My Cold and Elegant CEO Wife - Chapter 444

Babak 444: Jiaojiao Takut

Penerjemah: Noodletown Translated Editor: Noodletown Translated

“Jiaojiao, kamu semakin kurus.” Melihat wajah Jiaojiao, Ruyan Liu berkata dengan sedih.

Mengenai saudari ini, Ruyan Liu sangat mencintainya. Ini karena Jiaojiao Liu baik padanya, setidaknya lebih baik daripada keluarga Liu.

Mengingat keluarga Liu membuat Ruyan Liu marah. Ini semua karena mereka memaksanya untuk menikah dengan keluarga Wang. Bahkan orang tuanya sendiri memaksanya. Jiaojiao Liu adalah satu-satunya yang tidak setuju dengan keputusan itu.

Ruyan Liu tahu kapan terakhir kali dia menelepon untuk mengucapkan selamat tinggal dengan Jiaojiao Liu, Jiaojiao Liu yang memberi tahu Qingfeng Li. Itu menyebabkan Qingfeng Li pergi ke keluarga Wang Beijing untuk mengacaukan pernikahan.

Orang bisa mengatakan bahwa jika Jiaojiao Liu tidak memberi tahu Qingfeng Li, maka saat ini Ruyan Liu sudah mati dan tidak akan pernah bisa melihat Qingfeng Li lagi.

Di satu sisi, Jiaojiao Liu menyelamatkan Ruyan Liu.

Mendengar suara peduli kakaknya, Jiaojiao Liu merasa seperti di rumah, “Saudari, aku sangat merindukanmu. Sejak kamu pergi ke Jing Capital, aku mendapat mimpi buruk setiap hari dan tidak bisa tidur nyenyak sama sekali. ”

Jiaojiao Liu banyak menangis. Setelah Ruyan Liu pergi, dia mengetahui betapa tergantungnya dia pada saudara perempuannya; Ruyan Liu menjadi orang terpenting dalam hidupnya.

Selama waktu ini, Jiaojiao Liu akan bermimpi tentang saudara perempuannya setiap malam. Mimpinya adalah semua adegan sehari-hari dari saudara perempuannya memasak untuknya, berbelanja untuknya, menyelimutinya dengan selimut, dll.

Di kepala Jiaojiao Liu, itu dipenuhi dengan bayangan saudara perempuannya.

WUWUWUWU …

Jiaojiao Liu banyak menangis. Ini karena dia melihat orang tersayang dalam hidupnya. Jika dia melihat orang lain, dia tidak akan menangis.

Hubungan antara para suster sangat mendalam, dan ini menggerakkan Qingfeng Liu. Orang benar-benar harus mengatakan, Ruyan Liu memiliki saudara perempuan seperti ini sangat menyenangkan.

Tentu saja, Jiaojiao Liu memiliki Ruyan Liu juga menyenangkan. Kedua wanita ini telah melalui banyak hal dan ini membuat hubungan mereka semakin dekat.

Ruyan Liu menggunakan jarinya untuk menghapus air mata di wajah Jiaojiao Liu dan berkata, “Kakak bodoh, berhenti menangis. Aku kembali; Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. ”

Ruyan Liu telah memutuskan; dia sekarang akan tinggal di Kota Laut Timur. Dia tidak ingin kembali ke Jing Capital lagi, atau keluarga Liu. Ini karena dia tidak ingin melihat mereka.

“Kakak ipar, terima kasih telah mengembalikan saudara perempuanku.” Jiaojiao Liu berkata kepada Qingfeng Li dengan air mata berlinang.

Jiaojiao Liu tidak lagi bertindak kejam terhadap Qingfeng Li karena apa yang terjadi pada Ruyan Liu.

Qingfeng Li telah membawa Ruyan Liu kembali dan kebenciannya terhadap Qingfeng Li sekarang hilang. Wajahnya dipenuhi rasa terima kasih.

“Oh, matahari terbit dari barat. Saya ingat seseorang berkata saya tidak memiliki hati yang baik dan saya adalah Shimei Chen? ”Qingfeng Li bercanda.

Mengenai bagaimana Jiaojiao Liu memanggilnya Shimei Chen, Qingfeng Li sangat tidak puas. Shimei Chen adalah pria yang menyerahkan istrinya. Bagaimana dia bisa membandingkan Qingfeng Li dengannya?

“Ipar saya minta maaf. Anda bukan Shimei Chen; kamu adalah pria yang baik. ”Jiaojiao Liu berkata dengan wajah memerah.

Dia tahu bahwa apa yang dia katakan kepada Qingfeng Li agak terlalu banyak. Qingfeng Li adalah pria yang baik; selain bercanda dengan dia dari waktu ke waktu.

“Qingfeng, Jiaojiao masih muda. Mohon maafkan dia. ”Kata Ruyan Liu; kasihan Jiaojiao Liu.

Meskipun dia tidak tahu mengapa Qingfeng Li marah, dia bisa menebak. Sudah pasti bahwa Jiaojiao Liu marah dari keluarga Wang dan memarahi Qingfeng Li secara emosional, sehingga membuat Qingfeng Li marah.

Tapi Jiaojiao Liu melakukannya karena dia, jadi tentu saja, Ruyan Liu tidak akan marah padanya. Mengenai Qingfeng Li, itu adalah suaminya, jelas dia juga tidak akan marah padanya.

Keduanya melakukannya demi dia. Ruyan Liu tidak ingin mereka marah satu sama lain; dia ingin keduanya berteman satu sama lain.

“Ruyan, aku hanya bercanda dengannya, bagaimana aku bisa marah padanya?” Kata Qingfeng Li sambil tersenyum.

Dia bukan seseorang dengan pikiran kecil, ditambah Jiaojiao Liu meminta maaf sepenuh hati. Tentu saja dia memaafkannya.

Mereka masuk. Jiaojiao Liu sangat rajin; secara pribadi menuangkan air untuk Qingfeng Li dan Ruyan Liu, bahkan memanggilnya “saudara ipar” secara intim.

“Kakak ipar, minum air.”

“Kakak ipar, ini makan sepotong apel.”

“Kakak ipar, di sini makan pisang.” Jiaojiao Liu memperlakukan Qingfeng Li dengan penuh semangat; bahkan membuat Qingfeng Li merasa malu.

Bergairah, dia terlalu bersemangat. Melihat bagaimana dia memperlakukan mereka, dia adalah seseorang yang sopan santun.

Karena Jiaojiao Liu mengenakan piyama yang terbuat dari sutra, itu sangat tipis, dan dari caranya bergerak, ada lapisan keringat tipis yang membasahi piyama. Ini menonjolkan bentuk tubuhnya karena piyama menempel di kulitnya; dadanya yang putih, pantat yang montok, dan kaki yang panjang. Dia sangat baik dibangun.

Mata Qingfeng Li dipenuhi dengan lampu hijau lagi. Sepertinya dia akan memakannya.

“Kakak, mata kakak ipar menakutkan, mereka memancarkan lampu hijau.” Jiaojiao Liu berkata dengan ketakutan.

Sejujurnya, Jiaojiao Liu tidak pernah melihat mata ini dari Qingfeng Li. Dia seperti serigala jahat besar, akan memakannya seperti kelinci.

Jiaojiao takut. Dia mundur ke Ruyan Liu dan bersembunyi di belakangnya.

Ruyan Liu memandang Qingfeng Li dengan ketidakpuasan dan berkata, “Qingfeng, Jiaojiao adalah kakak iparmu, bagaimana kamu bisa melihatnya dengan mata itu.”

Tetapi setelah dia menyelesaikan kalimatnya, dia bingung. Ini karena dia melihat lampu hijau di matanya, tapi kali ini ke arahnya.

Tuan Muda Qingfeng Li dipenuhi panas. Ada suara di tubuhnya yang memberitahunya untuk berhenti menahan diri dan berhubungan seks dengan gadis-gadis di depannya.

Mendengar suara di tubuhnya, Qingfeng Li tiba-tiba berdiri.

Dia berjalan perlahan menuju Ruyan Liu dan Jiaojiao Liu; hampir seperti dia akan memakan kedua gadis itu.

“Saudari, saya sangat takut, apa yang terjadi pada ipar laki-laki?” Melihat bagaimana Qingfeng Li berjalan ke arah mereka, Jiaojiao Liu berkata dengan ketakutan.

Dia benar-benar takut karena dia merasa bahwa Qingfeng Li saat ini bukan saudara iparnya. Dia lebih seperti cabul.

Meskipun ipar suka bercanda dengan dia dari waktu ke waktu, tetapi di depan saudara perempuannya, dia tidak akan berani menjadi seperti ini. Selain itu, dia tidak akan memiliki mata yang panas ini.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<