My Cold and Elegant CEO Wife - Chapter 379

Bab 379: Memotong Benang Cinta, Melupakan Qingfeng

Penerjemah: Noodletown Translated Editor: Noodletown Translated

“Ibu, saya tidak suka Shaoyang Wang,” kata Ruyan Liu dengan jijik.

Dia sangat membenci Shaoyang Wang. Dia memegang ketidaksukaan alami untuknya.

“Ruyan, biar aku ulangi saja. Jika Anda tidak melupakan Qingfeng, saya akan mengungkapkan hubungan Anda dengan Qingfeng kepada ayah Anda. Kamu tahu sifat ayahmu, ”kata Xifeng Zhang dengan senyum tipis.

“Ibu, jangan memberi tahu ayah tentang hubunganku dengan Qingfeng.”

“Aku tidak akan memberitahunya, tetapi bisakah kamu melupakan Qingfeng Li?”

“Ibu, selama Anda tidak memberi tahu ayah, saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melupakan Qingfeng,” kata Ruyan Liu sedih.

Dia tahu bahwa ayahnya adalah seorang lelaki kuno yang mengutamakan kepentingan keluarga di atas segalanya. Jika ayahnya tahu tentang hubungannya dengan Qingfeng, dia akan mengirim seseorang untuk membunuh Qingfeng.

Meskipun Ruyan Liu tahu bahwa Qingfeng sangat kuat, kekuatan keluarga besar jauh lebih besar dari yang bisa dibayangkan Qingfeng. Demi kebaikan Qingfeng, Ruyan Liu hanya bisa melupakannya.

“Baik. Ruyan, Qingfeng hanyalah putra ditinggalkan Keluarga Li. Bahkan Keluarga Li tidak menginginkannya lagi, kekuatan apa yang dia miliki? Shaoyang Wang adalah tuan muda tertua dari Keluarga Wang dan penerus keluarga. Kamu akan menjadi Nona muda Keluarga Wang jika kamu menikah dengannya. ”

Orang-orang yang dilahirkan dalam keluarga besar tidak memiliki kendali atas nasib mereka. Saat itu, Xifeng Zhang paling menyukai tuan ketiga dari Keluarga Li tetapi dia tidak menyukainya. Pada akhirnya, dia menikah dengan ayah Ruyan Liu untuk keuntungan keluarganya.

“Ruyan, istirahatlah. Saya pergi sekarang, ”Xifeng Zhang melihat putrinya tidak mau berbicara dengannya. Jadi, dia meninggalkan kamar.

Ruyan sekali lagi adalah satu-satunya orang di ruangan itu. Dia duduk sendirian di kursi dan air mata jatuh tak terkendali di wajahnya. Bisakah dia benar-benar melupakan Qingfeng?

Dia hanya bisa mengubur cintanya untuk pria itu selamanya di dalam hatinya.

…..

Kota Laut Timur – Qingfeng meletakkan damar biru itu dengan hati-hati, lalu dia pulang. Ketika dia sampai di rumah, sudah jam 7 malam. Xue Lin sudah pulang dari kantor dan menunggunya di ruang tamu.

“Kamu sudah kembali,” kata Xue Lin bahagia dengan senyum menawan.

Itu semakin mendekati tanggal pernikahan mereka. Xue Lin menjadi lebih gugup dan takut. Dia dulunya sangat dingin karena dia membenci pria. Tapi sekarang, dia tidak lagi membenci pria. Dia sudah menerima Qingfeng.

Jantungnya mulai berdebar kencang ketika dia memikirkan pernikahan dalam tiga hari. Ketika hari itu tiba, dia akan merayakan malam pernikahannya dengan pria ini dan mereka akan xxoo.

“Sayang, aku tidak tahu kamu sangat pemalu. Saya pikir Anda adalah Dewi Es? ”Qingfeng tidak bisa membantu tetapi menggoda Xue Lin.

Sejujurnya, di masa lalu, kesan Xue Lin adalah bahwa dia adalah wanita yang sombong dan dingin. Tapi setelah semua yang mereka lalui bersama, hubungan mereka semakin dalam.

Meskipun hubungan mereka semakin dalam, Xue Lin masih dingin dan sombong tetapi terhadap orang luar. Dia jauh lebih lembut dan penuh kasih sayang terhadap Qingfeng sekarang.

Pernahkah Anda melihat seorang wanita yang sombong membuat makanan untuk seorang pria? Xue Lin sudah memasak untuk Qingfeng. Wajah Xue Lin memerah mendengar kata-kata Qingfeng. Dia menatapnya dengan malu-malu dan berkata, “Jangan menggodaku.”

“Baiklah, aku tidak akan menggodamu,” kata Qingfeng sambil tertawa. Bagaimanapun, wanita itu sensitif. Akan buruk jika dia membuatnya marah.

Eh?

Qingfeng tiba-tiba melihat jas di sebelah Xue Lin. Itu cocok untuk seorang pria.

Ketika dia melihat tampilan Qingfeng yang bingung, Xue Lin berkata sambil tersenyum, “Ini, aku membeli pakaian ini untukmu.”

“Untuk saya? Mengapa kamu membelikanku jas? ”

“Apakah kamu lupa? Kami akan pergi ke Keluarga Li Ibukota untuk mengirim undangan pernikahan. Kamu harus berpakaian bagus jadi aku membelikanmu jas. ”

“Tidak apa-apa. Saya bisa mengenakan sesuatu yang kasual ke Keluarga Li. Mereka tidak menyukaiku. Saya juga tidak suka mereka. ”

“Kita tidak bisa melakukan itu, suami. Jika kita berpakaian buruk, mereka akan memandang rendah kita, ”kata Xue Lin dengan cemberut.

Dalam hatinya, Qingfeng adalah suaminya. Bagaimana bisa orang memandang rendah dirinya? Qingfeng hanya menggelengkan kepalanya ketika mendengar kata-kata Xue Lin. Dia tidak berbicara. Dia secara alami tahu bahwa Keluarga Li sudah memandang rendah dirinya. Itu tidak akan berubah jika dia mengenakan jas.

Tapi Xue Lin secara khusus membeli jas untuknya sehingga Qingfeng secara alami harus memakainya. Dia akan memakainya untuknya, bukan untuk orang-orang Keluarga Li.

Sedangkan untuk penerbangan, Xue Lin telah memesan tiket untuk penerbangan pada jam 7 pagi besok. Keduanya pergi tidur segera karena mereka harus bangun pagi-pagi untuk menuju ke Ibukota.

…

Ibu Kota, Keluarga Wang.

Saat ini, di dalam rumah mewah, seorang pria muda yang tampan melambaikan pedang di sekitar. Kayu di depannya terbelah menjadi dua dengan satu pukulan. Saat dia melambaikan pedang, arus kuat terbentuk di sekitar pedangnya.

Pria muda yang tampan itu tak lain adalah Shaoyang Wang, tuan muda tertua dari Keluarga Wang.

ketukan ketukan ketukan …

Sepiring langkah kaki mengganggu latihan Shaoyang Wang. Seorang pria paruh baya berpakaian hitam berjalan gelisah dengan panik di wajahnya.

“Tian Wang, saya sudah katakan sebelumnya. Jangan menyela saya ketika saya berlatih pisau saya. Apakah Anda lupa? “Shaoyang Wang berkata dengan dingin.

Pedang di tangannya bergerak maju dan satu inci dari leher Tian Wang. Jika Shaoyang Wang memberi tekanan, ia akan memenggal kepala Tian Wang.

Wajah Tian Wang menjadi takut. Dia dengan cepat berkata, “Tuan muda, sesuatu yang besar terjadi.”

“Berbicara. Apa yang terjadi? Jika tidak serius, aku akan memenggalmu, ”

Shaoyang Wang berkata dengan dingin. Pedang itu masih ada di leher pria paruh baya itu, dia tidak punya niat untuk menahannya.

Tian Wang berkata dengan takut, “Tuan muda, Wang Aotian sudah mati.”

Apa? Aotian Wang sudah mati? Sepupu saya sudah mati?

Ekspresi Shaoyang Wang berubah drastis. Dia mulai memancarkan niat pembunuh yang kuat.

Pedang di tangannya sedikit bergetar ketika dia mendengar berita kematian sepupunya. Pedang yang tajam langsung menusuk wajah pria paruh baya itu tetapi dia tidak berani bergerak.

“Siapa yang membunuh sepupu saya. Aku akan mencabik-cabiknya, “kata Shaoyang Wang dengan niat membunuh.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<