Hidden Marriage - Chapter 1685

Bab 1685: Berharap Bahwa Aku Anak Ibuku

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Mereka berlima membeli dupa di luar dan berjalan ke aula. Mereka bergiliran memasang tongkat doss dan berdoa memohon berkah.

Ning Xi dengan hati-hati membantu Little Treasure menyalakan tongkat dupa, lalu dia mengajarinya cara menempelkan dupa di altar dan berlutut untuk berdoa.

Little Treasure mengatur tongkat lumut di atas altar, kemudian dengan sangat baik dan sangat tulus berlutut di atas sajadah dan menutup matanya ketika dia dengan sungguh-sungguh membuat permohonan.

Saat Ning Xi menyaksikan perilaku tulus roti kecil itu, bibirnya melengkung ketika dia bertanya, “Harta Karun Kecil, apa yang kau inginkan?”

Jarang bagi si kecil untuk tidak menjawab Ning Xi. Dia dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku tidak bisa mengatakannya. Jika aku melakukannya, maka itu tidak akan berhasil!”

“Oke oke oke!” Ning Xi tertawa ringan.

Namun, dia benar-benar penasaran! Akan seperti apa harapan roti kecil itu?

Sanggul kecil itu mengerutkan bibirnya ketika dia melihat ke atas ke arah ibunya, lalu ke patung Buddha lagi. Dia diam-diam mengulangi keinginan di dalam hatinya.

Saya berharap ibu bisa menjadi ibuku selamanya! Kakek Buddha, maafkan keserakahan saya. Jika mungkin untuk memiliki satu permintaan lagi, saya juga berharap … Betapa hebatnya jika saya adalah anak ibu saya …

“Buddha, tolong berkati kami. Berkatilah keluarga Lu kami dalam melewati bencana ini!” Yan Ruyi berdoa dengan ekspresi penuh semangat, lalu dia bergumam lagi ketika suaranya semakin rendah, “Saya harap Tingxiao bisa tenang dan segera menikah …”

Ning Xi berlutut juga, tapi dia segera bangun setelah itu. Dia tidak berharap apa-apa karena dia percaya pada Lu Tingxiao. Benar-benar tidak ada yang diminta dari Sang Buddha.

Lu Chongshan menyumbangkan patung Buddha emas, dan bhikkhu itu dengan bersyukur menyatukan kedua telapak tangan untuk berkata, “Amitabha. Penolong Lu benar-benar murah hati! Terima kasih atas sumbangan Anda, Penasihat Lu!”

Lu Chongshan menyatukan kedua telapak tangan dan menjawab “Amitabha” sebelum dia bertanya, “Saya ingin tahu apakah Tuan Xuan Jing ada di kuil hari ini? Apakah dia bebas? Saya punya sesuatu yang saya mungkin perlu mengganggunya dan menerima saran dari Guru ! ”

Ketika bhikkhu itu mendengar permintaan itu, dia menjawab, “Guru sedang dalam pengasingan, jadi tidak nyaman untuk bertemu tamu. Saya benar-benar minta maaf.”

“Jangan khawatir, kami mengerti. Terima kasih!” Lu Chongshan tampak menyesal.

Awalnya, dia ingin bertanya pada Tuan Xuan Jing apakah ada cara untuk menyelesaikan masalah keluarga Lu.

Tanpa diduga, ia bahkan telah mencapai titik meminta bantuan dari Tuhan dan Buddha …

Meskipun dia tidak bisa bertemu Guru Xuan Jing, mereka tidak segera pergi juga. Untuk mengungkapkan ketulusan mereka, mereka meneriakkan sutra di kuil dan menyalin tulisan suci. Mereka hanya meninggalkan kuil ketika matahari terbenam.

Sebuah mobil hitam diam-diam melakukan perjalanan kembali ke kota.

Mereka keluar sepanjang hari. Harta Kecil menguap dan lelah tertidur di pelukan Ning Xi. Ning Xi terinfeksi oleh kantuknya roti kecil, dan dia juga mulai merasa mengantuk.

Sementara tiga orang lainnya tenggelam dalam pikiran mereka sendiri, mereka jelas tidak mengantuk sama sekali.

“Ning Xi, biarkan aku membawa Harta Karun Kecil!” Yan Ruyi mengambil Little Treasure dari lengan Ning Xi.

Ning Xi dengan enggan melepaskannya. Setelah meninggalkan pelukan ibunya, roti kecil itu dengan mudah mengerutkan kening ketika Yan Ruyi mengangkatnya.

“Ziyao, makan malam bersama kami malam ini!” Yan Ruyi dengan intim mengundang Guan Ziyao.

Ning Xi tiba-tiba muncul dan dia sangat dekat dengan Little Treasure, jadi dia tidak bisa tidak khawatir Guan Guanyao akan merasa tidak nyaman.

“Makan saja di kediaman kami! Hari ini, seluruh keluarga kita harus mengadakan pertemuan yang layak!” Lu Chongshan segera memutuskan.

Keduanya, sengaja atau tidak, langsung mengabaikan keberadaan Ning Xi. Mereka tidak menyebutkannya sama sekali.

Ekspresi Lu Chongshan cekung. Dia tidak percaya bahwa dengan kata-kata seperti itu, wanita ini akan tetap berwajah tebal dan menggunakan Little Treasure sebagai alasan untuk tinggal lagi.

Pada saat ini, Ning Xi, yang telah beristirahat, tiba-tiba terbangun dengan mata terbelalak. Kesendirian tiba-tiba muncul di matanya. “Cermat!”

Hampir sekejap setelah dia mengatakan itu, terdengar suara keras yang mengirim duri ke semua orang. Mobil mereka telah ditabrak dengan parah.

Jika Anda menemukan kesalahan (tautan rusak, konten non-standar, dll.), Harap beri tahu kami sehingga kami dapat memperbaikinya sesegera mungkin.