Evil Emperor’s Wild Consort - Chapter 1168

Bab 1168: Seseorang yang tidak mau disepelekan (2)

Penerjemah: EndlessFantasy Translation Editor: EndlessFantasy Translation

Batuk!

Pria berjubah hijau mundur ketika dia meludahkan seteguk darah. Ekspresinya sangat pucat, dan matanya yang tajam tertuju pada Gu Ruoyun seperti sepasang belati.

Suara mendesing!

Suara mendesing! Suara mendesing! Suara mendesing!

Pada saat itu juga, banyak gelombang energi pedang melesat ke arahnya dan menyegel seluruh tubuhnya dari segala arah, tidak meninggalkan peluang baginya untuk melarikan diri. Kemudian, seolah-olah bilah telah memotong kulitnya karena seluruh tubuhnya diwarnai dengan warna merah darah.

“Gadis sialan! Kali ini, kaulah yang jahat! ”Pria berpakaian hijau menggertakkan giginya sementara tatapannya terpaku pada Gu Ruoyun. “Aku akan membuatmu mengerti kehebatan keluarga Lin saat kita bertemu berikutnya! Sedang pergi!”

Saat dia berbicara, dia melambaikan tangannya dengan tujuan memimpin anggota keluarga Lin yang masih hidup menjauh dari tempat ini.

Kemudian lagi … Mengapa Gu Ruoyun memberinya kesempatan itu?

Sama seperti pria berbaju hijau itu berbalik, gelombang energi pedang yang tak terhitung jumlahnya menimpanya dari belakang, dan sebelum mereka yang mengikuti dari belakangnya bisa bereaksi, mereka jatuh ke genangan darah.

Pada akhirnya, dia adalah satu-satunya yang tersisa di bagian bawah gunung.

Batuk!

Ketika pria berbaju hijau melihat ini, dia bahkan tidak punya waktu untuk berbicara. Kakinya bergegas ke langit, dan dia menuju ke belakang dengan kecepatan kilat saat dia berusaha melarikan diri untuk hidupnya.

“Apakah kamu mencoba untuk melarikan diri?”

Suara jernih dan dingin terdengar keras, dan pada saat pria berpakaian hijau itu kembali sadar, sesosok sudah muncul di langit di depannya.

Wanita yang mengenakan jubah hijau itu memiliki wajah yang tenang namun acuh tak acuh. Dia menatapnya dengan tatapan yang jelas dan dingin yang sepertinya menembus hatinya, membuatnya gemetar melalui keseluruhan keberadaannya.

“Apa yang kau inginkan?” Pria berbaju hijau itu tidak pernah menyangka wanita yang sama sekali tidak mengancamnya beberapa saat yang lalu, akan memiliki kekuatan yang hebat! Terutama pedang patah di tangannya, untuk benar-benar dapat memancarkan energi yang kuat seperti itu.

Gu Ruoyun melirik pria berpakaian hijau dengan acuh tak acuh. “Karena kamu di sini, tidak perlu meninggalkanmu sekarang.”

Suara mendesing!

Kobaran angin dari pedang menembus langit, dan lelaki itu tidak siap. Dia dengan cepat mengangkat gagang pedangnya dalam upaya untuk melawan serangan dari pedang yang patah. Namun, ayunan dari pedang itu langsung menembus gagang pedangnya dan mendarat di dadanya.

Batuk!

Pria berjubah hijau memuntahkan seteguk darah saat pahanya mendarat dengan keras ke tanah. Ekspresinya sangat pucat, dan dia memelototi Gu Ruoyun.

“Gadis sialan, manusia harus belajar di mana harus menarik garis dan kita akan memiliki reuni yang lebih damai ketika kita bertemu lagi. Anda lebih baik berhenti saat Anda berada di depan! Jangan berlebihan, atau cepat atau lambat Anda akan menyesal! ”

“Maafkan aku.” Gu Ruoyun mengangkat bahu dan terkekeh pelan saat dia berbalik ke arah pria berpakaian hijau. “Aku tidak berencana bertemu denganmu lagi di masa depan. Jadi secara alami, saya tidak perlu mengampuni Anda. Anda pernah menanyakan nama saya. Aku bisa memberitahumu sekarang. Namaku, adalah Gu Ruoyun! ”

Gu Ruoyun!

Mengaum!

Seperti sambaran petir di hari yang cerah, lelaki berbaju hijau itu sangat terkejut hingga ia linglung. Saat dia gemetar, matanya membelalak keheranan saat dia menatap tak percaya pada wanita berwarna hijau di depannya yang memegang pedang patah tinggi ke langit. Tubuhnya mulai bergetar.

Gu Ruoyun!

Dia adalah Gu Ruoyun! Putri Grand Lord Hong Lian, dan orang yang diperintahkan Tuan untuk ditangkap!

Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan bertemu dengan Gu Ruoyun di sini. Tidak heran keajaiban ini tidak mengindahkan keluarga Lin.

Batuk!

Sama seperti lelaki berbaju hijau itu merasa seolah jantungnya ditabrak oleh sepuluh ribu kuda, seperti pedang patah di tangan wanita itu menimpanya. Embusan angin dari tebasan ke bawah mengiris pria itu di pinggang hijau menjadi dua tanpa sedikit pun belas kasihan. Darah segar berceceran ke luar dan menodai seluruh kaki gunung dengan warna merah.