Legend of the Supreme Soldier - Chapter 263

Bab 263: Manusia

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Dari perairan yang penuh amarah itu muncul tugu kepala, makhluk yang menakutkan. Jika bukan karena tiga mata besar di puncak gunung makhluk ini, Ye Chong akan mengira itu adalah dasar sungai yang didorong oleh beberapa pergeseran tektonik di bawah air.

Bahkan Han Jia setinggi 10 meter tampak kecil dibandingkan dengan makhluk itu. Ini adalah hewan terbesar yang pernah dilihat Ye Chong.

Tiga mata hitam itu diatur untuk membentuk segitiga, dan mereka menatap marah pada Ye Chong.

Lalu terdengar pekikan, seperti suara logam yang menyapu logam. Ye Chong memperhatikan makhluk itu dengan tenang. Selain kulitnya yang sedikit pucat, pertanda parahnya cedera akibat serangan makhluk itu, ia tampak seperti dirinya yang biasa.

Biasanya, Ye Chong akan terkejut melihat makhluk sebesar itu. Namun, anehnya dia sangat tenang sekarang, bahkan tidak terganggu sedikit pun. Tempat itu dipenuhi dengan terlalu banyak keanehan sehingga Ye Chong terbiasa melihat hal-hal yang tidak biasa.

Dia sudah di darat. Makhluk itu jelas binatang laut, mungkin tidak terlalu sulit untuk ditangani. Apa yang Ye Chong ingin hindari yang paling sekarang adalah binatang terbang. Dia tahu sejak pertama kali melihat herbivora bahwa hewan-hewan di sini bisa bergerak sangat cepat walaupun memiliki gaya gravitasi yang kuat. Kalau herbivora sudah sangat mengesankan, hewan-hewan yang bisa terbang harus lebih dari itu. Lebih penting lagi, keuntungan Han Jia terbang akan sia-sia. Jika dia memiliki keuntungan terbang, Ye Chong setidaknya akan memiliki pilihan untuk mundur jika dia tidak bisa menang melawan lawannya.

Makhluk di sungai itu sepertinya tahu bahwa itu tidak bisa mengancam Ye Chong. Itu tidak mendekat, tetapi terus menatap Ye Chong dengan marah sambil melengking tajam.

Jika Ye Chong memiliki pandangan mata burung di dataran sekarang, dia akan melihat tontonan yang luar biasa. Semua jenis binatang melarikan diri dari pusat yang merupakan makhluk besar di sungai.

Ye Chong melirik makhluk di sungai, dan langsung terbang bersama Han Jia.

Dia tidak punya niat bertarung dengan makhluk itu. Itu jelas di bagian atas rantai makanan lokal. Selain itu, Han Jia tidak cocok untuk pertempuran jarak jauh, membuatnya sulit untuk bertarung melawan makhluk itu. Hanya tentakel setebal 10 meter sudah cukup untuk menyebabkan kehancuran besar.

Serangan mendadak ini juga membuat Ye Chong menjadi lebih berhati-hati. Namun, yang mengejutkannya, dia tidak menemukan hewan lain saat dia terbang. Ada beberapa kali ketika dia melihat di layar holografik bahwa beberapa hewan yang sangat jauh darinya sedang melarikan diri.

Ini penasaran bagi Ye Chong. Sementara dia tidak bisa mengerti mengapa ini terjadi, tidak adanya binatang dalam perjalanannya membuat perjalanannya lebih cepat.

Setelah satu hari penuh lagi, masih tidak ada yang terjadi. Dataran datar perlahan mulai menunjukkan beberapa kontur. Ye Chong bahkan menemukan tiga jajaran gunung yang sekitar seribu meter di atas permukaan tanah. Namun, ini tidak menghalangi kemajuan Han Jia.

Bukan hanya geografi yang berubah. Di sini, hewan-hewan datang dalam varietas yang lebih besar, lebih banyak daripada di dataran.

Badan astronomi ini jauh lebih besar dari yang diantisipasi Ye Chong. Sampai sekarang, Han Jia masih belum bisa mendeteksi tepi benua ini.

Tiba-tiba, sistem pemindaian holografik mulai melakukan ping.

Sekelompok manusia dengan pakaian aneh menyerang binatang liar yang tingginya sekitar 7 meter.

Manusia? Bagaimana mungkin ada manusia di sekitar sini? Ye Chong kaget. Kejutannya dengan cepat berubah menjadi kegembiraan yang tak terkendali. Tidak ada yang akan bisa tetap tenang setelah mengalami kesepian begitu lama, dan akhirnya menemukan anggota spesiesnya sendiri.

Namun, mengapa ada manusia di sini?

Ye Chong menekan kebahagiaannya untuk saat ini dan mempelajari orang-orang itu.

Ada tujuh total, semua mengenakan kemeja ungu muda, mungkin dijalin dari vegetasi lokal. Sebagai seorang alkemis, Ye Chong memiliki pemahaman yang tajam tentang tanaman. Mereka semua berbingkai kecil, mungkin karena gravitasi. Namun, gerakan mereka gesit dan cepat, bahkan lebih cepat dari pada herbivora yang telah dilihat Ye Chong.

Ye Chong tidak bisa membantu tetapi terkejut dengan kekuatan fisik mereka. Dengan lima kali gaya gravitasi yang biasa, bahkan Ye Chong sendiri tidak bisa mengatur kecepatan mereka. Namun, senjata mereka terlalu kumuh – mereka semua menggunakan tombak yang terbuat dari beberapa jenis kayu yang tidak diketahui.

Apakah mereka primitif? Ye Chong terpana. Kegembiraannya sangat berkurang. Jika ini adalah manusia primitif, komunikasi akan menjadi masalah.

Ye Chong tidak mengekspos dirinya sendiri, tetapi terus bersembunyi di balik batu dari jauh, mengawasi mereka.

Binatang buas itu tampaknya tidak bernasib baik melawan primitif, sudah terluka di beberapa tempat. Seorang pemburu yang berpengalaman seperti Ye Chong bisa melihat dalam sekejap bahwa hewan itu akan menyerah, cepat atau lambat. Binatang buas itu memiliki tanduk berbentuk seperti cabang pohon, setajam pisau. Keempat kakinya yang tebal dan beralur bisa menginjak seseorang dengan hasil yang fatal. Ekornya panjang dan anehnya melingkar menjadi seikat, seperti sanggul rambut wanita. Namun, dari layar holografik, Ye Chong bisa melihat bahwa ekornya bisa tersengat listrik seperti belut listrik.

Orang primitif harus mengetahui hal ini juga. Mereka menyerang lebih cepat dan lebih keras, berharap untuk segera mengakhirinya.

Tepat ketika mereka berpikir kemenangan sudah dekat, binatang buas mata redup tiba-tiba mengangkat dan melihat Han Jia. Ye Chong melihat matanya dengan jelas, dan sangat terkejut. Tiba-tiba, mata binatang menunjukkan ngeri. Binatang itu mengeluarkan geraman keputusasaan dan mulai melawan lebih kuat dari sebelumnya.

Perubahan mendadak ini membuat kaum primitif pergi, dan mereka berjuang untuk bereaksi. Mereka tidak berharap binatang itu tiba-tiba menjadi gila.

Ada jeritan yang menakutkan. Itu berasal dari seorang pria, terluka oleh tanduk binatang itu. Dampak kuat telah melemparkannya jauh ke belakang, darah menumpahkan seluruh tubuhnya. Namun, hewan itu tenggelam dalam kekerasannya untuk peduli dengan serangan yang datang dari primitif lainnya. Ia menundukkan kepalanya dan menyerbu, tanduk menunjuk lurus ke depan, sementara keempat kukunya menggedor tanah, langsung menuju korban yang jatuh.

Binatang setinggi tujuh meter itu datang dengan ganas yang menakutkan. Tampaknya telah memutuskan untuk membunuh pria itu, tidak peduli tentang tusukan tombak dari primitif lainnya.

Teriakan ketakutan dan kejutan memenuhi udara.

Ye Chong tetap di tempatnya, membeku, sambil terus menatap orang-orang primitif itu dengan tidak percaya.

Sang Ling menggigit bibirnya, menonton saat yang membelakangi Sang Fan. Binatang itu tiba-tiba menjadi gila, melukai Sang Fan dengan tanduknya. Itu mengabaikan semua serangan mereka dan telah melarikan diri dari formasi sekitarnya. Sang Ling tidak berani ragu. Dia mengencangkan lengan kanannya, tombak dekat lengannya, dan melemparkan keras. Tombak itu terbang lurus ke arah kepala si pembunuh.

Bungkam! Tombak itu tertanam jauh di dalam pantat reinvolt. “Aaa-oooh!” Yang berputar melolong kesakitan, terhuyung-huyung untuk sementara waktu sebelum memantapkan dirinya dan terus menyerang Sang Sang. Mata reinvolt itu meludahkan api, penuh dengan amarah manik.

Primitif cepat membidik dengan tombak mereka sendiri. Swish swish swish! Semua tombak mengenai sasaran mereka, menusuk jauh ke pantat hewan itu. Petang kembali melolong menyakitkan lagi! “Aaa-oooh!” Itu dipenuhi dengan kemarahan dan keputusasaan. Hewan itu berlari lebih cepat.

Sang Fan berjuang untuk bangun. Ada luka panjang dan dalam mulai dari bahu kiri atas, turun ke dadanya. Darah memancar keluar, dan dia bisa melihat tulang-tulang di bawahnya. Sang Fan menguatkan dirinya melawan rasa sakit, wajahnya pucat seperti selimut saat dia melihat kekuatan yang mendekat dan semakin dekat.

Tanduk reinvolt bersinar dengan tatapan berbahaya yang mengerikan.

“Tidak …” teriak Sang Ling tak berdaya.

Mata Ye Chong melebar. Tangannya menyapu kontrol Han Jia, seringan udara.

Dia mengerti kata itu!

Tepat ketika semua orang mengira Sang Fan sudah mati pasti, sesosok perak datang dari belakang Sang Fan dan memblokir tanduk yang menakutkan dari para petugas itu.

Mereka hanya melihat gerakan yang kabur.

Kuku-kuku kendali kembali berhenti bergerak.

Dalam perubahan mendadak dari teriakan ngeri ke keheningan total, tidak ada yang mengerti apa yang terjadi.

Mereka menyaksikan dengan linglung ketika mereka yang kembali melolong dengan menyedihkan dan menyesal, lalu diam-diam diam. Seluruh tempat sepi, dan semua orang bingung.

Ketika mereka akhirnya pulih, mereka menemukan bahwa belitan terjepit ke tanah dengan belati perak yang besar, dan tanduknya diiris.

Belati itu tajam! Semua orang menghirup dengan tajam. Sang Fan akhirnya tidak tahan lagi, dan duduk dengan berat di tanah.

Namun, mata Sang Ling dengan cepat melihat ke belakang Sang Fan. Sebagai orang yang pandai, dia pulih paling cepat.

Dia akhirnya bisa melihat dengan jelas sosok besar yang berdiri di belakang Sang Fan.

“Surga! Bukankah itu …” Sang Ling tidak bisa mempercayai matanya.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.