Evil Emperor’s Wild Consort - Chapter 252

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Imperial Concubine Hati Lin sangat gembira, tawanya semakin keras, mengisi aula Istana Soaring Phoenix.

Bagaimana seharusnya kita mengatakan ini? Terlalu banyak kesenangan dapat dengan mudah membawa kesedihan yang hebat, dan inilah yang terjadi pada Imperial Concubine Lin.

Tepat sebelum tawanya mereda, raungan nyaring terdengar dari cakrawala yang jauh, membuatnya ketakutan sampai bahkan jiwanya gemetar ketakutan. Bahkan sebelum dia bisa bereaksi, sesosok besar seputih salju menabrak dinding kuat dari Istana Phoenix yang menjulang tinggi, cakar serigalanya melayang di wajahnya sebelum dia bahkan bisa menyeka seringai dari wajahnya, dengan keras menamparnya di ruangan.

Pa!

Tubuh Imperial Concubine Lin menabrak dinding, dia tentu saja tidak memiliki kekuatan sebanyak Baobao untuk menabrak dinding tetapi berkat kekuatan besar yang datang dari tamparan Baobao, dia benar-benar membuat penyok dengan tubuh halusnya yang tertanam di dalamnya, memukul seluruh tubuhnya.

“Selir kekaisaran!”

Para penjaga pucat karena kaget, siap berlari maju dan membantu wanita itu. Pada saat itu, tatapan menakutkan jatuh pada mereka.

“Grr!”

Baobao menggeram pelan, maju ke depan, menakuti semua orang tanpa perasaan. Tidak ada yang peduli tentang Imperial Concubine Lin lagi dan segera berlari untuk hidup mereka lebih cepat daripada kilat.

Wajah sang Ratu benar-benar kosong, masih linglung dari semua yang telah terjadi …

Namun, Baobao terlalu malas untuk mengejar mereka. Lagipula, dagingnya kotor dan bau, tidak enak sama sekali.

Itu melangkah maju, dengan bangga berjalan menuju Imperial Concubine Lin sebelum menggigit pahanya dan menyeretnya bersamanya. Setelah sedikit pertimbangan, Baobao menoleh ke arah Permaisuri dan menggeram pelan, seolah mengisyaratkan untuk mengikutinya …

Meskipun kepala Permaisuri masih pusing karena kaget, akhirnya dia tetap mengikuti Baobao. Dia tidak tahu mengapa, tetapi Dia merasa bahwa binatang rohani tidak akan pernah menyakitinya.

…

Pang Ran bisa segera melihat Pang Zihuang berbaring di kamar tidur kekaisaran. Dia buru-buru melemparkan dirinya ke arahnya. Secara kebetulan, Pang Zihuang perlahan-lahan terbangun dari tidurnya. Saat membuka mata-Nya, Dia samar-samar bisa melihat sosok buram bergegas ke arahnya – ekspresinya berubah dengan cepat saat melihatnya.

Dia tidak lupa bahwa dia baru saja bertemu dengan Selir Lin, dan wanita itu telah mencoba meracuni-Nya sampai mati.

Mungkinkah racun itu tidak berfungsi, dan sama sekali tidak membunuh Kami?

Pang Zihuang kemudian mengangkat kakinya menjadi sebuah tendangan, mengirim sosok yang bergegas ke arahnya terbang dan berteriak keras, “Penjaga! Tangkap pembunuh ini! ”

Pang Ran, yang tidak tahu apa yang sedang terjadi, akhirnya jatuh pantat-pertama ke kaktus. Dia berteriak kesakitan seperti babi yang disembelih, matanya dipenuhi dengan kebencian.

Apa yang saya lakukan kali ini? Tiba-tiba menerima tendangan yang begitu keras, apa yang bisa saya lakukan dalam kehidupan saya di masa lalu yang begitu buruk sehingga saya harus menerima hukuman yang begitu keras? Sungguh sebuah tragedi!

“Di mana pembunuh bayaran itu?”

Jenderal, yang tiba sedikit lebih lambat dari Pang Ran, pada awalnya sangat senang mendengar suara Pang Zihuang dari luar kamar tidur Kekaisaran, tetapi setelah mendengar kata-katanya sedikit lebih jelas kemudian dipenuhi dengan amarah. Dia segera bergegas dengan tentaranya, “Yang Mulia Kaisar, hambamu yang rendah hati datang terlambat untuk membantu Anda! Di mana pembunuh bayaran ini? ”

Meskipun Lin Yu telah ditegur, dia tentu tidak menyangka dia akan memiliki lebih banyak kaki tangan yang pergi sejauh untuk merusak Yang Mulia Kaisar tepat di depan matanya.

Keberanian seperti itu!

Namun, begitu dia memasuki aula istana, dia terkejut.

Apa yang dia lihat?

Pang Zihuang tampak marah dan siap untuk membunuh, dan orang yang dihadapinya adalah putra dan pangeran yang paling berharga, duduk di lantai dan menutupi pantatnya dengan sedih, dan seorang wanita muda yang murni, jujur, dan lembut berdiri di satu sisi ruangan, dengan sudut bibirnya miring ke atas, seringai kedua tangan di dadanya. Tidak sulit untuk mengatakan bahwa wajahnya yang halus dan cantik tampak seperti sedang menikmati lelucon yang bagus.