Monster Pet Evolution - Chapter 251

Bab 251: Berjudi

Penerjemah: Nyoi-Bo Studio Editor: Nyoi-Bo Studio

Ini sepertinya cara yang sangat primitif untuk menumbuhkan keintiman dengan familiarnya. Itu pasti memiliki getaran Asia Tenggara untuk itu.

Tentu saja, itu tidak bermoral seperti yang bisa dibayangkan.

Gao Peng sekarang tahu pro dan kontra dari ritual ‘adopsi’ yang dijelaskan Guo Qingshan kepadanya.

Kelemahannya adalah tingkat kematian yang tinggi. Namun, mendapatkan kesempatan untuk memiliki familiar yang siap tempur segera melebihi risikonya.

Dalam keadaan biasa, seseorang biasanya akan menandatangani kontrak darah dengan familiar ketika itu masih dalam tahap awal perkembangan kognitif. Kelemahan dari ini adalah bahwa perlu waktu untuk berkembang menjadi kekuatan tempur yang harus diperhitungkan.

Ritual ‘adopsi’ wilayah Asia Tenggara adalah cara bagi pelatih untuk segera menandatangani kontrak darah dengan seorang familiar yang sudah matang sepenuhnya tanpa harus melalui seluruh proses pertumbuhan.

Namun, itu hanya akan bekerja dengan familiar yang baru saja kehilangan seorang anak. Hilangnya seorang anak cenderung menempatkan mereka dalam keadaan yang rentan secara emosional, membuatnya lebih mudah untuk menipu mereka agar mengadopsi anak lain dari spesies yang berbeda.

…

“Bu, kita berhasil. Kami mengalahkan orang-orang jahat, ”kata Gang Mu, dengan lembut membelai bulu Tarsius Raksasa. Dia tahu persis di mana Tarsier Raksasa suka digosok.

Gang Mu menatap lurus ke mata Tarsius Raksasa. Meskipun dia telah menandatangani kontrak darah dengannya, dia masih memiliki perasaan campur aduk terhadapnya.

Tarsius Raksasa telah mengubah hidupnya dalam banyak hal.

Dia awalnya adalah anak dari petani buah, dengan satu kakak laki-laki, tiga adik laki-laki, dan dua adik perempuan.

Hidup telah sulit baginya dan keluarganya. Orang tuanya nyaris tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sejak kecil, dia belum pernah kenyang, karena dia harus berbagi makanan dengan delapan orang lainnya di rumah.

Kemudian, semuanya telah berubah pada hari Bencana Alam.

Dua saudara kandungnya telah dimakan oleh babi hutan bermutasi ketika Bencana Alam melanda.

Uang yang telah dimaksudkan untuk pertunangan Gang Mu harus digunakan untuk pemakaman mereka.

Ayahnya terpaksa mengirimnya ke kamp pelatihan militer dengan imbalan uang, yang kemudian digunakan untuk dua pertunangan adik laki-lakinya.

Gang Mu tidak menyangka akan selamat dari proses pelatihan. Dia bahkan telah mempersiapkan kehendaknya sendiri setelah mendengar tentang tingkat kematian yang sangat tinggi di kamp pelatihan.

Tidak hanya dia selamat, dia juga mendapatkan kepercayaan dari Tarsius Raksasa dan secara resmi menjadi ‘anak asuhnya.’

Begitu mereka cukup dekat, Gang Mu telah meyakinkan Tarsius Raksasa untuk menandatangani kontrak darah dengannya dan secara resmi menjadi pelatih monster.

Dengan tempat barunya di masyarakat, ia berhasil membujuk pemilik peternakan agar membiarkan orang tuanya melakukan pekerjaan termudah di pertanian untuk mendapatkan lebih banyak uang.

Dia juga telah menandatangani kontrak dengan mantan pelatihnya yang memungkinkannya untuk menjadi pelatih tingkat tinggi di kamp pelatihan begitu dia kembali dari turnamen.

Ambisi cenderung tumbuh ketika seseorang naik lebih tinggi dari tangga sosial.

Pada awalnya, satu-satunya hal yang dia pikirkan adalah bertahan hidup. Sekarang, dia menginginkan lebih.

Tarsius Raksasa-nya belum pernah bertemu lawannya, setidaknya sampai hari itu.

Bahkan jika mereka berada di lapangan yang sama, Tarsius Raksasa saya pasti tidak akan bisa mengalahkan tas tulang Gao Peng. Saya perlu menjadi lebih kuat, pikir Gang Mu. Dia mengepalkan tangannya. Sejak dia masih kecil, dia telah memahami dengan sangat baik bahwa jika dia menginginkan sesuatu, dia harus bekerja untuk itu. Tidak ada yang akan menyajikannya di piring perak.

…

Gao Peng merasa canggung menyaksikan para kontestan bertarung keluar dari ruang istirahat.

Saya hanya menjadi wasit karena saya terlalu kuat. Juga, ada uang yang bisa dihasilkan di sini. Tidak mungkin aku akan melewatkan kesempatan yang menggiurkan ini!

Setelah berpikir sebentar, Gao Peng mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor.

Beberapa mil dari stadion, sesosok kuning berbulu mengintip ke kamar mandi wanita melalui jendela dari cabang pohon. Tiba-tiba, tas selempang yang tergantung di bahunya mulai bergetar.

Dua detik kemudian, sebuah lagu mulai diputar dari tas. “Satu bebek kecil pergi berenang suatu hari, di atas bukit dan jauh …”

Goldie dengan bodoh melihat tas selempangnya yang bergetar.

Seseorang menjerit di dalam kamar mandi. “Siapa itu di luar sana ?!”

“Dukun?” Terkejut, Goldie jatuh dari cabang dan mendarat di tanah dengan bunyi gedebuk.

Dia bergegas berdiri dan berjalan ke hutan di dekatnya, di mana ia menjatuhkan diri di tanah dan tidak menatap apa pun secara khusus.

Telepon masih bergetar di dalam tas selempang bebek.

Kembali di ruang istirahat, Gao Peng bergumam pada dirinya sendiri, “Angkat, Goldie …”

Seorang wanita yang sehat muncul dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Dia memasuki dapur dan mengambil pisau dapur dari salah satu laci.

“Aku akan mengukir siapa pun yang mengawasiku di kamar mandi seperti kalkun!”

Wanita itu, yang terlihat sama berototnya dengan Mu Tieying, keluar dari rumah dan mengamati sekelilingnya seperti elang. Di sinilah para pelayan yang bekerja di vila-vila gunung tinggal. Itu adalah daerah yang agak terisolasi, terutama pada hari ketika itu kosong.

Tiba-tiba, telinganya menusuk ke suara yang akrab dari hutan di dekatnya. Mata wanita itu berkedip berbahaya saat dia perlahan berjalan menuju hutan …

“Dukun?” Sambil mendorong melewati semak belukar, dia akhirnya berhadapan dengan seekor bebek kuning yang membawa tas selempang merah di bahunya.

Wanita itu, yang bernama Li Shanlian, memandang sekelilingnya dan tidak melihat sosok mencurigakan di sekitarnya.

Dia kembali menatap Goldie.

Goldie dengan bodoh menatap kembali padanya. Setelah beberapa lama, dikatakan, “Dukun dukun?”

Li Shanlian merasa sedikit kecewa ketika dia menyadari bahwa voyeurnya adalah bebek. Dia meludahinya, “Apakah kamu tidak memiliki sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan?”

“Dukun dukun dukun.” Goldie mengabaikan Li Shanlian dan berjalan lebih jauh ke dalam hutan …

Ketika akhirnya meninggalkan area pelayan, ia meraih ke dalam tasnya dan mengeluarkan ponselnya dengan sayapnya. “Dukun?”

“Apa yang membuatmu begitu lama?” Kata Gao Peng tidak sabar. Meskipun dia bisa berkomunikasi dengan para familiar melalui kontrak darah mereka, dia hanya bisa melakukannya dalam jarak tertentu.

Namun, hal terbaik tentang penandatanganan kontak darah adalah bahwa ia dapat memahami apa yang dikatakan keluarganya.

“Aku … sibuk,” kata Goldie tergagap.

“Baiklah, aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku. Bantu saya membuat beberapa taruhan, ”kata Gao Peng. “Kami pasti akan menghasilkan banyak uang dari ini. Lakukan ini untukku, dan aku akan memberimu dua ikan kering setiap hari selama sebulan penuh! ”

“Dukun?” Mata Goldie berbinar.

–> Baca Novel di novelku.id <–