Evil Emperor’s Wild Consort - Chapter 1075

Bab 1075: Zixie’s Homecoming (4)

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

Saat seluruh wajah Gu Ruoyun dipenuhi dengan keheranan, kilatan jubah merah muncul di gambar.

Kilatan jubah merah itu sangat akrab dan membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Namun, sama seperti Gu Ruoyun ingin terus menonton adegan itu, gambar itu tiba-tiba menghilang …

Seluruh gua sekarang senyap seperti sebelumnya.

Gu Ruoyun terdiam saat matanya memindai seluruh gua sebelum mendarat di atas kompor di tengah-tengah gua.

“Jadi Sembilan Kaisar telah lahir di sini. Tidak heran itu membawaku ke tempat ini. Namun, saya sangat ingin tahu siapa orang itu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan harta seperti Senjata Ilahi. ”

Hal yang paling menarik baginya adalah kilasan jubah merah yang telah memasuki gambar pada akhirnya.

Sayangnya, gambar itu hilang terlalu cepat baginya untuk mengidentifikasi orang berjubah merah yang telah memasuki gua.

“Zixie, tampaknya bagian bawah lubang lava ini adalah tempat kelahiran Sembilan Kaisar. Tidak ada lagi di sini. Ayo pergi, ini saatnya kita meninggalkan tempat ini juga. ”Gu Ruoyun perlahan-lahan melengkungkan sudut bibirnya saat niat membunuh muncul di matanya.

“Kita sekarang akan menuju ke Main City. Saya tidak akan membiarkan siapa pun menggunakan nama Red Lotus Territory untuk menipu orang lain. ”

Zixie tersenyum. “Kita bisa meninggalkan tempat ini melalui gua ini. Gadis kecil, ada alasan di balik pengakuan Sembilan Kaisar atasmu sebagai tuannya. ”

Alasan?

Gu Ruoyun kaget. Mungkinkah wanita yang telah memalsukan Sembilan Kaisar adalah seseorang yang akrab bagiku?

Atau apakah kita berhubungan darah? Apakah itu sebabnya Sembilan Kaisar telah memilihku?

Gu Ruoyun tidak bisa menahan tawa pada pemikiran itu. Dia kemudian menggelengkan kepalanya. Dia pasti merasa bahwa dia belum pernah bertemu wanita itu sebelumnya! Adapun alasan Sembilan Kaisar untuk memilihnya, mungkin dia berbagi beberapa kesamaan dengan wanita itu …

“Zixie, aku tahu kamu tidak mau menjelaskan semuanya kepadaku. Namun, saya percaya bahwa saya akan menemukan jawabannya sendiri suatu hari nanti. ”

Dia tidak suka membombardir orang lain dengan pertanyaan. Karena Zixie tidak mau menjelaskan, dia juga tidak akan memaksanya.

Dia kemudian berjalan lebih jauh ke ceruk yang dalam dari gua …

…

Desa Angin Musim Gugur.

Di sebuah gua gunung di belakang desa, seekor naga yang menyala melayang-layang di lingkaran, menyerap kekuatan spiritual dari udara.

Naga berapi ini tidak dapat dibandingkan dengan yang ada di lava karena tubuhnya hanya setengah ukuran tubuh naga api dari lubang lava! Yang paling penting, naga menyala ini hanya tubuh spiritual dan jiwanya setipis kertas seolah-olah bisa berubah menjadi abu dan menyebar ke udara setiap saat.

“Sialan, bagaimana mungkin aku bisa begitu sial? Saya hanya ingin menemukan tubuh fisik untuk membawa saya pergi dari tempat ini namun saya akhirnya menabrak Dewa Tulah yang telah menghabiskan hampir semua jiwa saya! Saya tidak tahu berapa tahun yang dibutuhkan sebelum saya bisa mengkultivasi diri kembali ke keadaan semula. ”

Naga menyala itu tampak dipenuhi dengan kesedihan. Kemungkinan kesalahan terbesar dalam hidupnya adalah karena dia menyukai tubuh fisik Dewa Tulah. Pada akhirnya, dia hampir kehilangan jiwanya sendiri.

Jika tubuh Dewa Tulah itu tidak merasa kenyang ketika dia menelan jiwanya, dia percaya bahwa orang itu akan dengan bersih menghabiskan seluruh jiwanya seperti memakan semangkuk nasi.

“Lupakan saja, kurasa lebih aman bagiku untuk tinggal di gua ini selama sisa hidupku. Manusia terlalu menakutkan! Mereka bahkan lebih menakutkan daripada iblis! Saya tidak ingin bertemu dengan Dewa Tulah selama sisa hidup saya! ”

Semakin banyak naga yang menyala-nyala memikirkannya, semakin rasanya dia membuat keputusan yang tepat. Kehilangan kebebasannya lebih baik daripada jiwanya tersebar di seluruh dunia. Baginya, tidak ada yang lebih aman daripada berada di dalam gua.

Saat dia memikirkannya, naga yang menyala itu mulai merasa lebih bahagia. Saat dia akan terus memulihkan jiwanya, dia tiba-tiba melihat dua orang berjalan keluar dari gua gunung di belakangnya …