Genius Doctor: Black Belly Miss - Genius Doctor Black Belly Miss Chapter 2485

Bab 2485: Lautan Maut (1)

Penerjemah: Terjemahan Misty Cloud Editor: Terjemahan Misty Cloud

Perjalanan dari Alam Bawah ke Alam Atas sangat jauh, dan mereka harus melewati Alam Tengah.

Setelah pembantaian sembilan kuil, Alam Tengah menyambut masa damai. Sampai sekarang, Alam Atas tidak mengirim siapa pun untuk mengambil alih kekacauan yang mengerikan itu. Jun Wu Yao telah mengatur beberapa Rezim Malam dan Tentara Rui Lin yang menyertainya untuk tinggal di Dunia Tengah dan diam-diam mengamati apakah ada langkah-langkah sisi lain yang digunakan oleh Alam Atas.

Setelah melewati Alam Tengah, untuk mencapai Alam Atas, mereka harus melewati laut yang tampaknya tak berujung – Laut Kematian.

Lautan Kematian, itu adalah satu-satunya jalan menuju Alam Atas dari Alam Tengah. Itu adalah lautan yang tak berujung. Langit di atas lautan telah tertutup awan gelap selama bertahun-tahun. Lautan penuh dengan kekacauan dan sangat berbahaya. Orang-orang di Dunia Tengah tidak akan pernah berani mengambil Laut Kematian. Banyak nyawa dimakamkan di sini karena mereka tidak menyadari betapa berbahayanya perjalanan itu.

Orang-orang pernah berkata bahwa mereka yang melewati Lautan Kematian dan bertahan ke Alam Atas, hanya pengalaman bepergian melalui jalan ini, akan memberi mereka hak untuk berdiri di tanah Alam Atas.

Di lautan luas ini, di mana awan tebal dan benar-benar menghalangi langit sepanjang tahun, di mana angin kencang, guntur, dan kilat berbenturan. Dan betapapun kuatnya kamu, begitu kamu mencapai samudera, kamu akan seperti bebek, mengambang tanpa perlindungan atau dukungan. Ombak besar dan angin kencang merobek segalanya. Bahkan Spirit Jade Palace Lord yang berada di puncak kekuasaannya di Dunia Tengah tahun itu tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk memulai perjalanan melalui Laut Kematian.

Untuk memasuki Laut Kematian, Jun Wu Yao juga telah membuat persiapan yang cukup. Kapal itu dibangun hanya oleh Rezim Malam, dengan banyak cache tersembunyi. Lambung kapal sangat besar; kapasitas satu kapal cukup untuk menampung beberapa ribu orang. Lambung kapal juga dibangun dengan kayu bertulang yang tidak bisa dihancurkan. Kapal itu dipenuhi dengan persediaan air dan makanan yang cukup sepanjang perjalanan.

Jumlah Rezim Malam dan Tentara Hantu bertambah hingga hampir sepuluh ribu. Hanya kapal-kapal saja sudah berjumlah lebih dari seratus. Karenanya, dengan ukuran armada ini, ia menarik terlalu banyak perhatian. Oleh karena itu, Jun Wu Yao menginstruksikan kapal untuk pergi dalam batch. Setiap batch akan mengambil 5 rute yang berbeda, dan hanya 10 kapal yang akan melakukan perjalanan di setiap rute.

Kapal-kapal besar, saat memasuki lautan, malah tampak kecil. Ketika mereka secara bertahap menuju ke laut terbuka, tanah itu juga secara bertahap menghilang dari garis pandang semua orang. Melihat sekeliling, mereka dikelilingi oleh air yang luas dan tak ada habisnya. Di bawah awan gelap, sinar matahari yang menembus sangat lemah, dan membuat laut tampak berdebu dan gelap. Entah kenapa, ada perasaan tercekik di antara para pelancong.

Qiao Chu dan yang lainnya berdiri di haluan dan melihat Lautan Maut di depan mereka. Angin laut membawa kesejukan laut kepada mereka, meninggalkan rasa kesemutan di wajah mereka, dan akan meninggalkan sedikit rasa asin di sudut mulut mereka.

“Ini adalah Lautan Kematian? Saudara Wu Yao, berapa lama bagi kita untuk mencapai Alam Atas? ”Qiao Chu memiliki lengan yang diikatkan di tali layar, kaki yang bersandar pada pagar saat dia mengangkat kepalanya dan menyambut angin laut. Kebanggaan pria itu tampaknya dipicu oleh lautan luas ini.

Mereka telah menuju pantai Realm Atas selama lebih dari lima hari, dan lingkungan mereka hanyalah air. Mereka terus memandangi samudera yang indah, tak ada habisnya. Jika bukan karena kapal menidurkan, mereka bahkan tidak bisa merasakan kapal bergerak maju. Semuanya persis sama.

Jun Wu Yao berdiri di geladak saat angin laut mengacak-acak rambutnya yang panjang, dan lengannya biasanya menghalangi Jun Wu Xie, meskipun dia tahu bahwa angin laut ini tidak akan membahayakan Jun Wu Xie, tetapi tanpa sadar ingin melindungi dia.

“Masih pagi.” Jawab Jun Wu Xie sambil melihat ke arah laut.

Mereka baru saja memasuki Laut Maut ini.

–> Baca Novel di novelku.id <–