God Of Slaughter - Chapter 920

Bab 920: Hari Ini, Aku Datang untuk Memenuhi Ikrarku!

Penerjemah: Sigma_ Editor: SSins

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu di Purgatory Star, ia membesar-besarkan bahwa ia akan membunuh Ao Gu Duo dalam seratus tahun.

Tahun itu, orang mengira dia gila. Mereka merasa bahwa dia tidak peduli dengan logika dan bahwa kesombongannya tidak akan pernah terpenuhi.

Hari ini, dia telah mencapai Real God Realm. Meskipun dia masih satu tingkat di belakang Ao Gu Duo, dia percaya bahwa dia memiliki kompetensi untuk memburu Ao Gu Duo.

Sudah waktunya untuk memenuhi janjinya.

Suku Oldie Na Xin meminta rekannya yang Raksasa untuk meninggalkan tempat ini. Mereka diam-diam bergerak cukup jauh dari kapal perang sehingga orang-orang di sana tidak melihat mereka.

Kemudian, Na Xin menutup matanya, memutar altar jiwanya. The Ethereal Extent terbang keluar dari Laut Kesadarannya, perlahan-lahan menyelubungi kapal perang.

Di kapal perang, Tu Feng menggoda Monica, berpikir untuk menemukan tempat yang tenang untuk berbicara lebih baik dengan wanita yang mengundang ini.

Tiba-tiba, Tu Feng sedikit mengubah wajahnya, mengangkat kepalanya untuk menonton langit. Nyala api menyala di matanya.

“Raksasa Sialan! Dia berani macam-macam denganku! Anda tidak tahu bagaimana hidup dengan baik, kan! ”Tu Feng mendengus, mendorong Monica ke samping dan kemudian duduk dengan kaki menyilang.

Extent Ethereal-nya juga dirilis, terbang ke atas. Itu adalah hutan yang luas dengan fluktuasi energi kayu yang tebal. Pohon-pohon besar tumbuh dengan cepat. Hanya dalam sekejap, mereka mengisi ruang di kapal perang.

Ketika para ahli Realm Dewa Ethereal bertempur, mereka sebagian besar bergantung pada Luas Ethereal. Keduanya bukan pengecualian.

Exteal Ethereal Tu Feng mendorong Extealeal Na Xin. Pohon dan tanaman merambat di hutan ingin menjerat Luas Ethereal Na Xin seperti tentakel yang tak terhitung jumlahnya.

Pegunungan muncul di Extention Ethereal Na Xin dari udara tipis. Mereka ditekan berat sedikit demi sedikit.

Boom Boom Boom!

Pohon raksasa meledak di Exteal Ethereal Tu Feng. Extent Ethereal tampaknya runtuh secara bersamaan. Hutan yang dia buat berkurang secara instan.

Dia mengenakan wajah dingin dan tidak bisa membantu tetapi mendesis. “Kamu adalah satu-satunya Oldie Suku dari Suku Raksasa! Sial! Kamu berani menyerangku! ”

The Ethereal Extent menekan ke bawah, menundukkan altar jiwanya. Barisan gunung jatuh dengan gerutuan di kepalanya. Mereka bertindak seperti formasi magis yang menundukkan Tubuh Dewa Tu Feng, mencegahnya dari tindakan berulang.

Di kapal perang, Feng Ke mengangkat kepalanya, menatap langit dengan wajah aneh.

Banyak perompak juga memiliki harapan saat diikat ke tulang. Mereka menunggu sesuatu diam-diam.

Begitu mereka memasuki Broken Star Field, mereka akan menjadi budak tambang Blood Halberd. Mereka tidak akan pernah melihat harapan selama sisa hidup mereka karena mereka sekarang bidak kecil di daerah yang paling berbahaya. Mereka akan mati satu per satu.

Tidak peduli siapa penyerang itu, orang itu telah memberi mereka kesempatan bagus untuk melarikan diri.

Ao Gu Duo juga kaget. Dia menggigil ke dalam sambil melihat langit di atas kepalanya. “Seorang ahli Realm Dewa Ethereal … siapa itu?”

Ketika dia berada di Langit Kedua Realm Dewa Asli, dia tahu bahwa pertempuran antara prajurit Realm Dewa Ethereal ada hubungannya dengan Luas Ethereal. Namun, dia tidak bisa menahan kekuatan Alam untuk mengenali keberadaan Na Xin.

Dia tidak bisa melihat Na Xin, tetapi dia melihat seorang pria yang dia kenal. Wajah Ao Gu Duo menjadi gelap, tidak mampu menahan rasa takutnya, berteriak. “Shi Yan!”

Sebuah bayangan muncul dari tempat gelap. Dia bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dengan pedang besar dan Darah Qi yang deras. Dia membawa lautan darah yang luas, menebas Ao Gu Duo secara langsung dan dingin.

Fei Lan, Leona, dan Carthew juga menunjukkan diri. Mereka semua mendesak kekuatan mereka Upanishad.

Karena alam rendah mereka, Feng Rao dan Long Zhu tidak ikut pertempuran ini. Tiga Giants lainnya melindungi mereka, menjaga mereka jauh dari pertarungan.

Sementara Fei Lan bergerak, aliran udara kelabu seukuran ibu jari, yang merupakan udara korosif, jatuh di atas kapal perang. Mereka bergerak, mencari target secara proaktif seolah-olah mereka semua memiliki kecerdasan.

Para prajurit yang diserang oleh udara korosif menjadi bingung. Saat tubuh mereka terkikis dari dalam, altar-altar jiwa mereka melambat. Mereka tidak bisa melarikan diri.

Leona memiliki mata yang kejam, membantai. Ketika dia datang, Tubuh Dewa-nya menelan semua cahaya.

Dia melambaikan tangannya dan pusaran gelap turun seperti matahari hitam besar, menutupi beberapa prajurit. Dalam kegelapan absolut, para prajurit menjadi bingung. Mezbah jiwa mereka dan Laut Kesadaran telah jatuh ke dalam kegelapan. Mereka tidak bisa merasakan atau mengenali apa pun.

Dalam kegelapan mutlak, Leona seperti ikan yang berenang di air. Dia mengambil nyawa seolah-olah dia adalah Kematian Kegelapan.

Zi Yao, Carthew, dan Ka Tuo juga bergabung dengan serangan ini. Mereka jernih, membantai beberapa prajurit di Langit Dewa Raja Kedua atau Ketiga. Operasi mereka tegas dan tidak berperasaan karena mereka tidak memiliki sedikit keraguan.

“Shi Yan! Ini Shi Yan! ”

Para perompak berteriak kegirangan.

Feng Ke mendengar itu, berteriak saat dia sangat bersemangat. “Aku disini!”

Memegang pedang ilahi, Shi Yan bergerak seperti cahaya darah. Dia muncul di sebelah Ao Gu Duo, berbicara dengan tenang. “Kau hampir membunuhku di Bintang Penyucian. Saya dulu berjanji bahwa saya akan mengambil kepala di leher Anda dalam seratus tahun. Hari ini, saya datang untuk memenuhi janji saya. ”

Wajah Ao Gu Duo buas, tubuhnya bergetar. “Anda pikir itu cukup untuk membunuh saya ketika Anda telah mencapai Real God Realm? Lucu!”

“Ha ha. Yang saya tahu paling baik adalah membunuh orang yang wilayahnya sedikit lebih tinggi dari milik saya. ” Shi Yan menyeringai, senyumnya dingin. Pedang ilahi di tangannya membuka matanya. Cahaya darah bercahaya bergerak, mengirim aroma darah ke udara.

“Penjara Luar Angkasa!”

Kekuatannya Upanishad berubah. Domain Dewa muncul.

Retak retak retak!

Potongan ruang terbatas, tetapi cahaya darah yang dilepaskan oleh pedang ilahi masih cemerlang. Rona merahnya tampak sangat menakutkan.

Menyentuh dahinya, jiwa lain Shi Yan mendesak kekuatannya. Sepuluh nyala api menyala keluar dari glabella dan matanya. Kekuatan api aneh dan menyala-nyala itu melilit Ao Gu Duo.

Ao Gu Duo ketakutan.

Dia tidak bisa mengaktifkan Domain Dewa dan altar jiwanya juga stagnan.

“ARGHHHHH!”

Ao Gu Duo meraung. Tulangnya retak dan meledak. Tak lama, tubuhnya berlumuran darah ketika dia dengan susah payah berusaha untuk menyingkirkan ruang kurungan.

Namun, pada saat ini, lautan darah yang membentang dari pedang ilahi dipenuhi dengan kekuatan negatif liar, biadab, menyelubungi tubuh Ao Gu Duo.

Mata darah pada pedang itu tampaknya memiliki efek negatif pada jiwa orang. Ao Gu Duo baru saja melirik mereka dan arwahnya hancur. Laut Kesadarannya tampaknya menjadi lautan darah. Energi negatif mempengaruhi masing-masing gumpalan Kesadaran Jiwa. Dia tidak bisa mengaktifkan kekuatannya.

Desir Desir!

Segel tangan besar berdarah turun dari langit seperti gunung darah menggerutu menekan Ao Gu Duo.

Boom Boom!

Kerangka Ao Gu Duo retak dan menggema lebih banyak ledakan. Tubuhnya berlumuran darah, saat ia tampak pontang-panting.

“Memotong!”

Saat dia mengayunkan pedang ilahi, serangan kilat darah yang membentang seribu meter jauhnya melintasi lautan darah, menggambar lengkungan mematikan yang indah di udara.

Ao Gu Duo menghadap ke langit, meraung, dan mendesis. Dia terus-menerus melepaskan kekuatannya Upanishad untuk melanjutkan gerakan rotasi jiwanya.

Namun, di bawah tatapan mata darah pada pedang, altar jiwanya ditekan dengan kuat oleh kekuatan jahat. Bahkan tidak bisa bergerak.

Tubuh Dewa Ao Gu Duo tetap tinggal, membiarkan pita cahaya darah pedang ilahi memotongnya.

Retak retak!

Tubuh Tuhannya meledak!

Mata Shi Yan tenang. Dia tampak seperti penonton mati rasa, mengambang di lautan darah dan terus mengayunkan pedang di tangannya.

Boom Boom Boom!

Retakan dan ledakan tulang bergema lebih cepat. Ao Gu Duo, ahli Realm Dewa Langit Asli Kedua, memiliki Tubuh Dewa seperti sepotong tahu yang rentan di bawah pedang ilahi.

Tak lama kemudian, Tubuh Dewa-nya menjadi kubus daging yang jatuh di lantai.

Menyentuh dahinya, lubang hitam di altar jiwa Shi Yan muncul. Itu merenggut seperti mangkuk gelap besar, menutupi sepotong Tubuh Dewa Ao Gu Duo.

Sebuah kekuatan hisap yang kuat menyeret altar jiwa Ao Gu Duo yang segera muncul dari daging itu. Itu tidak punya waktu untuk menolak. Itu tersedot ke tengah lubang hitam, menghilang.

Jiwa dan tubuhnya sama-sama padam!

Meskipun Ao Gu Duo berada di Langit Kedua Realm Dewa Asli ketika dia menghadapi Shi Yan, dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan kekuatannya Upanishad. Shi Yan membunuhnya secara sederhana.

Feng Ke berdiri di samping mereka, menonton adegan itu. Dia merasa mati rasa ketika udara dingin ke tulang meniup jiwanya.

Dia juga berada di Langit Kedua Realm Dewa Asli, tapi dia tidak … sekuat Ao Gu Duo. Jika Shi Yan bisa membunuh Ao Gu Duo dengan mudah, itu bukan tugas yang sulit baginya untuk membunuhnya juga.

Dia ingat pertama kali dia bertemu Shi Yan. Berapa lama itu berlalu? Kapan dia menjadi begitu kuat?

Feng Ke menarik napas dalam-dalam untuk menekan kekacauan di kepalanya, bertanya dengan tergesa-gesa. “Di mana Feng Rao?”

“Dia baik-baik saja. Jangan khawatir. “Shi Yan membuang,” Biarkan aku membebaskanmu dari ikatanmu. ”

“Ini tendon naga! Bisakah kamu? ”Feng Ke menjerit kaget.

Shi Yan tidak menjawab. Dia bertindak untuk menunjukkan padanya. Pergelangan tangannya berkedip, mengendalikan pedang suci untuk memotong tendon dengan mudah.

Feng Ke terkejut. “Pedang yang tajam!”

“Ha ha. Jika Anda bebas, maukah Anda membunuh semua orang yang telah memenjarakan Anda dan saudara-saudara Anda di sini? ”Shi Shi tersenyum.

“Baiklah!” Feng Ke meregangkan tubuhnya. Petir melintas di sekujur tubuhnya. Dia segera bergabung dengan pertempuran.

Shi Yan terkekeh, memiringkan kepalanya untuk melihat pedang ilahi. “Kamu … harus di Grade Incipient Asli, kan …”

“Shi Yan! Shi Yan! ”Seorang wanita menggigil, memanggilnya dari jauh. Dia terdengar menyedihkan dan tergesa-gesa.

Shi Yan berbalik, menemukan Bi Rou. Dia menggigil, menatap Fei Lan, Leona, dan Ka Tuo. Mereka tidak menunjukkan belas kasihan kepada siapa pun. Serangan mereka semua mematikan. Banyak pejuang yang dia kenal terbunuh di depannya.

Mengernyit, Shi Yan menghela napas. “Orang Spare Bi Tian.”

Tahun itu, Bi Tian memberinya wajah dan menyelamatkan Ka Tuo dan saudara-saudaranya. Ketika mereka berada di Kota Hukuman Surga, Bi Tian telah memperlakukannya dengan baik. Dari awal hingga saat terakhir, dia hanya ingin merekrut Shi Yan. Dia bahkan ingin menggunakan putri kesayangannya untuk menjalin hubungan dengannya.

Shi Yan memiliki perasaan yang baik tentang pria ini. Karena itu, dia mengatakan itu untuk menyelamatkan rakyatnya.

Dia sebenarnya menyelamatkan Bi Tian dan orang-orangnya dari kalpa ini.

Fei Lan dan Leona tidak membunuh prajurit Bi Tian. Mereka kemudian menjadi korban dari bencana besar ini.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<