Evil Emperor’s Wild Consort - Chapter 516

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

“Saya mengerti.”

Gu Ruoyun tersenyum dengan tenang saat dia berbicara.

Dia tahu bahwa apa pun yang terjadi, Tuan Tianqi Yang Terhormat akan berada di sisinya. Kalau tidak, dia tidak akan secara pribadi menghabisi Shi Yun.

Dia telah melakukan itu sehingga dendamnya terhadap Kun Nan tidak akan terus tumbuh. Namun, sedikit yang dia tahu bahwa dia sudah menaruh dendam besar pada Kun Nan.

“Nona Gu, tidak banyak di antara pemuda yang pantas dikagumi saya. Kaulah satu-satunya. ”Penatua Jiu tersenyum,“ Meskipun saya setuju dengan Yang Mulia Sir Tianqi dan lebih suka Anda berurusan dengan orang-orang ini setelah Perang Iblis, saya tidak akan menghentikan Anda untuk melakukannya. Di masa depan, jika Anda punya waktu, Anda dapat datang dan mengunjungi saya di Pengadilan Neraka. Saya pasti akan memberi Anda perawatan terbaik. ”

Penatua Jiu mungkin tidak terlalu memikirkannya saat ini tetapi di masa depan, Gu Ruoyun memang perlu mengunjungi Pengadilan Neraka …

“Terima kasih banyak, Penatua Jiu.” Kata Gu Ruoyun sebelum perlahan mengalihkan pandangannya ke arah wajah tampan Zixie. “Zixie, lakukan itu. Saya ingin setiap anggota Alam Abadi yang telah menunjukkan wajah mereka di sini dibantai. ”

Zixie melengkungkan bibirnya menjadi senyuman. Mata ungunya sedikit menyipit ketika dia melihat orang-orang yang berkumpul di depannya.

Tanpa peringatan, api ungu yang tak terhingga naik dari kakinya dan menghambur ke sekelilingnya. Itu membakar gurun dari tanah dan menyelimuti kerumunan di dalam tungku api. Kemudian, suara setan pria itu berdering keras.

“Api pemusnahan dapat membakar hampir semua hal dan sulit untuk dipadamkan. Saya akan membiarkan Anda semua menikmati rasanya di sini, sekarang juga. ”

Mereka ketakutan dari pikiran mereka …

Setelah dia berbicara, dia dengan lembut berbalik dan menatap dengan hati sakit pada gadis berpakaian hijau yang bermandikan darah.

“Gadis kecil, setiap kali aku muncul, kau selalu dipenuhi bekas luka baru. Kapan kamu akan menjaga dirimu sendiri? ”

Gu Ruoyun tetap diam dan dengan lembut mengepalkan tinjunya saat dia menghela nafas.

Setelah semua yang telah dikatakan dan dilakukan, kekuatan saya masih belum cukup kuat.

Jika aku cukup kuat, aku tidak akan diremukkan begitu buruk oleh Martial Honours itu.

“Uhuk uhuk.”

Tiba-tiba, Qianbei Ye mulai batuk dan memuntahkan seteguk darah. Pemandangan itu mengejutkan Gu Ruoyun dan dia buru-buru bergegas untuk mendukungnya.

“Xiao Ye, kamu baik-baik saja?” Dia bertanya dengan cemas.

Qianbei Ye menggelengkan kepalanya dan menatap wajahnya yang cantik dan lembut seolah-olah dia tidak pernah bisa berhenti melihatnya.

“Xiao Ye !!!”

Hati Gu Ruoyun menegang. Dia tidak tahu mengapa, tetapi dia merasakan rasa ketidaknyamanan yang kuat mengambil alih hatinya. Itu menyebabkan dia mengencangkan cengkeramannya ke tangan Qianbei Ye sampai mulai bergetar.

“Xiao Yun …” Qianbei Ye tersenyum dan tampak sangat luar biasa. Itu adalah senyuman yang bisa membuat semua makhluk hidup menjadi gila, “Aku mungkin perlu meninggalkanmu sebentar.”

“Meninggalkan? Mengapa?”

Gu Ruoyun tercengang dan dia tidak dapat menguraikan situasi.

“Karena…”

Dia hendak menjelaskan dirinya sendiri tetapi kekuatan yang kuat mulai berbenturan di dalam tubuhnya, menyebabkan alisnya berkerut kesakitan. Wajahnya yang sudah pucat sekarang benar-benar kehabisan warna. Sedikit darah di sudut bibirnya benar-benar memilukan.

“Xiao Ye !!!”

Suara Gu Ruoyun bergetar.

Kemudian, sebelum suara tangisnya memudar, pria itu perlahan-lahan pingsan. Dia tidak mau menutup matanya yang berwarna merah darah dan tampak seperti telah jatuh tertidur lelap.

“Zixie, apa yang terjadi pada Xiao Ye?”

Gu Ruoyun dicekam kecemasan dan matanya dipenuhi kekhawatiran.

“Gadis kecil,” Zixie melirik Qianbei Ye saat tatapan rumit melintas di matanya, “Tubuhnya memegang kekuatan yang kuat yang tersegel di dalamnya. Sebagai amnesia, ia tidak dapat mengendalikannya. Sebelumnya, dia berasumsi bahwa kamu mati dalam kemarahannya, dia melepaskan kekuatan itu. Namun, karena dia tidak dapat mengendalikannya, kekuatan itu sekarang menjadi serangan balasan terhadapnya ”