God Of Slaughter - Chapter 1408

Bab 1408: Serangan Balik!

Penerjemah: Sigma_ Editor: SSins

Retak! Retak! Retak!

Gelombang cacing mayat Yin yang Misterius telah menenggelamkan anak Klan Tulang Putih. Tulang kristal putihnya digigit terus menerus. Namun, meskipun cacing mayat Yin yang Misterius berusaha keras, mereka tidak bisa meninggalkan goresan pada kerangka kecil itu.

Tubuh tulang telah disempurnakan melalui ratusan ribu kali pendinginan. Orang tuanya telah berusaha keras untuk itu. Kekerasannya sangat tidak normal sehingga bahkan cacing mayat Yin yang Misterius tidak dapat memecahkannya.

“Jika jiwanya hancur, ia tidak dapat memasok energi untuk mempertahankan pertahanan tubuh. Kita bisa memecahkannya! ”

Jari-jari Nazario menegang di sekitar bola mata putih. Saat dia mengayunkan tangannya, matanya menembakkan cahaya putih jahat, yang terasa sangat berat ketika menyinari kerangka kecil itu. Itu seperti seluruh gunung ditempatkan di atasnya.

Bastos kembali.

Dia melayang di udara. Pada saat ini, dia tidak peduli dengan Shi Yan atau Mei Ji. Sidik jari besar dari telapak tangannya terbang sekali lagi.

Cacing mayat Yin yang Misterius menjadi sangat hiruk pikuk!

Pekikan sedih bergema di sekitar Pulau Tengkorak. Siapa pun yang mendengarnya akan merasakan jiwa mereka bergetar seolah-olah mereka ditusuk.

Tubuh tulang kecil kerangka kecil itu menggigil. Kekuatan cahaya yang menyala dan cahaya dingin dari matanya melemah. Matanya menunjukkan penderitaannya.

Pada saat ini, Shi Yan dan Mei Ji telah mencapai kesepakatan.

Shi Yan menghilang lagi. Dia mendesak Energi Gelap dan berdiri tanpa terlihat oleh Mei Ji.

Bastos dan Nazario hanya fokus pada kerangka kecil. Mereka tidak memperhatikan gerakan Shi Yan atau keributan Mei Ji.

Ketika Nazario ingin menuangkan lebih banyak energi untuk merobek tubuh tulang kerangka, suhu di sekitarnya tiba-tiba berkurang secara besar-besaran.

Dia mendongak dengan skeptis.

Begitu banyak kepingan salju yang bersinar berjatuhan. Tak lama setelah itu, badai salju menghantam Pulau Tengkorak dan menjadikannya salju, tanah yang dingin.

Energi dingin dan dingin menampar dirinya dan Bastos. Segera setelah kepingan salju turun, mereka meleleh dan meresap ke tubuh keduanya. Kemudian, kedua ahli itu menjadi kaku dan kedinginan dari dalam.

“Pelacur tercela! Anda benar-benar ingin mati, bukan? ”

Bastos keterlaluan. Dia melihat Mei Ji sekitar seribu langkah darinya melepaskan energi dingin. Teratai salju berkilauan yang tak terhitung jumlahnya melepaskan energi dingin dan mengubah cuaca seluruh area ini.

Setiap butiran salju mengandung energi dingin Mei Ji. Ketika serpihan itu jatuh dan meresap ke dalam tubuh, mereka bisa membekukan tubuh itu tanpa terlihat.

“Sangat menyebalkan!” Nazario kesal. “Bagaimana kamu mengurungnya? Bagaimana dia bisa menyingkirkannya? ”

“Bagaimana saya bisa tahu itu?” Bastos tidak dalam mood yang baik. Dia berkata dengan wajah gelap, “Pelacur itu bisa meledak sendiri kapan saja. Saya tidak ingin diseret sampai mati. Saya memberinya kesempatan. Saya tidak berpikir dia tidak menghargai hidupnya seperti itu. Dia berani mengganggu kita! ”

“Lebih baik kau mengalahkannya sekarang!” Teriak Nazario.

Bastos memasang wajah dingin dan merenung. Dia kemudian berkata dengan enggan, “Sudahlah. Saya akan sedikit berkorban di sini. Oke, aku akan membunuhnya dan menjadikan tubuhnya budak mayatku. Itu bisa diterima … ”

Kemudian, Bastos bergerak, matanya seram.

Extent Incipient Extent-nya muncul dari dahinya. Itu adalah gunung yang terbuat dari begitu banyak mayat. Perlahan-lahan turun di atas kepala Mei Ji dari langit.

Gunung ini adalah kekuatan Bastos dan bisa membunuh Mei Ji. Namun, jika Mei Ji ingin bermain keras dan membayar dengan meledakkan jiwanya, dia bisa mematahkan gunung mayat ini. Itu juga merupakan kerugian besar bagi Bastos. Itu sebabnya dia tidak menggunakannya sebelumnya.

Gunung mayat itu setinggi ratusan meter dan diciptakan oleh mayat pucat. Itu cukup menakutkan untuk menakuti siapa pun.

Melihat gunung mayat menekan ke bawah, wajah menawan Mei Ji masam. Dia mendesis melalui giginya yang terkatup. “Kuharap trikmu berhasil. Jangan salahkan saya … ”

” Jangan khawatir. Aku yakin kita bisa bergandengan tangan untuk berurusan dengan Bastos. ”Sebuah suara datang entah dari mana, tapi itu penuh percaya diri.

Mei Ji mengangkat kepalanya untuk menyaksikan gunung mayat perlahan jatuh.

Mendesis! Mendesis! Mendesis!

Celah ruang yang panjang dan sempit muncul di kekosongan di atas kepala Mei Ji. Lampu ilahi muncul dari celah luar angkasa yang mengarah ke dunia yang tidak dikenal.

Shi Yan bahkan tidak tahu ke mana arahnya!

Ketika ia pertama kali mendarat di Pulau Tengkorak ini, ruang di sini dikendalikan oleh beberapa kekuatan tak terlihat. Dia tidak dapat menemukan node ruang untuk melarikan diri. Sepertinya dia tersesat. Itu juga alasan mengapa Mei Ji bisa menemukannya, tetapi dia tidak bisa berteleportasi dari Pulau Tengkorak ini.

Namun, kali ini, ketika dia mendesak Upanishad kekuasaannya, itu bekerja dengan lancar.

Node ruang yang telah menghilang sekarang kembali. Jika Shi Yan ingin pergi sekarang, dia bisa melakukannya dengan sengaja.

Dalam gelap, Shi Yan tidak bisa membantu tetapi beralih ke kerangka kecil. Dia melihat matanya berbinar sekali.

Dia tiba-tiba memahaminya.

Ketika dia bertarung dengan Mei Ji, kerangka kecil itu pasti telah melakukan sesuatu untuk mencegahnya melarikan diri menggunakan kekuatan luar angkasa Upanishad-nya. Kerangka kecil itu ingin menahannya di sini untuk menyelamatkan orang tuanya.

Pulau Tengkorak ini harus memiliki beberapa kunci untuk mengontrol penghalang energi yang terkait dengan kerangka kecil. Karena dia berada dalam situasi berbahaya, dia tidak ingin menarik Shi Yan ke dalam lubang ini, sehingga telah mengangkat beberapa hambatan spasial.

Shi Yan akhirnya bisa menggunakan kekuatan Space-nya Upanishad.

Mata Mei Ji cerah.

Gunung mayat itu masih menurun. Jika itu tidak mengubah arah, itu akan langsung memasuki celah ruang dan menghilang segera.

Bastos takut karena akalnya. Dia mengenakan wajah yang sangat meringis ketika dia bergegas untuk mendesak kekuatannya dan membuat tali Corpse Qi untuk mengikat gunung mayat dan menariknya ke arahnya. Jika jatuh ke celah ruang angkasa, jiwanya akan rusak parah.

Mei Ji tertawa ketika dia melihat Bastos dalam situasi berantakan.

Swoosh! Swoosh! Swoosh!

Es dan pedang es berputar di langit seperti angin topan. Itu melayang ke udara dari kepala Mei Ji. Ketika energi berkumpul, badai salju dengan es menggerutu ke arah Bastos dan Nazario.

Dua monster tua dari Klan Devouring ingin fokus pada kerangka itu terlebih dahulu. Melihat tornado es pergi ke arah mereka, mereka sangat marah sehingga mereka bahkan bisa muntah darah.

Bastos mencoba yang terbaik untuk menghentikan gunung mayat; dia tidak memiliki upaya ekstra untuk melawan. Nazario harus menghadapi badai dan tornado sendiri.

Corpse Qi Nazario mengembun dan menciptakan kera putih berbulu besar. Kera itu membenturkan dadanya terus-menerus, meraung dan melolong. Itu melompat ke tornado es langsung untuk menghancurkannya dan mencoba untuk menghancurkan tornado sebelum dapat mencapai Bastos dan Nazario.

Nazario menenangkan pikirannya dan bersiap untuk menyerang lagi. Tepat pada saat itu, matahari yang terik melesat dan menyerbu tornado es.

Kera putih terbakar, merokok, dan melengking.

Nazario terguncang keras. Meskipun kera putih itu bukan Harta Kehidupannya, kera itu diciptakan oleh energi dan kekuatannya Upanishad. Ketika kera terbakar, itu juga merupakan pukulan berat bagi jiwanya. Dia terluka tak lama setelah itu.

Tidak hanya itu, kerangka kecil itu telah mengambil kesempatan ketika Nazario dan Bastos terganggu untuk menyingkirkan cacing mayat Yin yang Misterius. Begitu banyak bintang berkelip di tubuhnya, yang berfungsi seperti titik akupunturnya. Cahaya bintang kemudian melonjak ke langit.

Bintang-bintang mulai berkelap-kelip di dalam lapisan kabut di atas Pulau Tengkorak. Sepertinya beberapa formasi telah diaktifkan. Dua naga tulang, yang dihaluskan, memiliki tulang mereka terhubung lagi secara ajaib. Mereka terbang sekali lagi.

Di berbagai sudut Pulau Tengkorak di mana banyak kerangka diam-diam menumpuk, mereka perlahan bangkit. Tingginya ratusan meter. Mereka hanya memiliki tulang tanpa mata. Namun, mereka bergerak cepat dan pergi ke medan perang.

Shi Yan bersembunyi di tempat rahasia. Dia melihat begitu banyak kerangka besar membawa pedang tulang dan melompat di Pulau Tengkorak dengan menggerutu.

Segera, sebuah kerangka, yang sepertinya adalah pemimpinnya, menginjak puluhan cacing mayat Yin yang Misterius dan menghancurkannya. Cairan mayat memercik dari cacing.

Kerangka besar itu membawa pedang putih, menyerbu ke arah Nazario dan menebasnya.

Desir!

Lampu pedang menyala seolah-olah itu bisa merobek langit. Begitu banyak titik cahaya yang dipancarkan dari tulang putih dan membanjiri Nazario.

Semakin banyak kerangka raksasa berkumpul. Sebagian dari mereka tinggal di dekat kerangka kecil dan yang lainnya maju ke Bastos.

Mei Ji tertegun. Dia santai sambil menonton kerangka raksasa mencoba dengan kuat dan intimidasi membuat Nazario dan Bastos pontang-panting.

Dia memandangi kerangka kecil itu dengan takjub. Dia tahu bahwa Pulau Tengkorak ini tidak biasa. Mungkin seluruh Pulau Tengkorak adalah senjata ilahi yang orang tuanya telah habiskan dengan banyak upaya untuk membuatnya berhadapan dengan musuh.

Saat dia sementara dipegang, dia tidak bisa mengaktifkan kekuatan pulau. Jadi, dia diganggu.

Dengan bantuan Shi Yan dan Mei Ji, kerangka itu telah menyingkirkannya dan mengaktifkan pertahanan misterius Pulau Tengkorak. Dia telah menciptakan banyak kerangka, yang telah mengubah situasi dengan cepat.

Kerangka itu mengayunkan pedang tulang, menyerang dan mengejar Bastos dan Nazario. Mereka tahu bahwa situasinya tidak berjalan baik bagi mereka. Mereka ingin meninggalkan tempat ini. Namun, ketika mereka terbang, mereka menemukan bahwa gravitasi telah meningkat hampir seribu kali. Mereka ditarik kembali ke tanah.

Mereka tidak mengolah kekuatan ruang Upanishad, sehingga mereka tidak bisa menggunakan energi ruang untuk berteleportasi seperti Shi Yan. Dengan penuh keragu-raguan, mereka harus tetap tinggal dan bertarung melawan kerangka besar di Pulau Tengkorak.

Setiap kali mereka mencoba yang terbaik untuk menghancurkan kerangka besar, kerangka kecil itu akan melakukan sesuatu yang mengguncang seluruh Pulau Tengkorak. Kemudian, kerangka yang hancur akan melanjutkan bingkainya dan terus menyerang Nazario dan Bastos dengan marah seperti naga lagi.

Hal-hal besar itu abadi. Tidak ada cara untuk membunuh mereka. Nazario dan yang lainnya putus asa ketika mereka menemukan ini.

Shi Yan bersembunyi. Dia tiba-tiba muncul kembali oleh Mei Ji, wajahnya tertegun.

Tengkorak kecil itu mengendarai naga tulang dan berputar-putar di atas kerangka besar. Dia mengayunkan tangannya dan berbicara bahasa kuno dari Klan Tulang Putih untuk memerintahkan kerangka: prajuritnya.

Shi Yan menyaksikan mereka dan terkejut. Dia benar-benar terkejut karena kerangka kecil dan Pulau Tengkorak ini.

“Bagaimana Anda bisa menyerap semua racun mayat?” Tiba-tiba, mata Mei Ji menatapnya. “Sejauh yang saya tahu, tidak ada banyak kekuatan Upanishad yang bisa menyerap racun mayat. Juga, saya tidak bisa menjelaskan mengapa Anda harus menggunakan metode itu untuk mendetoksifikasi saya? ”

Suara Mei Ji terangkat, wajahnya dingin dan jahat.

Shi Yan berbalik untuk menatapnya dan berkata dengan sengaja. “Aku hanya tahu cara menghisap racun itu.”

Hanya dia yang tahu alasan sebenarnya. Dia menggunakan metode itu untuk mendetoksifikasi dia untuk membalas dendam. Dia ingin mempermalukannya dengan cara yang tidak akan pernah dilupakannya.

Jika dia mau, dia bisa menggunakan metode yang lebih tepat, yang tidak akan terlalu mengganggu Mei Ji.

Namun, dia melakukannya dengan cara ini karena Mei Ji kejam dan dia telah mengejar untuk waktu yang lama. Dia serakah dan mengerikan. Dia ingin menggunakannya untuk mencapai Wilayah Leluhur Territory. Dia telah membuatnya marah. Jika dia tidak berguna, dia tidak akan ragu untuk menemukan kesempatan dan membunuhnya untuk menghilangkan bahaya sesudahnya.

> Baca Novel Selengkapnya di Novelku.id <<<