God Of Slaughter - Chapter 840

Bab 840: Perselisihan

Penerjemah: Sigma_ Editor: SSins

Mayat Fan Ye tidak ada yang luar biasa. Dia berbaring diam-diam di peti mati batu yang dingin. Altar jiwanya tetap binasa. Aura hidupnya telah menghilang.

Li Yue Feng, Tuan keluarga Li dari Kamar Dagang Bintang Sembilan, berteriak. Dia tampak pucat saat dia mundur seolah-olah kekuatan yang kuat dan tak terlihat telah memukulnya. Dia tampak sangat ketakutan.

Pergelangan lengan yang dia gunakan untuk menyentuh tubuh Fan Ye bergetar. Kelima jarinya kehilangan semua warna sementara kuku jarinya melebar dengan kecepatan yang tidak bisa diamati oleh mata telanjang. Kemudian, pembubaran meluas ke bagian belakang jari-jarinya. Sepertinya itu akan melelehkan seluruh tangannya.

Li Yue Feng menarik napas dalam-dalam. Di bawah tatapan tajam dari banyak pejuang Kamar Dagang Bintang Sembilan, dia duduk di tanah dan menutup matanya, mendesak energi di dalam tubuhnya.

Sinar emas tiba-tiba terpancar dari ujung jarinya. Udara tajam berputar di sekitar jari-jarinya mencoba melawan kekuatan jahat, erosif. Setelah beberapa saat, dia akhirnya memusnahkan energi yang mengganggu ke jarinya.

Dia pucat, tetapi yang lain tidak yakin apakah itu karena dia telah menghabiskan banyak energinya atau apakah itu karena dia sangat ketakutan.

Prajurit lain dari Kamar Dagang Bintang Sembilan menatapnya dengan tajam. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun karena mereka semua sangat gugup.

Energi aneh dan jahat itu telah meresap ke tubuh Fan Ye beberapa hari yang lalu. Itu membuatnya kembali dengan jelas sebelum mengambil nyawanya dan menghancurkan altar jiwanya pada malam hari. Itu benar-benar menghancurkannya.

Meskipun sudah beberapa hari, energi itu belum tersebar. Li Yue Feng mencoba menyelidiki dengan Langit Kedua dari Realm Dewa Asli dan dia diserang oleh energi aneh itu. Kekuatan ini tidak dapat diprediksi dan sangat kuat.

Yang lain diam-diam berpikir bahwa mereka beruntung. Mereka merasa beruntung karena wilayah mereka rendah, mereka tidak perlu menggunakan Kesadaran Jiwa atau energi mereka untuk melihat ke dalam kematian Fan Ye seperti yang telah dilakukan Li Yue Feng.

Kalau tidak, mereka tidak akan berdiri di sini tanpa terluka seperti ini. Tanpa kekuatan yang kuat dan ranah mendalam seperti milik Li Yue Feng, jika mereka merasakan mayat itu dengan terburu-buru, Jiwa Dewa mereka juga akan binasa.

“Sangat kuat!” Setelah beberapa saat, Li Yue Feng menenangkan diri. Warna kembali ke wajahnya. Dia mengambil napas dalam-dalam, wajahnya tegas. “Apa yang terjadi padanya? Ada informasi? Siapa yang menyerangnya? ”

Semua orang diam, menggelengkan kepala.

“Tuan Li, dunia apa yang dimiliki penyerang? Kekuatan apa yang dimiliki Upanishad yang dimiliki orang ini? ”Tanya seorang pejuang dengan hati-hati.

“Aku yakin bahwa dunia penyerang lebih tinggi dari pada milikku. Tentang kekuatan Upanishad, saya belum pernah melihatnya sebelumnya. Kemampuan erosif itu sangat menakutkan. Jika kita tidak bisa memeriksa Fan Ye, kita tidak akan pernah tahu kondisinya. ”Li Yue Feng mengibaskan tangannya. Udara emas terpancar dari ujung jarinya. Dia mengangkat tangannya dan memotong. Suara ‘desir’ yang lembut adalah kepala dan dada Fan Ye terbuka.

Prajurit Kamar Dagang Bintang Sembilan maju selangkah untuk melihat potongan dada Fan Ye.

Di dalam dada Fan Ye adalah area pasta berdarah. Organ dalam dan tulang rusuknya dibubarkan. Dengan melihat lebih dekat, mereka menemukan bahwa Tubuh Dewa Fan Ye sekarang hanya seperti tas kulit yang berisi pasta berdarah.

Pada saat ini, Fan Ye tampak seperti bola karet dengan bubur berdarah yang aneh. Di dalam bola karet, daging, tulang, dan organ dalamnya telah dilarutkan ke dalam pasta berdarah yang menakutkan itu. Tubuhnya telah dihancurkan seluruhnya, yang tidak memberinya kesempatan untuk pulih.

Semua orang langsung memucat. Mereka sangat takut dengan energi kejam penyerang. Mereka merasa cemas, berpikir bahwa operasi mereka di Negeri Hukuman Dewa terlalu ceroboh kali ini.

“Kecuali prajurit keluarga Li, yang lain harus pergi. Kami punya sesuatu untuk didiskusikan sekarang, ”teriak Li Yue Feng setelah merenung sejenak, wajahnya serius.

Lebih dari setengah pejuang Kamar Dagang Bintang Sembilan membungkuk tubuh mereka untuk memaafkan diri mereka sendiri, semua memiliki ekspresi menyeringai.

Yang tinggal adalah prajurit Li. Mereka diam, melihat luka terbuka pada mayat Fan Ye.

Seorang pria tua berkepala putih di Langit Pertama Realm Dewa Asli berkedut. Ketakutan muncul jauh di matanya ketika dia bergumam, “Terlihat sama persis.”

“Kamu tahu tentang ini?” Li Yue Feng menghela nafas lalu memaksakan sebuah senyuman.

Li Wei mengangguk, matanya tidak memantulkan cahaya. “Hal yang pasti sama yang menyebabkan kematian Tuan kita tahun itu. Ketika Tubuh Dewa Guru dibawa ke keluarga kami, para penatua telah memeriksanya dengan cermat. Mayatnya memiliki lapisan kulit yang sempurna sementara semua yang ada di dalamnya hanyalah pasta berdarah. Dia juga terkikis ke dalam dan mezbah jiwanya lenyap secara bertahap. Sigh, aku tidak menyangka bahwa pertapa rahasia Hukuman Dewa Tanah masih hidup. Ya ampun. Pertapa mulai menyerang lagi. Saya khawatir kita akan jatuh ke dalam bencana lagi. ”

“Penyerang adalah orang yang sama. Kita bisa yakin tentang ini, ”Li Yue Feng mengerutkan alisnya. “Dengan kekuatan kita, aku tidak berpikir kita dapat memiliki rencana dengan peta bintang dengan mudah. Kemudian, saya akan mengirim pesan kepada Fan He bahwa Fan Ye sudah mati sekarang. Dia harus tahu ini. ”

“Fan Dia akan datang ke Hukuman Dewa Tanah secara pribadi?” Li Wei terkejut.

“Dia akan datang. Peta bintang itu penting. Sebagai keluarga Master of the Fan dan Presiden Kamar Dagang, dia memahami bahwa peta bintang akan terkait erat dengan masa depan Area Bintang Api Raging. Ranah Fan He lebih tinggi daripada milikku, dan Fan Tian Po, putranya, juga sangat kuat. Keluarga Fan telah terakumulasi selama bertahun-tahun. Mereka memiliki banyak jagoan sekarang. Jika mereka datang, kita bisa melawan pertapa misterius Penghukuman Tanah Allah. ”Mata Li Yue Feng menunjukkan niat kejamnya. “Selama kita bisa menangkap pertapa itu untuk membalas dendam kepada leluhur kita, aku akan setuju untuk bekerja dengan keluarga Fan untuk melewati ini.”

“Ya, kita harus membalas dendam untuk keluarga kita. Pertapa itu kejam, tidak meninggalkan pilihan untuk bertahan hidup bagi para korban. Altar jiwa mereka juga hilang. Jika kita tidak membunuh orang ini, keluarga Li akan merasa sulit untuk berdiri tegak di Kamar Dagang Bintang Sembilan, ”Li Wei setuju.

“Aku akan menyiapkan sesuatu,” Wajah Li Yue Feng menjadi gelap. Fluktuasi energi jiwa yang luar biasa dipancarkan darinya. Suara Batu muncul di telapak tangannya. Dia mengirimkan pesan itu segera.

————————–

Toko Ka Fu.

Shi Yan duduk diam-diam di taman di belakang toko. Cahaya Star jatuh di atasnya seperti gerimis, menerangi seluruh tempat.

Cahaya bintang yang misterius dan berkabut menghilang ke dalam tubuhnya tepat ketika itu menyentuhnya. Sepertinya bintang-bintang di langit memiliki hubungan magis dengan Tubuh God-nya. Mereka semua tertarik dan ditarik ke dalam Tubuh Tuhannya.

Pada saat yang sama, energi bumi dan surga berubah menjadi aliran tak kasat mata yang berkumpul menjadi Tubuh Tuhannya. Itu mengalir deras melalui kapalnya. Setelah lebih dari sepuluh kali pemurnian, itu menjadi Essence Qi murni, berkontribusi pada pusaran di perut bagian bawahnya.

Jiwanya menjadi damai dan jernih. Dia tidak memiliki pikiran yang mengganggu di benaknya, memberikan ruang untuk memahami misteri magis bintang.

Kekuatan Bintangnya, Upanishad, mengalami kemajuan positif setelah mengalami fusi antara inti bintang dan Bintang Bela Diri. Shi Yan memiliki firasat bahwa ia bisa memiliki terobosan baru dengan kekuatan Star-nya, menempatkannya selangkah lebih dekat untuk melewati ambang keras Langit Ketiga Raja Dewa Alam.

Dengan jumlah bintang yang tak terbatas di langit, dia bisa menggunakan kekuatan hebat yang bisa dia gunakan dengan mudah.

Untuk mengendalikan kekuatan Star dengan lebih baik, dia tahu bahwa dia seharusnya tidak bersantai sesaat. Begitu dia memiliki waktu luang, dia segera membiarkan dirinya tenggelam ke laut berbintang, menggunakan jiwanya untuk meraihnya dan mendapatkan lebih banyak energi dan kekuatan dari nebula di pusaran di perut bagian bawahnya.

Aura Ka Fu tiba-tiba memasuki Laut Kesadarannya. Alis Shi Yan berkedut saat dia bangun dari meditasinya.

Setelah beberapa napas, Ka Tuo dan Ka Fu muncul ketika mereka berjalan dari toko depan ke rumah di belakang. Shi Yan berdiri. “Apa masalahnya?”

“Dia menerima kristal,” kata Ka Fu dengan wajah sedih. “Dia menerimanya dengan singkat. Siapa yang dapat menolak sepuluh ribu kristal ilahi gratis berkualitas tinggi? Bahkan jika saudara laki-laki saya bekerja sebagai bajak laut pekerja keras selama sepuluh tahun, ia tidak akan menghasilkan banyak. Mereka pergi begitu saja. Huh, perempuan tua itu beruntung hari ini. ”

“Diam!” Wajah Shi Yan menjadi lebih dingin. “Jika kamu tidak keberatan dengan kelakuanmu, jangan mengeluh tentang hal itu kepadaku.”

Wajah Ka Fu menjadi gelap. Cahaya merah darah bersinar di matanya saat dia dengan dingin menatap Shi Yan.

“Ka Fu, jika kamu pikir aku salah, kita akan menyimpang di sini,” Shi Yan mengerutkan bibirnya, berbicara dengan acuh tak acuh. Dia menoleh ke Ka Tuo, “Kamu harus mengawasi kakakmu yang rakus dengan lebih baik. Pria yang tidak berguna ini tidak bisa melepaskan sepuluh ribu kristal ilahi. Bagaimana dia akan mencapai sesuatu yang besar? ”

Ka Tuo mengubah wajahnya, berbicara dengan dingin, “Bajingan! Minta maaf kepada senior saya sekarang! Dengan kecerdasan Anda, apakah Anda pikir Anda dapat memahami ide-ide cemerlang senior saya? ”

“Da-ge!” Teriak Ka Fu, wajahnya memerah karena marah. “Dia hanya bocah lelaki yang tidak diketahui asalnya. Apakah dia layak menghabiskan begitu banyak uang? Mengapa? Kita hidup dengan baik di Hukuman Tanah Allah! Bahkan jika kita tidak bergantung pada siapa pun, kita akan memiliki sebidang tanah sendiri di masa depan. Kenapa kita harus pergi bersamanya? ”

“Kamu tidak tahu apa-apa!” Ka Tuo mendengus, “Minta maaf kepada seniorku. Sekarang! Anda bahkan tidak akan menuruti kata-kata saya? ”

Di bawah tekanan kakaknya, Ka Fu memucat dan memerah. Wajahnya terus bergeser. Setelah beberapa saat, dia menghela nafas ke dalam kemudian berbalik ke Shi Yan, menekuk tubuhnya, “Maafkan aku.” Kemudian, dia berbalik dan pergi. Jelas, dia tidak yakin.

“Saudaraku telah berada di Hukuman Tanah Allah terlalu lama. Dia mulai memandang rendah orang. Dia hanya orang bodoh. Saudaraku, jangan ingat-ingat. ”Ka Tuo tersenyum, berbicara dengan Shi Yan. “Saudaraku, jangan khawatir. Saya akan mengajarinya nanti. Tolong jangan tawar-menawar dengannya. ”

“Tidak apa-apa asalkan kamu setia padaku. Baginya, jika dia tidak ingin berkontribusi, dia tidak akan menerima bantuan saya di masa depan, ” Shi Yan melambaikan tangannya seolah-olah dia tidak benar-benar peduli.

“Aku akan membuatnya patuh,” kata Ka Tuo, memberinya senyum kering lalu membungkuk dan pergi.

Mata Shi Yan dingin. Dia mendengus, tidak mengatakan apa pun. Dia duduk kembali di kursinya.

Melalui kata-kata Ka Fu yang tidak puas, Shi Yan mengakui bahwa dia belum memiliki kendali atas pasangan saudara ini. Jika tidak, bahkan jika Ka Fu tidak mau bekerja untuknya, dia tidak akan berani mengeluh.

Shi Yan mulai mempertimbangkan apakah dia harus menggunakan aliran Jiwa Asli Ka Tuo untuk mengingatkan mereka sedikit atau tidak.

Namun, jika dia menaklukkan Ka Tuo dan membuat mereka tidak bisa menyuarakan pendapat mereka lagi, dia akan menanamkan benih kebencian di hati Ka Tuo. Mereka tidak akan mengikutinya dengan sepenuh hati dan keinginan mereka. Ketika mereka menemukan cara untuk melawannya, mereka akan memberontak dengan ganas.

Rencana awalnya adalah menggunakan kekuatan dan kompetensinya untuk membuat Ka Tuo bekerja dengan sepenuh hati untuknya. Awalnya itu akan menjadi perjuangan, tetapi jika dia bisa membuatnya bekerja, Ka Tuo tidak akan pernah punya pikiran lain selain bekerja untuknya dengan loyal.

Tiba-tiba, dia ragu-ragu.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<