Cthulhu Gonfalon - Chapter 122

Bab 122: Bab 122

Penerjemah: Sigma Editor: Sigma

Kali ini, Sui Xiong benar-benar menjadi gila.

Dia meraung, meskipun dia tidak tahu apa artinya raungan ini. Setiap kali dia meraung, dia menghantam Dewi Samudra dengan semua kekuatan yang dimilikinya, atau bahkan lebih. Tubuh Sui Xiong yang kuat dan kuat tidak bisa menahan kekuatan seperti itu, dan dia segera mendapat banyak celah kecil.

Dewi Laut tidak pernah menyangka Sui Xiong tiba-tiba bisa menjadi sangat gila. Kegilaan ini benar-benar berbeda dari yang ditunjukkan Sui Xiong sebelumnya. Sekarang dia menunjukkan semacam neurotisme. Sui Xiong telah kehilangan setiap alasannya. Dia murni marah dan melepaskan amarahnya.

Dia bisa mengatakan bahwa Dewa ubur-ubur besar berada di ambang kegilaan, dan bahwa mungkin segera, akan ada satu lagi demogorgon gila yang sama seperti semua pendahulunya. Seseorang yang menghancurkan seluruh dunia dan membunuh setiap makhluk hidup adalah tujuan utama mereka. Mereka tidak disukai oleh kedua jenis Dewa dan Dewa jahat. Dewi Samudera tidak peduli tentang apa yang akan berubah menjadi Sui Xiong, tetapi dia tidak akan pernah mau menjadi musuh yang dibenci oleh seorang demogorgon.

Demogorgon itu tidak perlu alasan untuk membunuh, tetapi begitu dia menaruh dendam terhadapmu, itu akan mempertaruhkan segalanya untuk melacakmu dan membuat masalah. Keberadaan demogorgon bergantung pada kehancuran, tetapi keberadaan itu sendiri tidak akan pernah bisa dihancurkan. Bahkan jika demogorgon disegel dengan erat, entah bagaimana ia akan berhasil melarikan diri.

Selama berabad-abad, ada aturan bahwa dengan setiap kelahiran demogorgon, datanglah kematian orang yang pernah membuatnya marah atau bahkan membuatnya gila. Dewi Lautan merasa bahwa dia juga akan cocok dengan aturan ini. Karena itu, dia tidak akan membiarkan Dewa ubur-ubur besar menjadi gila!

Dia tidak mau mengakui bahwa dia merasa takut pada saat ini, tetapi dia takut dengan keteguhan hati Sui Xiong. Menyaksikan Sui Xiong berteriak dengan marah dan memukul musuhnya dengan amarah dan kacau, dia memang takut.

Sang Dewi Lautan bahkan bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya: tubuh ubur-ubur besar tiba-tiba akan runtuh, dan kemudian kekuatan yang bisa menyebabkan dunia kehancuran akan membuat lubang di tengah tubuh ubur-ubur. Segera setelah lubang itu dibuat, energi kehancuran akan terus mengalir keluar, dan mengubah ubur-ubur menjadi keberadaan yang mustahil untuk dibayangkan. Energi ini akan mencemari dunia di sekitar mereka.

Sekarang, ubur-ubur belum sepenuhnya berubah menjadi demogorgon. Tapi itu pasti akan menjadi lebih gila karena kesengsaraan dan kemarahan di dalam hatinya. Tetap saja, ia akan menyimpan sedikit pun alasan di benaknya, dan dengan bantuan sedikit pun alasan itu, ia akan pergi untuk menemukan musuhnya. Karena energi kehancuran, jutaan dunia semuanya transparan terhadapnya, dan tidak berdaya di hadapannya. Dengan demikian, itu bisa pergi secara bebas dan langsung ke Kerajaan Suci musuhnya, dan kemudian …

Lalu apa?! Tidak ada saat itu!

Ketika waktu itu tiba, Dewi Samudera akan mati, dan Kerajaan sucinya juga akan dihancurkan, dan mustahil baginya untuk dilahirkan kembali. Jadi untuk apa yang akan terjadi selanjutnya, itu tidak ada hubungannya dengan dia!

“Sh * t! Siapa di bumi yang membuat dia marah? ”Dia bergumam sambil berjuang untuk menahan serangan Sui Xiong yang semakin intensif.

Pada saat ini, dia mendapat pesan dari sekutunya, Dewa Badai, yang berencana membangun departemen bencana alam yang ilahi.

“Kamu benar-benar datang dengan ide yang fantastis!” Katanya sebagai tanggapan.

“Ya, aku juga berpikir begitu. Tetap saja, pengikut Anda telah melakukan pekerjaan dengan baik. Saat ini kita hanya perlu menyingkirkan hambatan ini. Lalu kita bisa langsung mengejar orang-orang itu, ”kata Dewa Badai dengan gembira. “Adapun Dewa Keadilan, selama kita tidak membunuh orang-orang itu sendiri, dia tidak mungkin melindungi mereka dari pembunuhan. Dan dialah yang telah membuat aturan seperti itu. ”

Sementara itu, Sui Xiong mulai mengayunkan semua tentakelnya dan menyerang elemen air besar. Di sisi fisik, serangan ini hanya mengenai bagian tubuh elemen air. Karena ada air di mana-mana, elemen air dapat memulihkan tubuhnya hanya dengan menyerap air dari sekitarnya. Namun di sisi mental, serangan ini ditanamkan dengan kekuatan ilahi. Itu menyakitkan Dewi Samudra, terutama ketika hubungan antara inkarnasi ini dan tubuh aslinya sangat dekat. Dengan demikian, tubuh aslinya juga merasakan sakit yang luar biasa. Dia hampir pingsan.

Namun, Dewa tidak pernah bisa pingsan.

Setelah melakukan serangan berat, Sui Xiong sendiri juga terluka parah; bahkan tentakel yang pertama kali menabrak musuh telah rusak. Tapi Sui Xiong dalam keadaan bugar dan tidak bisa merasakan sakit atau perasaan lain; atau lebih tepatnya, dia benar-benar bisa merasakan rasa sakit, tetapi rasa sakit itu hanya akan membuatnya lebih gila. Baginya, rasa sakit itu bahkan bisa membuatnya merasa lebih baik.

Ray sudah mati. Dia meninggal saat melakukan perintah Sui Xiong. Sebenarnya, pada waktu itu, Sui Xiong hanya dengan santai memberi perintah agar Ray harus membantu menghentikan ras laut agar tidak mengganggu tanah, dan membuat para pengungsi pergi dengan selamat.

Dia benar-benar mengatakannya dengan santai, tanpa berpikir. Ray menganggapnya serius. Dia terus bertarung dengan perlombaan laut, dan tidak mundur bahkan jika hanya ada satu dari dia yang tersisa di medan perang. Dan dia tidak merasa bangga setelah membunuh banyak musuh; dia berjuang keras sampai menit terakhir.

Dia bahkan datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada saya, dan merasa bersalah karena dia gagal melakukan pesanan saya.

Memikirkan ini, Sui Xiong sekali lagi mulai dengan gila-gilaan menyerang Dewi Samudra, tentakelnya pecah satu per satu. Karena sejumlah besar energi yang dimiliki masing-masing tentakel di dalam, tentakel yang patah jatuh berkeping-keping dan lenyap alih-alih hanyut oleh air.

Bisakah dia merasakan sakitnya? Tentu saja dia bisa. Tapi Sui Xiong adalah manik, dan rasa sakit menenangkannya.

Meskipun Ray terluka parah, dan ada banyak lubang dan tombak di tubuhnya, dia masih khawatir tentang keselamatan para pengungsi dan perintah yang kuberikan padanya sampai menit terakhir …

“Aduh !!!”

Ubur-ubur besar memberi lolongan gila lain, dan energi yang sangat kuat mulai menyebar ke daerah sekitarnya langsung. Puluhan mil air laut membeku, dan sebelum membeku sepenuhnya tiba-tiba meledak karena energi, dan jatuh berkeping-keping. Itu menjadi salju yang jatuh. Air laut berbenturan dengan dirinya sendiri dan menciptakan suara yang keras seperti tanah longsor atau tsunami.

Dengan suara bergema, bukan hanya inkarnasi dari Dewi Samudra, elemen air, sangat hancur, tetapi Haimu Sarah dan Tim Saar yang menggigil terluka parah. Sui Xiong tidak peduli jika dia melukai rekan-rekannya sendiri, dan setiap serangan menyebabkan ledakan besar dalam skala besar. Seolah-olah dia bermaksud membuat lubang dari Lempeng Utama, sebuah lubang yang menuju ke dunia bawah, sehingga dia bisa mencoba mendapatkan jiwa Ray kembali.

“Halo, saya pikir ada sesuatu yang salah di pihak Anda,” kata Dewa Badai. Dia tidak mendapat jawaban dari sekutunya, jadi dia membuat beberapa pengamatan dan terkejut melihat perilaku Sui Xiong. Dia segera mengirim pesan kepada Dewi Samudra, mengatakan, “Apa yang terjadi? Kau bilang musuhmu pria yang mudah dihadapi. Kenapa kamu malah ditabrak olehnya? Apakah saya melihat ilusi? ”

“F * ck ilusi!” Dewi Samudra akhirnya berhasil menenangkan diri dan mengutuk. “Bajingan itu sudah gila! Dia akan menjadi demogorgon! ”

“Apa ?!” Dewa Badai juga seseorang yang telah banyak melihat dan melakukan banyak hal, tetapi begitu dia mendengar kata itu, dia begitu ketakutan sehingga bahkan tubuh aslinya yang berada di Kerajaan Suci sendiri menggigil. “Demogorgon ?! Siapa yang membuatnya gila? ”

Dewa Badai tahu betul betapa berbahayanya demogorgon, jadi dia segera mengajukan pertanyaan kunci. Semua orang tahu bahwa ketika demogorgon lahir, ia pasti akan membunuh setidaknya satu dari musuhnya. “Siapa yang membuatnya gila?” Adalah pertanyaan kunci.

“Siapa yang mengira musuhnya adalah?” Kata Dewi Lautan. “Baik kamu atau aku.”

Mendengar ini, Dewa Badai mulai menggigil dan bertanya: “Kamu atau aku ?! Yang mana dari kita? ”

“Jika kamu benar-benar ingin tahu, tanyakan padanya! Dia ada di sini! ”

Dewa Badai tidak bodoh; dia tahu dia akan dibunuh di tempat jika dia pergi untuk bertanya pada Sui Xiong! Meskipun dia tidak yakin siapa musuhnya sebenarnya, dia berpikir bahwa ada kemungkinan yang lebih besar bahwa Dewi Samudra adalah musuh Sui Xiong. Tetapi jika dia pergi untuk meminta Sui Xiong, dia mungkin menjadi musuh Sui Xiong!

Sekutu? Kerja sama? Siapa yang akan peduli dengan hal-hal semacam ini sekarang! Semua orang tahu bahwa seseorang harus selalu mengutamakan kepentingannya sendiri, dan seorang Dewa harus mengetahui hal ini juga!

Jika mereka berdua adalah Dewa yang baik, mereka mungkin akan saling membantu; atau jika mereka adalah Dewa yang disiplin, mereka akan mematuhi perjanjian yang mereka buat bersama. Meskipun keduanya adalah Dewa jahat, di bawah momen kritis ini, mereka bersikap baik satu sama lain; dan meskipun mereka tidak berusaha saling menyakiti, tidak mungkin bagi mereka untuk saling membantu!

Sementara itu, Sui Xiong semakin gila dan semakin gila, dan serangannya semakin kuat dan kuat, sehingga Dewi Samudra merasa lebih sulit untuk menahan serangan Sui Xiong. Kemudian dia berpikir sejenak, dan langsung memutuskan hubungan antara tubuh aslinya dan inkarnasinya, bahkan dia tahu bahwa melakukan itu akan menyebabkan kerusakan pada dirinya sendiri.

Hasilnya seperti seorang pria yang memotong salah satu lengannya. Rasa sakitnya begitu kuat sehingga Dewi Samudra berguling-guling di tanah. Namun, seperti kata pepatah: lebih baik sedikit kehilangan daripada kesedihan yang panjang. Lebih baik memotong lengan daripada memotong sepotong daging sekaligus oleh orang lain. Selain itu, tidak peduli ke arah mana dia memilih, dia pasti akan kehilangan inkarnasinya.

Dewi Lautan memutuskan hubungan dan kemudian melarikan diri kembali ke Kerajaan Suci, meninggalkan elemen air di belakang untuk dihantam oleh Sui Xiong. Inkarnasi sudah menjadi terlalu lemah untuk menahan serangan Sui Xiong, dan tanpa energi yang terus-menerus diangkut dari tubuh asli, itu segera runtuh. Sui Xiong memukulnya untuk terakhir kalinya, dan segera menjadi air.

Sui Xiong terpana, dan tidak tahu mengapa lawannya, yang sangat kuat beberapa menit yang lalu, tiba-tiba menjadi bagian dari omong kosong yang tidak memiliki efektivitas tempur sama sekali. Lalu tiba-tiba dia menyadari apa yang terjadi, dan masuk ke air. Dia menyerap tubuh elemen air yang hancur ke dalam perutnya, mendapatkan kekuatan besar. Kemudian tubuhnya yang besar menjadi lebih besar. Dia tampak seperti bola air besar yang dengan tentakel yang tak terhitung jumlahnya; itu hampir lucu. Tapi wajah bola air itu sangat menakutkan; tidak ada yang berani bercanda tentang hal itu.

Sui Xiong berhasil mengalahkan inkarnasi tiran perempuan laut! Dia bahkan membuat Dewi Samudra meninggalkan inkarnasinya dan melarikan diri!

“Rasanya benar-benar enak,” Sui Xiong tertawa. Lalu dia berbalik ke Haimu Sarah dan Tim Saar, yang masih saling bertarung. Dia melambaikan salah satu tentakelnya yang selebar bukit, dan menghantam inti ilahi dari Tim Saar. Inti hancur.

“Haimu Sarah, jangan buang waktumu. Makan dia dan kamu akan segera pulih! ”Katanya dengan dingin. “Aku punya sesuatu yang harus dilakukan dan tidak punya waktu untuk menjagamu. Hati-hati!”

“Kamu … juga,” kata Haimu Saar. Dia sedikit canggung, tetapi bisa merasakan niat sangat kuat Sui Xiong untuk membunuh.

Sui Xiong mengangguk dan mengamati sekeliling, menemukan Dewa Badai yang tercengang yang berdiri di atas awan.

“Bagus, masih ada satu yang belum melarikan diri! Ray … jangan khawatir, aku akan membunuh mereka semua! ”

Dia mengacungkan tentakelnya.