 951

Bab 951: Penakluk Besar Tuan Ketiga Li

Penerjemah: Noodletown Translated Editor: Noodletown Translated

Memutar kepalanya dan menggunakannya sebagai bola sepak?

Mendengar suara arogan ini, semua orang sangat terkejut.

Bung, apakah Anda tahu dengan siapa Anda berbicara? Itu adalah Paus Takhta Suci, orang paling kuat di seluruh Benua Harimau, bahkan lebih kuat dari presiden. Dia bisa menghukum mati jutaan orang dengan satu anggukan di kepalanya.

Semua orang memandang ke arah pintu masuk, ingin melihat individu yang kurang ajar.

Mereka disambut oleh seorang pria paruh baya yang sombong. Alisnya setajam pedang, matanya seterang bintang. Wajahnya seperti diukir oleh dewa sendiri, setajam mungkin. Pria paruh baya itu bangga, memandang rendah semua orang dan segalanya. Dia mengenakan jubah yang terbuat dari kulit harimau berskala api dan seluruh tubuhnya memancarkan dominasi yang tak tertandingi.

Harimau skala api adalah binatang iblis, jauh lebih kuat daripada binatang biasa. Bahkan Lord of the Sky Gods League tidak bisa membunuh harimau berskala Api. Fakta bahwa pria paruh baya mengenakan kulitnya sebagai pakaian membuktikan kekuatannya yang luar biasa.

Tetapi yang paling mengejutkan adalah bahwa pria paruh baya itu tidak dalam wujud aslinya, seperti Paus, ia juga muncul sebagai avatar, yang diciptakan oleh energi spiritual para penguasa tertinggi.

Pria paruh baya itu ditemani oleh pria lain. Orang kedua tidak lain adalah Raja Pedang, Wushuang Nie.

Saat melihat pria paruh baya di samping Wushuang Nie, mata Qingfeng Li menjadi berkaca-kaca, dia lebih dari bersemangat.

“Ayah … ayah ?!” Qingfeng Li bergumam, matanya berkaca-kaca.

Orang tua Qingfeng Li telah menghilang sejak dia berusia delapan tahun, tetapi dia masih memiliki ingatan ketika dia masih muda. Wajah ayahnya masih sama, sama ganteng, sama ganas dan sombongnya, tidak terpengaruh oleh semua orang dan segalanya.

“Tuan Ketiga, aku akan melepaskan Qingfeng dari kerudung.” Kata Wushuang Nie, tersenyum ringan.

Terakhir kali Wushuang Nie terpisah dari Qingfeng Li, ia tinggal di Benua Harimau untuk menemukan gua rahasia di distrik terlarang di Gunung Kun Lun. Dia kemudian menemukannya dan masuk ke distrik terlarang.

Wushuang Nie menemukan Penakluk Besar Tuan Ketiga Li di dasar tebing. Dia terjebak dalam susunan formasi tingkat raja dan tidak bisa melarikan diri.

Penakluk Besar menggunakan metode Takdir Surgawi dan menghitung situasi berbahaya Qingfeng Li. Dengan mengabaikan situasinya sendiri, ia membentuk avatar menggunakan energi spiritualnya dan mengirimkannya bersama dengan Wushuang Nie menuju Benua Harimau.

Wushuang Nie tahu bahwa Penakluk Besar hanyalah sebuah avatar, seperti avatar Paus, itu tidak bisa bertahan lama. Setelah energinya habis, ia akan hilang. Inilah sebabnya mengapa Wushuang Nie ingin menyelamatkan Qingfeng Li.

Namun, Sang Penakluk Agung melambaikan tangannya. Dia berkata dengan dominan, “Tidak perlu, anak saya hanya bisa menggertak orang lain, dia tidak bisa diganggu.”

Dia memang Penakluk Besar, pria paling sengit di seluruh Huaxia. Kata-katanya bahkan menakutkan. Semua orang menatapnya dengan kagum. Lihatlah ayah ini, dia hanya akan membiarkan putranya menjadi pengganggu, dan tidak akan diganggu.

“Tetap di sana, ini adalah Notre-Dame de Paris, bukan tempat di mana kamu bisa berkeliaran,” Albron berdiri, menghalangi Penakluk Besar.

Hmph!

The Great Conqueror mengeluarkan hawa dingin. Sinar cahaya emas melesat dari matanya, sangat cepat, ke tubuh Albron. Bahkan sebelum Paus dapat bereaksi, tubuh Albron telah berubah menjadi kabut darah, menghilang menjadi kehampaan.

Membunuh dengan tatapan?

Itu adalah pertama kalinya seseorang melihat serangan yang begitu kuat. Beberapa benar-benar terkejut. Mereka menyaksikan dengan mata terpana dan mulut terbuka lebar.

Mereka pernah mendengar tentang membunuh dengan tatapan sebelumnya, tetapi mengira itu hanya legenda, beberapa kisah yang dibuat-buat mustahil. Sekarang setelah mereka menyaksikan kematian Albron, semua orang kaget.

Membunuh dengan tatapan. Itu hanya bisa digunakan oleh para pembudidaya diri yang sangat kuat. Tuan normal dari dunia Roh Sejati terlalu lemah untuk menggunakan serangan itu.

“Pandangan yang sangat kuat,” pada saat ini, Paus tampak khawatir, matanya tampak kaget.

Paus tidak hanya kaget, Augustus juga kaget. Albron adalah salah satu dari tiga Kardinal agung Tahta Suci. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan dia bahkan mengenakan ‘Jubah Merah Tahta Suci’, alat spiritual kelas atas. Tapi dia masih berubah menjadi kabut darah oleh tatapan tunggal Penakluk Besar.

Sang Penakluk Besar terlalu kuat. Pembunuhan tatapannya seperti dari semacam dongeng dan semua orang sangat ketakutan.

“Dungu, berani menjebak anakku? Anda hanya orang biasa di tahap awal dari dunia Roh Sejati, ”kata Penakluk Besar dengan wajah jijik.

Mengusir!

Sang Penakluk Besar menembakkan pandangan keemasan lain yang kuat, kali ini, ke selubung cahaya rohani Augustus. Dengan suara keras, tabir cahaya spiritual hancur berkeping-keping, memudar menjadi ketiadaan.

Pu-ch!

Ketika kerudung cahaya rohani pecah, Augustus memuntahkan darah segar yang besar. Wajahnya pucat, tubuhnya terluka parah.

Membunuh dengan satu tatapan, menghancurkan kerudung dengan satu tatapan, bahkan tanpa menggerakkan tangannya. Semua orang tercengang.

“Fa-fa-ayah,” Qingfeng Li sangat senang dia tidak dapat berbicara.

Meskipun mereka tidak bertemu selama bertahun-tahun, ikatan antara ayah dan putranya muncul secara alami. Dia merasakan kedekatan dengan avatar di kedalaman tulangnya.

“Kenapa kamu menangis? Tidak ada anakku yang harus menangis dari pengganggu, membuat mereka menangis. ”Sang Penakluk Agung berkata dengan bangga, tersenyum ringan. Dia bahkan suka memerintah terhadap putranya sendiri.

Qingfeng Li menyeka air matanya. Dia berkata sambil tersenyum, “Aku senang melihatmu.”

The Great Conqueror mengulurkan tangannya dan menepuk bahu Qingfeng Li. Matanya menjadi hangat. Dia belum melihat putranya selama lebih dari 10 tahun. Mantan bocah bodoh itu sudah tumbuh menjadi pemuda tampan.

“Nak, awasi aku membereskan sampah,” sang Penakluk Besar berkata dengan keras, tersenyum ringan.

Setelah mendengar ini, Paus dan Augustus sangat marah. Beraninya dia menyebut mereka sampah.

Paus adalah penguasa semua Benua Harimau. Augustus adalah keturunan Zeus, dewa semua dewa. Mereka berdua kekuatan yang sangat bergengsi di benua itu. Langkah kaki mereka lebih menghancurkan dari dua belas gempa bumi berkekuatan besar. Tetapi mereka adalah sampah di mata Sang Penakluk Besar?

“Penakluk Besar, saya tahu bahwa Anda adalah dewa perang Huaxia, tetapi ini adalah Benua Harimau, ini bukan tempat bagi Anda untuk tidak menghormati,” kata Augustus dengan dingin, sambil mencibir.

“Hilang!” Sang Penakluk Besar meraung. Suara suaranya membawa energi sonik yang keras, langsung menghantam tubuh Augustus.

Deng deng deng !!!!

Augustus mundur beberapa langkah, wajahnya pucat, matanya kaget. Sang Penakluk Besar hanya mengucapkan sepatah kata, tetapi suaranya mewujudkan kekuatan yang sangat besar sehingga energi yang sangat sonik memaksa kembali Augustus.

Pada saat ini, Augustus merasakan ketakutan di dalam hatinya.

Ya, takut, bidang apa yang telah dicapai Penakluk Besar menjadi sekuat ini? Bagaimana mungkin dia membunuh melalui tatapannya seolah-olah dia berasal dari dongeng, seolah-olah dia ilahi.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<